Anda di halaman 1dari 29

Diagnosis

Ultrasonografi
pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

“acquire knowledge and teach it to people”


-Umar Ibnu al-Khattab-
Diagnosis
Ultrasonografi
pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Editor:
Deni Noviana, Drh, PhD, Diplomate AiCVIM
Profesor Radiologi
Divisi Bedah dan Radiologi
Departemen klinik, Reproduksi dan Patologi
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Penulis:
Deni Noviana I Sabdi Hasan Aliambar | Mokhamad Fakhrul Ulum
Riki Siswandi | Budhy Jasa Widyananta I Gunanti
R. Harry Soehartono I Rr. Soesatyoratih I Siti Zaenab

Penerbit IPB Press


IPB Science Techno Park,
Kota Bogor - Indonesia

C.01/04.2018
Judul Buku:
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil Edisi Kedua
Penyusun:
Deni Noviana, Sabdi Hasan Aliambar, Mokhamad Fakhrul Ulum, Riki Siswandi,
Budhy Jasa Widyananta, Gunanti, R. Harry Soehartono, Rr. Soesatyoratih, Siti Zaenab
Penyunting Bahasa:
Melpa Susanti Purba, Fitria Senja Murtiningrum
Editor:
Deni Noviana
Illustrator:
Mokhamad Fakhrul Ulum
Desain Sampul:
Ridzky Pratama
Penata Isi:
Muhammad Faiz Hafizhuddin, Rili Wahyu Aji, Andreas Levi Aladin, Ahmad Syahrul Fakhri
Korektor:
Nopionna Dwi Andari
Jumlah Halaman:
218 + 10 halaman romawi
Edisi/Cetakan:
Edisi Pertama: Januari 2012
Edisi Kedua: April 2018
PT Penerbit IPB Press
Anggota IKAPI
IPB Science Techno Park
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com

ISBN: 978-602-440-288-4

Dicetak oleh Percetakan IPB, Bogor - Indonesia


Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan

© 2018, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah dan karunia-Nya yang memberikan ilham
dan setitik ilmu dari samudera ilmu-Nya yang luas sehingga penyusunan buku “Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua” ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan penggunaan USG sebagai sarana penunjang diagnosis penyakit hewan
secara cepat dan akurat, telah memotivasi kami Divisi Bedah dan Radiologi - Departemen Klinik, Reproduksi dan
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor untuk menyusun buku Diagnosis Ultrasonografi
pada Hewan Kecil Edisi Kedua.
Pada bagian awal dari buku ini dijelaskan tentang pengenalan diagnosis USG pada hewan kecil yaitu anjing dan kucing
yang mencakup pengertian dasar, teknik penampilan pencitraan, pemanfaatan, dan teknik pengambilan sampel jaringan
dengan panduan USG. Pada bagian selanjutnya, dijelaskan tentang persiapan dan teknik pencitraan masing-masing organ
serta sonogram kasus-kasus terbaru yang dikelompokkan berdasarkan sistem organ. Jumlah kasus terbaru yang ditambahkan
pada edisi kedua ini sebanyak 80 lebih sonogram, sehingga tercatat total lebih dari 280 sonogram yang dapat dipelajari.
Semua sonogram kasus dalam buku ini merupakan koleksi asli yang didapatkan tim penulis dari kasus-kasus yang pernah
ditangani di Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) FKH IPB, beberapa klinik hewan di wilayah Jakarta dan Bogor (My
Vets, DNA Animal Clinic, dan Klinik Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri).
Secara umum buku ini dapat dijadikan referensi bagi dokter hewan yang berpraktik mandiri, dokter hewan di klinik
hewan dan rumah sakit hewan dalam membantu penegakan diagnosis penyakit hewan anjing dan kucing. Secara khusus,
buku ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mata kuliah program sarjana kedokteran hewan untuk bidang klinik hewan
kecil seperti ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, ilmu radiologi veteriner, instrumentasi diagnostika; mata kuliah pada program
pendidikan profesi dokter hewan maupun pascasarjana program studi kedokteran hewan dan biomedis.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan dan
memperkaya referensi buku-buku USG hewan kecil di Indonesia. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan buku ini, oleh karena itu saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan pada edisi mendatang.

Bogor, April 2018

Penyusun
UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas peran dari banyak pihak yang telah membantu mulai dari
persiapan, penyusunan, penyuntingan sehingga akhirnya buku ini diterbitkan. Secara khusus ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Ketua Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi (KRP) FKH IPB
serta Direktur Eksekutif RSHP FKH IPB atas kesempatan yang diberikan dalam penyusunan buku ini.
2. Kolega dokter hewan di My Vets Jakarta, DNA Animal Clinic Bogor dan Klinik Direktorat Polisi Satwa Baharkam
Polri Depok yang selalu memberi kesempatan kepada penulis untuk memperkaya koleksi kasus.
3. PT. Karindo Alkestron, perusahaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang selalu memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mencoba aplikasi dan fitur terbaru berupa USG dengan merk SonoDop.
4. Keluarga tercinta yang selalu mendampingi, memberikan semangat dan mendoakan.
5. Para mahasiswa yang sedang atau telah melakukan penelitian dan asistensi di Divisi Bedah dan Radiologi yang
selalu memberikan keceriaan dan tenaga baru.
6. Anjing dan kucing yang ikut serta dengan sabar dalam penulisan buku ini, sehingga memungkinkan kita semua
untuk belajar dan mendapatkan manfaat dari gambar dan sonogram mereka.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas
berbagai kontribusi baik langsung maupun tidak langsung sehingga buku ini dapat diterbitkan sesuai dengan harapan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................................................v


Ucapan Terima Kasih.....................................................................................................................................................vii
Bab 1 Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi . ................................................................................................................ 1
Bab 2 Ultrasonografi Lambung, Usus dan Pankreas..................................................................................................... 19
Bab 3 Ultrasonografi Limpa........................................................................................................................................ 41
Bab 4 Ultrasonografi Hati dan Empedu ..................................................................................................................... 57
Bab 5 Ultrasonografi Ginjal........................................................................................................................................ 79
Bab 6 Ultrasonografi Kelenjar Adrenal........................................................................................................................ 97
Bab 7 Ultrasonografi Vesika Urinaria........................................................................................................................ 105
Bab 8 Ultrasonografi Organ Reproduksi Jantan......................................................................................................... 119
Bab 9 Ultrasonografi Organ Reproduksi Betina......................................................................................................... 129
Bab 10 Ultrasonografi Mata........................................................................................................................................ 149
Bab 11 Ultrasonografi Leher....................................................................................................................................... 155
Bab 12 Ultrasonografi Otot dan Kelenjar Mammae..................................................................................................... 163
Bab 13 Ultrasonografi Rongga Abdomen.................................................................................................................... 169
Bab 14 Ultrasonografi Rongga Thoraks....................................................................................................................... 179
Bab 15 Ultrasonografi Jantung.................................................................................................................................... 185
Daftar Pustaka . .......................................................................................................................................................... 203
Profil Penulis............................................................................................................................................................... 209
Indeks......................................................................................................................................................................... 211
BAB 1.
PENGENALAN DIAGNOSIS
ULTRASONOGRAFI
Pengertian Dasar
Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) merupakan teknik diagnosis USG mulai berkembang dan banyak digunakan oleh
pencitraan struktur internal suatu organ atau jaringan rumah sakit, klinik hewan bahkan banyak praktisi hewan
yang dihasilkan akibat interaksi antara gelombang suara mandiri yang sudah memanfaatkan USG ini. Antusias yang
berfrekuensi sangat tinggi (ultrasound) dengan jaringan, tinggi dan tuntutan klien dalam penggunaan USG sebagai
organ, atau struktur lain yang terdapat pada tubuh sarana penegakan diagnosis juga merupakan hal penting
hewan. Gelombang suara memiliki karakteristik panjang juga bagi dokter hewan untuk terus mengembangkan dan
gelombang, frekuensi, dan amplitudo. Panjang gelombang mengaplikasikan USG ini.
merupakan jarak antara dua puncak gelombang. Frekuensi
Pencitraan USG meliputi struktur internal dari
merupakan jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu
jaringan-jaringan lunak seperti organ-organ dalam tubuh,
detik dengan satuan Hertz (Hz). Frekuensi yang digunakan
otot, tendon, mata dan bahkan saat ini dapat dipergunakan
untuk diagnosis USG adalah 2–13 MHz. Frekuensi
untuk melihat jaringan keras seperti permukaan tulang
tersebut lebih tinggi dari frekuensi yang dapat didengar
yang superfisial. Pengamatan secara real time terhadap
oleh manusia yaitu 20–20.000  Hz. Frekuensi di bawah
struktur-struktur tersebut meliputi adanya perubahan
20 Hz disebut infrasound dan frekuensi di atas 20.000 Hz
bentuk, intensitas ekhogenitas, letak, struktur, jumlah dan
disebut ultrasound (Barr dan Gaschen 2012).
lesio-lesio patologis lainnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Aplikasi USG generasi pertama pada hewan dimulai
dan teknologi, pemanfaatan USG dengan frekuensi
di Amerika Serikat sekitar tahun 1956 sebagai alat yang
yang semakin tinggi (>13 MHz) memungkinkan detail
dipergunakan untuk mengukur ketebalan pada ternak
resolusi gambar yang dihasilkan menjadi semakin baik.
potong seperti sapi potong dan babi. Sepuluh tahun
Namun aplikasi USG dengan frekuensi yang rendah
kemudian USG generasi kedua mulai dipergunakan untuk
2‒5 MHz tetap diperlukan untuk diagnosis organ-
mendiagnosis kebuntingan pada domba dan kambing
organ atau jaringan tubuh yang terletak lebih profundal.
serta estimasi ketebalan lemak pada kuda. Aplikasi USG
Ultrasound mempunyai sifat fisika seperti gelombang
pada hewan kecil seperti anjing dan kucing dimulai sekitar
suara biasa, yaitu tidak dapat ditransmisikan dalam ruang
tahun 1980. Pada hewan kecil USG banyak dipergunakan
hampa udara dan laju transmisi dalam struktur gas sangat
untuk mendiagnosis kebuntingan, menentukan jumlah
rendah. Ultrasound memerlukan suatu medium untuk
fetus, menentukan viabilitas fetus, mencitrakan semua
berpindah melalui jaringan, dimana cairan merupakan
struktur internal jaringan lunak dan organ baik yang
medium terbaik untuk transmisi ultrasound ini. Aplikasi
superfisial maupun profundal dan dapat menampilkan
diagnosis USG bersifat non radiasi ionisasi, karena hanya
keabnormalitasan yang terjadi. Aplikasi USG juga dapat
memanfaatkan gelombang suara, kemudian juga bersifat
dipergunakan untuk membantu pengambilan sampel
non invasive karena tidak ada subtansi atau bahan apapun
biopsi untuk menentukan spesifitas penyakit. Di Indonesia
yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan.
aplikasi USG pada hewan kecil mulai berkembang pada
Saat ini teknik USG digunakan dalam dunia tahun 2000-an yang dipergunakan di rumah sakit hewan,
kedokteran manusia dan hewan sebagai sarana penunjang klinik hewan maupun dokter hewan praktik mandiri.
diagnosis penyakit yang cepat, tepat dan akurat terutama
Interpretasi diagnosis USG sebaiknya dilakukan
jika dikombinasikan dengan hasil penemuan klinis,
secara langsung bersamaan dengan proses pemindaian
pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan laboratorium.
dari struktur atau organ tubuh. Meskipun hasil sonogram
Di negara maju, USG merupakan alat diagnosis standar
dapat disimpan dalam bentuk cetak ataupun elektronik.
yang harus dimiliki oleh klinik dan rumah sakit hewan
Interpretasi yang dapat langsung dilakukan, membuat
untuk melakukan pelayanan kesehatan hewan. Seiring
USG ini sangat tergantung kepada pengalaman dokter
dengan perkembangan teknologi, saat ini di Indonesia
hewan yang mengoperasikannya.
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Interaksi Ultrasound dengan Jaringan


Ultrasonografi menggunakan prinsip kerja
yang disebut pulse-ekho. Bagian kristal piesoelektrik
dari transduser mempunyai kemampuan untuk
mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara
berfrekuensi sangat tinggi yang disebut ultrasound pulse.
Ultrasound pulse ditransmisikan melalui transduser
dan berpindah menembus jaringan tubuh yang lebih
profundal. Apabila ultrasound pulse ini mengenai
permukaan struktur tertentu atau organ interface di
dalam tubuh hewan, maka akan terjadi refleksi/ekho
yang akan dikembalikan ke transduser yang disebut
gelombang ekho. Kristal piesoelektrik di dalam transduser
juga mempunyai kemampuan untuk mengubah kembali
gelombang ekho yang ditangkap menjadi signal listrik.
Gelombang ekho yang ditangkap kembali menyebabkan
deformasi mekanis dari kristal piesoelektrik di dalam
transduser dan menyebabkan dihasilkannya kembali Gambar 1.1 Interaksi ultrasound dengan jaringan dan waktu
gelombang/aliran listrik oleh kristal piesoelektrik. transmisi yang diperlukan.
Gelombang listrik ini akan diolah dan pada akhirnya akan
terbentuk tampilan gambar berupa kumpulan titik-titik
pada monitor yang disebut sonogram dalam tampilan dua Teknik Penampilan Pencitraan Ultrasound
dimensi. Waktu yang diperlukan oleh ultrasound pulse Pencitraan USG memiliki 3 teknik penampilan yaitu
yang dikeluarkan dari transduser untuk mengenai struktur Amplitudo mode (A-mode), Brightness mode (B-mode) dan
tertentu atau organ interface sangat cepat, hanya sekitar Motion mode (M-mode). Secara umum peralatan USG
1% dari total waktu, sedangkan waktu yang diperlukan yang standar memiliki minimal dua teknik penampilan
oleh transduser untuk menangkap kembali ekho yang pencitraan pada layar monitornya, yaitu B-mode dan
dipantulkan adalah lebih lama yaitu 99% dari total M-mode. Contoh pencitraan ventrikel kiri jantung secara
waktu (Barr 1990). Interaksi ultrasound dengan jaringan melintang (short axis) melalui (A) B-mode dan (B) M-mode
dan waktu transmisi yang diperlukan dapat dilihat pada dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.1.
Tipe A-mode merupakan teknik paling awal yang
Derajat kontras dari setiap gambar menunjukkan menghasilkan gambar satu dimensi sebagai refleksi dari
kekuatan ekho yang kembali dari jaringan. Setiap jaringan puncak gelombang suara tunggal yang tersusun atas garis
memiliki derajat resistensi berbeda untuk dapat dilalui oleh x dan garis y. Garis x menunjukkan kedalaman penetrasi
ultrasound atau yang disebut akustik impedansi. Ketika dan garis y menunjukkan intensitas dari ekho. Refleksi
ultrasound pulse bertemu suatu interface antar dua jaringan terbesar pada jaringan interface memiliki amplitudo
dengan kemampuan akustik impedansi yang berbeda, terbesar. Aplikasi teknik A-mode digunakan untuk deteksi
maka sebagian gelombang tersebut akan direfleksikan dan perubahan cerebral midline dan mengukur jarak pada
sebagian lagi akan diteruskan menuju jaringan yang lebih optalmologi (Barr dan Gaschen 2012).
dalam. Kecepatan rata-rata gelombang suara melewati
jaringan lunak 1500‒1600 m/s, melewati tulang 400 m/s Pada tipe B-mode, ultrasound pulse yang digunakan
dan melewati udara 30 m/s (Barr 1990; Goddard 1995). adalah ultrasound pulse jamak yang terus-menerus
Ultrasound pulse mengalami kehilangan intensitasnya dikeluarkan dan ekho ditangkap kembali oleh transduser
(atenuasi) ketika gelombang suara tersebut bergerak pada saat yang bersamaan. Ekho yang direfleksikan akan
melalui jaringan. Atenuasi ultrasound pulse terjadi melalui memberikan gambaran berupa titik atau dot pada layar
beberapa kombinasi cara yaitu pemantulan, pencaran dan monitor. Kekuatan ekho yang ditangkap kembali oleh
penyerapan oleh jaringan (Barr 1990). transduser ditunjukkan oleh derajat keterangan warna
(brightness). Titik-titik atau dot yang ditampilkan pada

4
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

layar monitor masing-masing akan merepresentasikan dahulu. Ultrasound pulse yang digunakan pada tipe ini
gambaran dua dimensi berupa potongan struktur organ. adalah gelombang suara tunggal yang akan direfleksikan
Posisi dari yang terlihat pada layar monitor merupakan sebagai ekho berupa titik atau dot yang memanjang
posisi dari refleksi struktur organ. Teknik penampilan pada garis vertikal. Posisi dari titik yang memanjang
pencitraan B-mode ini merupakan pencitraan standar yang pada garis menunjukkan kedalaman struktur organ yang
digunakan untuk mendeteksi seluruh jaringan lunak pada direfleksikan. Garis tersebut terus berjalan horisontal
tubuh hewan, seperti pemeriksaan kebuntingan, ruang pada layar. Gambar yang dihasilkan mewakili pergerakan
jantung, parenkim dan bagian luar suatu organ, infestasi dari struktur yang diamati sepanjang garis. Sama dengan
tumor ataupun pembengkakkan. teknik penampilan pencitraan B-mode, derajat keterangan
(brightness) dari titik pada M-mode tersebut menunjukkan
Tipe M-mode merupakan USG pertama yang
kekuatan ekho. Contoh pencitraan ventrikel kiri jantung
dapat menampilkan gambaran ekho yang bergerak dari
secara melintang (short axis) melalui B-mode dan M-mode
organ jantung. Dengan demikian gerakan dari fungsi
dapat dilihat pada Gambar 1.2.
dan ketebalan miokardium serta katup jantung dapat
terlihat. Motion-mode dapat langsung memberikan
pencitraan tanpa harus melalui gambaran B-mode terlebih

Gambar 1.2 Pencitraan ventrikel kiri jantung secara melintang (short axis) melalui (A) B-mode dan (B) M-mode (B).

Karakteristik Ultrasound Kebalikan dari kondisi di atas, semakin rendah


frekuensi ultrasound yang dihasilkan oleh transduser maka
Kristal pada transduser memproduksi gelombang semakin lambat gelombang suara tersebut diserap oleh
suara dengan karakteristik frekuensi. Semakin tinggi jaringan yang dilaluinya. Penyerapan yang lambat oleh
frekuensi ultrasound yang dihasilkan oleh transduser maka jaringan menyebabkan ultrasound mengalami atenuasi
semakin cepat pula gelombang suara tersebut diserap yang rendah. Atenuasi tersebut membuat kemampuan
oleh jaringan yang dilaluinya. Penyerapan yang cepat penetrasi ultrasound yang lebih baik. Kemampuan
oleh jaringan menyebabkan ultrasound dengan karakter penetrasi yang lebih baik pada ultrasound dengan karakter
frekuensi tinggi mengalami atenuasi yang tinggi (sangat frekuensi rendah mampu mencitrakan organ-organ atau
cepat). Atenuasi menyebabkan penurunan kemampuan jaringan yang lebih profundal, namun detail gambar yang
penetrasi ultrasound. Ultrasound dengan karakter frekuensi dihasilkan memiliki resolusi yang rendah. Resolusi yang
tinggi akan menghasilkan gambar dengan resolusi yang rendah tidak dapat memisahkan dengan baik reflektor yang
tinggi, tetapi atenuasi yang dihasilkan juga semakin tinggi berdekatan. Transduser dengan frekuensi tinggi dipilih
sehingga daya penetrasinya rendah. Resolusi yang tinggi ketika detail resolusi yang baik menjadi pertimbangan
dapat memisahkan reflektor yang berdekatan dengan utama tetapi tidak diperlukan untuk penetrasi bagian yang
baik. lebih dalam (Tabel 1.1).

5
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Tabel 1.1 Frekuensi transduser dan kegunaannya untuk


pemeriksaan organ.
Frekuensi (MHz) Kegunaan
10–13 Pemeriksaan ginjal dan parenkim limpa
pada kucing
7.5–10 Pemeriksaan abdomen dan jantung
kucing serta jantung anjing ukuran kecil.
Organ-organ superfisial seperti mata,
kelenjar susu, otot dan testis.
5.0–7.5 Pemeriksaan abdomen dan jantung
anjing ukuran sedang dan kucing
2.5–5.0 Pemeriksaan abdomen dan jantung
anjing ukuran besar

Fokus ultrasound yang dihasilkan oleh kristal pada


transduser, memiliki tiga zona yaitu Fresnel, focal dan
Fraunhofer zone. Fresnel zone merupakan gambaran area
yang memiliki ultrasound dekat dengan jaringan sehingga
Gambar 1.3 Pembagian zona penerimaan pada sonogram.
terjadi pola-pola difraksi komplek dan resolusi gambar yang
dihasilkan kurang fokus. Focal zone merupakan gambaran Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada hewan dalam
area yang memiliki ultrasound paling fokus sehingga keadaan sadar setelah dilakukan teknik pengendalian dan
resolusi gambar yang dihasilkan paling baik. Fraunhofer pengekangan yang baik. Pembiusan umumnya tidak
zone merupakan gambaran area yang memiliki ultrasound diperlukan, namun apabila hewan terlalu gugup dan
mulai mengalami diversi sehingga resolusi gambar yang agresif maka dapat diberikan tranquilizer atau sedatikum.
dihasilkan berkurang (Gambar 1.3) (Barr 1990). Perlu diperhatikan bahwa sedatikum dan anestetikum
tidak disarankan untuk pemeriksaan USG jantung, karena
Teknik Pengambilan Gambar dan Arah akan mempengaruhi denyut, kekuatan kontraktilitas
miokardium, dan mempengaruhi dimensi ruang jantung.
Transduser Acoustic window adalah tempat meletakkan transduser
Beberapa kondisi dan perlengkapan perlu pada bagian atau permukaan tubuh hewan. Pemilihan
diperhatikan ketika akan melakukan USG khususnya acoustic window tergantung target organ yang diperiksa.
daerah abdominal dan jantung. Kontak area (acoustic Tulang dan gas akan mengganggu kualitas gambar dan
area) yang minimal antara transduser dengan tubuh dapat menghambat laju gelombang suara. Pemberian
hewan lebih disukai karena memungkinkan pemeriksaan gel akustik dapat mengoptimalkan kontak kulit dengan
pada area yang sempit seperti celah interkostal. Selain itu, transduser. Selain itu, pencukuran rambut juga dapat
apabila menggunakan transduser yang berfrekuensi tinggi meningkatkan optimalitas kontak antara kulit dengan
akan lebih mudah untuk menciptakan focal zone. Sebelum transduser.
dilakukan pemeriksaan USG abdominal, sebaiknya hewan
Pencitraan USG bervariasi tergantung arah
dipuasakan sehingga saluran pencernaan mulai dari
pengambilan gambar. Terdapat tiga arah pengambilan
lambung sampai kolon dalam keadaan kosong. Lambung
gambar organ dalam USG, yaitu arah sagital, dorsal, dan
dan usus yang penuh menyebabkan pembesaran abdomen
transversal. Arah sagital adalah posisi transduser sejajar
dan menyebabkan kesulitan melihat lapisan-lapisan
sumbu tubuh, arah transversal bila posisi transduser
penyusun saluran pencernaan, hal ini dapat mengganggu
memotong sumbu tubuh, dan arah dorsal bila pengambilan
pemeriksaan dan kesalahan dalam pengambilan diagnosis.
gambar dilakukan dengan posisi ventral recumbency dan
transduser diletakkan pada dorsal hewan (Widmer et al.
2004). Acoustic window adalah bagian permukaan tubuh
dari jaringan atau organ yang akan dilakukan pencitraan.
Pemilihan lokasi acoustic window didasarkan atas beberapa
hal, diantaranya:

6
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

1. Acoustic window harus sedekat mungkin dengan pada monitor. Bagian atas sonogram merupakan bagian
target organ atau jaringan yang akan dilakukan yang menempel pada permukaan kulit. Hewan dengan
pencitraan. Pemilihan regio akan menentukan posisi dorsal recumbency dengan bidang transversal, maka
tinggi frekuensi yang akan digunakan untuk sisi kiri hewan menjadi sisi kanan pada gambar. Namun,
mendapatkan resolusi terbaik. jika tanda transduser berada pada sebelah kiri maka tanda
2. Ukuran transduser disesuaikan dengan luas pada gambar akan berada di sebelah kiri. Pada bidang
permukaan acoustic window. Transduser longitudinal, bagian kranial atau proksimal harus berada
microconvex cocok untuk pendekatan interkostal di sisi kiri dan bagian kaudal atau distal berada di sisi
atau parasternal dengan footprint transduser yang kanan.
kecil. Transduser linear memiliki footprint yang Interaksi antara ultrasound dengan suatu struktur atau
luas sehingga cocok untuk regio mid-abdomen. jaringan dari organ di tubuh hewan, akan menghasilkan
3. Penurunan kualitas gambar dapat dicegah suatu refleksi/ekho. Prinsip interpretasi gambar USG,
dengan pemilihan acoustic window yang tepat. berdasarkan kepada derajat atau intensitas ekho yang
Contohnya adalah antrum, pilorus, dan kembali menuju transduser. Terdapat tiga derajat
duodenum yang dapat dicapai dengan posisi ekhogenitas yang dapat dilihat pada sonogram yaitu
right lateral atau dorsal recumbency. Posisi hiperekhoik, hipoekhoik dan anekhoik. Hiperekhoik
tersebut dapat berisi cairan dan ingesta dengan menunjukkan ekhogenitas tinggi, artinya ekho yang
jumlah gas yang sedikit. dihasilkan tinggi sehingga terlihat warna putih pada
sonogram. Hiperekhoik menunjukkan highly-reflective
4. Os pubis dapat membentuk acoustic shadowing
interface. Contoh jaringan atau organ yang hiperekhoik
yang menghambat pencitraan kelenjar prostat
adalah tulang, udara, kolagen dan lemak serta feses yang
atau uretra, sehingga dapat menggunakan
berada di dalam saluran pencernaan (Gambar 1.4).
pendekatan perianal.
Hipoekhoik menunjukkan ekhogenitas rendah,
5. Pencitraan hati dapat menggunakan substernal
artinya ekho yang dihasilkan sedikit sehingga terlihat
window. Intercostal window dapat digunakan
warna abu-abu pada sonogram. Hipoekhoik menunjukkan
untuk mencitrakan hati yang terletak di bagian
intermediate reflection. Semua jaringan lunak menunjukkan
deep-chested.
ekhogenitas yang rendah (Gambar 1.5). Anekhoik
Acoustic window untuk struktur dan regio yang umum menunjukkan tidak ada ekhogenitas, yang berarti tidak
dilakukan pemeriksaan disajikan pada Tabel 1.2. ada ekho yang dihasilkan sehingga terlihat warna hitam
pada sonogram. Anekhoik menunjukkan gelombang
Prinsip Interpretasi Gambar suara yang ditransmisikan seluruhnya. Contoh struktur
anekhoik adalah cairan, urin, dan darah (Gambar 1.6).
Orientasi sonogram yang ditampilkan pada monitor Cairan termasuk anekhoik walaupun kehadiran suatu
harus konsisten dengan orientasi transduser, dimana partikular di dalamnya akan menyebabkan terbentuknya
posisi tanda pada transduser harus sama dengan tanda ekho.

7
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Tabel 1.2 Acoustic window untuk struktur dan regio yang umum dilakukan pemeriksaan (Barr dan Gaschen 2012).
Organ Acoustic Window
Mediastinum kranial • Interkostal 1–4
• Pendekatan parasternal
• Inlet thoraks
Hati • Kaudal processus xiphoideus dengan tegak lurus dengan arah ultrasound
• Mid-abdominal kanan dan kiri ke dorsal intercostal
Limpa • Kaput limpa:
- Dorsal interkostal kiri
- Ventral abdomen kiri bagian kranial dengan arah sagital
• Korpus dan Kauda limpa:
- Sepanjang arcus kostal kiri
- Ventral abdomen kiri bagian kranial dengan arah sagital
Lambung • Kaudal processus xiphoideus tegak lurus dengan arah ultrasound kranial
• Fundus dan korpus: sepanjang arcus kostal kiri
• Antrum dan pilorus: ventral dari midline kanan atau interkostal kanan
Duodenum dan Pankreas • Duodenum ascenden dan corpus pankreas:
- Kranial kanan dari mid-abdominal dengan arah sagital
- Interkostal dorsal kanan
• Duodenum descenden dan kauda pankreas kanan
- Bagian kanan dari mid-abdominal arah pancaran ultrasound sagital
• Kauda pankreas kiri
- Mid-abdominal kiri
Ginjal dan kelenjar adrenal kiri • Kranial kiri dari mid-abdominal dengan arah pancaran dorsal atau sagital
• Interkostal dorsal kiri
Ginjal dan kelenjar adrenal kanan • Kranial kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran kranio-dorsal
• Interkostal dorsal kanan
Ileum • Bagian kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
Colon • Colon ascendens:
- Bagian kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
• Colon transversal:
- Ventral abdomen, caudal processus xiphoideus
• Colon descendens:
- Bagian kiri dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
Vesika urinaria • Kaudal dari ventral atau lateral abdomen
• Kranial os pubis
Kelenjar prostat dan uretra • Kaudal abdomen, kraniol os pubis dengan arah pancaran kaudo-dorsal
• Pendekatan perianal
Uterus • Cornua uteri: kaudal abdomen, kranial dari os pubis (dorsal dari vesika urinaria)
• Corpus uteri : mid-abdomen kanan dan kiri dengan arah pancaran sagital
Ovarium Mid-abdomen kanan dan kiri dengan arah pancaran sagital dan dorsolateral

Time Gain Compensation masuk transduser lebih sedikit dan lemah. Time Gain
Compensation memungkinkan untuk diatur sedemikian
Time Gain Compensation (TGC) atau sering juga rupa sehingga memperkuat ekho yang kembali. Pengaturan
disebut dengan Depth Gain Compensation (DGC) yang dilakukan adalah jaringan-jaringan superfisial (near
merupakan salah satu fungsi pengaturan pada alat USG field) akan direduksi intensitasnya, sedangkan jaringan-
yang memungkinkan ekho yang ditampilkan mempunyai jaringan yang lebih dalam (far field) akan ditambahkan
derajat terang (brightness) yang sama walaupun dengan intensitasnya. Melalui fungsi pengaturan ini menyebabkan
jarak atau kedalaman yang berbeda. Ketika terkena tampilan sonogram pada semua bagian mulai dari near
atau melalui jaringan dan organ, gelombang suara akan field sampai far field dapat diinterpretasikan dengan baik
diabsorpsi sehingga menyebabkan ekho yang kembali (Gambar 1.7).

8
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

Gambar 1.4 Sonogram hiperekhoik berupa warna putih pada hasil sonogram pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Kapsula
ginjal, (B) Kolon berisi feses, (C) Tulang fetus dan (D) Usus berisi gas yang menyerupai gelombang.

.
Gambar 1.5 Sonogram hipoekhoik pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Parenkim limpa, (B) Hati.

9
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Gambar 1.6 Sonogram anekhoik pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Vesika urinaria, (B) Kantung empedu.

Gambar 1.7 (A) Pengaturan TGC di bagian near field yang terlalu tinggi. (B) Pengaturan TGC di di bagian far field yang terlalu tinggi.
(C) Pengaturan TGC yang tepat di semua bagian.

Doppler Ultrasonografi dipancarkan, kecepatan refleksi permukaan dan kecepatan


gelombang suara pada organ (Barr 1990).
Prinsip penggunaan Doppler pertama kali dikemukakan
Struktur organ tubuh hewan yang bergerak
oleh Christian Andreas Doppler yang menunjukkan
diantaranya adalah aliran darah di dalam pembuluh
bahwa terjadi sebuah perubahan nyata dalam hal kekuatan
darah dan aliran darah yang melalui katup-katup jantung.
frekuensi yang dikeluarkan oleh transduser (pulse) dengan
Sehingga aplikasi Doppler USG ini banyak dipergunakan
kekuatan frekuensi ekho yang diterima kembali oleh
untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang berkaitan
transduser sebagai akibat adanya pergerakan dari organ/
dengan jantung, gangguan sirkulasi dan vaskularisasi
benda yang diamati. Ultrasound dipancarkan ke jaringan
darah.
tubuh dan ketika ditangkap kembali oleh transduser akan
mengalami perubahan panjang gelombang dan frekuensi Saat ini terdapat empat sistem pencitraan Doppler
dari ekho akibat adanya perubahan jarak. Perubahan yaitu pulsed wave Doppler (PWD), continuous wave Doppler
frekuensi ini dinamakan Doppler shift. Frekuensi dari (CWD), colour flow Doppler (CFD) dan power Doppler
Doppler shift ini dipengaruhi oleh gelombang suara yang (PD) (Gambar 1.8). Pencitraan PWD ekhokardiografi

10
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

menggunakan kristal tunggal atau transduser tunggal dari kecepatan. Tampilan yang dihasilkan CFD berupa
(single-element transducer). Melalui PWD ekhokardiografi, pencitraan warna. Warna pada CFD terdiri dari warna
waktu perjalanan kembali ultrasound pulse dapat digunakan merah, biru dan terang (turbulensi). Warna merah yang
untuk menentukan kedalaman jaringan pada darah terlihat pada sonogram menunjukkan bahwa aliran darah
dimana kecepatan aliran darah tersebut berada. Pulsed yang terdeteksi mendekati arah transduser, sedangkan
wave Doppler juga memberikan pengukuran yang akurat warna biru menunjukkan bahwa aliran darah yang
mengenai aliran darah pada suatu area yang spesifik dan terdeteksi menjauhi arah transduser. Tampilan warna
dapat mendeteksi kecepatan serta arah aliran darah. terang (turbulensi) menandakan bahwa terdapat adanya
aliran darah yang berbalik sehingga bertabrakan dengan
Continuous wave Doppler ekhokardiografi
arah aliran darah yang sebaliknya. Dalam kondisi normal,
menggunakan kristal ganda (dual-element transducer) yang
warna turbulensi dapat terjadi ketika posisi transduser
terdiri atas elemen transmisi dan elemen penerima di
terletak pada sisi kiri atau kanan dua pembuluh darah
kepala transduser. Pada CWD, transduser mengirimkan
arteri dan vena yang arah alirannya berlawanan, sehingga
dan menerima ekho secara terus-menerus dari seluruh
aliran darah yang mendekati ataupun yang menjauhi arah
tingkat kedalaman dalam suatu area, sehingga ekho
transduser sulit dibedakan.
akan mencapai transduser secara simultan. Walaupun
CWD dapat menentukan arah aliran darah tetapi CWD Sistem pencitraan PD memberikan sensitivitas
tidak dapat membedakan tingkat kedalaman jaringan. 5‒6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sistem CFD.
Continuous wave Doppler memiliki fungsi yang terbatas, Sistem pencitraan PD memungkinkan evaluasi aliran
tetapi secara klinis CWD berfungsi sangat baik untuk darah di dalam pembuluh darah yang melalui organ yang
mengetahui aliran darah pada pembuluh darah perifer. solid, dimana hal ini tidak mungkin dilakukan oleh tipe
Pulse wave Doppler dan continuous wave Doppler disebut CFD biasa. Contoh organ yang solid tersebut adalah
dengan istilah Spectral Doppler. ginjal, limpa dan hati. Kelemahan dari sistem ini tidak
dapat menunjukkan arah aliran darah, sehingga tidak
Sistem pencitraan CFD memberikan informasi
dapat membedakan dua pembuluh darah arteri dan vena
tentang kecepatan dari keseluruhan gambaran cross-
yang berhimpitan. Kegunaan, kelebihan, dan kekurangan
sectional yang ditampilkan. Informasi yang lainnya
masing-masing pencitraan Doppler dapat dilihat pada
adalah warna, intensitas penggambaran arah dan besaran
Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Kegunaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing pencitraan Doppler.


Spectral Doppler Colour Doppler Power Doppler
Kegunaan • Memeriksa aliran gelombang • Menunjukkan gambaran aliran • Kecerahan warna dipengaruhi oleh
yang terbentuk pada bagian superimposed pada suatu organ jumlah sel yang bergerak, bukan
tertentu dari pembuluh darah atau struktur pada kecepatan atau frekuensi.
Kelebihan • Memberikan informasi secara • Memberikan informasi langsung • Sensitif; dapat mendeteksi aliran
langsung mengenai aliran yang mengenai aliran yang ada yang rendah, pembuluh darah yang
ada kecil dengan penetrasi yang lebih
• Memberikan informasi kecepatan
baik
• Memberikan informasi dan menunjukkan aliran
kecepatan dan dapat pembuluh darah • Tidak dipengaruhi oleh sudut
menghitung transduser
• Mendeteksi turbulensi aliran dan
• Memperkirakan kualitas aliran kebocoran aliran • Bebas dari artifact
darah
Kekurangan • Lokasi hanya didapatkan dengan • Informasi terbatas, hanya • Tidak memberikan informasi secara
kombinasi gambar tambahan memberikan informasi kecepatan langsung
seperti B-mode real-time aliran
• Tidak memberikan informasi
• Sangat dipengaruhi oleh posisi • Sangat dipengaruhi oleh posisi kecepatan aliran
transduser. Aliran yang tegak transduser. Aliran yang tegak lurus
• Tidak memberikan informasi arah
lurus dengan transduser sangat dengan transduser sangat sulit
aliran
sulit untuk dideteksi. untuk dideteksi.
• Resolusi rendah
• Pergerakan yang rendah

11
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Gambar 1.8 (A) Sonogram Pulsed wave Doppler aliran darah aorta. (B) Continuous wave Doppler aliran darah pada katup mitral.
(C) Colour flow Doppler pada pembuluh darah interlobar ginjal. (D) Power Doppler pada pembuluh darah interlobar dan korteks ginjal.

Artifact USG Acoustic / distal enhancement


Ketika melakukan interpretasi sonogram, beberapa Gelombang suara diteruskan tanpa impedansi ketika
artifact mungkin timbul akibat interaksi antara gelombang melalui cairan, oleh karena itu akan ditemukan area
ultrasound dengan struktur tertentu. Artifact-artifact ini terang di bagian bawah cairan tersebut. Fenomena ini
penting untuk diketahui dan dipahami agar tidak terjadi disebut acoustic enhancement. Artifact ini sangat berguna
kesalahan. untuk konfirmasi organ-organ berbentuk kantung dan
berisi cairan seperti kantung empedu dan vesika urinaria
(Gambar 1.10).
Acoustic shadowing
Tulang dan udara bersifat menghambat laju ultrasound
sehingga mengakibatkan timbulnya garis ekhogenik yang
Reverberation
kuat pada permukaan struktur jaringan. Hal ini membuat Artifact ini terjadi pada jaringan dengan derajat
jaringan atau organ yang terletak di bagian bawah garis refleksi interface yang tinggi, seperti pada interface jaringan
ekhogenik tidak dapat terdeteksi. Fenomena ini disebut lunak dengan udara atau cairan dengan udara. Ekho yang
acoustic shadowing. Acoustic shadowing dapat dibentuk oleh kembali ke arah transduser akan direfleksikan dan kembali
tulang, gas, dan batu (Barr dan Gaschen 2012). Artifact masuk ke jaringan tubuh. Proses ini terjadi beberapa kali,
ini dapat digunakan untuk mendeteksi batu di ginjal atau menghasilkan multiple image paralel di sekeliling atau
vesika urinaria, dan tertimbunnya udara di dalam saluran sekitar interface yang asli (Gambar 1.11).
pencernaan (Gambar 1.9).

12
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

Mirror image lunak dengan udara atau cairan dengan udara, misalnya
pencitraan hati (hipoekhoik) yang menempel dengan
Prinsip terjadinya artifact ini mirip dengan kejadian
diafragma mengandung kolagen (hiperekhoik) (Gambar
reverberation yang berulang-ulang, yaitu terjadi pada
1.12).
derajat refleksi interface yang tinggi, yaitu jaringan

Gambar 1.9 (A) Sonogram acoustic shadowing yang terbentuk akibat adanya batu di vesika urinaria. (B) Ilustrasi skematis.

Gambar 1.10 (A) Sonogram acoustic/distal enhancement yang terbentuk di vesika urinaria. (B) Ilustrasi skematis.

13
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Gambar 1.11 (A) Sonogram reverberation yang terbentuk di ventral diafragma. (B) Ilustrasi skematis.

Gambar 1.12 (A) Sonogram mirror image yang terbentuk antara hati dengan diafragma. (B) Ilustrasi skematis.

Probe atau Transduser penggunaan transduser. Diameter kristal yang semakin


luas memberikan frekuensi yang lebih tinggi sehingga
Alat bantu yang digunakan untuk mentransmisikan gambar yang dihasilkan lebih fokus (Barr 1990).
ultrasound adalah probe atau transduser. Kemampuan
Transduser mampu mengubah energi listrik menjadi
transmisi ultrasound tergantung dari kapasitas kristal
energi gelombang suara/acoustic power. Semakin besar
piesoelektrik. Kristal piesoelektrik berupa susunan
energi listrik yang digunakan maka akan semakin besar
kristal yang terdapat dalam kepala transduser (scan head)
pula energi ultrasound yang dihasilkan. Kekuatan frekuensi
yang dapat mengubah aliran listrik bertegangan tinggi
ultrasound yang dihasilkan berbanding terbalik dengan
menjadi gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasound
panjang gelombang, misal pada frekuensi 2 MHz akan
pulse). Diameter kristal bervariasi tergantung tujuan

14
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

memiliki panjang gelombang sekitar 0.8 mm, sedangkan Konsekuensi dari lapang pandang ini adalah batas
pada frekuensi ultrasound yang lebih tinggi maka panjang organ target dengan daerah sekitarnya menjadi lebih
gelombangnya akan semakin pendek atau kecil (Goddard jelas. Kekurangan utama dari tipe transduser ini adalah
1995). membutuhkan kontak area yang relatif luas dengan
permukaan tubuh. Aplikasi transduser ini adalah
Terdapat tiga tipe utama transduser ultrasound yaitu
pemindaian organ-organ atau struktur yang lebih
linear, sector/curved dan phased array (Gambar 1.13).
superfisial.

1. Sector/curved transduser 4. Phased array transduser


Transduser tipe ini memiliki deretan kristal yang
Transduser tipe ini tersusun atas deretan kristal
disusun menyerupai bulan sabit dan menghasilkan
piesoelektrik yang masing-masing kristal tersebut dapat
lapangan pandang menyerupai kerucut. Lapangan
menghasilkan ultrasound secara terpisah. Deretan kristal
tersebut akan menghasilkan sudut yang lebih besar
tadi dapat disusun dalam bentuk suatu garis (linear),
sehingga memberikan lebih banyak struktur yang terlihat.
bentuk cincin (annular), lingkaran (circular) atau bentuk
Konsekuensi luasnya lapangan pandang ini adalah resolusi
deretan yang lain yang lebih komplek. Transduser ini juga
gambar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan
menghasilkan lapangan pandang menyerupai kerucut tapi
dengan tipe transduser linear. Aplikasi transduser jenis ini
dikeluarkan oleh titik fokal yang lebih kecil dibandingkan
adalah pemindaian organ-organ atau struktur yang lebih
transduser sector biasa. Keuntungan menggunakan
profundal.
transduser ini adalah ukurannya yang kecil dan mudah
untuk digunakan. Selain itu tidak membutuhkan kontak
2. Linear transduser area dengan kulit yang terlalu luas. Kelemahan yang
Transduser tipe ini memiliki deretan kristal yang dimiliki adalah resolusi gambar yang dihasilkan tidak
disusun sejajar membentuk suatu garis. Keuntungan sebaik kedua jenis transduser sebelumnya, sulit mengenali
pemakaian transduser jenis ini adalah pancaran ultrasound dan membedakan struktur organ yang berdekatan. Aplikasi
yang dihasilkan bergerak lurus sehingga didapatkan transduser jenis ini terutama adalah untuk pemindaian
fokus yang lebih baik dari struktur jaringan atau organ. sistem kardiovaskular (Barr 1990).

Gambar 1.13 Tipe transduser (A) Sector/curved transduser, (B) Linear, dan (C) Phased array transduser, serta tampilan sonogram yang
terbentuk.

15
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Persiapan Pasien Stylet needle digunakan untuk menghindari


teraspirasinya materi yang tidak diinginkan. Aspirasi
Sebelum dilakukan pemeriksaan, hewan lebih baik dilakukan satu kali saat lokasi target dicapai jarum aspirasi.
dipuasakan makan sekitar 12 jam sebelumnya, namun Terdapat berbagai jenis stylet needle. Terdapat banyak
tetap diberikan air minum. Lambung yang kosong akan jarum jenis yang lebih canggih dan mahal. Jarum tersebut
meningkatkan kualitas sonogram pada bagian kranial memiliki stylet, ukuran kedalaman dan small butterfly
abdomen khususnya hati, porta hepatik, termasuk spring system untuk menghentikan jarum pada kedalaman
lambung. Pemberian air minum sebelum pemeriksaan yang diinginkan. Jarum dengan tepi siku (bevelled edge)
USG dapat memperlihatkan dinding lambung, benda asing seperti jarum biopsi Chiba atau jarum crown-shaped tip
pada intraluminal, atau massa pada lambung. Pengosongan seperti jarum biopsi Franseen yang digunakan untuk
kolon dapat dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan keras seperti tulang. Jarum lainnya adalah
yang bertujuan untuk menurunkan terbentuknya artifact Westcott yang berbentuk seperti jarum‘Tru-Cut´ untuk
dari gas dan ingesta saluran pencernaan. Pemeriksaan pengambilan sampel yang lebih besar.
saluran urogenital, khususnya vesika urinaria harus dalam
keadaan penuh terisi urin. Pemberian sedativa, analgesik,
atau anestesi umum dilakukan jika hewan tidak dapat
Peralatan Biopsi Jaringan
dikendalikan, adanya rasa nyeri pada abdomen, atau akan Peralatan dengan tipe ‘Tru-Cut’ digunakan dalam
dilakukan tindakan intervens (Barr dan Gaschen 2012). biopsi jaringan. Keuntungan penggunaan peralatan ini
adalah sampel dalam ukuran besar dapat diambil dan
hanya membutuhkan satu operator. Sonografer dapat
PROSEDUR INTERVENSI mengoperasikan dengan transduser di satu tangan dan
Ultrasonografi dengan prosedur intervensi sudah tangan lainnya mengoperasikan biopsy gun. Sampel
sering dilakukan pada dunia kedokteran umum di tahun notch pada jarum berukuran hingga 20 mm. Peralatan
1980-an untuk pengambilan sampel. Tindakan intervensi yang terbuat dari plastik dapat dibuang, namun dapat
yang sering dilakukan di dunia kedokteran hewan adalah digunakan 2–3 kali dengan proses sterilisasi gas terlebih
fine needle aspiration (FNA) dan biopsi jaringan. Tindakan dahulu. Peralatan yang terbuat dari logam tidak dapat
FNA diawali dengan pemberian sedativa. dibuang dan harus disterilisasi setelah digunakan (Barr
dan Gaschen 2012).

Transduser
Sistem Jarum Penuntun
Transduser linear dan konveks menjadi pilihan untuk
pemeriksaan lesio yang terletak di superfisial dan lebih Adaptor spesifik (Gambar 1.14) merupakan alat
mudah terlihat dengan footprint transduser yang luas. tambahan yang dapat digabungkan dengan transduser
Pemanduan dalam tindakan FNA dan biopsi jaringan untuk mengarahkan jarum ke area yang diinginkan.
lebih mudah menggunakan transduser linear. Transduser Adaptor dapat digunakan untuk berbagai jenis ukuran
berfrekuensi tinggi digunakan pada prosedur FNA untuk jarum. Monitor dilengkapi dengan penanda ukuran dalam
melihat jarum. sentimeter (cm) yang terlihat seperti dua garis putih.
Bagian tengah dari dua garis putih tersebut adalah jarum
yang dapat terlihat di tengah organ target.
Jarum Aspirasi (Aspiration Needle)
Jarum 22G dengan ukuran 1.5 inchi merupakan
jarum yang paling umum digunakan. Jarum tipis
digunakan untuk mencapai regio dengan vaskularisasi
yang tinggi, area yang diduga terdapat abses, dan adanya
kebocoran akibat dari jarum aspirasi. Jarum yang lebih
tebal digunakan pada lokasi dengan volum cairan yang
besar atau cairan yang kental. Panjang spinal needle
mencapai 3.5 inchi sehingga dapat digunakan untuk
struktur yang lebih dalam.

16
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi

Pengambilan Sampel Tidak Langsung


Teknik ini biasa digunakan pada kondisi ditemukan
banyak cairan atau adanya massa yang besar. Ultrasonografi
diletakkan dengan jarum untuk mengukur kedalaman
lokasi. Bagian ujung jarum dapat ditandai dengan
penekanan selama 30 detik di lokasi yang diinginkan
dengan pusat jarum hipodermik. Transduser kemudian
dipindahkan dan jarum diletakkan untuk pengambilan
sampel. Pengambilan sampel akan lebih mudah dengan
cara langsung.

Pengambilan Sampel Langsung


Bidang tempat jarum masuk harus berada pada
Gambar 1.14 Adaptor spesifik untuk mengarahkan jarum.
midline dari bidang transduser. Jarum dapat dilengkapi
dengan lapisan tambahan ekhogenik untuk meningkatkan
Peralatan Biopsi secara Transrectal/ sonogram. Harus dipastikan kemiringan jarum berhadapan
dengan transduser sehingga gas yang terperangkap pada
transvaginal/ Transesofageal/ kemiringan tersebut dapat teramati. Jarum dapat terlihat
Trans-gastrointestinal maksimal jika posisi focal zone tepat pada lokasi target dan
jarum dipindahkan perlahan untuk menemukan posisi
Terdapat jenis transduser intraluminal yang mampu jarum. Jarum diarahkan ke organ target dan dilakukan
digunakan untuk tindakan biopsi. Biayanya yang mahal pengambilan sampel. Pengambilan sampel langsung
membuat transduser ini hanya berada pada institusi membutuhkan latihan untuk meletakkan jarum dengan
tertentu. tepat. Penggunaan gelatin dan agar jaringan untuk berlatih
teknik ini.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel dengan Sistem Jarum
Persiapan Pasien
Penuntun
Teknik FNA dilakukan dengan pencukuran rambut
yang selanjutnya disteriliasasi dengan alkohol. Sedativa Penggunaan penuntun adaptor merupakan cara
dan anestesi lokasi tidak diperlukan kecuali hewan tidak yang mudah untuk mengumpulkan spesimen dari lokasi
kooperatif. Biopsi jaringan harus dilakukan dengan yang sulit namun terbatas. Sehingga lokasi sulit dicapai,
steril dan parameter koagulasi harus diperiksa sebelum pengambilan sampelnya lebih fleksibel hanya dengan
dilakukan biopsi. Transduser dilapisi dengan gloves steril tangan. Teknik pengabilan sampel dengan sistem jarum
yang bertujuan untuk membuat sayatan kecil yang dekat penuntun dapat dilijat pada Gambar 1.15.
dengan transduser dan menghindari tumpulnya jarum.
Penekanan dapat dilakukan pada lokasi jaringan berlapis
terutama pada abdomen sehingga dapat memindahkan
struktur yang berisi gas dan membuat lesio lebih dekat
dengan permukaan kulit.
Ultrasonografi CFD dapat digunakan untuk
memeriksa vaskularisasi lesio dan menghindari pembuluh
darah besar. Jika terdapat cairan dalam jumlah besar,
cairan dikeluarkan terlebih dahulu sebelum pengambilan
sampel. Selain itu, CFD dapat digunakan untuk memeriksa
terjadinya hemoragi paska biopsi yang sulit diketahui
Gambar 1.15 Teknik Pengambilan sampel dengan sistem jarum
tanpa adanya ultrasonografi CFD.
penuntun.

17
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua

Fine Needle Aspiration (FNA) Potensi Komplikasi


Tindakan FNA merupakan tindakan dengan biaya Keuntungan dalam memperoleh sampel diagnostik
yang murah, teknik yang mudah dengan risiko komplikasi dengan risiko yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi.
yang minimal. Penusukan dilakukan dengan ujung Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
jarum pada lokasi target. Penusukan dilakukan beberapa
1. Hemoragi jarang terjadi dan biasanya dapat
kali kemudian jarum dikeluarkan. Tindakan ini dapat
dihentikan. Ginjal merupakan organ yang
digunakan pada kondisi adanya lesio di pembuluh darah
memiliki potensi perdarahan lebih besar
dan limpa. Teknik suction dilakukan 3–4 kali dengan gentle
dibanding organ lain.
suction ketika ujung jarum berada di lokasi target, namun
dapat menyebabkan banyak darah yang mengontaminasi 2. Peritonitis jarang terjadi akibat infeksi di
sampel. Suction dapat tidak diaplikasikan saat penarikan lesio dari pengambilan sampel akibat jarum
jarum untuk menghindari teraspirasinya jaringan yang tipis. Antibiotik dapat diberikan untuk
sepanjang jalur jarum. mencegah infeksi.
3. Penetrasi organ yang kosong dapat dihindari
Biopsi Jaringan khususnya biopsi jaringan.
Tindakan biopsi dilakukan jika tindakan FNA tidak 4. Penyebaran sel tumor sepanjang jalur jarum
dapat mendiagnosis dengan baik. Panjang jarum harus jarang terjadi, namun pernah dilaporkan
disesuaikan sehingga saat gun dinyalakan, jarum tidak terdapat sel carcinoma pada vesika urinari dan
melebihi organ target dan merusak organ lainnya. Selain kelenjar prostat. Cara menghindarinya dengan
itu, harus dipastikan jaringan normal di bagian superfisial tidak menggunakan jarum yang sama untuk
yang berpotensi terjadi hemoragi. Biopsi pada hati tidak organ yang berbeda.
boleh melewati 2 lobus hati. 5. Biopsi kelenjar adrenal berpotensi menyebabkan
Pemeriksaan terjadinya hemoragi dapat dilakukan terjadi phaeochromocytoma harus dihindari pada
pada menit pertama dan ke-30 setelah proses biospi kondisi hipertensi atau hipotensi paradoxical.
selesai. Pemeriksaan dilakukan dengan CFD ultrasonografi 6. Penggunaan automated gun dalam biopsi sampel
yang pada menit pertama hemoragi seharusnya berhenti. hati menyebabkan 19% kucing mengalami
Sampel yang didapatkan diletakkan pada cassette sebelum shock dibandingkan dengan semi-automated
dimasukkan ke dalam formalin. Sedikitnya 2–3 sampel gun. Tidak ada laporan hewan mengalami
diambil dari lokasi yang berbeda. Jaringan normal di shock dengan penggunaan semi-automated gun.
bagian perifer dapat disertakan, dan jaringan yang nekros Gelombang yang dibentuk oleh automated gun
dapat dihindari. menyebabkan vagotonia intens.
7. Pasca biopsi arteri dan vena jarang terjadi
Kualitas Spesimen dan Akurasi komplikasi, kecuali pada organ ginjal.
Variasi akurasi data diagnostik dipengaruhi oleh
teknik yang digunakan. Teknik FNA 84% digunakan
untuk diagnosis sitologi dan biopsi jaringan sebanyak
94% pada kualitas sampel. Tindakan FNA pada organ
hati kurang akurat dibandingkan dengan tindakan
biopsi. Hasil sitologi dan hasil histopatologi bervariasi
dipengaruhi oleh jenis organ. Tindakan FNA pada paru-
paru dapat didiagnosis sebanyak 82% dari kasus, limpa
didiagnosis sebanyak 61%, organ hati kucing sebanyak
51%, dan organ hati anjing sebanyak 30%.

18
BAB 2.
ULTRASONOGRAFI
LAMBUNG, USUS, DAN
PANKREAS

Anda mungkin juga menyukai