Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fernando G.

NIM : 2210107002

Prodi : Teknik Sipil

ANALISIS PERANG IDEOLOGI DALAM FILM SHADOW PLAY

Film “Shadow Play” membahas mengenai kondisi politik Indonesia akibat intervensi Perang
Dingin. Film dimulai sesaat setelah usainya Perang Dunia Kedua dimana tercipta dua negara
Adidaya yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kedua negara Adidaya ini berusaha untuk
memperluaskan ideologi mereka masing-masing sambil menggugurkan ideologi lawannya, masa
ini disebut dengan Perang Dingin.

Pada masa perang ini, muncul kumpulan beberapa negara yang menolak untuk bersekutu dengan
kedua blok, kumpulan negara ini membentuk organisasi bernama Gerakan Non-Blok. Indonesia
merupakan salah satu dari pelopor dan anggota dari Gerakan Non-Blok. Kenetralan Indonesia dan
posisinya yang strategis serta sumber daya alam yang melimpah menyebabkan Presiden Indonesia
pada saat itu, yakni Ir. Soekarno didekati oleh pimpinan kedua negara Adidaya tersebut.

Semenjak kemerdekaan Indonesia, banyak partai-partai politik, Partai Komunis Indonesia


merupakan salah satu partai yang berkembang dengan pesat karena adanya perlindungan dari Ir.
Soekarno yang kemudian menjadi partai komunis non-pemerintahan terbesar di dunia. Partai
Komunis Indonesia juga menarik perhatian rakyat Indonesia dengan program-program kerja yang
dinilai sukses oleh mata masyarakat.

Perkembangan Partai Komunis Indonesia yang pesat mulai mengkhawatirkan Amerika Serikat,
sebab takut akan terjadi kejadian yang sama seperti Vietnam pada waktu itu. Amerika Serikat
kemudian berusaha mencegah pertumbuhan Partai Komunis Indonesia akan tetapi hal tersebut
terbukti tidak efektif karena perlindungan oleh Ir. Soekarno. Amerika Serikat kemudian menilai
Ir. Soekarto sebagai ancaman bagi kestabilan Perang Dingin.

Pada 30 September 1965, Partai Komunis Indonesia melakukan kudeta dengan cara membunuh 6
anggota jendral angkatan darat. Kejadian ini kemudian memicu kemarahan dari rakyat terutama
kaum mahasiswa yang mulai membakar markas-markas Partai Komunis Indonesia dan membantai
anggota-anggota serta petinggi Partai Komunis Indonesia. Seiring berkurangnya citra Partai
Komunis Indonesia di masyarakat, Amerika Serikat kemudian melihat kekacauan ini sebagai
peluang untuk menghilangkan kekuasaan Ir. Soekarno dari pemerintahan.

Ir. Soekarno menunjuk Jendral Soeharto untuk memimpin gerakan penumpasan Partai Komunis
Indonesia. Akan tetapi konflik dan kekacauan tetap terjadi dimana-mana dan masyarakat semakin
tidak puas akan kemampuan Ir. Soekarno dalam menangani masalah tersebut. Pada saat yang sama
kepercayaan rakyat terhadap Jendral Soeharto pun naik. Pada tanggal 27 Maret 1968, Presiden
Soekarno secara resmi menyerahkan jabatan kepada Jendral Soeharto sebagai Presiden kedua
Indonesia.

Pihak Amerika Serikat menganggap ini sebagai langkah awal bagi Indonesia untuk memiliki
kebebasan sejati bagi rakyatnya. Akan tetapi, naiknya Jendral Soeharto sebagai Presiden Indonesia
menguatkan posisi tentara Indonesia pada saat itu. Pembantaian terhadap orang-orang yang diduga
sebagai anggota Partai Komunis Indonesia pun semakin meluas. Pembantaian ini pun
mendapatkan dukungan dari rakyat terhadap Partai Komunis Indonesia.

Selama masa pemerintahan Presiden Soeharto, kebebasan rakyat pun dibatasi, pembantaian terus
terjadi, dan propaganda anti-komunis terus merajarela dalam rakyat. Pandangan rakyat Indonesia
terhadap Komunisme pun kian memburuk seiring dengan berjalannya pemerintahan Presiden
Soeharto. Banyak jurnalis dari luar yang mempublikasikan tentang pembantaian anggota Partai
Komunis Indonesia dan kewenangan tentara yang berlebihan di Indonesia. Akan tetapi berita
mengenai hal-hal tersebut tidak publikasikan dan diubah.

Akhir kata, pada dasarnya tidak ada Ideologi yang salah maupun benar, akan tetapi pandangan
masyarakat terhadap Ideologi negara dapat berubah seiring waktu. Ideologi yang berbeda dapat
menyebabkan adanya konflik diantara kedua ideologi tersebut, hal ini terlihat jelas dalam adanya
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Masuknya dua ideologi yang berbeda dalam
sebuah negara dapat menyebabkan perpecahan dalam negara tersebut. Partai dengan ideologi yang
lebih dipercaya masyarakat akan memegang kendali lebih besar dibanding dengan partai dengan
ideologi yang kurang dipercaya dalam pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai