Ultrasonografi
pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Editor:
Deni Noviana, Drh, PhD, Diplomate AiCVIM
Profesor Radiologi
Divisi Bedah dan Radiologi
Departemen klinik, Reproduksi dan Patologi
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Penulis:
Deni Noviana I Sabdi Hasan Aliambar | Mokhamad Fakhrul Ulum
Riki Siswandi | Budhy Jasa Widyananta I Gunanti
R. Harry Soehartono I Rr. Soesatyoratih I Siti Zaenab
C.01/04.2018
Judul Buku:
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil Edisi Kedua
Penyusun:
Deni Noviana, Sabdi Hasan Aliambar, Mokhamad Fakhrul Ulum, Riki Siswandi,
Budhy Jasa Widyananta, Gunanti, R. Harry Soehartono, Rr. Soesatyoratih, Siti Zaenab
Penyunting Bahasa:
Melpa Susanti Purba, Fitria Senja Murtiningrum
Editor:
Deni Noviana
Illustrator:
Mokhamad Fakhrul Ulum
Desain Sampul:
Ridzky Pratama
Penata Isi:
Muhammad Faiz Hafizhuddin, Rili Wahyu Aji, Andreas Levi Aladin, Ahmad Syahrul Fakhri
Korektor:
Nopionna Dwi Andari
Jumlah Halaman:
218 + 10 halaman romawi
Edisi/Cetakan:
Edisi Pertama: Januari 2012
Edisi Kedua: April 2018
PT Penerbit IPB Press
Anggota IKAPI
IPB Science Techno Park
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com
ISBN: 978-602-440-288-4
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah dan karunia-Nya yang memberikan ilham
dan setitik ilmu dari samudera ilmu-Nya yang luas sehingga penyusunan buku “Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua” ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan penggunaan USG sebagai sarana penunjang diagnosis penyakit hewan
secara cepat dan akurat, telah memotivasi kami Divisi Bedah dan Radiologi - Departemen Klinik, Reproduksi dan
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor untuk menyusun buku Diagnosis Ultrasonografi
pada Hewan Kecil Edisi Kedua.
Pada bagian awal dari buku ini dijelaskan tentang pengenalan diagnosis USG pada hewan kecil yaitu anjing dan kucing
yang mencakup pengertian dasar, teknik penampilan pencitraan, pemanfaatan, dan teknik pengambilan sampel jaringan
dengan panduan USG. Pada bagian selanjutnya, dijelaskan tentang persiapan dan teknik pencitraan masing-masing organ
serta sonogram kasus-kasus terbaru yang dikelompokkan berdasarkan sistem organ. Jumlah kasus terbaru yang ditambahkan
pada edisi kedua ini sebanyak 80 lebih sonogram, sehingga tercatat total lebih dari 280 sonogram yang dapat dipelajari.
Semua sonogram kasus dalam buku ini merupakan koleksi asli yang didapatkan tim penulis dari kasus-kasus yang pernah
ditangani di Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) FKH IPB, beberapa klinik hewan di wilayah Jakarta dan Bogor (My
Vets, DNA Animal Clinic, dan Klinik Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri).
Secara umum buku ini dapat dijadikan referensi bagi dokter hewan yang berpraktik mandiri, dokter hewan di klinik
hewan dan rumah sakit hewan dalam membantu penegakan diagnosis penyakit hewan anjing dan kucing. Secara khusus,
buku ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mata kuliah program sarjana kedokteran hewan untuk bidang klinik hewan
kecil seperti ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, ilmu radiologi veteriner, instrumentasi diagnostika; mata kuliah pada program
pendidikan profesi dokter hewan maupun pascasarjana program studi kedokteran hewan dan biomedis.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan dan
memperkaya referensi buku-buku USG hewan kecil di Indonesia. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan buku ini, oleh karena itu saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan pada edisi mendatang.
Penyusun
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas peran dari banyak pihak yang telah membantu mulai dari
persiapan, penyusunan, penyuntingan sehingga akhirnya buku ini diterbitkan. Secara khusus ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Ketua Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi (KRP) FKH IPB
serta Direktur Eksekutif RSHP FKH IPB atas kesempatan yang diberikan dalam penyusunan buku ini.
2. Kolega dokter hewan di My Vets Jakarta, DNA Animal Clinic Bogor dan Klinik Direktorat Polisi Satwa Baharkam
Polri Depok yang selalu memberi kesempatan kepada penulis untuk memperkaya koleksi kasus.
3. PT. Karindo Alkestron, perusahaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang selalu memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mencoba aplikasi dan fitur terbaru berupa USG dengan merk SonoDop.
4. Keluarga tercinta yang selalu mendampingi, memberikan semangat dan mendoakan.
5. Para mahasiswa yang sedang atau telah melakukan penelitian dan asistensi di Divisi Bedah dan Radiologi yang
selalu memberikan keceriaan dan tenaga baru.
6. Anjing dan kucing yang ikut serta dengan sabar dalam penulisan buku ini, sehingga memungkinkan kita semua
untuk belajar dan mendapatkan manfaat dari gambar dan sonogram mereka.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas
berbagai kontribusi baik langsung maupun tidak langsung sehingga buku ini dapat diterbitkan sesuai dengan harapan.
DAFTAR ISI
Ultrasonografi (USG) merupakan teknik diagnosis USG mulai berkembang dan banyak digunakan oleh
pencitraan struktur internal suatu organ atau jaringan rumah sakit, klinik hewan bahkan banyak praktisi hewan
yang dihasilkan akibat interaksi antara gelombang suara mandiri yang sudah memanfaatkan USG ini. Antusias yang
berfrekuensi sangat tinggi (ultrasound) dengan jaringan, tinggi dan tuntutan klien dalam penggunaan USG sebagai
organ, atau struktur lain yang terdapat pada tubuh sarana penegakan diagnosis juga merupakan hal penting
hewan. Gelombang suara memiliki karakteristik panjang juga bagi dokter hewan untuk terus mengembangkan dan
gelombang, frekuensi, dan amplitudo. Panjang gelombang mengaplikasikan USG ini.
merupakan jarak antara dua puncak gelombang. Frekuensi
Pencitraan USG meliputi struktur internal dari
merupakan jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu
jaringan-jaringan lunak seperti organ-organ dalam tubuh,
detik dengan satuan Hertz (Hz). Frekuensi yang digunakan
otot, tendon, mata dan bahkan saat ini dapat dipergunakan
untuk diagnosis USG adalah 2–13 MHz. Frekuensi
untuk melihat jaringan keras seperti permukaan tulang
tersebut lebih tinggi dari frekuensi yang dapat didengar
yang superfisial. Pengamatan secara real time terhadap
oleh manusia yaitu 20–20.000 Hz. Frekuensi di bawah
struktur-struktur tersebut meliputi adanya perubahan
20 Hz disebut infrasound dan frekuensi di atas 20.000 Hz
bentuk, intensitas ekhogenitas, letak, struktur, jumlah dan
disebut ultrasound (Barr dan Gaschen 2012).
lesio-lesio patologis lainnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Aplikasi USG generasi pertama pada hewan dimulai
dan teknologi, pemanfaatan USG dengan frekuensi
di Amerika Serikat sekitar tahun 1956 sebagai alat yang
yang semakin tinggi (>13 MHz) memungkinkan detail
dipergunakan untuk mengukur ketebalan pada ternak
resolusi gambar yang dihasilkan menjadi semakin baik.
potong seperti sapi potong dan babi. Sepuluh tahun
Namun aplikasi USG dengan frekuensi yang rendah
kemudian USG generasi kedua mulai dipergunakan untuk
2‒5 MHz tetap diperlukan untuk diagnosis organ-
mendiagnosis kebuntingan pada domba dan kambing
organ atau jaringan tubuh yang terletak lebih profundal.
