Anda di halaman 1dari 28

1

D. Bernoulli

1. Tujuan

Untuk menyelidiki keabsahan teori Bernoulli yang dipakai guna

mengkaji aliran air melalui berbagai ukuran diameter pipa bundar.

2. Alat dan Bahan

a. Satu unit alat peraga Bernoulli

b. Meja hidrolika berisi air

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
2

c. Stopwatch

d. Gelas ukur

e. Pompa tangan

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
3

f. Alat penyipat datar

3. Prosedur Percobaan

a. Dengan mengatur kaki penyangga alat peraga ditempatkan di atas

meja hidrolika pada kedudukan horizontal yang di waterpass dengan

alat ukur penyipat datar.

Gambar 46. Mengatur alat peraga teori Bernoulli.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
4

b. Setelah memasukkan sedikit air ke dalam tampang uji, alat peraga

dihubungkan dengan meja hidrolika, pastikan tampang uji pipa

konvergen bersudut 14o sudah searah dengan aliran.

Gambar 47. Memasukkan air ke dalam tempat uji.

c. Mengisi semua tabung manometer alat peraga dengan air secara

perlahan untuk membuang kantong-kantong udara dari sistem

tersebut dan pastikan semua pipa penghubungnya telah bebas dari

simpanan udara.

Gambar 48. Membuang kantong udara dari tabung manometer.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
5

d. Dengan mengatur kebutuhan air dari meja hidrolika sambil mengatur

katup kendali aliran alat peraga, level muka air dapat dinaikkan atau

diturunkan sesuai dengan kebutuhan, untuk penurunan level tertentu

dipakai pompa tangan pada katup pemasukan udara guna menaikkan

tekanan udara di atas kolom cairan.

Gambar 49. Mengatur katup kendali.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
6

e. Mengatur kedua katup kendali yaitu pada meja hidrolika dan alat

peraga secara seksama guna memperoleh kombinasi nilai aliran dan

tekanan sistem sehingga memberikan perbedaan yang memadai

antara level tertinggi dan terendah pada kolom manometer.

Gambar 50. Mengatur nilai aliran.

f. Mencatat bacaan skala pada setiap level manometer, ambil

sedikitnya tiga set bacaan volume dan waktu dengan bantuan gelas

ukur dan stopwatch guna mendapatkan nilai debit aliran.

Gambar 51. Mencatat bacaan skala pada tiap level manometer.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
7

g. Memasukkan alat pantau (probe) ke ujung posisi pipa paralel,

kemudian gerakkan satelit tersebut ke bagian yang lancip sejauh 1

cm per satu kali gerakan. Untuk setiap kedudukan satelit, catat

jaraknya dari ujung bagian paralel dan catat pula bacaan level

manometernya.

Gambar 52. Memasukkan alat pantau (probe).

h. Mengulangi prosedur di atas untuk mendapatkan nilai aliran yang

besar dan kecil pada tekanan statis yang tinggi dan rendah dengan

kombinasi perbedaan bukaan katup.

i. Menghentikan pemberian air, kemudian menguras air dari alat

peraga, mencabut alat pantau, membuka kedua kopling/perangkai,

membalikkan kedudukan tampang uji dan memindah tempatkan

kedua perangkai kemudian ulangi prosedur di atas.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
8

4. Data Hasil Percobaan

Tabel 10. Data hasil percobaan alat peraga Bernoulli

No. Diameter Luas Level Jarak Level

Tabung Penampang Penampang Manometer Probe Manometer

(mm) (mm2) (mm) (mm) Probe (mm)

I II I II

1. 25 490,625 265 280 67,0 265 280

2. 14,6 167,3306 240 255 17,4 245 260

3. 12,4 120,7016 220 225 9,3 225 235

4. 11,3 100,2367 195 210 5,0 205 215

5. 10,6 88,2026 180 185 2,1 185 190

6. 10 78,5 165 165 5,0 155 160

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
9

5. Perhitungan

a. Level manometer I

1. Menghitung debit fluida

9,8+8,96+9,04
T rata-rata =
3

27,8
=
3

= 9,2667 s

v
Q =
t
-3
1 x 10
=
9,2667

= 0,1079 x 10 -3 m3/s

2. Menghitung kecepatan fluida

Q
V =
A

0,1079 x 10−3
V1 =
490,625 x 10−6

= 0,2199 m/s

0,1079 x 10-3
V2 = -6
167,3306 x 10

= 0,6449 m/s

0,1079 x 10-3
V3 = -6
120,7016 x 10

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
10

= 0,8941 m/s

0,1079 x 10 -3
V4 = -6
100,2367 x 10

= 1,0766 m/s

0,1079 x 10 -3
V5 =
88,2026 x 10 -6

= 1,2235 m/s

0,1079 x 10 -3
V6 = -6
78,5 x 10

= 1,3747 m/s

3. Menghitung H teoritis

V2
H = +h
2xg
2
0,2199
H1 = + 0,265
2 x 9,81

= 0,2675 m

= 267,4658 mm
2
0,6449
H2 = + 0,240
2 x 9,81

= 0,2612 m

= 261,1984 mm

0,89412
H3 = + 0,220
2 x 9,81

= 0,2607 m

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
11

= 260,7406 mm

1,07662
H4 = + 0,195
2 x 9,81

= 0,2541 m

= 254,0745 mm
2
1,2235
H5 =
2 x 9,81
+ 0,180

= 0,2563 m

= 256,2941 mm

1,37472
H6 = + 0,160
2 x 9,81

= 0,2563 m

= 256,3196 mm

b. Level manometer II

1. Menghitung debit fluida

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
12

8,82+8,56+8,37
T rata-rata =
3

25,75
=
3

= 8,5833 s

v
Q =
t
−3
1 x 10
=
8,5833

= 0,1165 x 10 -3 m3/s

2. Menghitung kecepatan fluida

Q
V =
A
−3
0,1165 x 10
V1 =
490,625 x 10−6

= 0,2375 m/s

0,1165 x 10−3
V2 = −6
167,3306 x 10

= 0,6963 m/s

0,1165 x 10−3
V3 =
120,7016 x 10−6

= 0,9652 m/s

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
13

−3
0,1165 x 10
V4 =
100,2367 x 10−6

= 1,1623 m/s
−3
0,1165 x 10
V5 = −6
88,2026 x 10

= 1,3209 m/s

0,1165 x 10−3
V6 =
78,5 x 10−6

= 1,4841 m/s

3. Menghitung H teoritis
2
V
H = +h
2x g

2
0,2375
H1 = + 0,280
2 x 9,81

= 0,2921 m

= 292,1031 mm

0,69632
H2 = + 0,255
2 x 9,81

= 0,2905 m

= 290,4870 mm

2
0,9652
H3 = + 0,225
2 x 9,81

= 0,2742 m

= 274,1962 mm

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
14

2
1,1623
H4 = + 0,210
2 x 9,81

= 0,2692 m

= 269,2404 mm
2
1,3209
H5 = + 0,185
2 x 9,81

= 0,2523 m

= 252,3230 mm

1,39882
H6 = + 0,165
2 x 9,81

= 0,2406 m

= 240,6442 mm

c. Level manometer I

1. Menghitung debit fluida

10,9+9,37+7,3
T rata-rata =
3

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
15

30
=
3

= 10 s

v
Q =
t

1 x 10−3
=
10

= 0,1 x 10 -3 m3/s

2. Menghitung kecepatan fluida

Q
V =
A
−3
0,1 x 10
V1 = −6
490,625 x 10

= 0,2038 m/s

0,1 x 10−3
V2 =
167,3306 x 10−6

= 0,5976 m/s
−3
0,1 x 10
V3 = −6
120,7016 x 10

= 0,8285 m/s

−3
0,1 x 10
V4 = −6
100,2367 x 10

= 0,9976 m/s

0,1 x 10−3
V5 =
88,2026 x 10−6

= 1,1338 m/s

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
16

−3
0,1 x 10
V6 =
78,5 x 10−6

= 1,2739 m/s

3. Menghitung H teoritis

V2
H = +h
2x g

2
0,2038
H1 = + 0,265
2 x 9,81

= 0,2754 m

= 275,3885 mm

0,59762
H2 = + 0,245
2 x 9,81

= 0,2755 m

= 275,4597 mm

2
0,8285
H3 = + 0,225
2 x 9,81

= 0,2672 m

= 267,2268 mm
2
0,9976
H4 = + ¿0,205
2 x 9,81

= 0,2558 m

= 255,8480 mm

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
17

2
1,1338
H5 = + 0,185
2 x 9,81

= 0,2428 m

= 242,7856 mm
2
1,2739
H6 = + 0,155
2 x 9,81

= 0,2199 m

= 219,9279 mm

d. Level manometer II

1. Menghitung debit fluida

9,19+8,97+ 9,16
T rata-rata =
3

27,32
=
3

= 9,1067 s

v
Q =
t

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
18

−3
1 x 10
=
9,1067

= 0,1098 x 10 -3 m3/s

2. Menghitung kecepatan fluida

Q
V =
A

0,1098 x 10−3
V1 =
490,625 x 10−6

= 0,2238 m/s
−3
0,1098 x 10
V2 = −6
167,3306 x 10

= 0,6562 m/s

0,1098 x 10−3
V3 =
120,7016 x 10−6

= 0,9098 m/s

0,1098 x 10−3
V4 =
100,2367 x 10−6

= 1,0955 m/s

0,1098 x 10−3
V5 = −6
88,2026 x 10

= 1,2450 m/s

0,1098 x 10−3
V6 =
78,5 x 10−6

= 1,3988 m/s

3. Menghitung H teoritis

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
19

2
V
H = +h
2x g

2
0,2238
H1 = + 0,280
2 x 9,81

= 0,2914 m

= 291,4075 mm

0,65622
H2 = + 0,260
2 x 9,81

= 0,2934 m

= 293,4477 mm

0,90982
H3 = + 0,235
2 x 9,81

= 0,2814 m

= 281,3691 mm

2
1,0955
H4 = + 0,215
2 x 9,81

= 0,2708 m

= 270,8361 mm

1,24502
H5 = + 0,190
2 x 9,81

= 0,2535 m

= 253,4542 mm

1,39882
H6 = + 0,160
2 x 9,81

= 0,2363 m

= 231,2971 mm

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
20

Tabel 11. Data hasil perhitungan untuk level manometer I dengan Probe

A Level Q

No. D (mm2) manometer I (m3/dt) v (m/dt) H (mm)

Tabung (mm) (mm)


10 -3

1 25,0 490,6250 265 0,1 0,2038 275,3885

2 14,6 167,3306 245 0,1 0,5976 275,4597

3 12,4 120,7016 225 0,1 0,8285 267,2268

4 11,3 100,2367 205 0,1 0,9976 255,8480

5 10,6 88,2026 185 0,1 1,1338 242,7856

6 10,0 78,5 155 0,1 1,2739 219.9279

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
21

Tabel 12. Data hasil perhitungan untuk level manometer II dengan Probe

A Level Q

No. D (mm2) manometer II (m3/dt) v (m/dt) H (mm)

Tabung (mm) (mm)


10 -3

1 25,0 490,6250 280 0,1 0,2238 291,4075

2 14,6 167,3306 260 0,1 0,6562 293,4477

3 12,4 120,7016 235 0,1 0,9098 281,3691

4 11,3 100,2367 215 0,1 1,0955 270,8361

5 10,6 88,2026 190 0,1 1,2450 253,4542

6 10,0 78,5 160 0,1 1,3988 231,2971

Tabel 13. Data hasil perhitungan untuk level manometer I tanpa Probe

A Level Q

No. D (mm2) manometer I (m3/dt) v H (mm)

Tabung (mm) (mm) (m/dt)


10 -3

1 25,0 490,6250 280 0,1 0,2199 267,4658

2 14,6 167,3306 260 0,1 0,6449 261,1984

3 12,4 120,7016 235 0,1 0,8941 260,7406

4 11,3 100,2367 215 0,1 1,0766 254,0745

5 10,6 88,2026 190 0,1 1,2235 251,2941

6 10,0 78,5 160 0,1 1,3747 256,3196

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
22

Tabel 14. Data hasil perhitungan untuk level manometer II tanpa Probe

A Level Q
No. D (mm2) (m3/dt) v H (mm)
(mm) manometer II (m/dt)
Tabung
(mm) 10 -3

1 25,0 490,6250 280 0,1 0,2375 292,1031

2 14,6 167,3306 260 0,1 0,6963 290,4870

3 12,4 120,7016 235 0,1 0,9652 274,1962

4 11,3 100,2367 215 0,1 1,1623 269,2404

5 10,6 88,2026 190 0,1 1,3209 252,3230

6 10,0 78,5 160 0,1 1,4841 240,6442

Hubungan antara H Teoritis dan Kecepatan


300 Fluida
290
280 275.3885 275.4597
267.2268
270
H Teoritis (mm)

260 255.848
250 242.7856
240
230
219.9279
220
210
200
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Kecepatan Fluida (m/s)

Gambar 53. Grafik hubungan antara kecepatan fluida dan tinggi teoritis pada
manometer I dengan probe.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
23

Hubungan antara H Teoritis dan Kecepatan


Fluida
300 291.4075 293.4477
290 281.3691
280 270.8361
270
H Teoritis (mm)

260 253.4542
250
240
230
231.2971
220
210
200
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Kecepatan Fluida (m/s)

Gambar 54. Grafik hubungan antara kecepatan fluida dan tinggi teoritis pada
manometer II dengan probe.

Hubungan antara H Teoritis dan Kecepatan


300 Fluida
290
280
267.4658
270
H Teoritis (mm)

260.7406
260 254.0745
261.1984
250 256.3196
251.2941
240
230
220
210
200
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Kecepatan Fluida (m/s)

Gambar 55. Grafik hubungan antara kecepatan fluida dan tinggi teoriti pada
manometer I tanpa probe.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
24

Hubungan antara H Teoritis dan Kecepatan


300 292.1031
Fluida
290.487
290
280 274.1962
269.2404
270
H Teoritis (mm)

260 252.323
250
240
240.6442
230
220
210
200
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Kecepatan Fluida (m/s)

Gambar 56. Grafik hubungan antara kecepatan fluida dan tinggi teoritis pada
manometer II tanpa probe.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
25

6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan perhitungan terhadap data tersebut, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tinggi level manometer di setiap pipa manometer tidak sama

karena perbedaan luas penampang pipa yang dialiri oleh air. Hal

ini mempengaruhi kecepatan dan debit air yang melalui

penampang pipa dengan luas yang berbeda-beda tersebut.

2. Dari hasil perhitungan dapat dibuktikan keabsahan teori

Bernoulli dan persamaannya pada sistem percobaan aliran

konvergen atau aliran divergen. Zat cair yang dialirkan ke alat

peraga akan dipercepat di bagian pipa konvergen. Hal ini

mengakibatkan nilai kecepatan fluida dalam leher pipa

manometer akan lebih besar.

3. Kurangnya pengaturan data input air yang menyebabkan

kecepatan aliran air dengan probe lebih lambat dibandingkan

dengan tidak menggunakan probe.

4. Grafik dari manometer tanpa probe, manometer I dengan

manometer II tanpa probe menunjukkan garis kurva yang

meningkat. Grafik dari manometer I dan grafik manometer II

dengan probe juga menunjukkan hal yang sama, yaitu grafik

kurva yang meningkat. Grafik tersebut menjelaskan bahwa

semakin besar tinggi teoritisnya maka kecepatan fluidanya

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
26

meningkat.

b. Saran

1. Sebelum memulai praktikum, praktikan dihimbau untuk

membaca modul terlebih dahulu, agar dapat memahami

praktikumnya.

2. Praktikan diharapkan sudah bersiap 15 menit sebelum

praktikum dimulai.

3. Sebaiknya praktikan memperhatikan praktikum dengan

sungguh- sungguh.

4. Sebaiknya praktikan mengerjakan pre test dan post test dengan

baik dan benar.

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
27

7. Aplikasi di Lapangan

Cairan apa pun yang kita minum bisa masuk ke dalam mulut bukan

karena kita menyeruput minuman. Prinsip Bernoulli berlaku juga untuk

kasus ini. Ketika kita menghisap alias menyedot air menggunakan

sedotan, sebenarnya kita membuat udara dalam sedotan bergerak lebih

cepat. Dalam hal ini, udara dalam sedotan yang menempel ke mulut kita

mempunyai laju lebih tinggi. Akibatnya, tekanan udara dalam bagian

sedotan itu menjadi lebih kecil. Nah, udara dalam bagian sedotan yang

dekat dengan minuman mempunyai laju yang lebih kecil. Karena lajunya

kecil, maka tekanannya lebih besar. Perbedaan tekanan udara ini yang

membuat air atau minuman yang kita minum mengalir masuk ke dalam

mulut kita. Dalam hal ini, cairan itu bergerak dari bagian sedotan yang

tekanan udaranya tinggi menuju bagian sedotan yang tekanan udaranya

rendah.

Gambar 57. Aliran air dalam sedotan.


(Sumber: www.zenius.net)

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065
28

ENDANG JULIANTI TOBING


2115011065

Anda mungkin juga menyukai