Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Estetika berasal dari bahasa Yunani Aistheton yang berarti kemampuan melihat lewat
pengindraan. Estetika membahas mengenai keindahan baik yang alami ataupun buatan.
Estetika atau nilai keindahan berhubungan dengan seni, dimana didalam seni cenderung
tertitik berat pada benda-benda seni seperti lukisan, patung, artefak dan lain sebagainya. Apa
yang dinilai dalam seni adalah keindahannya, dan setiap orang memiliki persepsi dan selera
yang berbeda dalam seni, sehingga suatu hal yang dinilai indah oleh seseorang belum tentu
indah di mata orang lainnya. Terdapat dua teori keindahan, yakni teori objektif dimana
keindahan terletak pada bentuk suatu objek dan teori subjektif dimana keindahan dinilai dari
apa yang telah dilihat (opini masing-masing).
Seni adalah cerminan dari apa yang dirasakan/dilalui oleh seniman yang kemudian
dituangkan menjadi sebuah karya menggunakan keahlian seniman tersebut. Dharmawan
menyatakan terdapat lima karakteristik seni, yaitu kreatif (menciptakan hal baru yang belum
pernah ada), individual (diciptakan oleh seseorang), perasaan (menilai keestetisan suatu
kesenian), keabadian (mengandung nilai estetis yang tidak terpengaruh oleh waktu), dan
semesta (ada dimana saja dan terus berkembang).
Kemudian tidak semua orang bisa menyetujui suatu karya seni sebagai indah karena
adanya unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah keindahan yang muncul
dari apa yang terlihat/terdengar saja, sedangkan unsur ekstrinsik adalah keindahan yang
muncul dari makna suatu karya seni. Namun untuk menciptakan suatu nilai intrinsik, harus
melalui penciptaan nilai ekstrinsik dahulu, oleh karena itulah karya seni tiap seniman
berbeda-beda. Nilai intrinsik dan ekstrinsik merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Karya seni haruslah indah ketika dipandang atau dirasakan, namun juga harus
memiliki makna yang berarti.