serta estimasi ketebalan lemak pada kuda. Aplikasi USG
Ultrasound mempunyai sifat fisika seperti gelombang
pada hewan kecil seperti anjing dan kucing dimulai sekitar
suara biasa, yaitu tidak dapat ditransmisikan dalam ruang
tahun 1980. Pada hewan kecil USG banyak dipergunakan
hampa udara dan laju transmisi dalam struktur gas sangat
untuk mendiagnosis kebuntingan, menentukan jumlah
rendah. Ultrasound memerlukan suatu medium untuk
fetus, menentukan viabilitas fetus, mencitrakan semua
berpindah melalui jaringan, dimana cairan merupakan
struktur internal jaringan lunak dan organ baik yang
medium terbaik untuk transmisi ultrasound ini. Aplikasi
superfisial maupun profundal dan dapat menampilkan
diagnosis USG bersifat non radiasi ionisasi, karena hanya
keabnormalitasan yang terjadi. Aplikasi USG juga dapat
memanfaatkan gelombang suara, kemudian juga bersifat
dipergunakan untuk membantu pengambilan sampel
non invasive karena tidak ada subtansi atau bahan apapun
biopsi untuk menentukan spesifitas penyakit. Di Indonesia
yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan.
aplikasi USG pada hewan kecil mulai berkembang pada
Saat ini teknik USG digunakan dalam dunia tahun 2000-an yang dipergunakan di rumah sakit hewan,
kedokteran manusia dan hewan sebagai sarana penunjang klinik hewan maupun dokter hewan praktik mandiri.
diagnosis penyakit yang cepat, tepat dan akurat terutama
Interpretasi diagnosis USG sebaiknya dilakukan
jika dikombinasikan dengan hasil penemuan klinis,
secara langsung bersamaan dengan proses pemindaian
pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan laboratorium.
dari struktur atau organ tubuh. Meskipun hasil sonogram
Di negara maju, USG merupakan alat diagnosis standar
dapat disimpan dalam bentuk cetak ataupun elektronik.
yang harus dimiliki oleh klinik dan rumah sakit hewan
Interpretasi yang dapat langsung dilakukan, membuat
untuk melakukan pelayanan kesehatan hewan. Seiring
USG ini sangat tergantung kepada pengalaman dokter
dengan perkembangan teknologi, saat ini di Indonesia
hewan yang mengoperasikannya.
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
4
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
layar monitor masing-masing akan merepresentasikan dahulu. Ultrasound pulse yang digunakan pada tipe ini
gambaran dua dimensi berupa potongan struktur organ. adalah gelombang suara tunggal yang akan direfleksikan
Posisi dari yang terlihat pada layar monitor merupakan sebagai ekho berupa titik atau dot yang memanjang
posisi dari refleksi struktur organ. Teknik penampilan pada garis vertikal. Posisi dari titik yang memanjang
pencitraan B-mode ini merupakan pencitraan standar yang pada garis menunjukkan kedalaman struktur organ yang
digunakan untuk mendeteksi seluruh jaringan lunak pada direfleksikan. Garis tersebut terus berjalan horisontal
tubuh hewan, seperti pemeriksaan kebuntingan, ruang pada layar. Gambar yang dihasilkan mewakili pergerakan
jantung, parenkim dan bagian luar suatu organ, infestasi dari struktur yang diamati sepanjang garis. Sama dengan
tumor ataupun pembengkakkan. teknik penampilan pencitraan B-mode, derajat keterangan
(brightness) dari titik pada M-mode tersebut menunjukkan
Tipe M-mode merupakan USG pertama yang
kekuatan ekho. Contoh pencitraan ventrikel kiri jantung
dapat menampilkan gambaran ekho yang bergerak dari
secara melintang (short axis) melalui B-mode dan M-mode
organ jantung. Dengan demikian gerakan dari fungsi
dapat dilihat pada Gambar 1.2.
dan ketebalan miokardium serta katup jantung dapat
terlihat. Motion-mode dapat langsung memberikan
pencitraan tanpa harus melalui gambaran B-mode terlebih
Gambar 1.2 Pencitraan ventrikel kiri jantung secara melintang (short axis) melalui (A) B-mode dan (B) M-mode (B).
5
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
6
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
1. Acoustic window harus sedekat mungkin dengan pada monitor. Bagian atas sonogram merupakan bagian
target organ atau jaringan yang akan dilakukan yang menempel pada permukaan kulit. Hewan dengan
pencitraan. Pemilihan regio akan menentukan posisi dorsal recumbency dengan bidang transversal, maka
tinggi frekuensi yang akan digunakan untuk sisi kiri hewan menjadi sisi kanan pada gambar. Namun,
mendapatkan resolusi terbaik. jika tanda transduser berada pada sebelah kiri maka tanda
2. Ukuran transduser disesuaikan dengan luas pada gambar akan berada di sebelah kiri. Pada bidang
permukaan acoustic window. Transduser longitudinal, bagian kranial atau proksimal harus berada
microconvex cocok untuk pendekatan interkostal di sisi kiri dan bagian kaudal atau distal berada di sisi
atau parasternal dengan footprint transduser yang kanan.
kecil. Transduser linear memiliki footprint yang Interaksi antara ultrasound dengan suatu struktur atau
luas sehingga cocok untuk regio mid-abdomen. jaringan dari organ di tubuh hewan, akan menghasilkan
3. Penurunan kualitas gambar dapat dicegah suatu refleksi/ekho. Prinsip interpretasi gambar USG,
dengan pemilihan acoustic window yang tepat. berdasarkan kepada derajat atau intensitas ekho yang
Contohnya adalah antrum, pilorus, dan kembali menuju transduser. Terdapat tiga derajat
duodenum yang dapat dicapai dengan posisi ekhogenitas yang dapat dilihat pada sonogram yaitu
right lateral atau dorsal recumbency. Posisi hiperekhoik, hipoekhoik dan anekhoik. Hiperekhoik
tersebut dapat berisi cairan dan ingesta dengan menunjukkan ekhogenitas tinggi, artinya ekho yang
jumlah gas yang sedikit. dihasilkan tinggi sehingga terlihat warna putih pada
sonogram. Hiperekhoik menunjukkan highly-reflective
4. Os pubis dapat membentuk acoustic shadowing
interface. Contoh jaringan atau organ yang hiperekhoik
yang menghambat pencitraan kelenjar prostat
adalah tulang, udara, kolagen dan lemak serta feses yang
atau uretra, sehingga dapat menggunakan
berada di dalam saluran pencernaan (Gambar 1.4).
pendekatan perianal.
Hipoekhoik menunjukkan ekhogenitas rendah,
5. Pencitraan hati dapat menggunakan substernal
artinya ekho yang dihasilkan sedikit sehingga terlihat
window. Intercostal window dapat digunakan
warna abu-abu pada sonogram. Hipoekhoik menunjukkan
untuk mencitrakan hati yang terletak di bagian
intermediate reflection. Semua jaringan lunak menunjukkan
deep-chested.
ekhogenitas yang rendah (Gambar 1.5). Anekhoik
Acoustic window untuk struktur dan regio yang umum menunjukkan tidak ada ekhogenitas, yang berarti tidak
dilakukan pemeriksaan disajikan pada Tabel 1.2. ada ekho yang dihasilkan sehingga terlihat warna hitam
pada sonogram. Anekhoik menunjukkan gelombang
Prinsip Interpretasi Gambar suara yang ditransmisikan seluruhnya. Contoh struktur
anekhoik adalah cairan, urin, dan darah (Gambar 1.6).
Orientasi sonogram yang ditampilkan pada monitor Cairan termasuk anekhoik walaupun kehadiran suatu
harus konsisten dengan orientasi transduser, dimana partikular di dalamnya akan menyebabkan terbentuknya
posisi tanda pada transduser harus sama dengan tanda ekho.
7
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Tabel 1.2 Acoustic window untuk struktur dan regio yang umum dilakukan pemeriksaan (Barr dan Gaschen 2012).
Organ Acoustic Window
Mediastinum kranial • Interkostal 1–4
• Pendekatan parasternal
• Inlet thoraks
Hati • Kaudal processus xiphoideus dengan tegak lurus dengan arah ultrasound
• Mid-abdominal kanan dan kiri ke dorsal intercostal
Limpa • Kaput limpa:
- Dorsal interkostal kiri
- Ventral abdomen kiri bagian kranial dengan arah sagital
• Korpus dan Kauda limpa:
- Sepanjang arcus kostal kiri
- Ventral abdomen kiri bagian kranial dengan arah sagital
Lambung • Kaudal processus xiphoideus tegak lurus dengan arah ultrasound kranial
• Fundus dan korpus: sepanjang arcus kostal kiri
• Antrum dan pilorus: ventral dari midline kanan atau interkostal kanan
Duodenum dan Pankreas • Duodenum ascenden dan corpus pankreas:
- Kranial kanan dari mid-abdominal dengan arah sagital
- Interkostal dorsal kanan
• Duodenum descenden dan kauda pankreas kanan
- Bagian kanan dari mid-abdominal arah pancaran ultrasound sagital
• Kauda pankreas kiri
- Mid-abdominal kiri
Ginjal dan kelenjar adrenal kiri • Kranial kiri dari mid-abdominal dengan arah pancaran dorsal atau sagital
• Interkostal dorsal kiri
Ginjal dan kelenjar adrenal kanan • Kranial kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran kranio-dorsal
• Interkostal dorsal kanan
Ileum • Bagian kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
Colon • Colon ascendens:
- Bagian kanan dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
• Colon transversal:
- Ventral abdomen, caudal processus xiphoideus
• Colon descendens:
- Bagian kiri dari mid-abdominal dengan arah pancaran ultrasound sagital
Vesika urinaria • Kaudal dari ventral atau lateral abdomen
• Kranial os pubis
Kelenjar prostat dan uretra • Kaudal abdomen, kraniol os pubis dengan arah pancaran kaudo-dorsal
• Pendekatan perianal
Uterus • Cornua uteri: kaudal abdomen, kranial dari os pubis (dorsal dari vesika urinaria)
• Corpus uteri : mid-abdomen kanan dan kiri dengan arah pancaran sagital
Ovarium Mid-abdomen kanan dan kiri dengan arah pancaran sagital dan dorsolateral
Time Gain Compensation masuk transduser lebih sedikit dan lemah. Time Gain
Compensation memungkinkan untuk diatur sedemikian
Time Gain Compensation (TGC) atau sering juga rupa sehingga memperkuat ekho yang kembali. Pengaturan
disebut dengan Depth Gain Compensation (DGC) yang dilakukan adalah jaringan-jaringan superfisial (near
merupakan salah satu fungsi pengaturan pada alat USG field) akan direduksi intensitasnya, sedangkan jaringan-
yang memungkinkan ekho yang ditampilkan mempunyai jaringan yang lebih dalam (far field) akan ditambahkan
derajat terang (brightness) yang sama walaupun dengan intensitasnya. Melalui fungsi pengaturan ini menyebabkan
jarak atau kedalaman yang berbeda. Ketika terkena tampilan sonogram pada semua bagian mulai dari near
atau melalui jaringan dan organ, gelombang suara akan field sampai far field dapat diinterpretasikan dengan baik
diabsorpsi sehingga menyebabkan ekho yang kembali (Gambar 1.7).
8
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
Gambar 1.4 Sonogram hiperekhoik berupa warna putih pada hasil sonogram pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Kapsula
ginjal, (B) Kolon berisi feses, (C) Tulang fetus dan (D) Usus berisi gas yang menyerupai gelombang.
.
Gambar 1.5 Sonogram hipoekhoik pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Parenkim limpa, (B) Hati.
9
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Gambar 1.6 Sonogram anekhoik pada berbagai struktur jaringan atau organ: (A) Vesika urinaria, (B) Kantung empedu.
Gambar 1.7 (A) Pengaturan TGC di bagian near field yang terlalu tinggi. (B) Pengaturan TGC di di bagian far field yang terlalu tinggi.
(C) Pengaturan TGC yang tepat di semua bagian.
10
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
menggunakan kristal tunggal atau transduser tunggal dari kecepatan. Tampilan yang dihasilkan CFD berupa
(single-element transducer). Melalui PWD ekhokardiografi, pencitraan warna. Warna pada CFD terdiri dari warna
waktu perjalanan kembali ultrasound pulse dapat digunakan merah, biru dan terang (turbulensi). Warna merah yang
untuk menentukan kedalaman jaringan pada darah terlihat pada sonogram menunjukkan bahwa aliran darah
dimana kecepatan aliran darah tersebut berada. Pulsed yang terdeteksi mendekati arah transduser, sedangkan
wave Doppler juga memberikan pengukuran yang akurat warna biru menunjukkan bahwa aliran darah yang
mengenai aliran darah pada suatu area yang spesifik dan terdeteksi menjauhi arah transduser. Tampilan warna
dapat mendeteksi kecepatan serta arah aliran darah. terang (turbulensi) menandakan bahwa terdapat adanya
aliran darah yang berbalik sehingga bertabrakan dengan
Continuous wave Doppler ekhokardiografi
arah aliran darah yang sebaliknya. Dalam kondisi normal,
menggunakan kristal ganda (dual-element transducer) yang
warna turbulensi dapat terjadi ketika posisi transduser
terdiri atas elemen transmisi dan elemen penerima di
terletak pada sisi kiri atau kanan dua pembuluh darah
kepala transduser. Pada CWD, transduser mengirimkan
arteri dan vena yang arah alirannya berlawanan, sehingga
dan menerima ekho secara terus-menerus dari seluruh
aliran darah yang mendekati ataupun yang menjauhi arah
tingkat kedalaman dalam suatu area, sehingga ekho
transduser sulit dibedakan.
akan mencapai transduser secara simultan. Walaupun
CWD dapat menentukan arah aliran darah tetapi CWD Sistem pencitraan PD memberikan sensitivitas
tidak dapat membedakan tingkat kedalaman jaringan. 5‒6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sistem CFD.
Continuous wave Doppler memiliki fungsi yang terbatas, Sistem pencitraan PD memungkinkan evaluasi aliran
tetapi secara klinis CWD berfungsi sangat baik untuk darah di dalam pembuluh darah yang melalui organ yang
mengetahui aliran darah pada pembuluh darah perifer. solid, dimana hal ini tidak mungkin dilakukan oleh tipe
Pulse wave Doppler dan continuous wave Doppler disebut CFD biasa. Contoh organ yang solid tersebut adalah
dengan istilah Spectral Doppler. ginjal, limpa dan hati. Kelemahan dari sistem ini tidak
dapat menunjukkan arah aliran darah, sehingga tidak
Sistem pencitraan CFD memberikan informasi
dapat membedakan dua pembuluh darah arteri dan vena
tentang kecepatan dari keseluruhan gambaran cross-
yang berhimpitan. Kegunaan, kelebihan, dan kekurangan
sectional yang ditampilkan. Informasi yang lainnya
masing-masing pencitraan Doppler dapat dilihat pada
adalah warna, intensitas penggambaran arah dan besaran
Tabel 1.3.
11
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Gambar 1.8 (A) Sonogram Pulsed wave Doppler aliran darah aorta. (B) Continuous wave Doppler aliran darah pada katup mitral.
(C) Colour flow Doppler pada pembuluh darah interlobar ginjal. (D) Power Doppler pada pembuluh darah interlobar dan korteks ginjal.
12
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
Mirror image lunak dengan udara atau cairan dengan udara, misalnya
pencitraan hati (hipoekhoik) yang menempel dengan
Prinsip terjadinya artifact ini mirip dengan kejadian
diafragma mengandung kolagen (hiperekhoik) (Gambar
reverberation yang berulang-ulang, yaitu terjadi pada
1.12).
derajat refleksi interface yang tinggi, yaitu jaringan
Gambar 1.9 (A) Sonogram acoustic shadowing yang terbentuk akibat adanya batu di vesika urinaria. (B) Ilustrasi skematis.
Gambar 1.10 (A) Sonogram acoustic/distal enhancement yang terbentuk di vesika urinaria. (B) Ilustrasi skematis.
13
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Gambar 1.11 (A) Sonogram reverberation yang terbentuk di ventral diafragma. (B) Ilustrasi skematis.
Gambar 1.12 (A) Sonogram mirror image yang terbentuk antara hati dengan diafragma. (B) Ilustrasi skematis.
14
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
memiliki panjang gelombang sekitar 0.8 mm, sedangkan Konsekuensi dari lapang pandang ini adalah batas
pada frekuensi ultrasound yang lebih tinggi maka panjang organ target dengan daerah sekitarnya menjadi lebih
gelombangnya akan semakin pendek atau kecil (Goddard jelas. Kekurangan utama dari tipe transduser ini adalah
1995). membutuhkan kontak area yang relatif luas dengan
permukaan tubuh. Aplikasi transduser ini adalah
Terdapat tiga tipe utama transduser ultrasound yaitu
pemindaian organ-organ atau struktur yang lebih
linear, sector/curved dan phased array (Gambar 1.13).
superfisial.
Gambar 1.13 Tipe transduser (A) Sector/curved transduser, (B) Linear, dan (C) Phased array transduser, serta tampilan sonogram yang
terbentuk.
15
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
Transduser
Sistem Jarum Penuntun
Transduser linear dan konveks menjadi pilihan untuk
pemeriksaan lesio yang terletak di superfisial dan lebih Adaptor spesifik (Gambar 1.14) merupakan alat
mudah terlihat dengan footprint transduser yang luas. tambahan yang dapat digabungkan dengan transduser
Pemanduan dalam tindakan FNA dan biopsi jaringan untuk mengarahkan jarum ke area yang diinginkan.
lebih mudah menggunakan transduser linear. Transduser Adaptor dapat digunakan untuk berbagai jenis ukuran
berfrekuensi tinggi digunakan pada prosedur FNA untuk jarum. Monitor dilengkapi dengan penanda ukuran dalam
melihat jarum. sentimeter (cm) yang terlihat seperti dua garis putih.
Bagian tengah dari dua garis putih tersebut adalah jarum
yang dapat terlihat di tengah organ target.
Jarum Aspirasi (Aspiration Needle)
Jarum 22G dengan ukuran 1.5 inchi merupakan
jarum yang paling umum digunakan. Jarum tipis
digunakan untuk mencapai regio dengan vaskularisasi
yang tinggi, area yang diduga terdapat abses, dan adanya
kebocoran akibat dari jarum aspirasi. Jarum yang lebih
tebal digunakan pada lokasi dengan volum cairan yang
besar atau cairan yang kental. Panjang spinal needle
mencapai 3.5 inchi sehingga dapat digunakan untuk
struktur yang lebih dalam.
16
Bab 1.
Pengenalan Diagnosis Ultrasonografi
17
Diagnosis Ultrasonografi pada Hewan Kecil
Edisi Kedua
18
BAB 2.
ULTRASONOGRAFI
LAMBUNG, USUS, DAN
PANKREAS