Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Medical Check Up RS Karina
Medika ini berhasil disusun.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RS Karina
Medika yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan panduan
ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Karina Medika yang
telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di
RS Karina Medika yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses
penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi panduan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Medical Check Up Rumah Sakit Karina Medika
Purwakarta, meliputi:
1. Pendaftraran
2. Unit laboratorium
3. Unit radiologi
4. Unit rekam medis
5. Kasir
D. Batasan Operasional
Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan Unit Medical Check Up.
1. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.
2. Rumah sakit Tipe D adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
3. Unit Medical Check Up adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan pencegahan, konseling dan pengobatan terhadap
pasien sesuai dengan jam pelayanan medical check up dimana dalam
pelayanannya terkait dengan kegiatan penunjang lain seperti laboratorium,
radiologi dan farmasi.
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Karina Medika.
sesuai dengan:
1. Undang-undang Republik Indoinesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang
Penyelemggaraan Bidang Perumasakitan
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Trasmigrasi Nomor PER.02/MEN/1980
Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
5. Keputusan Meteri Kesehatan RI Nomor 828/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Kesehatan di Kabuaten/ Kota
6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karina Medika Nomor: 049/Sk-Dir/
Rsukm/Ix/2022 Tentang Penunjukkan Petugas Medical Check Up (Mcu) Di
Lingkunganrumah Sakit Umum Karina Medika
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Medical Check Up perlu menyediakan sumber daya manusia
yang kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan
perkembangan teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal,
efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan,
mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk
menunjang pelayanan Rawat Jalan di unit Medical Check Up, maka dibutuhkan
tenaga dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan perawat yang mempunyai
pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
Nama Pendidikan Sertifikat Jumlah Tenaga Keterangan
Jabatan Kebutuhan Yang Ada
Koordinator Dokter Sertifikat 1 1 Cukup
MCU Hiperkes
Umum
A. Standar Fasilitas
No Nama Ruangan Fungsi Ruangan Luas Ruangan Kebutuhan fasilitas
1. R.Tunggu Ruang dimana keluarga TV, meja, kursi
atau pengantar pasien
menunggu , dengan jumlah
kursi sesuai dengan
aktivitas pelayanan
2. R. VIP Ruang dimana pasien VIP TV, sofa, dispenser,
menunggu wastafel, meja tamu
3. R.Nurse Station Ruang untuk melakukan Sesuai Meja, kursi,
perencanaan, kebutuhan telepon/intercom,
pengorganisasian dan komputer,
pelayanan keperawatan, tensimeter,
pengaturan alur dan stetoskop,
evaluasi pasien. timbangan,
pengukur tinggi
badan, wastafel,
printer dll.
A. PENGERTIAN
Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan/seni yang disertai dengan sebuah
proses mengenai penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta penghapusan
terhadap barang-barang atau alat-alat tertentu.
Logistik pada unit MCU meliputi alat kesehatan, bahan habis pakai, linen,
formulir rekam medis dan alat tulis. Dengan adanya logistik ini diharapkan tidak
adanya hambatan dalam pelayanan pasien dan pelayanan dapat berkesinambungan
secara terus menerus.
B. TUJUAN
1. Terciptanya pelayanan yang berkesinambungan.
2. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan pasien.
3. Tersedianya logistik yang tertata rapi dan dapat dipertanggungjawabkan.
C. TATA LAKSANA
Penatalaksaan logistik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit berupa :
1. Prosedur pemesanan logistik.
1) Koordinator unit MCU melakukan pemesanan melalui sistem informasi
terpadu atau melalui formulir pemesanan barang.
2) Pihak logistik melakukan verifikasi dan menyetujui pemesanan, kemudian
menghubungi unit terkait pemesanan (gudang farmasi, logisitik, dan
purchasing)
3) Unit terkait pemesanan menghubungi ruang MCU bila barang telah
tersedia.
2. Pengambilan logistik.
1) Admin MCU mengambil barang-barang yang telah dipesan pada hari
yang telah dijadwalkan oleh RS Karina medika sesuai dengan unit yang
terkait.
2) Alat kesehatan yang melewati purchasing akan diantar oleh petugas
purchasing ke unit MCU untuk selanjutnya diserah terimakan ke
koordinator unit MCU.
3. Penyimpanan logistik.
1) Bahan habis pakai disimpan di lemari yang terletak di gudang unit
MCU.
2) Linen diletakkan di lemari.
3) Alat kesehatan diletakkan sesuai dengan tempat yang telah disediakan
sesuai dengan kegunannya.
4) Formulir rekam medis diletakkan di rak susun di nurse station.
BAB VI
JENIS PEMERIKSAAN MCU
A. Laboratorium
1. Hematologie
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain Hematologie Cell-dyn dan Laju Endap
Darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapat gambaran permasalahan
seperti tanda-tanda infeksi akut atau kronis, tanda-tanda perdarahan, tanda-tanda
keganasan (kanker darah), tanda-tanda anemia dengan berbagai sebab seperti :
gangguan pembentukan darah, gangguan kekurangan zat besi dll. Tanda-tanda
gangguan pembekuan darah karena virus, atau tanda-tanda gangguan akibat
penyakit sistemik (Idiopatic Thrombolymphatic Purpose/ITP, atau Systemic
Lupus Erythematosis/SLE).
2. Urin lengkap
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya masalah penyakit dalam
tubuh, dikarenakan gangguan fungsi-fungsi seperti ginjal, hati, limpa dan
pankreas. Dari pemeriksaan ini juga dapat diinterpretasikan adanya masalah
dengan sistem ekresi, sekresi atau metabolisme (organ pembuangan, alat
keseimbangan atau sistem yang lebih komplek).
3. Kimia darah
Pemeriksaan Alkali Fosfatase, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, SGOT, SGPT,
Gamma GT. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi hati sebagai
organ yang berfungsi membentuk protein, menetralkan racun atau menetralisir
hasil buangan tubuh yang berbahaya. Selain itu pemeriksaan ini juga dapat
mendeteksi penyakit hepatitis, saluran empedu, dan gangguan hati lain misalnya
keracunan maupun gangguan nutrisi/gizi. Pemeriksaan SGOT dan SGPT untuk
mengetahui adanya penurunan fungsi hati. Peningkatan SGOT dan SGPT dapat
disebabkan karena kegemukan, konsumsi obat, alkohol, kurang istirahat dan
penyakit peradangan hati. Pemeriksaan ini dilakukan untuk calon karyawan dan
karyawan yang bekerja dengan jam lembur tinggi dan hasil produksi yang
berhubungan dengan bahan kimia.
Gamma Glukuronil Transferase untuk mengetahui adanya toksisitas pada hati
akibat bahan kimia. Pemeriksaan ini dilakukan pada karyawan yang bekerja
dilingkungan dengan bahan kimia dan calon karyawan yang dahulu memiliki
Riwayat pekerjaan pada perusahaan yang menggunakan bahan kimia.
Pemeriksaan Protein Total, Albumin, Globumin. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya penyakit kronis, yang mengakibatkan turunnya
daya tahan tubuh.
Pemeriksaan cholesterol. HDL cholesterol, LDL cholesterol, triglycerida.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih spesifik terhadap
fungsi metabolisme tubuh, khususnya lemak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan
adanya resiko terhadap berbagai penyakit penting seperti penyakit jantung, otak
(stroke), maupun penyakit degeneratif lain.
Pemeriksaan ureum, creatinin, asam urat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melakukan pemeriksaan lebih spesifik terhadap fungsi ginjal sebagai fungsi
ekresi, sekresi dan metabolisme tubuh.
Pemeriksaan glukosa bertujuan untuk mengetahui fungsi organ regulasi
karbohidrat (gula) dan metabolisme yang lebih umum. Dapat melakukan
pemeriksaan terhadap adanya penyakit Diabetus Miletus (DM).
4. Hepatitis
Pemeriksaan HBsAg untuk mengetahui adanya penyakit hepatitis B.
Pemeriksaan ini dilakukan pada calon karyawan yang akan bekerja di bidang
medis, pekerjaan yang menggunakan benda tajam, pisau, jarum suntik. Sehingga
risiko mengalami luka lebih besar. Karena penyakit hepatitis B salah satunya
menular lewat darah. Untuk karyawan pemeriksaan ini juga dapat dilakukan
untuk screening test. Sehingga penyakit lebih mudah diketahui dan penanganan
lebih cepat.
B. Pemeriksaan Dokter
1. Dokter THT
2. Dokter Umum
3. Dokter Gigi
C. Pemeriksaan Lain-Lain
1. Electro Cardiogram
Untuk mengetahui adanya kelainan jantung sehingga dapat membatasi pekerjaan
fisik. Pemeriksaan dilakukan oleh calon karyawan dan karyawan yang berusia di
atas 35 tahun dan yang menempati posisi driver terutama.
2. Rontgent Photo Thorax
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan di paru-paru seperti
infeksi akut maupun kronis yang dapat menular dan mengganggu efektifitas
bekerja, seperti TB Paru, Bronkhopneumonia. Pemeriksaan dilakukan oleh semua
calon karyawan dan karyawan.
3. Audiometri
Untuk mengetahui adanya penurunan fungsi pendengaran terutama bagi
karyawan yang bekerja di lingkungan dengan kebisingan yang tinggi. Untuk
calon karyawan yang dahulu pernah terpapar kebisingan pada tempat kerja
terdahulu dan untuk karyawan yang bekerja di lingkungan dengan tingkat
kebisingan tinggi.
4. Spirometri
Untuk mengetahui adanya penurunan fungsi paru - paru terutama yang bekerja di
lingkungan dengan kadar polusi (debu, zat kimia yang mudah menguap) yang
tinggi. Pemeriksaan dilakukan oleh calon karyawan dengan tempat kerja dahulu
memiliki lingkungan dengan kadar polusi tinggi dan karyawan dengan
lingkungan kadar polusi tinggi.
BAB VII
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan (Recording)
Membuat kesimpulan akhir pemeriksaan kesehatan tiap karyawan rangkap dua, 1
rangkap untuk disimpan pihak rumah sakit sebagai dokumen klinik dan 1 rangkap
akan diberikan pada karyawan yang bersangkutan.
Rumah sakit akan menyimpan hasil pemeriksaan kesehatan tiap karyawannya
minimal selama 30 tahun setelah karyawan berhenti bekerja dengan memelihara
kerahasiaan.
B. Pelaporan (Reporting)
1. External
Pelaporan eksternal dilakukan kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai peraturan
yang berlaku dilakukan oleh pihak rumah sakit.
2. Internal
a. Ringkasan yang menyeluruh hasil pemeriksaan disampaikan kepada
Manajemen dengan mencantumkan saran tindak lanjut yang diperlukan.
b. Pada fitness status tercantum hasil akhir pemeriksaan kesehatan, yang
disimpulkan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1) Fit for work (Cakap untuk bekerja)
2) Fit with restriction (Cakap dengan keterbatasan)
3) Temporary unfit (Tidak cakap untuk sementara)
4) Unfit (Tidak cakap)
5) Special (Khusus)
BAB VIII
PENUTUP
Buku Pedoman Pelayanan Unit Medical Check Up ini disusun dalam rangka
memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan MCU
Karina Medika agar dapat menyelenggarakan pelayanan MCU yang bermutu, aman,
efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila di kemudian
hari diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Medical
Check Up ini akan disempurnakan.