Anda di halaman 1dari 24

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBUATAN RUMAH BURUNG


HANTU (RUBUHA)

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN


DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
Tim Pengarah
Ir. R. Deddy Ruswansyah, M.M.
Gandi Purnama, S.P., M.Si.
Edi Eko Sasmito, S.P., M.Sc.

Tim Penyunting
Acep Herdiana, S.P., Arpiah SP., MP.
KATA PENGANTAR

Hama tikus merupakan salah satu OPT utama padi yang


dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi. Serangan
hama tersebut dapat mengakibatkan kerusakan tanaman
padi mulai dari fase persemaian sampai menjelang panen.
Berbagai upaya pengendalian hama tikus telah banyak
dilakukan mulai dari cara pengumpanan maupun Gropyokan.
Selain itu pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan
pemanfaatan musuh alami tikus yaitu Burung Hantu (Tyto
alba). Burung hantu memliki kemampuan yang tinggi dalam
mengendalikan populasi tikus. Di samping itu,
penggunaannya relatif murah dan tidak memiliki dampak
negatif pada pencemaran lingkungan.
Pengendalian hama tikus dengan pemanfaatan burung hantu
perlu terus dikembangkan dalam upaya mendukung
pengamanan produksi tanaman pangan.

i
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rumah Burung Hantu
(Rubuha) ini disusun sebagai panduan bagi petugas dan
pelaksana kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Januari 2019


PJ. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan

Edy Purnawan, SP. M.Sc


NIP. 197004121998031002

ii
DAFTAR ISI
Hal.

KATA PENGANTAR ………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………. iii
DAFTAR GAMBAR ………………………………....... v

BAB I. PENDAHULUAN …………………………….. 1


A. Latar Belakang …………………………. 1
B. Tujuan ……………………………………. 3
C. Keluaran …………………………………. 3
D. Sasaran …………………………………... 3
E. Dasar Hukum ……………………………. 3
F. Definisi/Istilah …………………………….. 6

BAB II. PELAKSANAAN PEMBUATAN


RUMAH BURUNG HANTU (RUBUHA) …. 9
A. CPCL ……………………………. 9
B. Jenis dan Penyaluran Bantuan ………… 10
1. Pembiayaan …………………………… 10
2. Bentuk Bantuan ……………………….. 10
3. Penyaluran Bantuan Pemerintah …… 11

iii
Hal.

C. Kegiatan Pembuatan Rubuha ………….. 11


1. Pembuatan Rubuha …………………… 11
2. Lokasi Penempatan Rubuha ………… 14

LAMPIRAN ……………………………………………. 16

iv
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rumah Burung Hantu
(Rubuha) ini disusun sebagai panduan bagi petugas dan
pelaksana kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Januari 2019


PJ. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan

Edy Purnawan, SP. M.Sc


NIP. 197004121998031002

ii
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan


salah satu organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) yang dapat menimbulkan kerugian bagi
tanaman pertanian, diantaranya komoditas
tanaman pangan. Perkembangbiakan tikus sangat
cepat, sehingga perlu dikendalikan untuk
menekan kehilangan hasil akibat kerugian yang
ditimbulkannya.

Salah satu bentuk dari strategi PHT dalam


pengendalian hama tikus adalah dengan
menggunakan predator alami yaitu burung hantu.
Burung hantu merupakan predator yang potensial
karena spesies ini memiliki kelebihan
dibandingankan dengan spesies lain yaitu ukuran
tubuh yang relatif lebih besar, memilki
kemampuan membunuh dan memangsa tikus
cukup baik, mudah beradaptasi dengan
lingkungan baru dan cepat berkembangbiak.

1
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Saat ini telah banyak dilakukan konservasi burung


hantu dengan pemasangan pagupon atau rumah
burung hantu (Rubuha) di areal persawahan.
Pemasangan Rubuha merupakan salah satu cara
untuk melestarikan dan menjaga keberadaan
burung hantu di areal persawahan mengingat
burung hantu adalah musuh alami yang paling
efektif dan efisien dalam mengendalikan tikus baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan burung
hantu dalam pengendalian tikus, maka pada
tahun anggaran 2019 Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan melalui Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan
pembuatan Rubuha yang tersebar di 8 provinsi
(Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Sulawesi Selatan).

Dengan demikian diharapkan kegiatan pembuatan


Rubuha dapat digunakan untuk pengendalian
populasi hama tikus khususnya di areal pertanian
tanaman pangan.

2
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

B. Tujuan

Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rumah Burung


Hantu disusun sebagai panduan bagi pelaksana
kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
C. Keluaran

Terlaksananya pengendalian hama tikus secara


hayati dengan burung hantu untuk mengamankan
produksi tanaman pangan.

D. Sasaran
Petani/kelompok tani mampu memanfaatkan
musuh alami dalam pengendalian hama tikus
sesuai prinsip-prinsip PHT.
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran

3
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan


Lembaran Negara Nomor 5059);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran
Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5360);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995


tentang Perlindungan Tanaman;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor :


173/PMK.05/2016 Perubahan PMK-
168/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian;

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor


19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 –
2019;

8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor


887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman

4
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Saat ini telah banyak dilakukan konservasi burung


hantu dengan pemasangan pagupon atau rumah
burung hantu (Rubuha) di areal persawahan.
Pemasangan Rubuha merupakan salah satu cara
untuk melestarikan dan menjaga keberadaan
burung hantu di areal persawahan mengingat
burung hantu adalah musuh alami yang paling
efektif dan efisien dalam mengendalikan tikus baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan burung
hantu dalam pengendalian tikus, maka pada
tahun anggaran 2019 Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan melalui Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan
pembuatan Rubuha yang tersebar di 8 provinsi
(Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Sulawesi Selatan).

Dengan demikian diharapkan kegiatan pembuatan


Rubuha dapat digunakan untuk pengendalian
populasi hama tikus khususnya di areal pertanian
tanaman pangan.

2
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

B. Tujuan

Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rumah Burung


Hantu disusun sebagai panduan bagi pelaksana
kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
C. Keluaran

Terlaksananya pengendalian hama tikus secara


hayati dengan burung hantu untuk mengamankan
produksi tanaman pangan.

D. Sasaran
Petani/kelompok tani mampu memanfaatkan
musuh alami dalam pengendalian hama tikus
sesuai prinsip-prinsip PHT.
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran

3
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan


Lembaran Negara Nomor 5059);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran
Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5360);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995


tentang Perlindungan Tanaman;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor :


173/PMK.05/2016 Perubahan PMK-
168/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian;

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor


19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 –
2019;

8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor


887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman

4
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

10. Hamparan adalah lahan pertanaman yang


relatif luas dengan batas-batas alami antara
lain jalan, sungai, pepohonan, kebun,
pekarangan, perumahan, dll.
11. Daerah endemis adalah daerah yang terserang
OPT tertentu secara terus menerus selama 5
tahun.

8
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

BAB II
PELAKSANAAN PEMBUATAN
RUMAH BURUNG HANTU (RUBUHA)

A. CPCL
Calon petani dan calon lokasi (CPCL) kegiatan
pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha)
berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Kelompok tani atau gabungan kelompok tani


(gapoktan) yang memiliki keabsahan dari
instansi berwenang.

2. Kelompok tani atau gapoktan dalam satu


hamparan.
3. Lokasi Rubuha adalah lahan pertanaman padi
di lokasi daerah endemis serangan tikus atau
lokasi yang mengalami serangan tikus minimal
selama 2 musim tanam. Luas hamparannya
paling sedikit 5 ha.

9
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

B. Jenis dan Penyaluran Bantuan


1. Pembiayaan
Kegiatan pembuatan Rubuha berasal dari
Dana Dekonsentrasi Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun Anggaran 2019.

Pengelolaan pembuatan rumah burung hantu


dilaksanakan oleh Balai Perlindungan
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) /
Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman
(LPHP).
2. Bentuk bantuan

Kegiatan pembuatan Rubuha diberikan dalam


bentuk Bantuan Pemerintah (Banpem) melalui
mekanisme transfer uang ke rekening
kelompok tani/ gapoktan. Setiap kelompok tani
/ gapoktan pelaksana kegiatan mendapatkan
banpem berupa uang sebesar Rp 2.000.000,-/
unit,
Apabila dana Banpem masih belum
mencukupi, kelompok tani / gapoktan dapat
memenuhi kebutuhan sarana pembuatan
Rubuha secara swadaya.

10
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

3. Penyaluran Bantuan Pemerintah


Penyaluran Banpem mengacu pada Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
127/HK.310/C/12/2018 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Pemerintah Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Hasil Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2019.
C. Kegiatan Pembuatan Rubuha

1. Pembuatan Rubuha
Pembuatan Rubuha dalam pelaksaannya dapat
dibuat sendiri oleh kelompok tani/ gapoktan.
Bahan dan alat yang digunakan untuk
pembuatan Rubuha dapat disesuaikan dengan
ketersediaan bahan dan alat di lokasi kegiatan
namun memiliki fungsi yang sama sebagai
Rubuha.

Pembuatan Rubuha diupayakan didampingi


oleh petugas lapangan (POPT/PPL) atau
masyarakat lainnya yang memiliki kemampuan
teknis tentang pembuatan Rubuha.

11
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Salah satu contoh model Rubuha yang dibuat


kelompok tani diuraikan dalam gambar berikut
ini :

12
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Ukuran skema Rubuha dalam satuan cm, diameter tiang


penyangga dalam satuan inchi

Gambar 1. Skema Rubuha

13
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Gambar 2. Proses Pembuatan Rubuha

2. Lokasi Penempatan Rubuha


Untuk areal seluas 5 hektar ditempatkan paling
sedikit 1 (satu) Rubuha.
Penempatan Rubuha yang tepat akan
memudahkan burung hantu mengamati
mangsa, mencapai sarang dan terbebas dari
berbagai gangguan.

14
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

Rubuha sebaiknya ditempatkan di hamparan


yang diduga terdapat populasi burung hantu
atau lokasi yang sesuai dengan habitat burung
hantu.

Kriteria lokasi yang sesuai adalah tempat


dimana situasinya tidak terlalu ramai. Suasana
yang terlalu ramai akan mengusik burung hantu
sehingga mereka akan meninggalkan
sarangnya.

15
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

LAMPIRAN

16
LAPORAN KEGIATAN PEMBUATAN RUMAH BURUNG HANTU (RUBUHA)

Komoditas :
Tahun :
Provinsi :
Sumber Dana :

Nama Kelompok Luas Hamparan Jumlah Rubuha Pelaksanaan


No Kab./Kota Kecamatan Desa
Tani/Gapoktan (Ha) (unit) (bulan/tahun)

1
2

17
3
4
5
dst

Mengetahui,
Kepala BPTPH/Penanggungjawab Kegiatan

Nama
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rubuha

NIP.

Anda mungkin juga menyukai