Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL EVALUASI

5.1 Identifikasi Masalah

Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan

tolak ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan

antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Proses identifikasi masalah

dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja

puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolak

ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab

masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi

masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara target dan

pencapaian. Berikut hasil pencapaian program pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular di Puskesmas Pasar Ambon tahun 2021.

Tabel 4. Hasil Pencapaian Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Tidak Menular di Puskesmas Pasar Ambon 2021
Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah
Cakupan kelurahan yang 100% 100 % (-)
memiliki Posbindu
Persentase wanita usia 30-50 tahun
50% 28,64% (+)
yang diskrining kanker serviks dan
kanker payudara

Persentase usia produktif (15-59


tahun) yang diskrining kesehatan 100% 58,51% (+)

Persentase penderita hipertensi


yang mendapat pelayanan 45,92% (+)
80%
kesehatan
Prevalensi penderita diabetes
melitus yang mendapat pelayanan 80% 9,58%
(+)
kesehatan

Persentase pelayanan kesehatan


70% 50,01%
penderita obesitas (+)

Persentase sekolah yang telah


menerapkan Kawasan Tanpda
50% 93,33% (-)
Rokok (KTR)

Masalah yang ditemukan pada program pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon pada tahun

2021 adalah persentase wanita usia 30-50 tahun yang diskrining kanker

serviks dan kanker payudara, persentase usia produktif (15-59 tahun) yang

diskrining kesehatan, persentase penderita hipertensi yang mendapat

pelayanan kesehatan, persentase penderita diabetes melitus yang mendapat

pelayanan kesehatan, dan persentase pelayanan kesehatan penderita obesitas

belum mencapai target yang telah ditetapkan. Masalah ini ditegakkan karena

adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur.

5.2 Menetapkan Prioritas Masalah

Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi timbulnya dari

masalah, maka dilakukan suatu metode pemilihan atau prioritas masalah


menggunakan metode USG sebagai berikut.

Tabel 5. Penentuan Prioritas Masalah Diabetes Melitus di Puskesmas


Pasar Ambon
Evaluasi masalah
No Masalah Pencapaian Total
U S G
1. Persentase wanita
usia 30-50 tahun
yang diskrining 28,64%
2 3 3 18
kanker serviks dan
kanker payudara

2 Persentase usia
produktif (15-59
tahun) yang
58,51% 2 3 4 24
diskrining
kesehatan

3 Persentase
penderita hipertensi
yang mendapat 45,92%
3 3 4 36
pelayanan
kesehatan

4 Prevalensi
penderita diabetes
melitus yang
9,58%
mendapatkan 3 3 3 27
pelayanan
kesehatan

5 Persentase
pelayanan
50,01%
kesehatan 2 2 3 12
penderita obesitas

Keterangan:
1 : Sangat Kecil
2 : Kecil
3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat Besar

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan skala prioritas masalah yaitu rendahnya

persentase penderita diabetes melitus yang mendapatkan pelayanan


kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan dengan memperhatikan

kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem. Berikut

adalah gambaran capaian program pencegahan dan pengendalian diabetes

melitus per kelurahan di Puskesmas Pasar Ambon tahun 2021.

Gambar 4. Capaian Program Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus di


Puskesmas Pasar Ambon per kelurahan tahun 2021

5.3 Kerangka Konsep Masalah

Pencapaian persentase pederita diabetes melitus yang mendapatkan pelayanan

kesehatan merupakan salah satu masalah yang memiliki angka prioritas

tinggi. Setelah itu langkah berikutnya adalah menentukan kerangka konsep

sebagai berikut

Tenaga Kesehatan
(input)

Pelatihan mengenai
pencegahan dan
pengendalian DM
(proses)
Peningkatan pengetahuan, Peningkatan pengetahuan
Pencatatan yang baik keterampilan, dan dan perilaku untuk
(proses) komunikasi petugas pemeriksaan rutin
(proses) (proses)

Skrining di posbindu Pemeriksaan glukosa


(proses) darah dan pemberian obat
DM di puskesmas
(proses)

Peningkatan persentase
DM yang menerima
pelayanan
(proses)

Peningkatan pengetahuan
dan sikap masyarakat
(proses)

Lingkungan, social, dan


budaya
(input)

Gambar 5. Kerangka Konsep Evaluasi

5.4 Menyusun Akar Penyebab Masalah

Ketidakberhasilan pencapaian penderita diabetes melitus yang mendapatkan

pelayanan merupakan output yang tidak sesuai dengan target. Mengatasi hal

tersebut dilakukan pendekatan sistem dengan adanya kemungkinan masalah


pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu sistem merupakan keadaan

yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi. Setelah mengetahui

faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah mencari akar

masalah, dalam hal ini penulis mencari akar masalah dengan menggunakan

diagram fishbone.
MAN METHOD

Posbindu dan prolanis belum


berjalan optimal akibat pandemi
Pengerahuan dan sikap
masyarakat yang masih kurang
terkait diabetes melitus Pendataan dan pencatatan pasien
yang kurang rinci

Beralih menggunakan obat


herbal Capaian program
pencegahan dan
pengendalian penyakit
tidak menular dengan
indikator persentase
penderita diabetes melitus
yang mendapatkan
Jarak antara rumah dan Kurangnya keaktifan
pelayanan kesehatan di
puskesmas cukup jauh nakes/kader dalam memberi wilayah kerja Puskesmas
informasi terkait DM selama Pasar Ambon tahun 2021
pandemi yang belum mencapai
Kurangnya media target (capaian 9,58%)
penyuluhan yang menarik
Kurangnya dukungan keluarga
kepada pasien terkait penyakitnya
MONEY
MATERIAL

MACHINE

Gambar 6. Diagram Fishbone


Berdasarkan diagram fishbone tersebut, masih perlu mencari masalah-

masalah yang paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan

program.

5.5 Menentukan Prioritas Akar Penyebab Masalah

Dengan menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat

dipilih masalah yang paling dominan.

Tabel 6. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah


I
No Daftar Masalah T R Jumlah
P S RI DU SB PB PC
1. Man
Pasien beralih 3 3 2 2 2 2 1 3 3 117
menggunakan obat
herbal
Kurangnya 4 4 4 4 4 3 2 4 3 300
pengetahuan
terkait DM dan
komplikasinya
2. Money
3. Machine
Kurangnya 4 4 3 2 3 1 1 3 2 108
dukungan keluarga
pasien untuk
berobat
Kurangnya 4 2 2 3 3 2 2 2 2 72
keaktifan nakes
dalam memberi
informasi terkait
DM selama
pandemi
4. Method
Posbindu dan 4 2 2 3 4 3 2 4 3 240
prolanis belum
berjalan optimal
akibat pandemi
Pencatatan kurang 2 2 2 1 1 2 1 4 2 88
lengkap
3. Materials
Jarak antara rumah 2 1 2 2 2 2 4 2 2 60
dan puskesmas
cukup jauh
Kurangnya media 4 4 2 2 4 2 3 4 2 168
sosialisasi yang
lebih menarik

Keterangan:
I= Importancy (pentingnya masalah)
P= Prevalence (besarnya masalah)
S= Severity (akibat yang ditimbulkan masalah)
RI= Rate of Increase (kenaikannya besarnya masalah)
DU= Degree of Unmeet Need (derajat keinginan masyarakat yang telah terjamin)
SC= Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
PB= Public Concern (rasa prihatin masyarakat tentang masalah)
PC= Political Climate (suasana politik)
T = Technical feasibility (kelayakan tekhnologi)
R = Resources availibility (sumber daya yang tersedia)

Setelah dilakukan pemilihan prioritas masalah, didapatkan masalah yang paling

berpengaruh yakni pengetahuan pasien. Ketika orang terlibat dalam program

pendidikan, ada hubungan positif dengan hasil kesehatan yang lebih baik untuk

orang itu, yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara

keseluruhan. Sebaliknya, orang yang tidak terlibat dalam program pendidikan

kesehatan lebih cenderung membuat keputusan kesehatan yang buruk.

Sehingga masalah tersebut diperkirakan menyebabkan belum mencapai target

program pemberian pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Melitus di

wilayah kerja puskesmas Pasar Ambon Periode Januari-Desember 2021.


BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

6.1 Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah

Belum tercapainya target jumlah penderita diabetes yang mendapat pelayanan

menjadi salah satu penyebab angka diabetes melitus dan komplikasinya yang

masih tinggi di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon. Setelah dilakukan

pencarian masalah utama, diperoleh masalah utama yaitu kurangnya

pengetahuan pasien terkait penyaitnya diabetes mellitus yang berdampak

munculnya masalah lain yaitu kepatuhan untuk kontrol, minum obat, dan

penggunaan obat herbal. Berdasarkan faktor penyebab masalah yang dapat

diidentifikasi, maka dibuat beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai

berikut:
Tabel 7. Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Penyebab Masalah Alternatif
Prevalensi  Kurangnya  Pembentukan kelompok
penderita pengetahuan sadar diabetes melitus per
diabetes yang penderita DM kelurahan/RT dengan
mendapat terkait penyakit media grup whatsApp
pelayanan Diabetes mellitus sebagai media edukasi,
kesehatan dan komplikasinya pengingat, dan
belum penjadwalan kontrol
mencapai  Penyuluhan tentang
target pentingnya pemeriksaan
kesehatan dan pencegahan
komplikasi DM
 Pemberian kartu
kunjungan pada setiap
sebagai pengingat untuk
jadwal berobat ke
puskesmas yang disertai
informasi terkait diabetes
melitus

Pada tabel diatas didapatkan 3 alternatif pemecahan masalah indikator

penderita diabetes melitus yang mendapat pelayanan di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Ambon sebagai berikut, pembentukan kelompok sadar

diabetes melitus per kelurahan/RT dengan media grup whatsApp, penyuluhan

tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan pencegahan komplikasi DM,

pemberian kartu kunjungan pada setiap sebagai pengingat untuk jadwal

berobat ke puskesmas. Setelah mendapatkan alternatif masalah maka

diperlukan prioritas pemecahan masalah/ jalan keluar.


6.2 Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah

Tabel 8. Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah


Alternatif Efektivitas Efisiensi Jumlah
No M I V C
Pemecahan Masalah (MIV/C)
1. Pembentukan kelompok sadar
diabetes melitus per
kelurahan/RT dengan media 4 5 5 2 50
grup whatsApp
2. Penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan dan
pencegahan komplikasi DM 4 4 3 3 16

3. Pemberian kartu kunjungan


pada setiap sebagai 3 5 3 4 11.25
pengingat untuk jadwal
berobat ke puskesmas
disertai informasi terkait DM
Keterangan:
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I= Importance (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensitivitas jalan keluar)
C = Cost (efisiensi jalan keluar)

Dari tabel di atas, didapatkan bahwa alternatif pemecahan masalah yaitu

pembentukan kelompok sadar diabetes melitus per kelurahan/RT dengan

media grup whatsApp. Pembentukan kelompok sadar diabetes melitus ini

dibuat per desa yang beranggotakan pasien diabetes melitus disetiap desa

yang telah terdeteksi baik dari posbindu maupun yang langsung datang ke

puskesmas dan petugas kesehatan yang terdiri dari dokter, petugas promkes

puskesmas, petugas p2ptm puskesmas, dan bidan desa.

Kegiatan didalam grup tersebut meliputi pemberian informasi atau

penyuluhan mengenai diabetes melitus dan pentingnya melakukan

pengobatan ke puskesmas dengan media tulisan, gambar maupun video setiap

minggunya. Setelah petugas kesehatan memberikan informasi tersebut

dilakukan diskusi dengan pasien yang tergabung dalam grup. Diskusi ini

diharapkan dapat memicu keingingintahuan pasien terhadap informasi yang


disampaikan agar pasien dapat lebih memahami penyakitnya. Selain itu

pemberian informasi terkait pencegahan-pencegahan dan langkah yang harus

dilakukan pasien diabetes melitus di era pandemi seperti protocol kesehatan

serta informasi terkait penyakitnya sebagai salah satu komorbid covid 19 dan

bagaimana pencegahannya dan penerapannya juga diberikan. Setelah sesi

diskusi berakhir petugas kesehatan mengingatkan kepada pasien datang ke

puskesmas untuk kontrol jika pada minggu tersebut merupakan jadwal pasien

untuk kontrol.

Pada grup whatsapp ini juga dilakukan penjadwalan kontrol pasien-pasien

diabetes melitus sehingga pasien diabetes melitus memiliki jadwal tersendiri

untuk berobat ke puskesmas dan menghindari menghabiskan waktu yang

lebih lama di puskesmas untuk pelayanan kesehatan serta meminimalisir

penyebaran covid 19.

Pembentukan grup whatsApp ini diisi dengan pemberian informasi diabetes

melitus khususnya di masa pandemi, diskusi, pengingat, dan penjadwalan

pasien untuk datang ke puskesmas pada seluruh pasien diabetes melitus di

setiap yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon. Selain dapat

meningkatkan jumlah kunjungan, diharapkan pasien menjadi lebih sadar akan

pentingnya minum obat dan kontrol rutin terkait diabetes melitus, menjadi

lebih taat protokol kesehatan dan merasa lebih aman ketika berobat ke

puskesmas khususnya di masa pandemi, sehingga dapat mengurangi angka

kejadian terjadinya komplikasi diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas


Pasar Ambon.
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi program pencegahan dan pengendalian penyakit

tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon tahun 2021, dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Prioritas masalah yang paling utama setelah diidentifikasi yaitu

persentase penderita diabetes melitus yang mendapat pelayanan belum

mencapai target.

2. Penyebab masalah yang paling utama adalah kurangnya pengetahuan

penderita DM terkait penyakit diabetes mellitus dan komplikasinya

3. Alternatif pemecahan masalah adalah dengan pembentukan kelompok

sadar diabetes melitus per kelurahan/RT dengan media grup whatsApp.

7.2 Saran
1. Membuat grup WhatsApp yang beranggotakan pasien diabetes melitus

per desa dan petugas kesehatan yang terdiri dari dokter, petugas promosi

kesehatan, petugas p2ptm dan bidan desa.

2. Menyediakan dan memperbanyak media promosi kesehatan secara lebih

menarik yang dapat digunakan sebagai media untuk mengedukasi pasien-

pasien diabetes melitus mengenai pengobatan yang berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai