Anda di halaman 1dari 107

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT HERNIA


DIRUANG MAWAR KUNING BAWAH
RSUD SIDOARJO

Oleh :
MUHAMMADHAFID ALFAN SURI
NIM. P27820415007

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURABAYA
2018

i
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT HERNIA


DIRUANG MAWAR KUNING BAWAH
RSUD SIDOARJO

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)

Pada Prodi D III Keperawatan Sidoarjo Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Surabaya

Oleh :
MUHAMMAD HAFID ALFAN SURI
NIM. P27820415007

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURABAYA
2018

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari karya tulis ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

baik sebagian atau keseluruhan.

Sidoarjo,14 Agustus 2018


Yang Menyatakan

M.Hafid Alfan Suri


NIM. P27820415007

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJI

Tanggal03 September 2018

Oleh :

Pembimbing

Dony Sulystiono, M.Kep


NIP. 197909282005011002

Pembimbing Pendamping

Dr. Hotmaida Siagian, SKM, M.Kes


NIP. 195911071986032002

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Sidoarjo
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Suprianto, S,Kep., Ns., M.Psi


NIP. 19730616 199803 1 002

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji

Pada Tanggal 14 Agustus 2018

PANITIA PENGUJI

Ketua penguji
Kusmini Suprihatin, M.Kep,Sp, Kep. An
NIP.197103252001122001 ............................................

Penguji anggota
Dr. Hotmaida Siagian, SKM, M.Kes
NIP. 195911071986032002 .............................................

Dony Sulystiono, M.Kep


NIP. 197909282005011002 .............................................

Mengetahui.
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Suprianto, S,Kep., Ns., M.Psi


NIP. 19730616 199803 1 002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul

“Gambaran karakteristik penyakitherniadiruang Mawar Kuning Bawah RSUD

Sidoarjo”. Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

DIII keperawatan pada Program Studi DIII Keperawatan Sidoarjo Politeknik

Kesehatan Kemenkes Surabaya.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. dr. Atok Irawan, Sp.P, selaku Direktur RSUD Kabupaten Sidoarjo yang telah

mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten

Sidoarjo.

2. drg. H. Bambang Hadi Sugito, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitasi kepada

kami untuk mengikuti dan menyeselaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan.

3. Dr. H. Supriyanto, SKp., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

4. Suprianto, S,Kep., Ns., M.Psi, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Kampus Sidoarjo yang telah memberi kesempatan dan dorongan kepada kami

untuk menyelesaikan DIII Ilmu Keperawatan.

vi
5. Dony Sulystiono, M.Kep, selaku pembimbing yang telah membimbing dan

memberikan pengarahan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Dr. Hotmaida Siagian, SKM, M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang

telah membimbing dan memberikan pengarah selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

7. Seluruh dosen dan staf program studi DIII keperawatan sidoarjo yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan kepada kami dalam perkuliahan.

8. Ayah, ibu, kakak dan adik yang telah ikhlas memberi dukungan moril

maupun materi selama penulisan karya tulis ilmiah untuk gelar Amd.Kep.

9. Teman satu angkatan 2015 yang telah membantu dan memberikan

dukungannya selama penulisan karya tulis ilmiah untuk gelar Amd.Kep.

Sidoarjo, 14 Agustus 2018

Penulis

vii
ABSTRAK

”GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT HERNIA DIRUANG


MAWAR KUNING BAWAH RSUD SIDOARJO”

Hernia adalah penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Di Indonesia hernia menempati urutan kedelapan
dengan jumlah 291.145 kasus. Dari hasil rekapitulasi rekam medik Rumah Sakit
Umum Sidoarjo, jumlah penderita hernia pada tahun 2014 sampai dengan tahun
2017 jumlahnya semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran karakteristik penyakit hernia di ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo.Jenis penelitian ini menggunakan metode survey melalui pendekatan
cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien usia 15 sampai >65tahun yang menderita penyakit
hernia, dengan terdiri dari 25 sampel. Hasil penelitian didapatkan bahwa penyakit
hernia paling banyak terjadi pada usia 45-64 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau
48%,jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami penyakit hernia yaitu
sebanyak22 orang atau 88%, letak terjadinya hernia yang paling banyak dialami
oleh reponden yaitu terletak di hernia inguinalis lateralis sebanyak 22 orang atau
88%, sifat terjadinya hernia yang paling banyak dialami oleh reponden yaitu
bersifat hernia inkaserata sebanyak 18 orang atau 72%, jenis pekerjaan reponden
paling banyak terjadi yaitu pekerjaan berat sebanyak 16 orang atau 64%, indeks
massa tubuh reponden paling banyak terjadi yaitu gizi lebih 23,0-27,4 sebanyak
13 orang atau 52%, nyeri yang paling banyak dirasakan reponden yaitu nyeri
sedang sebanyak 11 orang atau 44%. Hasil penelitian menunjukkan hernia
inguinalis meningkat dengan bertambahnya umur dan banyak terjadi pada umur
45-64 tahun,hal ini disebabkan karena tekanan intraabdomen meninggi,
berkurangnya kekuatan jaringan penunjang dan terjadinya kelemahan otot
dinding perut sehingga meningkatkan risiko terjadinya hernia.

Kata kunci :Letak hernia, Sifat hernia, Nyeri yang dirasakan.

viii
ABSTRACT

"DESCRIPTION OF THE CHARACTERISTICS OF HERNIA DISEASE IN


THE UNDERSTANDING OF UNDERWEAR YELLOW SIDOARJO
HOSPITAL"

Hernias are protrusions of cavity contents through defects or weak parts


of the wall of the cavity concerned. In Indonesia hernia ranks eighth with a total
of 291,145 cases. From the results of the medical record recapitulation of
Sidoarjo General Hospital, the number of hernia sufferers in 2014 to 2017 has
increased.This research was conducted to determine the characteristics of hernia
disease in the yellow rose room under Sidoarjo. Hospital. This type of research
uses a survey method through a cross sectional approach. This study uses total
sampling technique. The population in this study were patients aged 15 to> 65
years who suffered from hernia, with 25 samples.The results showed that hernia
was the most common at the age of 45-64 years, as many as 12 people or 48%,
male sex had more hernia, namely as many as 22 people or 88%, where the
occurrence of hernias most experienced by respondents that is located in 22
lateral inguinal hernias or 88%, the most common occurrence of hernias in
respondents is hernia inkaserata as many as 18 people or 72%, the most frequent
type of repondent work is heavy work as many as 16 people or 64%, index
Reponden body mass is the most common, namely over nutrition 23.0-27.4 as
many as 13 people or 52%, the pain most experienced by respondents is moderate
pain as many as 11 people or 44%.The results showed inguinal hernia increased
with increasing age and many occurred at the age of 45-64 years, this was due to
increased intraabdominal pressure, reduced strength of supporting tissues and
the occurrence of abdominal wall muscle weakness which increased the risk of
hernia..

Keywords: The location of the hernia, the nature of the hernia, the pain that is
felt.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HalamanSampul Depan ........................................................................................... i
Halaman Sampul Depan dan Prasyarat................................................................... ii
Surat Pernyataan .................................................................................................... iii
Lembar Persetujuan ............................................................................................... iv
Lembar Pengesahan ................................................................................................ v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................................. viii
Daftar Isi ................................................................................................................. x
Daftar Bagan ........................................................................................................ xiii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran.................................................................................................... xv
Daftar Arti dan Lambang ..................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
1.4.1. Bagi Peneliti ......................................................................................... 5
1.4.2. Bagi Tempat Peneliti ........................................................................... 5
1.4.3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ............................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
2.1 Konsep Dasar Hernia.............................................................................. 6
2.1.1 Definisi Hernia ..................................................................................... 6
2.1.2 Anatomi Fisiologi ................................................................................ 7
2.1.3 Etiologi .................................................................................................. 8
2.1.4 Patofisiologi .......................................................................................... 9
2.1.5 Manifestasi Klinik.............................................................................. 10
2.1.6 Klasifikasi Hernia Menurut Letaknya ............................................. 11
2.1.7 Klasifikasi Hernia Menurut Sifatnya ............................................... 15
2.1.8 Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kejadian Hernia ....... 16

x
xi

2.1.9 Gambaran Karakteristik Hernia ....................................................... 19


2.2 Konsep Nyeri........................................................................................ 19
2.2.1 Definisi Nyeri ..................................................................................... 19
2.2.2 Karakteristik Penilaian Nyeri ........................................................... 20
2.2.3 Menilai Skala Nyeri ........................................................................... 20
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN ................................... 24
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 24
BAB 4 METODE PENELITIAN...................................................................... 26
4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 26
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .... 27
4.2.1 Populasi ............................................................................................... 27
4.2.2 Sampel ................................................................................................. 27
4.2.3 Besar sampel ....................................................................................... 28
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian .. 28
4.3.1 Variabel Penelitian............................................................................. 28
4.3.2 Definisi Opersional Penelitian ......................................................... 29
4.3.3 Kerangka Kerja .................................................................................. 32
4.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 33
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 34
4.5.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 34
4.5.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 34
4.6 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ............................................ 34
4.6.1 Pengumpulan Data ............................................................................. 34
4.6.2 Pengolahan Data ................................................................................. 35
4.6.3 Analisis Data ...................................................................................... 35
4.7 Etika Penelitian..................................................................................... 36
4.8 Keterbatasan ......................................................................................... 37
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ..................................... 38
5.1 Hasil....................................................................................................... 38
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 38
5.1.2 Penyajian Karakteristik Data Umum .............................................. 40
5.1.3 Penyajian Karakteristik Data Khusus .............................................. 41
5.2 Pembahasan ........................................................................................... 45
5.2.1 Klasifikasi Hernia Menurut Letaknya ............................................. 45
xii

5.2.2 Klasifikasi Hernia Menurut Sifatnya ............................................... 47


5.2.3 Usia ...................................................................................................... 48
5.2.4 Jenis Kelamin ..................................................................................... 50
5.2.5 Jenis Pekerjaan.................................................................................... 51
5.2.6 Obesitas atau Kegemukan ................................................................. 53
5.2.7 Nyeri .................................................................................................... 54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 56
6.1 Kesimpulan............................................................................................ 56
6.2 Saran ...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 59
LAMPIRAN......................................................................................................... 60
DAFTAR BAGAN

Judul Bagan Halaman

Bagan 3.1 Kerangka konseptual gambaran karakteristik penyakit hernia di

RSUD Sidoarjo ...................................................................................... 24

Bagan 4.1 Kerangka kerja gambaran karakteristik penyakit hernia .................. 33

xiii
DAFTAR TABEL

Judul Tabel Halaman


Tabel 2.1 Tabel indeks masa tubuh (IMT)......................................................... 18
Tabel 4.3.1 Definisi Operasioanl Penelitiankarakteristik penyakit hernia.........30
Tabel 4.2 Distribusi masing-masing variabel .................................................... 36
Tabel 5.1Distribusi frekuensi berdasarkan umur respondendiruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada bulan Juli - Agustus............. 40
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamindiruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus.............. 40
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hernia berdasarkan letaknya diruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus ................ 42
Tabel5.4 Distribusi frekuensi hernia berdasarkan sifatnya diruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus ............... 43
Tabel5.5Distribusi frekuensijenis pekerjaan responden diruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus ................ 43
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Indeks Massa Tubuh responden diruang
Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus.... 44
Tabel 5.7Distribusi frekuensi nyeri yang dirasakan responden diruang
Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli - Agustus.... 44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1Lembar Permohonan Menjadi Responden ......................................... 60


Lampiran 2Lembar Persetujuan Menjadi Responden ........................................... 61
Lampiran 3Lembar Kuesioner Hernia .................................................................. 62
Lampiran 4Surat Izin Permohonan Permintaan Data Awal.................................. 64
Lampiran 5Surat Balasan Data Awal dari RSUD Sidoarjo ................................. 65
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Untuk RSUD Sidoarjo ..................................... 67
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Untuk BANKESBANGPOL............................ 68
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian dari BANKESBANGPOL......................... 69
Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian dari RSUD Sidoarjo................................... 70
Lampiran 10 Data Awal dari RSUD Sidoarjo ...................................................... 73
Lampiran 11 Data Tabulasi................................................................................... 78
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Proposal ........................................................... 82
Lampiran 13Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah ........................................... 85
Lampiran 14Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah .......................................... 87

xv
DAFTAR ARTI DAN LAMBANG
1. Lambang poltekkes kemenkes surabaya
a. Bentuk segi lima dengan warna biru melambangkan semangat dapat
mengikuti perkembangan di dunia pendidikan sesuai dengan tuntutan
zaman.
b. Tugu warna kuning melambangkan tugu pahlawan surabaya yang
cemerlang.
c. Palang hijau melambangkan kesehatan
d. Gambar buku melambangkan proses pembelajaran
e. Warna latar belakang biru melambangkan warna teknik (politeknik).

2. Daftar lambang
% : persen
/ : atau
< : kurang dari
> : lebih dari
- : sampai
: : banding, yaitu
& : dan
() : tanda Kurung

3. Daftar arti
D
DIII : Diploma
Dr. : Doktor
Dll : Dan lain-lain

N
Ns : Ners

M
M. : Master

P
Posterior : bagian belakang

S
Sp. : Spesialis

xvi
Kep : Keperawatan
Kes : Kesehatan

W
WHO : World Health Organization / organisasi kesehatan
dunia

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia berasal dari bahasa latin herniae, artinya penonjolan isi suatu

rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga tersebut.

Dinding rongga yang lemah itu membentuk kantong dengan pintu berupa

cincin. Gangguan ini sering terjadi di perut dengan isi yang keluar berupa

bagian usus. Hernia inguinalis lateralis (indirek), ialah hernia yang melalui

anulus inguinalis internus yang terletak disebelah lateral fasa epigastrika

inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui

anulus inguinalis eksternus (Mansjoer, dkk 2000).

Di zaman modern ini dengan adanya peningkatan derajat ekonomi yang

juga terjadi pada masyarakat sangat berpengaruh terhadap gaya hidup

seharihari, misalnya pola aktifitas dan pekerjaan, namun tanpa di sadari

bahaya yang mengancam kesehatan juga tidak bisa di hindari. Hernia

merupakan masalah kesehatan yang sering muncul karena hal tersebut (Wim

de jong, 2004).

Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur, tetapi angka kejadian

hernia inguinalis meningkat dengan bertambahnya umur dan terdapat

distribusi bimodal (dua modus) untuk usia yaitu dengan puncaknya pada usia

1 tahun dan

1
2

pada usia rerata 40 tahun. Pada anak, insidensinya 1-2%, dengan 10 % kasus

mengalami komplikasi inkarserasi. Pada usia sekitar satu tahun, sekitar 30 %

processus vaginalis belum tertutup. Hernia inguinalis lebih sering terjadi di

sebelah kanan 60 %, sebelah kiri 20-25 %, dan bilateral 15 % (Greenberg et

al, 2008 dan Sjamsuhidajat, 2010).

Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha,berupa hernia inguinal

direk, indirek, serta herniafemoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis

10%,hernia umbilikalis 3%, dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia di

abdomen, isi perutmenonjol melalui defek atau bagian lemah dari

lapisanmuskulo-aponeurotik dinding perut.(Sjamsuhidayat.2007).Secara

umum, kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada

perempuan. Angka perbandingan kejadian hernia inguinalis 13,9 % pada laki-

laki dan 2,1 % pada perempuan (Ruhl, 2007).

Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah

apendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan

status kesehatan masyarakat. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis

tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.

Insidensi hernia inguinalis diperkirakan diderita oleh 15% populasi dewasa, 5-

8 % pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45 % pada usia 75 tahun

(Courtney Townsend, 2004).

Masing-masing penyakit memiliki gambaran yang khas, yang

memungkinkan untuk lebih dimengerti, dikelompokkan dan didiagnosis.

Gambaran karakteristik hernia meliputi : Definisi, anatomi fisiologi, etiologi,


3

patofisiologi, manifestasi klinik, klasifikasi hernia berdasarkan letak dan

sifatnya, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian hernia antara

lain : faktor kongenital, dan faktor didapat. Dimana faktor didapat terdiri dari :

jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan kegemukan atau obesitas dan hernia

bisa menyebabkan rasa nyeri.(Sjamsuhidayat.2007)

Di Indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah

291.145 kasus. Dari hasilrekapitulasi rekam medik Rumah Sakit Umum

Sidoarjo, jumlahpenderitahernia 101 kasus diruang bedah pada tahun 2014,

ada 169kasus ditahun 2015, ada 187 kasus ditahun 2016, ada 263 kasus

ditahun 2017 dan pada tahun 2018 bulan januari tercatat 28 kasus.

Berdasarkan data angka kejadian hernia di RSUD Sidoarjo jumlahnyamakin

meningkatsehingga peneliti tertarik untuk meneliti gambaran karakteristik

penyakit hernia di ruang mawar kuning bawah RSUDSidoarjo.

Berdasarkan uraian diatas masalah penelitian adalah masih tingginya

jumlah penderita hernia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang

berjudul “Gambaran Karakteristik Penyakit Hernia diruang Mawar Kuning

Bawah RSUD Sidoarjo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan, “Bagaimana gambaran karakteristik penyakit hernia di ruang

mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo ?”


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran karakteristik penyakit hernia di ruang

mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hernia menurut letaknya pada pasien yang menderita

penyakit hernia di ruang mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo.

b. Mengidentifikasihernia menurut sifatnyapada pasien yang menderita

penyakit herniadi ruang mawar kuningbawah RSUD Sidoarjo.

c. Mengidentifikasi usia yang menderita penyakit herniapada pasien yang

menderita penyakit hernia di ruang mawar kuning bawah RSUD

Sidoarjo.

d. Mengidentifikasi jenis kelamin yang menderita penyakit hernia di

ruang mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo.

e. Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang menderita penyakit hernia di

ruang mawar kuningbawah RSUD Sidoarjo.

f. Mengidentifikasikegemukan atau obesitas yang menderita penyakit

hernia di ruang mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo.

g. Mengidentifikasi nyeri pada pasien yang menderita penyakit hernia di

ruang mawar kuningbawah RSUD Sidoarjo.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

Dapat mengetahui gambaran karakteristik pasien yang

menderita penyakit hernia di RSUD Sidoarjo.

1.4.2. Bagi tempat peneliti

Masyarakat dapat mengetahui gambaran karakteristik pasien

yang menderita penyakit hernia di RSUD Sidoarjo

1.4.3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Dapat mengembangkan wawasan pengetahuan kesehatan

terhadap masyarakat.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR HERNIA

2.1.1 Definisi Hernia

Hernia adalah penonjolan isi rongga melalui defekatau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. (Sjamsuhidayat.2007)

Hernia berasal dari bahasa latin herniae, artinya penonjolan isi

suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga

tersebut. Dinding rongga yang lemah itu membentuk kantong dengan

pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di perut dengan isi yang

keluar berupa bagian usus. Hernia inguinalis lateralis (indirek), ialah

hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak disebelah

lateral fasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar

ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Mansjoer, dkk

2000).

Hernia adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal

melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut,

baik secara kongenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada

setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Lubang itu

dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar,

akibat tekanan rongga perut yang meninggi. (David C. Sabiston,

1994:313 )

6
7

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis

internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan

aponeurosis otot tranversusabdominis. Di medial bawah, di atas

tuberculum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus,

bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus abdominis.

Atapnya ialah aponeurosis ototoblikus eksternus abdominis dan di

dasarnya terdapatligamentum inguinale. Kanalis inguinalis berisi

funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum mrotundum pada

perempuan. Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis

lateralis karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis

internus yang terletak lateraldari pembuluh epigastrika inferior. Hernia

kemudianmasuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,

menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.Apabila hernia ini

berlanjut, tonjolan akan sampai keskrotum sehingga disebut hernia

skrotalis. (Sjamsuhidayat.2007)

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan

ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan

testis tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga

terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis

peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya proses ini telah

mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui


8

kanalis tersebut namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak

menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis

inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka

biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang

terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan (Mansjoer, 2002).

2.1.3 Etiologi

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau

didapat. Hernia dapat dijumpai padasegala usia, dan lebih banyak pada

laki-laki dari pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada

pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar

sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan

pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah

terbuka cukup lebar itu. Faktor yangdipandang berperan adalah adanya

prosesus vaginalisyang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga

perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Testis turun mengikuti prosesus vaginalis. Padaneonatus, kurang

lebih 90% prosesus vaginalis tetapterbuka, sedangkan pada bayi umur

satu tahun, sekitar30% prosesus vaginalis belum tertutup. Akan

tetapi,kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. Tidak

sampai10% anak penderita prosesus vaginalis paten mengidap hernia.

Pada lebih dari separuhpopulasi anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis

paten kontralateral, tetapi insidens hernia tidak melebihi 20%, Umumnya

disimpulkan bahwa prosesus vaginalis paten bukan merupakan penyebab


9

tunggal hernia, tetapi diperlukan faktor lain, seperti anulus ingunalis

yang cukup besar. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik,

seperti batuk kronik, hipertrofi prostat konstipasi, dan asies, sering

disertai hernia ingunalis. (Sjamsuhidayat.2007)

2.1.4 Patofisiologi

Aktivitas mengangkat benda berat, batuk kronis, dan mengejan

pada saat defekasi dapat memacu meningkatnya tekanan intraabdominal

yang menyebabkan defek pada dinding otot ligament inguinal akan

melemah sehingga akan terjadi penonjolan isi perut pada daerah lateral

pembuluh epigastrika inferior fenikulus spermatikus. Hal ini yang

menyebabkan terjadinya hernia. Mengangkat berat juga menyebabkan

peningkatan tekanan,seperti pada batuk dan cedera traumatik karena

tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada disertai dengan kelemahan

otot, maka individu akan mengalami hernia. Bila isi kantung hernia

dapat dipindahkan ke rongga abdomen dengan manipulasi, hernia

disebut redusibel (Doenges, 2000).

Kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang

akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi

hubungandengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan

penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada

keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung,

muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan

kontineu, daerah benjolan menjadi merah. Nyeri akan terasa jika cincin
10

hernia terjepit, jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan

perfusi jaringan isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia aka terisi

transudat berupa cairan serosangoinus, ini adalah kedaruratan bedah

karena usus telepas, usus ini cepat menjadi gangren. (Syamsuhidajat

2004).

2.1.5 Manifestasi Klinik

a. Gejala

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi

hernia. Pada hernia reponibel, keluhansatunya adalah adanya

benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin

atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri

jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daeah epigastrium

atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada

mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam

kantong hernia.Nyeri yang disertai mual atau muntah baru

timbulkalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasikarena

nekrosis atau gangren. (Sjamsuhidayat.2007).

b. Tanda

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung padaisi hernia.

Pada inspeksi saat pasien mengedan, dapatdilihat hernia inguinalis

lateralis yang muncul sebagaipenonjolan di regio inguinalis yang

berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang

kosongkadang dapat diraba pada funikulus spermatikus dengancara


11

menggesek dua lapis kantong yang memberikansensasi gesekan dua

permukaan sutera. Tanda ini disebuttanda sarung tangan sutera, tetapi

umumnya tanda inisukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi

organ,bergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba ususomentum,

atau ovarium. Dengan jari telunjuk, atau jari kelingking pada pasien

anak, dapat dicoba mendorongisi hernia dengan menekan kulit

skrotum melaluianulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah

isihernia dapat direposisi atau tidak. Jika hernia tersebutdapat

direposisi, pada waktu jari masih berada dalamanulus eksternus,

pasien diminta mengedan. Kalauujung jari menyentuh hernia, berarti

hernia inguinalislateralis, dan kalau bagian sisi jari yang

menyentuhnyaberarti hernia inguinalis medialis, Isi hernia, pada bayi

perempuan, yang teraba sepertisebuah massa padat, biasanya terdiri

atas ovarium. (Sjamsuhidayat.2007).

2.1.6 Klasifikasi Hernia Menurut Letaknya

Menurut teori (Sjamsuhidayat, 2007) terdapat klasifikasi hernia

menurut letaknya antara lain :

a. Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis

Merupakan hernia yang keluar dari rongga peritoneum melalui

anulus inguinalis internus yang terletak lateraldari pembuluh

epigastrika inferior. Hernia kemudianmasuk ke dalam kanalis

inguinalis dan jika cukup panjang menonjol keluar dari anulus

inguinalis eksternus.
12

b. Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis

Merupakan hernia yang menonjol langsung ke depan

melaluisegitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum

inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian

lateral dan tepi otot rektus dibagian medial.

c. Hernia femoralis

Umumnya dijumpai pada perempuantua. Insidensnya pada

perempuan kira-kira 4 kali lai-laki. Keluhan biasanya berupa

benjolan di lipat paha yangmuncul terutama pada waktu melakukan

kegiatan yangmenaikkan tekanan intraabdomen, seperti mengangkat

barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Sering

penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia

strangulata. Pada pemeriksaanfisik, ditemukan benjolan lunak di

lipat paha di bawahligamentum inguinale di medial vena femoralis

danlateral tuberkulum pubikum.

d. Hernia umbilikalis

Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus

yang hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang

inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. Hernia ini terdapat

pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi

prematur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki

dan perempuan.
13

e. Hernia paraumbilikalis

Hernia paraumbilikalis merupakan hernia melalui suatucelah di

garis tengah di tepi kranial umbilikus, jarangterjadi di tepi

kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga

umumnya diperlukan tindakanoperasi untuk koreksi.

f. Hernia epigastrika

Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah herniayang keluar

melalui defek di linea alba antara umbilikusdan prosesus xifoideus.

Isi hernia terdiri atas penonjoIan jaringan lemak preperitoneal

dengan atau tanpakantong peritoneum.

g. Hernia ventralis

Hernia ventralis adalah nama umum untuk semuahernia di dinding

perut bagiananterolateral; namalainnya adalah hernia insisional dan

hernia sikatriks.Hernia insisional merupakan penonjolan

peritoneummelalui bekas luka operasi yang baru maupun

lama.Sekitar 10% luka operasi, abdomen menimbulkanhernia

insisional.

h. Hernia lumbalis

Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka. Ada dua buah

trigonum masing-masing trigonum kostro lumbalis superior (ruang

Grijnfeltt/Lesshaft) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum


14

kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk

segitiga. Hernia di kedua trigonum ini jarang dijumpai.

i. Hernia Littre

Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang

berisi divertikulum Meckel.

j. Hernia Spiegheli

Hernia Spiegheli ialah hernia ventralis dapatan yangmenonjol di

linea semilunaris dengan atau tanpa isinya melalui fasia Spieghel.

Hernia ini hampir selaluditemukan lebih tinggi dari letak pembuluh

darah epigastrika inferior.

k. Hernia obturatoria

Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium.

Hernia ini sering terjadi pada wanita tua dansukar didiagnosis

sebelum operasi. Hernia obturatoria muncul dengan gejala klinik

obstruksi usus disertai nyeri perut dan muntah-muntah.

l. Hernia perinealis

Hernia perinealis merupakan tonjolan herniaperineum melalui otot

dan fasia, lewat defek dasarpanggul yang dapat terjadi secara primer

pada perempuan multipara atau sekunder pascaoperasi

padaperineum, seperti prostatektomi, reseksi rektum

secaraabdominoperineal, dan eksenterasi pelvis.

m. Hernia pantalorn
15

Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan

medialis pada satusisi.. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari

kasus hernia inguinalis.

n. Hernia Scrotalis

Hernia Scrotalis merupakan hernia inguinalis yang sudah mencapai

skrotum.

2.1.7 Klasifikasi Hernia Menurut Sifatnya

Menurut teori (Sjamsuhidayat, 2007) terdapat klasifikasi hernia

menurut letaknya antara lain :

1. Hernia reponibel

Disebut hernia reponibelbila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus

keluar ketikaberdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika

berbaringatau bila didorong masuk perut. Selama hernia

masihreponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksiusus.

2. Hernia Irreponibel atau hernia akreta

Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga

perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh

pelekatan isi kantongkepada peritoneum kantong hernia. Hernia ini

disebuthernia akreta. Masih tidak ada keluhan nyeri, tidakjuga tanda

sumbatan usus.

3. Hernia Inkaserata

Disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya

terjepit oleh cincin hernia sehinggaisi kantong terperangkap dan


16

tidak dapat kembali kedalam rongga perutdisertai keluhan nyeri yang

hebat.. Akibatnya, terjadi gangguan pasaseatau vaskularisasi. Secara

klinis, istilah hernia inkarserata.

2.1.8 Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kejadian Hernia

a. Faktor Kongenital

Berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai

akibat proses penurunan testis ke skrotum.(Sjamsuhidayat, 2007)

b. Faktor didapat

1. Jenis pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaan, beban kerja dapat dibedakan

atas beban kerja ringan, sedang dan berat. Menurut WHO dalam

Santoso (2004) penggolongan pekerjaan/beban kerja meliputi

kerja ringan yaitu jenis pekerjaan di kantor, dokter, perawat, guru

dan pekerjaan rumah tangga (dengan menggunakan mesin). Kerja

sedang adalah jenis pekerjaan pada industri ringan, mahasiswa,

buruh bangunan, petani, kerja di toko dan pekerjaan rumah tangga

(tanpamenggunakan mesin). Kerja berat adalah jenis pekerjaan

petani tanpa mesin, kuli angkat dan angkut, pekerja tambang,

tukang kayu tanpa mesin, tukang besi, penari dan atlit.

Insidens hernia inguinalis meningkat dengan bertambahnya

umur disebabkan meningkatnya penyakit dan pekerjaan yang

berat sehingga meninggikan tekanan intraabdomen dan

berkurangnya kekuatan jaringan penunjang pekerjaan yang


17

memiliki tingkat aktivitas yang tinggi dan kemungkinan besar

untuk mengangkat beban yang berat dan dilakukan dalam waktu

yang lama yang akan menyebabkan peningkatan tekanan

intraabdomen juga dalam waktu yang lama yang merupakan salah

satu faktor risiko dari kejadian penyakit hernia (Sjamsuhidayat,

2007)

2. Jenis Kelamin

Kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki

daripada perempuan. Angka perbandingan kejadian hernia

inguinalis 13,9 % pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan

(Ruhl, 2007).

3. Umur

Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur, tetapi

angka kejadian hernia inguinalis meningkat dengan bertambahnya

umur dan terdapat distribusi bimodal (dua modus) untuk usia

yaitu dengan puncaknya pada usia 1 tahun dan pada usia rerata 40

tahun. Pada anak, insidensinya 1-2%, dengan 10 % kasus

mengalami komplikasi inkarserasi. Pada usia sekitar satu tahun,

sekitar 30 % processus vaginalis belum tertutup. Hernia inguinalis

lebih sering terjadi di sebelah kanan 60 %, sebelah kiri 20-25 %,

dan bilateral 15 % (Greenberg et al, 2008 dan Sjamsuhidajat,

2010).
18

Insidensi hernia inguinalis diperkirakan diderita oleh 15%

populasi dewasa, 5-8 % pada rentang usia 25-40 tahun dan

mencapai 45 % pada usia 75 tahun (Courtney Townsend, 2004).

Insidens hernia yang meningkat dengan bertambahnya umur

disebabkan oleh meningkatnya penyakit yang membuat tekanan

intaabdomen meninggi, berkurangnya kekuatan jaringan

penunjang dan terjadinya kelemahan otot dinding perut.

(Sjamsuhidayat, 2007)

4. Kegemukan atau obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan secara alami akan

memiliki tekanan internal yang lebih besar. Tekanan internal

terserbut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan

organ internal menjadi hernia (Kourosh Sarkhosh, 2012). IMT

adalah suatu angka yang didapat dari hasil berat badan dalam

kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. Cara

menghitung IMT sebagai berikut :

Indeks Massa Tubuh = Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

2.1Tabel indek masa tubuh (IMT)

Status Gizi IMT (kg/m2)

Kurus 15,0-18,4

Normal 18,5-22,9
19

Gizi lebih 23,0-27,4

Obesitas 27,5-40

Sangat obesitas >40,0

2.1.9 Gambaran Karakteristik Hernia

Masing-masing penyakit memiliki gambaran yang khas, yang

memungkinkan untuk lebih dimengerti, dikelompokkan dan didiagnosis.

Gambaran karakteristik hernia meliputi :Definisi, anatomi fisiologi,

etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, klasifikasi hernia berdasarkan

letak dan sifatnya, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian

hernia antara lain : faktor kongenital, dan faktor didapat. Dimana faktor

didapat terdiri dari : jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan kegemukan

atau obesitas dan hernia bisa menyebabkan rasa nyeri.

Cara pengukuruan gambaran karakteristik sendiri berfokus pada

landasan teori yang telah dijelaskan seperti :hernia berdasarkan letak dan

sifatnya dan faktor-faktor yang dapatmempengaruhi kejadian hernia

adalah faktor kongenital, dan faktor didapat. Dimana fakor didapat

terdiri dari : jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan kegemukan atau

obesitas dan nyeri yang dirasakan.

2.2 KONSEP NYERI

2.2.1 Definisi nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,

bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam
20

hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty,

2015). Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi keperawatan tentang

nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu

yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakkannya.

Nyeri sering sekali dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti

ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut,

mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri dengan intensitas

sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk

melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri

merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak

dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri (Guyton & Hall, 1997).

2.2.2 Karakteristik Penilaian Nyeri

Karakteristik Nyeri (PQRST) menurut (Doenges Morhouse Geissler)

antara lain :

a. P (Provokative) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya

nyeri

b. Q (Quality):seperti apa: tajam, tumpul, atau tersayat

c. R (Region) : daerah perjalanan nyeri

d. S (Severity/Skala Nyeri) : keparahan/intensitas nyeri

e. T (Time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri

2.2.3 Menilai Skala Nyeri


21

Untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam skala nyeri yang

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri seseorang antara lain:

1. Verbal Descriptor Scale (VDS)

Verbal Descriptor Scale (VDS) adalah garis yang terdiri dari tiga

sampai lima kata pendeskripsi yang telah disusun dengan jarak yang

sama sepanjang garis. Ukuran skala ini diurutkan dari “tidak terasa

nyeri” sampai “nyeri tidak tertahan”.Perawat menunjukkan ke klien

tentang skala tersebut dan meminta klien untuk memilih skala nyeri

terbaru yang dirasakan.Perawat juga menanyakan seberapa jauh

nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa tidak

menyakitkan.Alat VDS memungkinkan klien untuk memilih dan

mendeskripsikan skala nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2006).

2. Visual Analogue Scale (VAS)

Visual Analogue Scale (VAS) merupakan suatu garis lurus yang

menggambarkan skala nyeri terus menerus.Skala ini menjadikan

klien bebas untuk memilih tingkat nyeri yang dirasakan.VAS sebagai

pengukur keparahan tingkat nyeri yang lebih sensitif karena klien

dapat menentukan setiap titik dari rangkaian yang tersedia tanpa

dipaksa untuk memilih satu kata (Potter & Perry, 2006). Penjelasan

tentang intensitas digambarkan sebagai berikut: Gambar 1: Skala


22

pengukur Nyeri VAS Skala nyeri pada skala 0 berarti tidak terjadi

nyeri, skala nyeri pada skala 1-3 seperti gatal, tersetrum, nyut-

nyutan, melilit, terpukul, perih, mules.Skala nyeri 4-6 digambarkan

seperti kram, kaku, tertekan, sulit bergerak, terbakar, ditusuk-

tusuk.Skala 7-9 merupakan skala sangat nyeri tetapi masih dapat

dikontrol oleh klien, sedangkan skala 10 merupakan skala nyeri yang

sangat berat dan tidak dapat dikontrol.Ujung kiri pada VAS

menunjukkan “tidak ada rasa nyeri”, sedangkan ujung kanan

menandakan “nyeri yang paling berat”.

3. Numeric Rating Scale (NRS)

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan

nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang,

sedangkaan angka 7-10 merupakan kategori nyeri berat. Oleh karena

itu, skala NRS akan digunakan sebagai instrumen penelitian (Potter

& Perry, 2006). Menurut Skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:

1. 0 : tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.

2. 1-3 : mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.

3. 4-6 : rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha untuk

menahan, nyeri sedang.


23

4. 7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat ditahan,

meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

4. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala ini terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang

menggambarkan wajah yang sedang tersenyum untuk menandai

tidak adanya rasa nyeri yang dirasakan, kemudian secara bertahap

meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah sangat sedih,

sampai wajah yang sangat ketakutan yang berati skala nyeri yang

dirasakan sangat nyeri (Potter & Perry, 2006).


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antaran konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin

diteliti. (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini, adapun kerangka

konseptuanya sebagai berikut :

Klasifikasi hernia berdasarkan


letaknya

Klasifikasi hernia berdasarkan


sifatnya

Hernia
Faktor Kongenital

Faktor didapat :

a. Jenis pekerjaan
b. Jenis Kelamin
c. Usia
d. Kegemukan atau obesitas

Berdasarkan nyeri yang


dirasakan

24
25

Bagan 3.1 Kerangka konseptual gambaran karakteristik penyakit hernia di

RSUD Sidoarjo.

Keterangan :

: Varibel yang diteliti.

: Variabel yang tidak diteliti.

Pada kerangka konseptual penelitian diatas dijelaskan bahwa hernia

memiliki klasifikasi berdasarkan letak dan sifatnya dan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kejadian hernia adalah faktor kongenital, dan faktor didapat.

Dimana fakor didapat terdiri dari : jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan

kegemukan atau obesitas dan hernia bisa menyebabkan rasa nyeri.

Pada kerangka konseptual yang akan diteliti oleh penulis adalah hernia

berdasarkan letak dan sifatnya dan faktor-faktor didapat yang terdiri dari : jenis

pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan kegemukan atau obesitas serta nyeri yang

dirasakan pada orang yang menderita hernia di ruang mawar kuning bawah RSUD

Sidoarjo.
BAB 4

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang metode penelitian yang meliputi

desain penelitian, populasi, sampel, besaran sampel dan sampling, variabel

penelitian, definisi operasional, cara pengumpulan data, Analisis data, waktu dan

tempat penelitian, serta keterbatasan penelitian maupun etika penelitian. Adapun

urutan lengkap seperti di bawah ini. :

4.1 Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting

dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan penelitian sebagai

petunjuk dalan perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu

tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam,2003). Rancangan

penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan

sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang

berpengaruh dalam penelitian pada hakekatnya desain penelitian merupakan

strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah di tetapkan dan berperan

sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian

(Nursalam, 2003).

26
27

Jenis penelitian ini menggunakan metode survey melalui pendekatan cross

sectional. Desain tersebut dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui gambaran karakteristik penyakit hernia.

4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan.

(Nursalam, 2003).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Aziz

Alimul,2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di ruang Mawar Kuning

bawah RSUD Sidoarjo yang menderita penyakit hernia dengan total

populasi padabulan januari sebanyak 28 penderita dan yang dijadikan

sebagai sampel 28 pasien usia 15 - 65 tahun keatas yang mederita hernia.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010)

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien di ruang Mawar Kuning

Bawah RSUD Sidoarjo yang menderita penyakit hernia usia 15 - 65

tahun keatas.
28

4.2.3 Besar sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan

sampel.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien di ruang Mawar

Kuning bawah RSUD Sidoarjo yang menderita penyakit hernia usia

dewasa sebanyak 28 responden.

4.3 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

4.3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni

yang bersifat kuantitatif dan kualitatif ( Alimul Aziz, 2007). Menurut

Notoatmodjo (2010), variabel merupakan ukuran, ciri atau sifat yang

didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu.

Pada penelitian ini akan dijelaskan variabel dependen dan independen

yaitu :

1. Variabel independen( variabel bebas) merupakan variabel yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.

Variabel ini juga disebut variabel bebas artinya bebas dalam

mempengaruhi variabel lain (Aziz Alimul, 2007).

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz Alimul, 2007).Varibel

dependen adalah respon yang akan muncul akibat dari manipulasi

variabel variabel lain (Nursalam, 2003).


29

Pada penelitian ini ada 7 variabel independent (variable bebas) yaitu :

hernia berdasarkan letaknya, hernia berdasarkan sifatnya, jenis

pekerjaan, usia, jenis kelamin, kegemukan atau obesitas, dan

berdasarkan nyeri yang dirasakan.

4.3.2 Definisi Opersional Penelitian

Definisi operasional adalah alat untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diteliti, juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat

ukur (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini

akan dijelaskan pada tabel 4.3.1 dibawah ini :


30

Tabel 4.3.1 Definisi Operasioanl Penelitian gambaran karakteristik penyakit


hernia

No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor


. Operasional
1. Hernia Letak 1. Hernia  Catatan Nomin 1. Hernia
berdasarkan terjadinya inguinalis medis al inguinalis
letaknya hernia yang lateralis lateralis
dialami oleh 2. Hernia 2. Hernia
penderita yang inguinalis inguinalis
tercatat di RM medialis medialis
3. Hernia 3. Hernia
femoralis femoralis
4. Hernia 4. Hernia
umbilikali umbilikali
s s
5. Hernia 5. Hernia
paraumbil paraumbil
ikalis ikalis
6. Hernia 6. Hernia
epigastrik epigastrik
a a
7. Hernia 7. Hernia
ventralis ventralis
8. Hernia 8. Hernia
lumbalis lumbalis
9. Hernia 9. Hernia
Littre Littre
10. Hernia 10. Hernia
Spiegheli Spiegheli
11. Hernia 11. Hernia
obturatori obturatori
a a
12. Hernia 12. Hernia
perinealis perinealis
13. Hernia 13. Hernia
pantalorn pantalorn
14. Hernia 14. Hernia
Scrotalis Scrotalis
31

2. Hernia Hernia 1.Hernia Panduan Nomin 1. Hernia


berdasarkan berdasarkan reponibel Wawancara al reponibel
sifatnya sifatnya , bisa 2.Hernia 2. Hernia
tidak kembali Irreponibel Irreponibel
atau reposisi atau hernia atau hernia
yang didapat akreta akreta
dari hasil 3.Hernia 3. Hernia
wawancara Inkarserata Inkarserata

3 Jenis Tanda fisik 1. laki-laki Panduan Nomin 1. laki-laki


. kelamin yang 2.perempuan Wawancara al 2.perempuan
teridentifikasi
yang
mengalami
hernia
4. Umur Lama hidup Angka Panduan Interva 1. 15-24
responden dalam tahun Wawancara l tahun
hingga terkena 2. 25-44
hernia tahun
3. 45-64
tahun
4. >65 tahun
5. Jenis Pekerjaan Pekerjaan Panduan Ordina Kerja
pekerjaan adalah ringan : bila Wawancara l ringan skor
kebutuhan pekerjaan =1
yang harus tersebut Kerja
dilakukan tidak sedang
terutama untuk memerlukan skor = 2
menunjang tenaga yang Kerja berat
kehidupannya banyak skor = 3
dan kehidupan Pekerjaan
keluarga. sedang : bila
pekerjaan
tersebut
memerlukan
tenaga yang
32

cukup
Pekerjaan
berat : bila
pekerjaan
tersebut
memerlukan
tenaga yang
lebih

6. Kegemukan Keadaan 1. Kurus Diukur Ordina 1. Kurus


atau dimana berat 15,0-18,4 dengan l 15,0-18,4
obesitas badan melebihi 2. Normal menggunak skor = 0
batas normal 18,5-22,9 an rumus 2. Normal
3. Gizi lebih IMT 18,5-22,9
23,0-27,4 skor = 1
4. Obesitas 3. Gizi lebih
27,5-40 23,0-27,4
5. Sangat skor = 2
obesitas 4. Obesitas
>40,0 27,5-40
skor = 3
5. Sangat
obesitas
>40,0 skor
=4
7. Nyeri Nyeri 1. Nyeri Panduan Ordina 1. Nyeri
merupakan ringan = Wawancara l ringan =
kondisi tubuh 1-3 1-3 skor 1
merasa 2. Nyeri 2. Nyeri
ketidaknyaman sedang = sedang =
an yang 4-6 4-6 skor 2
bersifat 3. Nyeri 3. Nyeri
subjektif Berat = 7- Berat = 7-
10 10 skor 3

4.3.3 Kerangka Kerja


33

Kerangka kerja merupakan konsep yang menunjukkan beberapa

variabel yang akan diamati dan di ukur melalui penelitian yang akan di

ukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

Survey

Populasi : Jumlah penderita penyakit heria di RSUD Sidoarjo


( 28 orang)

Sampel : 28 orang

Mengidentifikasi Variabel

Pengumpulan Data

Pembagian Instrumen : Kuisioner

Pengumpulan Data dan pengolahan data

Kesimpulan

Bagan 4.1 Kerangka kerja gambaran karakteristik penyakit hernia


4.4 Instrumen penelitian
34

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2010).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan

wawancara, perhitungan IMT, dan dari catatan medis.

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.5.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini diruang Mawar Kuning BawahRSUD

Sidoarjo.

4.5.2 Waktu Penelitian

Peneliti mulai mengumpulkan data sampai melaksanakan penelitian pada

bulan Februari - Agustus 2018

4.6 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

4.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2003).

Setelah mendapat izin dari ketua Direktur RSUD Sidoarjo,

peneliti mengadakan pendekatan kepada responden yang akan diteliti.

Setelah itu peneliti menjelaskan kepada responden tujuan dan manfaat

dilakukannya penelitian serta menjelaskan petunjuk pengisian.

Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner

pertanyaan terbuka yang sudah disiapkan, perhitungan IMT dan catatan


35

medis. Selanjutnya data yang telah didapat akan dilakukan pengolahan

dan analisis data.

4.6.2 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah

kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan

program komputer. Proses pengolahan data yaitu editing, kegiatan

pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner, perhitungan

IMT, dan dari catatan medis. Coding, untuk mengkonversikan

(menerjemaahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam

simbol yang sesuai untuk keperluan analisis. Data entry, memasukkan

data ke dalam program komputer. Cleaning, pengecekan ulang data dari

setiap sumber data atau responden untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi (

Notoatmodjo,2010).

4.6.3 Analisis Data

Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan dilakukan analisis data.

Untuk menganalisis gambaran karakteristik penyakit hernia dengan

analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk data

numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median atau nilai tengah,

dan standart deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel. (

Notoatmodjo, 2010 )
36

Langkah-langkah analisis univariat adalah sebagai berikut :

1. Distribusi Frekuensi

P= f X 100%
n
keterangan :
P : Proporsi
f : Frekuensi Kategori
n : Jumlah Sampel

2. Membuat Tabel Distribusi

Variabel F %

Jumlah

Tabel 4.2 Distribusi masing-masing variabel

4.7 Etika Penelitian

Dalam penelitian harus memperhatikan masalah etika, diantaranya adalah :

1. Lembar persetujuan ( Inform Concent )

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang di teliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Tujuannya adalah penderita penyakit hernia (responden) mengetahui

maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk diteliti harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika menolak untuk diteliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormatinya.


37

2. Tanpa Nama ( Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien hernia, peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial.

3. Kerahasiaan ( Confidentiality )

Dalam pengisian informasi yang diberikan oleh responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hal ini dilakukan agar hal-hal yang

merupakan kerahasiaan responden tidak diketahui oleh umum.

4.8 Keterbatasan

Keterbatasan adalah suatu yang mungkin mengurangi kesimpulan

secara umum dalam penelitian (Nursalam,2006). Dalam penelitian ini

keterbatasan yang dihadapi oleh penelitian adalah :

1. Waktu penelitian terbatas sehingga sampel yang didapat juga terbatas.

2. Penelitian ini adalah pertama kali yang dilakukan oleh peneliti

sehingga mengalami kesulitan dalam penyusunannya dari hasil

penelitian mungkin kurang sempurna.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil dan

pembahasan penelitian.

5.1 Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai gambaran

karakteristik penyakit hernia diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2018

dengan jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 25 responden.

Penelitian akan menyajikan gambaran umum lokasi penelitian dan

menyajikan data,meliputi data umum yaitu karakteristik responden

berdasarkan umur dan jenis kelamin, sedangkan data khusus menggambarkan

data tentang hernia berdasarkan letaknya, hernia berdasarkan sifatnya, jenis

pekerjaan, obesitas atau kegemukan, dan nyeri yang dirasakan.

Penelitian dilakukan diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

dengan cara memberikan kuesioner atau dengan panduan wawancara. Setelah

itu data diperiksa kelengkapannya dan diolah dengan menggunakan teknik

komputerisasi.

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di RSUD Sidoarjo yang terletak dijalan

Majapahit No.667 dengan luas lahan ± 61.000 m2 yang meliputi

38
39

bangunan gedung 43.135 m2 dan luas taman 17.581 m2. RSUD Sidoarjo

mempunyai batas-batas antara lain : sebelah utara berbatasan dengan

pegadaian Sidoarjo, sebelah timur berbatasan dengan jalan Majapahit,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Larangan dan sebelah barat

berbatasan dengan Perum Taman Jenggala. RSUD Sidoarjo merupakan

Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe B Pendidikan dengan kapasitas

tempat tidur 676. Mempunyai sarana 23 buah Poliklinik, Ruang Rawat

Inap, Ruang Pavilyun, Ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD), Ruang

Peristi (VK), Ruang Instalasi Pelayanan Intensif Terpadu (IPIT), Ruang

Haemodealisis, Radiologi, Bank Darah, Sterilisasi, Laboratorium,

Bedah Sentral, Farmasi, Ruang Jenazah, Tempat Ibadah, Kantin dan

Bank Jatim. Ketenagaan di RSUD Sidoarjo antara lain: 24 orang

pejabat struktural, 31 dokter umum, 70 dokter spesialis, 608 perawat,

36 tenaga kesehatan lain dan 350 tenaga non kesehatan. (Profil RSUD

Sidoarjo, 2018).

Gedung Mawar Kuning berada di sebelah barat gedung Teratai.

Ruang Mawar Kuning termasuk ruang rawat inap kelas III, terdapat 2

lantai. Untuk lantai 1 termasuk ruangan bedah pre dan post operasi.

Terdapat 12 ruangan, 1 ruangan adalah ruang HCU, 2 ruangan adalah

ruang isolasi. Setiap ruangan terdiri dari 6 bed, terdapat kipas angin

setiap bed, 1 kamar mandi dan terdapat tirai sebagai pembatas antar bed

satu dengan bed yang lainnya. Kemudian di pojok sebelah selatan

terdapat ruangan transit yang digunakan untuk pasien baru.


40

5.1.2 Penyajian Karakteristik Data Umum

Hasil data yang telah didapat dari 25 responden dengan karakteristik

responden umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Reponden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1: Distribusi frekuensi berdasarkan umurresponden diruang


Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada bulan Juli –
Agustus 2018.

No Umur (Tahun) Frekuensi Presentase


1 15-24 tahun 0 0%
2 25-44 tahun 4 16%
3 45-64 tahun 12 48%
4 >65 tahun 9 36%
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan hasil penelitian bahwa

penyakit hernia paling banyak terjadi pada usia 45-64 tahun yaitu

sebanyak 12 orang atau 48%, >65 tahun sebanyak 9 orang atau 36%,

dan 25-44 tahun sebanyak 4 orang atau 16% dari total 25 responden.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden


diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada
bulan Juli – Agustus 2018.

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


1 Laki-laki 22 88%
2 Perempuan 3 12%
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan bahwa laki-laki lebih

banyak mengalami penyakit hernia yaitu sebanyak 22 orang atau

88%. Sedangkan perempuan sebanyak 3 orang atau 12% dari total

25 responden.
41

5.1.3 Penyajian Karakteristik Data Khusus

Setelah didapati data responden dari berbagai karakteristik

berdasarkan umur dan jenis kelamin, kemudian akan disajikan data

hasil penelitian yaitu tentang hernia berdasarkan letaknya, hernia

berdasarkan sifatnya, jenis pekerjaan, obesitas atau kegemukan dan

nyeri yang dirasakan.


42

1. Karakteristik Hernia Berdasarkan Letaknya.

Tabel 5.3: Distribusi frekuensihernia berdasarkan letaknya diruang


Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjopada bulan Juli
– Agustus 2018.

No Variabel Kriteria Frekuensi Presentase


1 Hernia 1. Hernia inguinalis 22 88%
Berdasarkan lateralis
Letaknya 2. Hernia inguinalis 0 0%
medialis
3. Hernia femoralis 0 0%
4. Hernia umbilikalis 2 8%
5.Hernia 0 0%
paraumbilikalis
6. Hernia epigastrika 0 0%
7. Hernia ventralis 0 0%
8. Hernia lumbalis 0 0%
9. Hernia littre 0 0%
10. Hernia spiegheli 0 0%
11.Hernia obturatoria 0 0%
12. Hernia perinealis 0 0%
13. Hernia pantalorn 0 0%
14. Hernia Scrotalis 1 4%
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan letak terjadinya hernia yang

paling banyak dialami oleh reponden yaitu terletak di Hernia

Inguinalis Lateralis sebanyak 22 orang atau 88%, Hernia

Umbilicalis sebanyak 2 orang atau 8% , Hernia Scrotalis 1 orang

atau 4% dari total 25responden.


43

2. Karakteristik Hernia Berdasarkan Sifatnya.

Tabel 5.4 : Distribusi frekuensihernia berdasarkan sifatnya diruang


Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada bulan Juli
– Agustus 2018.

No Variabel Kriteria Frekuensi Presentase


1 Hernia 1. Hernia 5 20%
Berdasarkan Reponibel
Sifatnya 2. Hernia 2 8%
Irreponibel
3. Hernia 18 72%
Inkaserata
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan sifat terjadinya hernia yang

paling banyak dialami oleh reponden yaitu bersifat Hernia

Inkaserata sebanyak 18 orang atau 72%, Hernia Reponibel

sebanyak 5 orang atau 20%, dan Hernia Irreponibel sebanyak 2

orang atau 8% dari 25responden.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.

Tabel 5.5 : Data distribusijenis pekerjaan respondendiruang Mawar


Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada bulan Juli –
Agustus 2018.

No Variabel Kriteria Frekuensi Presentase


1 Jenis 1. Pekerjaan 2 8%
Pekerjaan Ringan
2. Pekerjaan 7 28%
Sedang
3. Pekerjaan 16 64%
Berat
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan jenis pekerjaan reponden

yaitu pekerjaan berat sebanyak 16 orang atau 64%, pekerjaan


44

sedang sebanyak 7 orang atau 28%, dan pekerjaan ringan sebanyak

2 orang atau 8% dari 25responden.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh.

Tabel 5.6 : Distribusi frekuensiindeks massa tubuh responden


diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo pada
bulan Juli – Agustus 2018.

No Variabel Kriteria Frekuensi Presentase


1 Indeks 1. Kurus 15,0-18,4 0 0%
Massa 2. Normal 18,5-22,9 11 44%
Tubuh 3. Gizi lebih 23,0-27,4 13 52%
4. Obesitas 27,5-40 1 4%
5. Sangat obesitas >40,0 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan indeks massa tubuh

reponden yaitu Gizi lebih dengan indeks massa tubuh 23,0-27,4

sebanyak 13 orang atau 52%, Normal dengan indeks massa tubuh

18,5-22,9 sebanyak 11 orang atau 44%, dan Obesitas dengan indeks

massa tubuh 27,5-40 1 orang atau 4% dari 25responden.

5. Karakteristik Responden BerdasarkanNyeri yang Dirasakan.

Tabel 5.7 : Distribusifrekuensi nyeri yang dirasakan


respondendiruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo pada bulan Juli – Agustus 2018.

No Variabel Kriteria Frekuensi Presentase


1 Nyeri yang 1.Nyeri Ringan 6 24%
dirasakan 1-3
2. Nyeri Sedang 11 44%
4-6
3. Nyeri Berat 8 32%
7-10
Jumlah 25 100%
Dari data tabel diatas didapatkan nyeri yang dirasakan

reponden yaitu nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 44%, nyeri


45

berat 7-10 sebanyak 8 orang atau 32%, dan nyeri ringan 1-3

sebanyak 6 orang atau 24% dari 25responden.

5.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini menjelaskan hasil dari penelitian gambaran

karakteristik penyakit hernia di ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo.

5.2.1 Klasifikasi Hernia Menurut Letaknya

Dari hasil penelitian menunjukkan berdasarkanletak terjadinya

hernia yang banyak dialami oleh responden yaitu terletak di Hernia

Inguinalis Lateralis sebanyak 22 orang atau 88%, Hernia Umbilicalis

sebanyak 2 orang atau 8% , Hernia Scrotalis 1 orang atau 4% dari total

25responden.

Peneliti beranggapan bahwa hernia inguinalis lateralis keluar dari

rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak

lateral dari pembuluh epigastrika inferior. Hernia kemudian masuk ke

dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari

anulus inguinalis eksternus.

Menurut teori hernia adalah penonjolan isi rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

(Sjamsuhidayat.2007)

Menurut teori mengatakan hernia inguinalis merupakan kasus

bedah digestif terbanyak setelah apendicitis. Sampai saat ini masih

merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat.


46

Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia

sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. (Courtney Townsend,

2004).

Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia

inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis; hernia insisional 10%,

hernia ventralis 10%, hernia umbilikalis 3%, dan hernia lainnya sekitar

3%. Pada hernia di abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau

bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.

(Sjamsuhidayat.2007)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dinyatakan oleh Sari

Purnama, dkk (2011) yang dari hasil penelitiannya mengatakan letak

hernia yang mengalami inkarserasi tertinggi adalah hernia inguinalis

sebanyak 107 orang atau 88,4% dari 121 responden.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan letaknya yaitu terjadi pada

hernia inguinalis lateralis sebanyak 22 orang atau 88%, dari 25

responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu melakukan

penyuluhan informasi tentang penyakit hernia kepada masyarakat yang

belum terdiagnosis hernia. Penyuluhan yang diberikan seperti faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hernia antara lain : usia,

jenis kelamin, jenis pekerjaan dan obesitas atau kegemukan.


47

5.2.2 Klasifikasi Hernia Menurut Sifatnya

Dari data tabel 5.4 didapatkan sifat terjadinya hernia yang banyak

dialami oleh reponden yaitu bersifat hernia inkaserata sebanyak 18

orang atau 72%, Hernia Reponibel sebanyak 5 orang atau 20%, dan

Hernia Irreponibel sebanyak 2 orang atau 8% dari 25responden.

Peneliti beranggapan pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan

nyeri dan hernia tidak dapat kembali kedalam rongga perut, akibatnya

terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Sehingga harus segera

dilakukan tindakan operasi agar tidak menimbulkan nyeri yang terus

menerus dan hernia dapat dikembalikan kedalam rongga perut.

Menurut teori disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata

bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap

dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai keluhan nyeri

yang hebat.. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.

Secara klinis, istilah hernia inkarserata.(Sjamsuhidayat, 2007)

Hasil penelitian yang dinyatakan oleh Indri Mayasari Sesa, dkk

(2012) yang dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa jenis hernia

yang tertinggi berdasarkan klasifikasi sifatnya yang dialami penderita

hernia ingunalis adalah reponibel sebanyak 66 penderita atau 82,5%,

dan yang terendah adalah irreponibel yaitu sebanyak 6 penderita atau

7,5% dari 80 responden. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

penulis, hernia yang banyak dialami oleh responden yaitu bersifat

hernia inkaserata 18 orang atau 72%, hernia reponibel sebanyak 5 orang


48

atau 20%, dan hernia irreponibel sebanyak 2 orang atau 8% dari

25responden. Hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan waktu dan

keterbatasan responden.Sehingga dapat dihasilkan saran yaitu saat

melakukan penelitian selanjutnya untuk menambah jumlah sampel

penelitian.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan sifatnya yaitu terjadi pada

herniabersifat inkaserata sebanyak 18 orang atau 72% dari 25

responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu melakukan cek

kesehatan secara rutin ke fasilitas kesehatan apabila terjadi tanda dan

gejala penyakit hernia seperti timbul benjolan dan timbul rasa nyeri

pada benjolan tersebut.

5.2.3 Usia

Dari data tabel 5.1 didapatkan hasil penelitian bahwa penyakit

hernia yang banyak terjadi pada usia 45-64 tahun yaitu sebanyak 12

orang atau 48%, >65 tahun sebanyak 9 orang atau 36%, dan 25-44

tahun sebanyak 4 orang atau 16% dari total 25 responden.

Peneliti beranggapan hernia inguinalis meningkat dengan

bertambahnya umur hal ini disebabkan karena tekanan intraabdomen

meninggi, berkurangnya kekuatan jaringan penunjang dan terjadinya

kelemahan otot dinding perut sehingga meningkatkan risiko terjadinya

hernia.
49

Menurut teori hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur,

tetapi angka kejadian hernia inguinalis meningkat dengan

bertambahnya umur dan terdapat distribusi bimodal (dua modus) untuk

usia yaitu dengan puncaknya pada usia 1 tahun dan pada usia rerata 40

tahun. Pada anak, insidensinya 1-2%, dengan 10 % kasus mengalami

komplikasi inkarserasi. Pada usia sekitar satu tahun, sekitar 30 %

processus vaginalis belum tertutup. (Greenberg et al, 2008 dan

Sjamsuhidajat, 2010).

Insidensi hernia inguinalis diperkirakan diderita oleh 15% populasi

dewasa, 5-8 % pada rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45 % pada

usia 75 tahun (Courtney Townsend, 2004).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dinyatakan oleh

Merry Fuji Astuti (2010) yang dari hasil penelitiannya mengatakan

hernia banyak terjadi pada usia antara 41-65 tahun yaitu sebanyak 50

orang atau (43,8%) dari 107 responden.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan umur yaitu terjadi pada

usia 45-64 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 48% dari 25 responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu untuk melakukan

penyuluhan informasi tentang penyakit hernia kepada masyarakat.

Penyuluhan yang diberikan tentang pola makan yaitu dengan

memperbanyak makanan yang berserat tinggi agar ketika BAB tidak

terlalu mengejan dan tidak menimbulkan risiko terjadinya hernia.


50

5.2.4 Jenis Kelamin

Dari data tabel 5.2 didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak

mengalami penyakit herniayaitu sebanyak 22 orang atau 88%.

Sedangkan perempuan sebanyak 3 orang atau 12% dari total 25

responden.

Peneliti beranggapan intensitas pekerjaan pada laki-laki lebih berat

daripada perempuan sehingga meningkatkan tekanan intraabdomen

yang merupakan faktor risiko terjadinya hernia. Laki-laki memiliki

gaya hidup dan kualitas hidup yang kurang baik yang dapat

mempengaruhi kesehatan seperti merokok.

Menurut teori kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh

laki-laki daripada perempuan. Angka perbandingan kejadian hernia

inguinalis 13,9 % pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan (Ruhl,

2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dinyatakan olehIndri

Mayasari Sesa, dkk (2012) yang dari hasil penelitiannya mengatakan

bahwa penderita hernia tertinggi adalah penderita dengan jenis kelamin

laki-laki sebanyak 79 orang atau 98,8% sedangkan yang terendah

adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 1 orang atau 1,2% dari

80 responden.
51

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan jenis kelamin yaitu jenis

kelamin laki-laki sebanyak 22 orang atau 88% dari 25 responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu untuk menganjurkan

berhenti merokok, rokok dapat menyebabkan batuk yang

berkepanjangan dan hal ini dapat menegangkan otot perut sehingga

dapat meningkatkan tekanan intraabdomen yang merupakan faktor

risiko terjadinya hernia.

5.2.5 Jenis Pekerjaan

Dari data tabel 5.5 didapatkan jenis pekerjaan reponden yaitu

pekerjaan berat sebanyak 16 orang atau 64%, pekerjaan sedang

sebanyak 7 orang atau 28%, dan pekerjaan ringan sebanyak 2 orang

atau 8% dari 25responden.

Peneliti beranggapan ketika responden melakukan pekerjaan yang

berat seperti mengangkat beban berat tidak menggunakan teknik

mengangkat beban berat dengan cara yang tidak benar dan tidak

menggunakan penopang pada perut sehingga mengakibatkan tekanan

intraabdomen meningkat dan berkurangnya kekuatan jaringan

penunjang.

Menurut teori insidens hernia inguinalis meningkat dengan

bertambahnya umur disebabkan meningkatnya penyakit dan pekerjaan

yang berat sehingga meninggikan tekanan intraabdomen dan

berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Pekerjaan yang memiliki


52

tingkat aktivitas yang tinggi dan kemungkinan besar untuk mengangkat

beban yang berat dan dilakukan dalam waktu yang lama yang akan

menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen juga dalam waktu

yang lama yang merupakan salah satu faktor risiko dari kejadian

penyakit hernia (Sjamsuhidayat, 2007)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dinyatakan

olehSinggih Pambudi (2013) yang dari hasil penelitiannya mengatakan

bahwa penderita hernia tertinggi adalah penderita dengan jenis

pekerjaan yang berat sebanyak 17 orang atau 54,8% dari 31 responden.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan jenis pekerjaan yaitu jenis

pekerjaan berat sebanyak 16 orang atau 64% dari 25 responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu untuk mengangkat

beban berat dengan cara yang benar seperti membawa beban sedekat

mungkin dengan tubuh (menempel pada bagian tubuh), jaga punggung

dalam posisi tetap lurus, usahakan kaki sedikit melebar ke luar dan

mendorong bokong keluar (seperti posisi kuda-kuda yang lebih rendah),

selalu usahakan untuk menekuk lutut, menjaga kepala menghadap lurus

kedepan, proses pengangkatan beban akan lebih seimbang dengan

posisi tulang belakang tetap lurus (jangan membungkuk), dan

menggunakan penopang pada perut. Setiap orang dalam bekerja

sebaiknya mempunyai jaminan kesehatan atas risiko pekerjaan yang


53

ditimbulkan dari suatu pekerjaan yang sedang dijalani, sehingga tidak

menanggung risiko dari suatu jenis pekerjaan tersebut.

5.2.6 Obesitas atau Kegemukan

Dari data tabel 5.6 didapatkan indeks massa tubuh reponden yaitu

gizi lebih dengan indeks massa tubuh 23,0-27,4 sebanyak 13 orang atau

52%, Normal dengan indeks massa tubuh 18,5-22,9 sebanyak 11 orang

atau 44%, dan Obesitas dengan indeks massa tubuh 27,5-40 1 orang

atau 4% dari 25responden.

Peneliti beranggapan bahwa obesitas yang dialami oleh responden

dikarenakan responden tidak mengontrol pola makan, dan tidak

melakukan cek kesehatan seperti menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan untuk mengetahui indeks massa tubuh. Obesitas

memiliki tekanan internal yang lebih besar dan mudah dapat

mendorong jaringan lemak dan organ internal menjadi hernia.

Menurut teori obesitas atau kelebihan berat badan secara alami

akan memiliki tekanan internal yang lebih besar. Tekanan internal

tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ

internal menjadi hernia (Kourosh Sarkhosh, 2012).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dinyatakan

olehSinggih Pambudi (2013) yang dari hasil penelitiannya mengatakan


54

bahwa penderita hernia tertinggi adalah penderita dengan obesitas

sebanyak 20 orang atau 64,5% dari 31 responden.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan obesitas atau kegemukan

yaitu gizi lebih dengan indeks massa tubuh 23,0-27,4 sebanyak 13

orang atau 52% dari 25 responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu untuk rutin cek

kesehatan ke fasilitas kesehatanseperti menimbang berat badan dan

tinggi badan untuk mengetahui indeks massa tubuh.Pada responden

yang memiliki indeks massa tubuh yang lebih disarankan untuk

memulai aktivitas dengan berjalan kaki selama 30 menit dengan jangka

waktu 3 kali seminggu dan olahraga secara teratur.

5.2.7 Nyeri

Dari data tabel 5.7 didapatkan nyeri yang dirasakan reponden

yaitu nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 44%, nyeri berat 7-10

sebanyak 8 orang atau 32%, dan nyeri ringan 1-3 sebanyak 6 orang atau

24% dari 25responden.

Peneliti beranggapan nyeri timbul akibat cincin hernia terjepit,

jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan,dan

responden tidak mengetahui cara mengatasi atau mengurangi rasa nyeri

yang ditimbulkan sehingga responden datang ke rumah sakit dengan

keluhan nyeri.
55

Menurut teori nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang

tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada

setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya

orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri

yang dialaminya (Tetty, 2015).

Menurut teori untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam

skala nyeri yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri

seseorang antara lain: Verbal Descriptor Scale (VDS), Visual Analogue

Scale (VAS), Numeric Rating Scale (NRS), dan Wong-Baker FACES

Pain Rating Scale. (Potter & Perry, 2006)

Hasil penelitian yang dinyatakan oleh Sari Purnama, dkk (2011)

yang dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa jenis hernia yang

tertinggi berdasarkan keluhan utama yang dialami penderita hernia

ingunalis adalah benjolan + nyeri + sulit BAB (konstipasi) sebanyak 65

penderita atau 52,9% dari 121 responden.

Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah

terbanyak untuk kejadian hernia berdasarkan nyeri yang dirasakan yaitu

nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 44% dari 25 responden.

Dari uraian diatas dapat dihasilkan saran yaitu untuk melakukan

teknik relaksasi atau distraksi. Cara melakukan teknik relaksasi yaitu

ciptakan lingkungan yang tenang, atur pernafasan dengan cara bernafas

dengan melalui hidung dan menahannafas sampai hitungan 1,2,3

kemudian mengeluarkankannya dengan melalui mulut secara perlahan.


56

Teknik distraksi adalah metode untuk mengalihkan perhatian pada hal-

hal lain sehingga akan lupa terhadap yang dialami, salah satunya

dengan cara mendengarkan musik.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan mengenai kesimpulan

dan saran.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik penyakit

hernia diruang mawar kuning bawah RSUD Sidoarjo dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hernia menurut letaknya yang banyak terjadi pada responden

yaitu terletak di hernia inguinalis lateralis sebanyak 22 orang atau 88%,

dari 25 responden..

2. Berdasarkan hernia menurut sifatnya yang banyak terjadi pada responden

yaitu bersifat hernia inkaserata sebanyak 18 orang atau 72% dari 25

responden

3. Berdasarkan usia yang banyak terjadi pada responden yaitu umur 45-64

tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 48% dari 25 responden.

4. Berdasarkan jenis kelamin bahwa laki-laki lebih banyak mengalami

penyakit hernia yaitu sebanyak 22 orang atau 88%. Sedangkan perempuan

sebanyak 3 orang atau 12% dari total 25 responden.

5. Berdasarkan jenis pekerjaan yang sering terjadi pada reponden yaitu

pekerjaan berat sebanyak 16 orang atau 64% dari 25 responden.

56
57

6. Berdasarkan kegemukan atau obesitas yang sering terjadi pada responden

yaitu gizi lebih dengan indeks massa tubuh 23,0-27,4 sebanyak 13 orang

atau 52% dari 25 responden.

7. Berdasarkan nyeri yang dirasakan yang sering terjadi pada responden yaitu

nyeri sedang sebanyak 11 orang atau 44% dari 25 responden.

6.2 Saran

1. Bagi tenaga kesehatan diharapakan untuk melakukan penyuluhan tentang

penyakit hernia kepada masyarakat yang belum terdiagnosis hernia.

Penyuluhan yang diberikan seperti faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya hernia antara lain : usia, jenis kelamin, jenis

pekerjaan dan obesitas atau kegemukan. Serta memberikan penyuluhan

tentang pola makan yaitu dengan memperbanyak makanan yang berserat

tinggi agar ketika BAB tidak terlalu mengejan dan tidak menimbulkan

risiko terjadinya hernia.

2. Bagi masyarakat diharapkan melakukan cek kesehatan secara rutin ke

fasilitas kesehatan apabila terjadi tanda dan gejala penyakit hernia seperti

timbul benjolan dan timbul rasa nyeri pada benjolan tersebut.rutin

memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan seperti menimbang berat

badan dan tinggi badan untuk mengetahui indeks massa tubuh kemudian

memeriksakan keluhan nyeri yang dirasakan serta menganjurkan setiap

orang mempunyai jaminan kesehatan atas risiko pekerjaan yang

ditimbulkan dari suatu pekerjaan yang sedang dijalani, sehingga tidak

menanggung risiko dari suatu jenis pekerjaan tersebut.


58

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan karya tulis ini

sebagai bahan masukan dan dapat melanjutkan penelitian ini dengan

variabel yang berbeda.


59

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V. A. (2014)). Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Hernia


Inguinalis. Unnes Journal of Public Health, 2-8.

Aisyah, S. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Hernia


Inguinal Pada Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso Pontianak.
1-7.

Amrizal. (2015). Faktor faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hernia Inguinalis.


2-12.

Astuti, M. F. (2010). Hubungan Antara Usia dan Hernia Inguinalis di RSU Dokter
Soedarso Pontianak. 8-12.

Doengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Alih bahasa : I Made


Kariasa. Jakarta: EGC.

Notoadmojo, P. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pambudi, S. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya


Kekambuhan Hernia Inguinalis.

Parmono, H. M. (2014). Hubungan Aantara Indeks Massa Tubuh dengan


Kejadian Hernia Ingunalis di Poli Bedah RSUD DR.SOEHADI
PRIJONEGORO Sragen. 5-15.

Perry, P. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Purnama, S., Muda, S., & Rasmaliah. (2011). Karakteristik Penderita Hernia
Incarcerata Yang Dirawat Inap Di RSUD Dr. PIRNGADI Di Kota Medan.
5-7.

Sesa, I. M., & Effendi, A. A. (2012). Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis


Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. 4-7.

Sjamsuhidajat, R., & Wim, d. (2004).Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta:
EGC.

Sjamsuhidayat, R. (2007). BUKU AJAR ILMU BEDAH Edisi 3. Jakarta: EGC.

Smelthzer, & Suzanne C , B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner and Suddart, Edisi 8. Jakarta: EGC.
60

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada
Yth. Direktur RSUD Sidoarjo

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Surabaya Program Studi DIII Keperawatan Kampus Sidoarjo:

Nama : M.Hafid Alfan Suri

NIM : P27820415007

Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Gambaran Karakteristik


Penyakit Hernia diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo”. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Gambaran Karakteristik Penyakit
Hernia”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi
responden. Data yang diperoleh dari saudara dijamin kerahasiaannya, dan hanya
digunakan untuk keperluan penelitian saja. Hasil penelitian ini akan bermanfaat
untuk mengembangkan ilmu keperawatan serta peran perawat di masyarakat.
Untuk itu saya mohon partisipasi saudara untuk mengisi kuisioner yang telah
dipersiapkan dengan sejujur-jujurnya.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon
kesediaan saudara menandatangani lembar persetujuan yang telah saya sediakan.
Atas perhatian dan partisipasi yang saudara berikan saya ucapkan terima kasih.

Sidoarjo, Pebruari 2018


Peneliti

M.Hafid Alfan Suri


NIM. P27820415007
61

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya Program Studi DIII Keperawatan


Kampus Sidoarjo

Nama : M.Hafid Alfan Suri


NIM : P27820415007

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Gambaran karakteristik


penyakit hernia” .
Adapun segala informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiannya
dan saya akan bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan
anda, maka dari itu anda tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya.
Sehubungan dengan tersebut, apabila anda setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih

Responden Peneliti

( ) ( M.Hafid Alfan Suri )


62

Lampiran 3

KUESIONER HERNIA

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Berat Badan :

Tinggi Badan :

Tentang Hernia menurut sifatnya

1. Bagaimana sifat hernia yang anda alami?

a. Hernia bisa keluar ketikaberdiri atau mengedan, dan hernia bisa masuk

lagi ketika berbaringatau bila didorong masuk perut, tidak ada keluhan

nyeri.

b. Bila isi kantong tidak dapat direposisi atau keluar masuk kembali kedalam

rongga perut, masih tidak ada keluhan nyeri.

c. Hernia tidak dapat kembali kedalam rongga perut,dan terdapat keluhan

nyeri.

Tentang Nyeri

2. Apakah ketika anda terkena hernia mengalami nyeri ?

3. Bagaimana nyeri yang anda rasakan ? apakah seperti gatal, tersetrum, nyut-

nyutan, melilit, terpukul, perih, mules, kram, kaku, tertekan, sulit bergerak,
63

terbakar, ditusuk-tusuk, sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol nyeri yang

sangat berat dan tidak dapat dikontrol ?

4. Nyeri yang anda dirasakan sebelah mana ?

5. Dari skala nyeri yang saya sebutkan, menurut anda skala nyeri yang mana

yang anda rasakan saat ini ?Nyeri ringan = 1-3, Nyeri sedang = 4-6, Nyeri

Berat = 7-10.

6. Kapan nyeri itu timbul ? apakah terus menerus atau hilang timbul ?

NO KODE JENIS USIA LETAK SIFAT PEKERJAAN BB/ NYERI


KELAMIN HERNIA HERNIA TB
64
65

Lampiran 4

Surat Izin Permohonan Permintaan Data Awal


66

Lampiran 5

Surat Balasan Data Awal dari RSUD Sidoarjo


67
68

Lampiran 6
Surat Izin Penelitian Untuk RSUD Sidoarjo
69

Lampiran 7
Surat Izin Penelitian Untuk BANGKESBASNGPOL
70

Lampiran 8
Surat Balasan Penelitian dari BANGKESBANGPOL
71

Lampiran 9
Surat Balasan Penelitian dari RSUD Sidoarjo
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83

Lampiran 12

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


84
85
86

Lampiran 13

LEMBAR KONSULTASIKARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : M.Hafid Alfan Suri

NIM : P27820415007

Nama Pembimbing : Dony Sulystiono, M.Kep

Judul: Gambaran Karakteristik Penyakit Hernia

No. Hari/ Tanggal Keterangan Tanda tangan


87

Mahasiswa Pembimbing

Tanda tangan
No. Hari/ Tanggal Keterangan
Mahasiswa Pembimbing

LEMBAR KONSULTASIKARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : M.Hafid Alfan Suri

NIM : P27820415007

Nama Penguji : Kusmini Suprihatin, M.Kep,Sp, Kep. An

Judul: Gambaran Karakteristik Penyakit Hernia


88

No. Hari/ Keterangan Tanda tangan

LEMBAR KONSULTASIKARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : M.Hafid Alfan Suri

NIM : P27820415007
Nama Pembimbing Pendamping : Dr. Hotmaida Siagian, SKM, M.Kes

Judul : Gambaran Karakteristik Penyakit Hernia


89

Tanggal Mahasiswa Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai