BERFIKIR KREATIF
Disusun Oleh :
Ramadhan Dian Saputra
2005136055
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat-Nya,
maka kami dapat menyelesaikan Kurikulum Modul Pelatihan Berfikir Kreatif.
Modul ini dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
narasumber/ fasilitator dan peserta Pelatihan Berfikir Kreatif.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan
pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan kurikulum modul pelatihan ini. Penyempurnaan
dimasa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan untuk semakin melengkapi modul
pelatihan ini.
Harapan kami tidak lain adalah bahwa kurikulum modul ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IX ......................................................................................................................................... 28
EVALUASI DAN SERTIFIKASI PELATIHAN ........................................................................ 28
A. EVALUASI .......................................................................................................................... 28
B. SERTIFIKAT ........................................................................................................................ 29
C. PENUTUP............................................................................................................................. 29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas merupakan bahan bakar inovasi. Kreativitas adalah potensi yang dimiliki oleh
setiap manusia sejak lahir, dan dapat dibentuk serta dilatih. Oleh karena itu peningkatan
kompetensi bagi aparatur dalam merangsang pola pikir kreatif sangat diperlukan. Dampaknya
adalah dapat keluar dari kebiasaankebiasaan birokrasi yang bekerja secara “ business as usual “
bekerja dalam dalam comfort zone, yang penting sudah bekerja, entah seperti apa hasilnya ? Hal
ini terkesan hanya terpaku kepada aturan yang selama ini menjadi acuan kerjanya. Sementara itu
ekspektasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan khususnya terkait dengan
pelayanan public sangat tinggi.
Di sinilah inovasi harus dimunculkan, karena inovasi membawa pola pikir baru, produk
baru, sistem baru yang menggantikan pola-pola dan cara-cara lama yang dilaksanakan selama
ini. Peranan pemimpin dalam menggerakan inovasi dalam organisasi sangat dominan. Oleh
karena itu para pimpinan organisasi perlu menciptakan suasana yang mendukung tumbuhnya
kreativitas dan inovasi di lingkungan organisasinya agar berkinerja tinggi. Salah satu caranya
dengan menetapkan kebijakan yang memberikan dukungan kepada tumbuhnya pemikiran yang
kreatif dan inovatif dari para ASN dan didorong untuk dapat diimplementasikan.
Oleh karena itu melalui ini, mengingatkan kita semua para ASN dan pemerintah tentang
pentingnya menciptakan suasana kondusif dalam organisasi untuk menumbuhkan habituasi
dalam bekerja dengan terus berpikir kreatif dan inovatif sehingga dapat mengikuti dan adaptasi
dengan perkembangan lingkungan. Guna mewujutkan Inovasi tersebut diperlukan pemimpin
yang mampu berfikir kreatif dan inovatif.
Potensi berfikir kreatif dan inovatif dimiliki oleh setiap individu sejak lahir, oleh karena
itu perlu dikembangkan secara optimal. Pengembangan potensi kreativitas dan inovasi dapat
dilakukan dengan mengubah pola pikir para Pemimpin., baik pejabat pengawas maupun pejabat
administrator sehingga mampu menumbuhkembangkan iklim berfikir kreatif dan inovasi dalam
lingkungan kerjanya.
5
B. Filosofi Pelatihan
6
4. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi berbagai kasus pelatihan dengan
menggunakan metode pembelajaran antara lain demonstrasi/peragaan, studi kasus, dan
praktik baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan penggalangan ataupun perbaikan yang dirasakan perlu.
7
BAB II
A. Peran
Sebagai Pelatihan agar memiliki pemikiran yang kreatif dan inovasi untuk memajukan.
B. Fungsi
Berfikir Kreatif berfungsi dalam memiliki pemikiran yang kreatif untuk memajukan
C. Kompetensi
Peserta latih memiliki kompetensi dalam:
1. Merancang proses pembelajaran
2. Menerapkan komunikasi efektif
3. Melakukan konseling terhadap peserta
4. Mampu berfikir kreatif
5. Melakukan evaluasi pelatihan berfikir kreatif
6. Menyusun laporan pelatihan berfikir kreatif
8
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta mampu mampu memiliki
pemikiran yang kreatif.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :
1. Merancang proses pembelajaran
2. Menerapkan komunikasi efektif
3. Melakukan konseling terhadap peserta
4. Mampu memiliki pemikiran kreatif
5. Menyusun laporan pelatihan berfikir kreatif
9
BAB IV
A. Peserta
1. Kriteria Peserta
Kriteria peserta Pelatihan Pengendali pelatihan ini adalah:
a. Widyaiswara atau SDM yang telah mengikuti pelatihan Tenaga Pelatih Program
Kesehatan (TPPK)/Pelatihan Widyaiswara Dasar
b. Telah mengikuti pelatihan MOT (Management of Training) atau TOC (Training
Officer Course)
2. Jumlah Peserta
Peserta berjumlah 30 orang dalam satu kelas
B. Fasilitator
C. Penyelenggara
1. Institusi yang berwenang dalam melaksanakan pelatihan atau unit fungsional diklat
kesehatan.
2. Mempunyai SDM Pengendali pelatihan atau seseorang yang ditunjuk sebagai pengendali
proses pembelajaran, yang menguasai materi berfikir kreatif.
3. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah mengikuti Training Officer
Course/TOC
10
BAB V
STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan diberikan
secara rinci pada tabel berikut:
ALOKASI WAKTU
NO MATERI
T P PL JML
A MATERI DASAR
1. Peran dan Fungsi Berfikir
2 - - 2
Kreatif
2. Konsep Mutu Pelatihan 2 1 - 3
B
MATERI INTI
1. Rancangan proses pembelajaran 2 4 - 6
2. Komunikasi efektif 2 5 - 7
3. Teknik Konseling dalam 2 4 - 6
Pembelajaran
4. Mampu memiliki pemikiran kreatif 2 5 - 7
5. Praktek Keterampilan Individu 1 5 ¤ 7
C
MATERI PENUNJANG - 3 - 3
1. Building Learning Commitment
2 1 - 3
2. Etika pengendali pelatihan
3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) - 2 - 2
JUMLAH 15 30 - 46
Catatan:
T = Teori; P = Penugasan; PL = Praktik Lapangan; 1 (satu) jam pelatihan = 45 menit
11
BAB VI
12
Materi Dasar 2 : Konsep Mutu pelatihan
Waktu : 3 JPL (T:2, P:1, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan konsep mutu dalam pelatihan
13
Materi Inti 1 : Rancangan Proses Pembelajaran
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu membuat rancangan proses pembelajaran
14
Materi Inti 2 : Komunikasi Efektif
Waktu : 6 JPL (T:2, P: 4, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan komunikasi efektif
15
Materi Inti 3 : Teknik Konseling dalam Pembelajaran
Waktu : 7 JPL (T:3, P: 4, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan konseling dalam proses belajar
16
3. Menerapkan teknik konseling 3. Penerapan teknik CTJ Laptop Bahan Ajar
Konseling Diskusi Bahan tayang Diklat
a. Metode konseling Simulasi LCD Kepemimpinan
b. Tehnik konseling Petunjuk
Individu Simulasi
c. Tahap-tahap
Konseling
d. Pelaksanaan
konseling Individu
4. Menerapkan konseling Untuk 4. Penerapan konseling
Peserta Pelatihan untuk peserta
Pelatihan
a. Widyaiswara
Sebagai Konselor
b. Konseling Yang
Dibutuhkan
c. Keterampilan Yang
Dibutuhkan
Widyaiswara
Sebagai Konselor
17
Materi Inti 4 : Mampu Memiliki Pemikiran Kreatif
Waktu : 7 JPL (T:2, P: 5, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memiliki pemikiran kreatif
18
Untuk orang kreatif CTJ Laptop
Curah LCD
3. Mengetahui Tahap Pemunculan 3, Tahapan Pemunculan Ide pendapat
Ide Kreatif Kreatif
a. Identifikasi
b. Menjelajahi
c. Inkubasi
d. Iluminasi
e. Evaluasi
f. Disertasi
19
Materi Inti 5 : Praktek Keterampilan Individu
Waktu : 4 JPL (T:2, P: 2, PL:-)
: Setelah mengikuti materi ini peserta mampu mempraktekkan penyelesaian masalah dengan
TPU berpikir kreatif
20
Materi Penunjang 1 : BLC
Waktu : 3 JPL (T:-, P: 3, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menentukan harapan dan komitmen
mencapai harapan pembelajaran.
21
Materi Penunjang 2 : Etika Dalam Pelatihan
Waktu : 3 JPL (T:2, P: 1, PL:-)
TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan nilai-nilai etika dalam
Pelatihan
22
BAB VII
Pre Test
Pembukaan
RTL
23
BAB VIII
A. Proses pembelajaran
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun
penugasan, dimana:
1. Fasilitator mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
2. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap materi.
3. Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan:
a. Penggalian pengalaman peserta.
b. Penjelasan singkat tentang seluruh materi. Penugasan dalam bentuk individual atau
kelompok
4. Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan atau peserta dapat memberikan umpan
balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.
5. Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta dapat membuat rangkuman dan
atau pembulatan.
24
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip:
1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang terkait
dengan tugas yang dilaksanakan.
2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke
berbagai arah.
Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah:
1. Ceramah singkat dan tanya jawab.
2. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta terkait dengan
materi yang diberikan.
3. Penugasan berupa: diskusi, dan latihan
1. Pre-test
Pre-test diberikan sebelum materi diberikan untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan yang dimiliki peserta sebelum menerima materi.
2. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya pelatihan.
c. Perkenalan peserta secara singkat.
25
b. Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan, dan
juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan
permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-masing
peserta selama pelatihan.
d. Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam
berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas,
kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
26
8. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta
ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.
27
BAB IX
A. EVALUASI
28
3. Evaluasi terhadap penyelenggara
Evaluasi dilakukan oleh peserta pelatihan terhadap penyelenggara pelatihan. Obyek
evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, meliputi:
a. Tujuan pelatihan.
b. Relevansi program pelatihan dengan tugas.
c. Manfaat setiap materi pembelajaran bagi pelaksanaan tugas.
d. Manfaat pelatihan bagi instansi.
e. Mekanisme pelaksanaan pelatihan.
f. Hubungan peserta dengan penyelenggara pelatihan.
g. Pelayanan kesekretariatan terhadap peserta.
h. Pelayanan akomodasi dan lain-lain.
i. Pelayanan konsumsi.
j. Pelayanan kesehatan.
k. Pelayanan kepustakaan.
l. Pelayanan komunikasi dan informasi.
B. SERTIFIKAT
Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses pembelajaran ini minimal 95% dari
keseluruhan jumlah jam pembelajaran akan diberikan sertifikat
C. PENUTUP
Standar kurikulum ini merupakan acuan minimal yang harus dipenuhi dalam Pelatihan
Pengendali Pelatihan, kemungkinan penambahan materi sesuai kebutuhan dapat dilakukan
dengan tidak mengurangi JPL.
29