Anda di halaman 1dari 18

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASEMBAGUS


…………………………..
ASEMBAGUS – SITUBONDO

KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD ASEMBAGUS
NOMOR : 188.4/537/430.11.8/I/2015

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN INISIASI MENYUSI DINI DAN ASI EKSLUSIF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASEMBAGUS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASEMBAGUS

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian bayi ( AKB )


maka Rumah Sakit Umum Daerah asembagus diperlukan panduan
penyelenggaraan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif secara
optimal.
b. Bahwa Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif merupakan salah
satu intervensi yang dapat dilakukan dalam mengurangi kesakitan
dan kematian neonatal dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
c. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada butir a, b, dan c maka perlu ditetapkan dengan keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus.
Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindngan
Anak.
2. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah
3. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1577/Menkes/Per/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI.
6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2010
tentang Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 237/Menkes/SK/1997
tentang Pemasaran Penganti ASI
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu
9.
10.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSLUSIF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASEMBAGUS

KESATU : Berlakunya panduan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Ekslusif di


Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus
KEDUA Adapun isi dari panduan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Ekslusif
disusun dalam bentuk buku panduan sebagaimana terlampir
KETIGA : Apabila kemudian hari ditemukan adanya kekeliruan akan
dilaksanakan pembetulan sebagaimana mestinya
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan
Hidayahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga panduan Inisiasi Menyusu
Dini dan Asi Ekslusif RSUD Asembagus ini dapat selesai disusun.

Buku panduan ini merupakan panduan atau pegangan bagi para petugas di RSUD
Asembagus dalam memberi pelayanan pada pasien untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dan ASI Ekslusif di Rumah Sakit.

Diharapkan pula dengan adanya Panduan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Ekslusif ini,
petugas di RSUD Asembagus dapat memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan panduan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi
Ekslusif RSUD Asembagus ini.

Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku panduan ini sangat kami harapkan
terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian ASI pada bayi dan balita di Indonesia saat ini masih rendah bahkan
cenderung menurun setiap tahunnya. Data survey sosial Demografi Nasional Tahun
2007 – 2008 nelaporkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 0 –
6 bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,1 % ( 2007 ) menjadi 56,2
( 2008 ).

Untuk itu di perlukan upaya promosi mendukung dan meningkatkan pemberian ASI
sebagai intervensi peningkatan kesehatan dan keselamatan hidup anak. salah satunya
adalah dengan informasi tentang pemberian ASI kepada bayi secara berkelanjutan.
Hal ini ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para ibu hamil
dan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi.

Dalam rencana pembangunan jangka menengah tahun 2010 – 2014 telah ditetapkan
tujuan pembangunan kesehatan diantaranya menurunkan angka kematian bayi dari
34 menjadi 24 per 1000kelahiran hidup. Demikian juga target milleniium
development goals khususnya pada tujuan ke 4 dan ke 5 adalah menurunkan AKI
sebesar 102/100.000 kelahiran dan AKB menjadi 23/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015

berkaitan dengan masalah tersebut, Kementrian Kesehatan teah mengembangkan


dan emlaksanakan promosi tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Ekslusif. Rumah
Sakit Umum Daerah Asembagus sebagai rumah sakit sayang ibu dan bayi, juga ikut
berperan serta dalam upaya peningkatan Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
Ekslusif baik dilingkungan Rumah Sakit maupun diluar Rumah Sakit. untuk itu
disusunlah panduan IMD dan ASI Ekslusif di RSUD Asembagus.

B. Tujuan Panduan Inisiasi Menyusu Dini


1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas Rumah Sakit Umum Daerah Asembgaus dalam
pelaksanaan program Inisiasi Menyusu Dini dan mendukung Asi Ekslusif
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
1.1 Sebagai acuan yang jelas bagi managemen Rumah Sakit Umum Daerah
Asembagus didalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
2.1 Sebagai Acuan para penolong persalinan untuk dapat meningkatkan
pelayanan dan pelaksanan Inisiasi Menyusu Dini.
3.1 Terlaksananya program Inisiasi Menyusu Dini secara sistematis dan
terarah.

C. Manfaat
1. Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik bagi
RSUD Asembagus.
2. Agar seluruh personil Rumah Sakit memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusiaan terhadap ibu hamil dan ibu menyusui.
3. Dapat meningkatkan pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
(RSSIB)

BAB III

TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI

A. INISIASI MENYUSU DINI


Menyusui memberi anak awal terbaik dalam hidupnya. Diperkirakan beberapa
anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran nafas dan infeksi lainnya
karena mereka telah disusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi anak yang
menderita penyakit, yang sebenarnya tidak perlu diderita jike mereka disusui.
Menyusui juga membantu melindungi kesehatan ibu.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan menyusui
secara ekslusif (ekslusif Breastfeeding) sejak lahir selama 6 bulan pertama hidup
anak, dan tetap disusui bersama pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
yang cukup sampai usia 2 tahun atau lebih. Namun sebagian besar ibu i banyak
Negara berhenti menyusu sebelum 2 tahun. Alasannya adalah tidak yakin dirinya
punya cukup ASI atau ada malasah meyusu lainnya. Hal ini disebabkan oleh
karena ibu bekerja di luar rumah dan tidak tahu bagaimana bisa menyusui walau
tetap bekerja. Diharapkan petugs dari layanan kesehatan bisa memberi bantuan
yang ia perlukan serta mendukung proses meyusui,
Dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman diharapkan penolong
persalinan dapatmelaksanakan IMD pada satu jam pertama kelahiran bayi sehingga
dapat membantu dalam kelangsungan pemberian ASI Ekslusif dalam periode lama
menyusui, diharapkan bayi akan terpengaruhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun
dan mencegah anak kurang gizi.
IMD merupakan proses bayi menyusu segera setelah melahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari puting susu sendiri tanpa disosorkan ke puting susu ibu.
IMD ini sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayi, adapun mafaat IMD bagi
ibu antara lain :
1. Meningkatkan hubungan khusus antara ibu dan bayi
2. Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko pendarahan
sesudah melahirkan
3. Membesarkan peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan
menyusui selama masa bayi
4. Mengurangi rasa stress ibu setelah melahirkan

Manfaat bagu bayi adalah :

1. Mempertahankan suhu badan bayi tetap hangat


2. Menenagkan ibu dan bayi serta mengatur pernafasan dan detak jantung
3. Mengurangi bayi nangis sehingga mengurangi stress dan tenanga yang
dipakai bayi
4. Memungkinkan bayi untuk menentukan sendiri payudara ibu untuk mulai
menyusu
5. Mengatur tungkat kadal gula darah dan biokimia lain dalam tubuh bayi
6. Mempercepat keluarnya mecenium
7. Melatih motorik bayi saat menyusu sehingga mengurangi kesulitan dalam
menyusu
8. Membantu perkembangan syaraf bayi
9. Memperoleh kolustrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh
bayi

1. Langkah langkah Inisiasi Menyusu Dini


Mengacu pada pedoman Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, setiap rumah
sakit harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengavaluasi kinerja melalui pengumpulan data, observasi
dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu sebagai upaya
keberhasilan IMD. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,
misi dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan,
kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor- faktor lain.
Berkaitan hal tersebut di atas maka akan dijelaskan hal – hal yang berkaitan
dengan IMD.

Tujuh langkah penting inisiasi menyusu dini adalah :


1.1 Setelah bayi lahir, secepatnya keringkan kepala dan badan kecualu
daerah ujung – ujung jari
2.1 Bayi ditengkurapkan di dada atau oerut ibu dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu untuk mencegah bayi kedinginan. Kepala bayi diberi
topi kemudian diselimuti.
3.1 Bayi yang sudang tengkurap di dada atau perut ibu dibiarkan untuk
mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak perlu dipaksakan ke
puting susu) karena pada dasarnya bayi memiliki naluri yang kuat
untuk mecari puting susu ibunya.
4.1 Saat dibiarkan untuk mecari puting susu ibunya, ibu perlu didukung
dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi
ibu berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang
dilakukan bayi.
5.1 Bayi dibiarkan tetap dalam kondisi kulitnya bersentuhan dengan kulit
ibu sampai dengan proses menyusu pertama selesai.
6.1 Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipindahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap kaki, diberi suntukan Vit K1 dan salep mata, diberi
gelang identitas
7.1 Ibu dan bayi dirawat gabung agar dapat menyusui bayinya kapan saja
tanpa dijadwal.

Langkah penerapan :

a. Tingkat Rumah Sakit


 Rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan oleh tenaga terlatih segera setelah bayi lahir,
bagaimana langkah – langkah pelaksanaan harus dilakukan dan
dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan
keluarga
 Rumah sakit memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan
langkah – langkah IMD
 Rumah sakit berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan
belajar dari pengalaman di rumah sakit
b. Tingkat unit kerja / tim
 Pastikan semua tenaga ruang bersalun merasa mampu untuk
malakukan.
 Demonstrasikan kepada seluruh ruang terkait untuk proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi yang tepat.

Tujuh langkah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit


merupakan panduan yang komprehensif untuk menuju terlaksananya proses
menyusu ekslusif sampai 6 bulan, sehingga tujuh langkah tersebut secara
menyeluruh harus dilaksanakan oleh inu melahirkan di rumah sakit. Dalam
pelaksanaa, tujuh langkah tersebut harus dilakukan pada setiap persalinan
normal dan seksio saesaria jika memungkinkan.

Bila tujuh langkah ini dilaksanakan dengan baik, maka dapat menambahkan
manfaat yang didapat oleh pasien melahirkan

2. Kontak kulit bayi ke kulit ibu


Dada ibu menghangatkan bayi dengan cepat, kulit ibu akan menyesuaikan
suhu bayi sehinga kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian
karena hipotermi dan bayi pun memperoleh antibody dari ASI. Ibu dan bayi
merasa kebih tenangm sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi
lebih stabil dengan demikian bayi akan lebih jarang rewel
Dengan menyusu bayi mendapatkan kolustrum, cairan berharga yang kaya
antibody dan zat penting lainnya untuk pertumbuhan usus serta tidak
merangsang pertumbuhan usus dan alergi pada umumnya bayi yang diberi
ASI sedini mungkin akan lebih berhasil menyusu secara ekslusif.
Sentuhan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang
pentingkarena menyebabkan kontraksi uterus sehingga mempercepat
pengeluaran plasenta dan mengurangi oendarahan serta merangsang hormone
lain yang membuat ibu menjadi tenang, rilek dan mencintai bayinya sehingga
berpengaruh terhadap jumlah keluarnya ASI.
3. Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Sesar
Keterlibatan suami/keluarga sangat membantu dalam pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini di kamar operasi atau kamar pulih, setelah bayi lahir diletakan
di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa
menghilangkan vernik kecuali tangannya, bershihkan mulut dan hidup bayi
kemudian tali pusar diikat. Bila bayi tidak perlu resusitasi, bayi dibawa ke ibu
untuk diperlihatkan jenis kelaminnya kemudian tengkurapkan bayi di dada
ibu dengan kulit melekat pada kulit ibu, sedangkan kaki bayi agak sedikit
serong / melintang untuk menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu
diselimuti dan bayi diberi topi. Ajurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi mendekati puting dan biarkan mencari sendiri. Biarkan kulit
bayi bersentuhan dengan kulit ibu sedikitnya 1 jam, bila menyusu awal
selesai sebelum 1 jam tetap kontak dengan kulit ibu setidaknya 1 jam. Jika
bayi menunjukkan kesiapan untuk minim bantu ibu dengan mendekatkan bayi
keputing tetapi tidak dimasukkan ke mulut bayi dan bila bayi dalam 1 jam
belum menemukan puting tambakna waktu 30 menit untuk tetap melekat
pada ibu. Bila operasi telah selesai ibu dapat dibersihkan dengan bayi masih
melekat pada perut ibu dan dipeluk erat oleh ibu sampai dipindahkan keruang
pulih. Biarkan bayi tetap bersama ibunya di satu kamar kecuali ada indikasi.
4. Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Gemmeli
Diajurkan suami dan keluarga tetap mendampingi ibu saat persalinan, bayi
segera setelah dikeringkan kecuali tangan tanpa menghilangkan vernik dan
diselimuti, jika bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi tengkurapkan di dada
ibu, mata bayi setinggi puting susu dan diberi topi. Jika ibu akan melahirkan
bayi kedua berikab bayi pada ayahnya yntuk dilakukan kontak kulit seperto
perawatan metode kanguru, jika bayi tidak memerlukan resutasi bayi
tengkurapkan di dada ibu, mata bayi setinggi puting susu keduanya
diselumuti dan diberi topi, letakkan kembali bayi pertama di dada ibu
berdampingan dengan saudaranya. Jika bayi menunjukkan kesiapan untuk
meminum bantu dengan mendekatkan bayi ke puting tetapi tidak dimasukkan
ke mulut bayi dan bila bayi dalam 1 jam belum menentukan puting
tambahkan 30 menit untuk tetap melekat pada ibu biarkan bayi tetap bersama
ibunya di satu kamar kecuali ada indikasi.

Langkah penerapan :
a. Tingkat Rumah Sakit
 Rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus
dilakukan oleh tenaga terlatih segera setelah bayi lahir, bagaimana
langkah – langkah pelaksanaan harus dilakukan dan dukungan apa
yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
 Rumah sakit memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan
langkah – langkah IMD
 Rumah sakit berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan
belajar dari pengalaman di rumah sakit
b. Tingkat unit kerja / tim
 Pastikan semua tenaga ruang bersalin merasa mampu untuk
melakukan.
 Pelaksanaan tindakan / solusi yang tepat

Tujuh langkah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit


merupakan panduan yang komprehensif untuk menuju terlaksananya
proses menyusu ekslusif sampai 6 bulan, sehingga tujuh langkah
tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh inu melahirkan di
rumah sakit. Dalam pelaksanaa, tujuh langkah tersebut harus dilakukan
pada setiap persalinan normal dan seksio saesaria jika memungkinkan.

Bila tujuh langkah ini dilaksanakan dengan baik, maka dapat


menambahkan manfaat yang didapat oleh pasien melahirkan

5. ASI EKSLUSIF
Mengacu pada pedoman Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi harus merancang
proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, observasi dan melakukan peruahan untuk
meningkatkan kinerja mutu. Proses perancangan tersebut mengacu pada visi,
misi, dan tujuan rumah sakit umum daerah asembagus, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat
dan faktor – faktor lain. Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada
kejelasan mengenai hal penting dalam menyusui ASI Ekslusif adalah bayi
yang hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan / makanan sampai umut 4
– 6 bulan selain untuk therapy (pengobatan penyakit).
ASI Ekslsif ini mempunyai banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi.

Manfaat bagi ibu antara lain :


1. Membantu proses pemulihan setelah melahirkan
2. Mencegaj pendarahan
3. Salah satu cara ber KB
4. Mencurahkan kasih sayang ke bayi
Sedangkan manfaat bagi bayi adalah :

1. Sebagai nutrisi
2. ASI sebagai daya tahan tubuh
3. ASI meningkatkan kecerdasan
4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
5. Penghematan biaya obat – obatan, tenaga, sarana kesehatandan
menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas.

ASI terbukti sangat bermanfaat untuk bayi karena kandungan dalam ASI
mengandung zat – zat kebal yang bermanfaat :

1. Faktor bifidus : mengandung proses perkembangan bakteri yang


“menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
2. Lacroferin : mengikat zat besi dalam ASI sehingga tidak digunakan oleh
bakteri pathogen untuk pertumbuhannya.
3. Anti alergi
4. Mengandung zat anti virus polio
5. Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk
menghindari zat – zat merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah.
6. Kolustrum
 Merupakan cairan pertama kali keluar, cairan kental dengan warna
kekuning – kuningan dibandingkan susu matur.
 Disekresikan hari ke 1 sampai hari ke 3, bila dipanasikan akan
menggump, sedangkan ASI matur merupakan pencahar yang ideal
untuk membersihkan meconium dari usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi abgi makan
yang akan datang.
 Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein dan mineral,
antibody memberikan perlindungan bagi bayi sampai dengan 6
bulan dibandingkan dengan ASI matur.
7. Air susu masa peralihan
 Peralihan dari kolustrum sampai menjadi ASI yang matur.
 Disekresikan dari hari ke 4 sampai ke 10
 Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak semakin meninggi dan volume juga semakin meningkat.
8. Air susu matur
 Merupakan ASI peralihan dari kolustrum sampai menjadi ASI
yang matur
 Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan
warna dari kasein, roboflafin dan karoten yang terdapat
didalamnya.
 Tidak mengumpal jika dipanaskan
 Terdapat antimicrobial factor, antara lain antibody (kekebalan
tterhadap infeksi) protein, hormon – hormon dan lain lain.

Antara beberapa cara untuk memperbanyak produksi ASI, antara lain :

- Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10 – 15 menit disetiap payudara.


- Bangunkan bayi, buka baju atau gendong membuat rasa gerah,
dudukkan selama menyusui
- Pastikan bayi menyusu dengan posisi baik menempel pada ibunya dan
menelan secara aktif.
- Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
menyusui.
- Tider bersebelahan dekat dengan bayi
- Ibu meningkatkan istirahat dan minum

Adapun cara – cara pemerasan ASI adalah :

A. Pengeluaran ASI dengan tangan


 Cuci tangan sampai bersih menggunakan sabun
 Siapkan cagkir/gelas/botol susu dicuci dengan air mendidih
 Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan di massage
dengan kedua telapak tangan dari pangkal kearah kalang payudara.
Ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara merata
 Dengan ibu jari sekitar kalang payudara bagian atas dari jari telunjuk
pada sisi yang lain lalu daerah kalang payudara ditekan kearah dada
 Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk pada
sisi yang lain, jangan memijat atau menekan puting, karena dapat
menyebabkan rasa nyeri atau lecet
 Ulangi tekan – peras – lepas – tekan – peras – lepas, pada mulanya
ASI tidak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar
 Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi,
agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara
B. Pengeluaran ASI dengan pompa
 Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara
 Ujung leher tabung diletakkan pada payudara dengan puting susu tepat
di tengah dan tabung benar – benar melekat pada kulit
 Bola karet dilepas, sehingga puting susu dan kalang payudara tertarik
ke dalam
 Tekan dan lepas beberapak kali, sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan pada sisi tabung
 Setelah selesai dipakai / akan dipakai, maka alat harus dicuci bersih
dengan menggunakan air mendidih. Bola karet sukar dibersihkan, oleh
karena itu bila memingkinkan lebih baik pengeluaran ASI dengan
menggunakan tangan

C. Cara menyimpan ASI


 Di udara terbuka / bebas ASI bertahan 6-8 jam
 Di lemari es (4 derajat celcius ) ASI bertahan 24 jam
 Di lemaro pendingin beku (-18 derajat celsius ) ASI dapat digunakan 6
bulan
 ASI yeng telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus,
karena kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI
tersebut cukum didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar
tidak terlalu dingin / dapat pula direndam di dalam wadah yang telah
berisi air panas,

D. Cara penerapan ASI eklusif pada ibu bekerja


 Selama cuti hanya menyusui
 Sebelum mulai bekerja ubah pola minum bayi
 Sebelum berangkat kerja susui bayi
 Selama dikantor perah ASI setiap 3-4 jam
 Simpan di lemari es dan bawa pulang
 Setelah dihangatkan diberikan dengan cangkir

Adapaun beberapa ibu – ibu yang memberikan susu formula sesuai alternative
pengganti ASI. Ada beberapa kelemahan yang perlu diketahu dalam penggunaan
susu formula antara lain :
- Meningkatkan resiko infeksi karena susu formula tercemar
- Meningkatkan resiko alergi dan asma
- Mengurangi kecerdasan
- Meningkatkan resiko kanker
- Meningkatkan resiko kencing manis

E. Teknik menyusui yang benar


1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Mempersilahkan ibu untuk duduk dengan santai dan nyaman
3. Mempersilahkan ibu untuk membuka pakaian bagian atas
4. Mengajari untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola
5. Mengajari ibu meketakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berapda
pada lengkungan siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah
ibu
6. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan satu di depan,
kepala bayi menghadap payudara
7. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
8. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibujari di atas dan
jari yang lain menopang di bawah serja jangan menekan puting susu
dan aerolannya
9. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi, menyentuh
pipi dengan puting susu atau menyenttuh sudut mulut bayi
10. Setelah bayi mulai menghisap, mengajurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyanggah payudara lagi
11. Mengajurkan ibu untuk memperlihatkan bayi selama menyusui
12. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi, jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
13. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit
ASI pada puting susu dan aerola. Biarkan kering dengan sendirinya
14. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi, bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bagu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan
– lahan sampai bayi bersendawa ( bila tidak bersendawa tunggu 10 –
15 menit ) atau bayi ditengkurapkan do pangkuan ibu dengan
menyangga dahi bayi kemudian punggung atas ditepuk perlahan –
lahan sampai bayi bersendawa
15. Mengajari ibu untuk selalu meyusukan kedua payudara secara
bergantian
16. Mengajurkan ibu untuk menyusui bayi setiap saat bayi menginginkan
(on demand)
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Rumah Sakit
1. Rumah sakit melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Inisiasi Menyusu
Dini
2. Pencatatan dan pelaporan mengacu pada pedoman penyelenggaraan rumah sakit
sayang ibu bayi yang dikeluarkan oleh KEPMENKES tahun 2009
3. Tim PONEK melakukan evaluasi kegiatan IMD setiap 3 bulan sekali dan
melaporkan kepada direktur RS
Pengertian Adalah proses membiarkan bayi menyusu sediri segera
setelah dilahirakan dan disusui selama satu jam atau lebih

Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk


mengurangi angka kematian bayi. Sekitar 40%
kematian bayi pada usia bayi lahir (di bawah 1
tahun). Di Indonesia anka kematian bayi baru lahir
20/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi
disebabkan Hypotermi, infeksi, BBLR, dsb.
2. Memberi ASI sedini mungkin sehingga bayi segera
mendapat makanan

Kebijakan Pedoman Pelayanan Maternal Perinal di Rumah Sakit


Umum Daerah Asembagus Nomor :

Prosedur Persiapan alat :

a. Kain panjang
b. Topi bayi

Pelaksanaan :

a. Begitu bayi lahir letakkan di meja resustasi untuk


dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepla tnpa
menghilangkan vernix, keculalu tangannya.
Bersihkan mulut dan hidung bayi, tali pusar diikat.
b. Kalau bayi tak perlu diresutasi, bayi dibegong,
dibawa ke ibu. Diperluhatkan kelaminnya pada ibu
c. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu. Kaku bayi agak sedikit
serong / melintang menghindari sayatan operasi.
Bayi dan ibu diselimuti, dab bayi diberi topi
d. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang
bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
e. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal
selesai belum 1 jam, tetap kontak kulit ibu bayi
selama setidaknya 1 jam
f. Bila bayi menunjukkan kesiapan untuk minum,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi keputing tapi
tidak memasukkan puting kemulut bayi, bila dalam
1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri
tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit
sampai 1 jam lagi
g. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan
dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk
erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja
operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap
didadanya.

Unit terkait 1. Unit Keperawatan Gawat Darurat


2. Bedah
3. Rawat Jalan
4. Rawat Inap
5. Perinatolog
6. ICU
7. VK

Anda mungkin juga menyukai