Disusun Oleh:
RAIHAN ZAINANI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan..............................................................2
B. Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.............................2
C. Peranan Agama Islam Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan
Indonesia..............................................................................................................3
D. Permasalahan dalam Peran agama Dalam Mewujudkan Persatuan dan
Kesatuan Bangsa..................................................................................................8
E. Solusi dari masalah masalah yang dapat memecah persatuan dan kesatuan
bangsa indonesia.................................................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Agama adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-aturan
syariat tertentu. Dapat dikatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan.
Agama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan adanya
agama membuat hidup manusia menjadi teratur dan terarah. Agama dalam hal ini
agama Islam mengatur kehidupan umatnya di berbagai aspek seperti ekonomi,
sosial, budaya, politik, pendidikan, akhlak, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Politik adalah hal-hal yang berkenaan dengan tata Negara, urusan yang
mencakup siasat dalam pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain-lain.
Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah. Politik artinya adalah
mengurusi urusan umat. Berkecimpung dalam dunia politik berarti
memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman
penguasa dan melenyapkan kejahatan kaum kafir atas mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kontribusi agama dalam kehidupan politik?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Jadi makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan,
jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
3
2. Larangan untuk Saling Curiga
Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai
individu, sebagai kelompok sosial, maupun kelompok yang lain termasuk
kelompok politik untuk saling curiga, saling melecehkan atau sejenisnya. Allah
berfirman :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka
(kecurigaan) karena sebagian dari purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari
keburukan seseorang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (Q.S Al-
Hujurat:12)
Dengan demikian terhadap orang lain haruslah saling mengembangkan
husnuzhan. Jika semua orang menanamkan husnuzhan di dalam dirinya maka
akan mempererat hubungan mereka. Kecurigaan dan pelecehan terhadap
kelompok lainnya hanya akan menghasilkan ketegangan antar individu maupun
antar kelompok karena kelompok yang dicurigai akan tersinggung sebagai dirinya
individu atau atas nama kelompok. Akan timbul perasaan saling mencurigai
diantara mereka. Sebagai bangsa akan menjadi lemah jika elemen-elemen di
dalamnya saling bercerai dan bertikai. Itulah mengapa Allah melarang umat yang
saling bercerai berai. Allah berfirman :
Artinya :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai beraidan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk.(Q.S. Ali-Imran : 103)
Perintah untuk bersatu dan larangan untuk bercerai berai disertai juga
dengan al-wadu’ wa al-wa’id (janji dan ancaman). Sudah pasti janji dan ancaman
4
Allah akan terjadi. Rasulullah dibebaskan dari tanggung jawab terhadap umatnya
yang bercerai berai. Demikian firman Allah :
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah Agama-Nya dan
mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian
Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah kamu perbuat.” (Q.S
Al-An’am : 159)
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah yang mengurus orang-orang yang
memecah-mecah dari keutuhan sebagai suatu umat, dan Allah pula yang akan
membalas kelakuan mereka yaitu siksaan yang pedih.
Artinya :
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat siksaan yang amat berat.” (Q.S Ali-Imran : 105)
Sebaliknya, orang-orang yang tetap istiqamah dalam kesatuan umat,
mereka itulah sebagai orang yang mempererat petunjuk illahi dan dapat
merasakan kenikmatan bersaudara.
Selain itu, peranan agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
dapat dilakukan dengan cara :
1. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan
moral, spiritual dan etika dalam penyelenggaraan negara serta
mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak
bertentangan dengan moral agama.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem
pendidikan agama sehingga lebih terpadu dan integral sehingga sistem
pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama
sehingga tercipta suasana yang harmonis dan saling menghormati dalam
semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan
5
pelaksanaan pendidikan beragam secara deskriptif yang tidak dogmatis
untuk tingkat Perguruan Tinggi.
4. Meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya,
termasuk penyempurnaan kualitas pelaksanaan ibadah haji dan
pengelolaan zakat dengan memberikan kesempatan yang luas kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan.
5. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut
mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan
untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat
kerukunan hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial
pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah S.W.T agar manusia
dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki
banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Di samping
tentunya sejumlah perasaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik
tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan masyarakat.
Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui agama.
Secara normatif Agama Islam lebih khusus Al-Quran banyak memberi tuntutan
dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
bermasyarakan dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-Quran untuk
tujuan tersebut antara lain :
• Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
• Prinsip Persamaan
• Prinsip Kebebasan
• Prinsip Tolong Menolong
• Prinsip Perdamaian
• Prinsip Musyawarah
Agama dapat membantu persatuan bangsa jika :
1. Umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan
bangsa dengan pemahaman yang sama (common) tentang konsep dan
wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya.
6
2. Jika umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada cita-cita
keadilan dan kesejahteraan. Kita bersama-sama berjuang menegakkan
keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai perwujudan cinta
kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada gilirannya, hal itu merupakan
penjabaran iman, cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun
melalui agama yang berbeda-beda.
3. Jika umat berbagai agama dapat mengembangkan pemahaman bersama
tentang kedudukan agama dalam negara Pancasila. Ini meliputi pengertian
tentang UUD 1945, terutama ideologi Pancasila, sebagai sumber hukum,
dan tentang kebebasan beragama serta implementasinya secara konsisten.
4. Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan
segala implikasinya yang luas merupakan masalah yang kompleks. Hal itu
akan memerlukan proses dialog terus-menerus, dengan kejujuran,
keterbukaan, ketekunan, kesabaran, dan kehendak baik semua golongan
agama.
7
BAB III
A. Permasalahan dalam Peran agama Dalam Mewujudkan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa
8
individu pasti memiliki kepentingannya sendiri. Akan tetapi, kita tidak
hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Tapi kita juga harus
mempedulikan kepentingan orang lain. Sikap egois akan menyebabkan
seseorang selalu menuntut haknya, namun kewajibannya sering diabaikan.
9
BAB IV
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kajian diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Agama itu sangat penting disegala aspek kehidupan umat manusia selain itu
agama juga berperan untuk menenangkan jiwa dan raga. Salah satunya adalah
dalam hal politik. Contoh dari politik yang berdasarkan agama adalah politik yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Politik yang digunakan oleh Rasulullah SAW
adalah poltik yang membawa kebahagiaan bagi umat yang dipimpinnya. Jika
seseorang pemimpin politik berlandaskan agama dalam hal ini agama Islam dan
yang menjadi landasan dalam memimpin rakyatnya adalah Al-quran dan hadist
maka pemimpin tersebut tidak akan menindas rakyatnya. Dikarenakan ia telah
mengetahui norma-norma berpolitik dalam Islam dan aturan-aturan berpolitik
dalam Islam
11
DAFTAR PUSTAKA
12