Anda di halaman 1dari 4

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PENGGUNAAN OBAT PSIKOTROPIKA


DAN NARKOTIKA
SOP No Dokumen : /PKM/VI/2021
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS Dr. Yanyan Santoso
CIKAJANG NIP 1983301062014121001

1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh petugas Farmasi untuk megawasi dan
mengendalikan penggunaan obat psikotropika narkotika agar aman
dan tidak disalahgunakan
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas Farmasi untuk mengawasi obat psikotropika
yang ada di sub unit farmasi Puskesmas Cikajang
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : /VI/2021 tentang peresepan
Psikotropika dan narkotika
4. Referensi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2004.
5. Prosedur Alat :
Pena
Buku
Bahan
Laporan Psikotropika
6. 1. Petugas Farmasi membuat perencanaan permintaan obat
psikotropika dan narkotika.
2. Petugas Farmasi mengajukan permintaan obat psikotropika dan
narkotika ke gudang Farmasi Kabupaten berdasarkan LPLPO
3. Petugas Farmasi menerima obat psikotropika dan narkotika dari
Gudang farmasi
4. Petugas Farmasi meneliti keadaan obat (Ed, rusak atau tidak)
5. Petugas Farmasi mencatat sumber anggaran, nomor batch,
tanggal kadaluwarsa dan jumlah obat yang diterima di kartu
stock
6. Petugas Farmasi menyimpan obat psikotropika kedalam lemari
yang dikunci
7. Petugas Farmasi mencatat setiap pengeluaran obat
psikotropika, narkotika dan identitas pasien.
PENGKAJIAN PASIEN RESIKO JATUH

SOP No Dokumen : /PKM/VI/2021


No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman : 1/1
UPT Dr. Yanyan Santoso
PUSKESMAS NIP 1983301062014121001
CIKAJANG

1. Pengertian Pengkajian pasien reiko jatuh adalah sebuah proses untuk menilai dan
mengevaluasi pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengkajian pasien
risiko jatuh
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Tahun 2019 tentang Pengkajian Risiko
Jatuh Pasien Rawat Inap
4. Referensi a. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
c. Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Depkes RI 2006
5. Prosedur/ a. Petugas jaga menggunakan panduan pengkajian risiko jatuh
Langkah- pada pasien baru berupa :
langkah 1. Morse fall scate untuk pasien dewasa (>18 tahun -<60
tahun)
2. Humply dumply Scale untuk pasien anak yang berusia >12-
18 tahun
b. Petugas jaga memberi tanda resiko jatuh pada rekam medis
pasien
c. Petugas jaga memberi penanda resiko tinggi jatuh berupa
gelang identifikasi (gelang warna kuning)
1. Dewasa : skor ≤ 51
2. Anak : skor ≤ 12
d. Petugas jaga melakukan tatalaksana tindakan pencegahan
jatuh sesuai kriteria Morse/humpty dumpty
e. Petugas jaga memberikan edukasi pasien dan kluarga pasien
dengan resiko jatuh untuk tidak mengibah posisi pengaman bed
tanpa seijin petugas
f. Petugas jaga melakukan pemantauan terhadap pasien dengan
resiko jatuh secara berkala sesuai kondisi pasien.
IDENTIFIKASI PASIEN

No Dokumen : /PKM/VI/2021
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS dr. Yanyan Santoso
CIKAJANG NIP 198331062014121001

1. Pengertian Adalah tindakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dalam


upaya menjamin /mencegah terjadinya kesalahan
2. Tujuan SOP ini dibuat agar pelanggan bisa terjamin keselamatan atau
mencegah terjadi keslahan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No /KAPUS/VI/2021 tentang
4. Referensi Permenkes No 75 tahun 2014
Permenkes No 11 tahun 2017

5. Prosedur Alat :
1. komputer
2. Rekam medis
3. Kartu identitas/kartu BPJS
4. Kartu kunjungan
6. Langkah- 1. Pasien diminta mendaftar di loket pendaftaran
langkah 2. Petugas mengindetifikasi apakah pasien bisa berobat dipoli
ataukah harus segera masuk ke UGD
3. Apabila pasien tampak keadaan umumnya lemah maka
pasien diantar ke UGD, sedang salah satu keluarganya
melanjutkan proses pendaftaran
4. Petugas loket mencatat data identitas pasien bagi yang baru
berkunjung dan mencari status rekam medik di lemari arsip
yang berkunjung lama
5. Petugas loket mencatat data tersebut ke system komputerisasi
6. Petugas loket mengisi nomor rekam medis berdasarkan
urutan nomor yang terakhir
7. Identitas ditulis lengkap meliputi nama, alamat, jenis kelamin,
dll
8. Untuk alamat ditulis alamat yang terakhir
9. Jika diperlukan menuliskan nomor HP jika ada
10. Setelah status rekam medis ditulis, petugas loket membuatkan
kartu kunjungan bagi baru dan dipesan kepada pasien atau
keluarga untuk membawa kartu tersebut saat berobat kembali
11. Petugas loket membuatkan kembali kartu kunjungan jika yang
lama dihilangkan
12. Setelah semua pencatatan identitas selesai, pasien ditanya
tujuan kunjungan tersebut. Petugas menjelaskan agar tidak
terjadi kesalahan dan keselamatan pasien terjamin
13. Setelah semua selesai, pasien ditunjukan ke tempat layanan
yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai