Anda di halaman 1dari 3

Machine Translated by Google

Riyan Nugroho Aji dkk. Morfometri Organ Reproduksi Pria dan Evaluasi Sperma Belgian Blue
Buletin Peternakan 44 (4): 200-202, November 2020

Buletin Ilmu Peternakan


ISSN-0126-4400/E-ISSN-2407-876X Terakreditasi: 36a/E/KPT/
2016 http://buletinpeternakan.fapet.ugm.ac.id/

Dua: 10.21059/buletinpeternak.v44i4.45944

Morfometri Organ Reproduksi Pria dan Evaluasi Sperma Belgian Blue


Sapi Persilangan Calon Banteng Unggul

Riyan Nugroho Aji, Panjono, Ali Agus, Budi Prasetyo Widyobroto, Tety Hartatik, I Gede Suparta
Budisatria, Ismaya, Akhmad Fathoni, Dwi Astuti, and Sigit Bintara*

Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati ukuran organ reproduksi
dan untuk mengevaluasi kualitas sperma sapi peranakan Belgian Blue (BB). Sapi ini
merupakan hasil persilangan antara sapi betina Brahman Cross (BX) yang diinseminasi
dengan semen beku dari sapi BB murni jantan, dengan metode Inseminasi Buatan (IB),
sebagai calon pejantan unggul. Sampel penelitian ini adalah sapi persilangan umur 2,5
Sejarah artikel
Diserahkan: 20 Mei 2019 tahun (BB1), (BB2), dan (BB3). Prosesnya meliputi pemeriksaan fisik secara umum,
Diterima: 16 Oktober 2020 pemeriksaan organ genital, produksi sperma, dan penilaian kualitas. Data yang diperoleh
dianalisis melalui analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah ketiga sapi
* Penulis yang sesuai: persilangan BB menunjukkan penampilan organ reproduksi yang normal dengan lingkar
Telp. +62 812 2943 389 skrotum masing-masing pejantan adalah 40,2 cm, 38,6 cm, dan 39,8 cm, serta kualitas
Email: sigit.bintara@mail.ugm.ac.id spermatozoa yang baik dan nilai motilitas yang normal dari masing-masing pejantan.
pejantan adalah 82%, 81% dan 80%, viabilitas 84%, 83%, dan 86%, dan konsentrasi
sperma masing-masing pejantan adalah 2,218 juta/ml, 1,986 juta/ml dan 2,120 juta/ml.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga sapi persilangan BB tersebut layak untuk
dijadikan pejantan unggul.

Kata kunci: Sapi persilangan Belgian Blue, Morfometri, Motilitas, Sperma, Viabilitas

pengantar Persilangan antara sapi Belgian Blue dan


Brahman Cross (BX) menghasilkan keturunan sapi
Peningkatan produktivitas ternak terus yang memiliki adaptasi yang baik di daerah tropis,
dilakukan untuk mencapai swasembada daging serta menghasilkan produksi daging dua kali lebih
Indonesia. Salah satu upaya pembenahan adalah banyak dibandingkan dengan sapi persilangan lain
dengan meningkatkan mutu genetik sapi lokal Indonesia seperti Limousine dan Simmental, namun secara
dengan cara menyilangkan sapi lokal dengan sapi morfometri organ reproduksi dan kualitas sperma. tidak
Eropa, karena sapi Eropa memiliki postur yang lebih diketahui. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang
besar dibandingkan dengan sapi lokal Indonesia. pengukuran organ reproduksi dan kualitas spermanya,
baik secara makroskopis maupun mikroskopis,
Belgian Blue (BB) merupakan salah satu ternak sehingga dapat menjadi acuan apakah persilangan ini
yang berasal dari Belgia. Keunggulan sapi Belgian layak dijadikan sebagai calon pejantan unggul. Tujuan
Blue dibandingkan dengan sapi Eropa lainnya adalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas
sapi Belgian Blue memiliki gen penghasil otot ganda sperma sapi peranakan Belgian Blue untuk seleksi
atau double muscle (Aji et al., 2017). Sapi Belgian Blue pejantan unggul.
memiliki fenotipe unik “otot ganda” karena adanya
delesi 11 basa pada ekson tiga gen myostatin (Agung
et al., 2016). Mutasi pada gen Belgian Blue terjadi Bahan dan metode
secara alami pada gen yang menyandikan protein
MSTN yang terlibat dalam perkembangan otot. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Myostatin adalah anggota superfamili yang mengubah terdiri dari ternak, alat, dan bahan. Hewan yang
faktor pertumbuhan (TGF) -ÿ dan memainkan peran digunakan dalam penelitian ini adalah 3 ekor sapi
penting dalam pertumbuhan otot dan kualitas daging. peranakan BB jantan berumur 2,5 tahun. Vagina
Gen myostatin telah dipetakan pada kromosom dua buatan, larutan hematoksilin-eosin, larutan hayem, air
ekor sapi dan terdiri dari tiga daerah ekson dan dua suling, kertas pH, aluminium foil, tabung sperma 10ml,
daerah intron (Batubara, 2017). 2 Erlenmeyer, mikroskop (merek: Tension, Jerman),
penampil optilab, pipet

200
Machine Translated by Google

Riyan Nugroho Aji dkk. Morfometri Organ Reproduksi Pria dan Evaluasi Sperma Belgian Blue

hemocytometer (merk: Assistant, Jerman), hitung kamar kisaran normal. Ukuran normal lingkar testis banteng Eropa
Neubauer, pipet tetes, alat hitung, kaca objek, kaca penutup, berkisar antara 36,57±2,20 untuk sapi Limousine, dan
pita pengukur. 40,58±2,11 cm untuk sapi Simmental (Prayogo et al., 2013).

Hal ini tidak jauh berbeda dengan laporan Kuswahyuni (2009)


Metode yang menyatakan rata-rata lingkar testis pada sapi Limousine
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dan Simmental adalah 35,60, dan 45,42 cm berturut-turut adalah
Breeding Soundness Examination (BSE) yaitu pemeriksaan 35,60, dan 45,42 cm.
fisik organ genital meliputi pengukuran diameter/keliling,
panjang dan lebar testis, serta pemeriksaan kualitas sperma.

Uji makroskopik sperma segar sapi peranakan


BB Hasil uji makroskopik sperma segar sapi
Pengukuran diameter testis peranakan BB disajikan pada (Tabel 2). Berdasarkan
Pengukuran diameter testis adalah hasil uji makroskopis sperma segar ketiga sapi peranakan BB
dilakukan dengan menggunakan pita pengukur yang dililitkan digunakan dengan baik. Ismaya (2014) menyatakan bahwa
pada kedua buah zakar secara bersamaan di dasar skrotum, warna sperma yang baik adalah krim dengan konsistensi yang
kemudian turun ke tengah di bagian terlebar dari lingkar skrotum. kental dan tidak tercampur dengan kotoran. Untuk volume
sperma jantan berkisar antara 5-8 ml dengan pH normal. Mentari
dkk. (2014) juga menyatakan bahwa volume sperma sapi
Pengukuran panjang dan lebar testis berkisar antara 7,21-9,03 ml sedangkan Nyuwita et al. (2015)
menyatakan bahwa rata-rata volume pada sapi berada pada
Pengukuran panjang dan lebar testis dilakukan kisaran 6,9-9,2 ml.
dengan mengukur masing-masing testis kiri dan kanan
menggunakan pita pengukur.

Tes kualitas sperma Sebuah Pengamatan makroskopis sperma penting dilakukan


vagina buatan yang digunakan untuk mengumpulkan untuk mengetahui apakah ada benda lain yang tercampur atau
sperma. Sperma dikoleksi sebanyak 3 kali/ekor, sperma yang tidak, seperti bercak darah, feses, dan urine. Karena benda lain
telah dikoleksi diuji secara makroskopik (volume, pH, warna, akan menyebabkan kualitas sperma akan rusak dan menurun.
konsistensi) dan mikroskopis (motilitas, viabilitas, konsentrasi Warna sperma normalnya seperti susu, kekuningan, atau krim
dan abnormalitas). keruh, disebabkan oleh pigmen riboflavin yang dibawa oleh gen
autosomal resesif dan tidak mempengaruhi kesuburan. Adanya
kuman Pseudomonas aeruginosa pada sperma sapi dapat
Hasil dan Diskusi menyebabkan sperma berwarna hijau kekuningan bila dibiarkan
pada suhu ruang. Gumpalan dan potongan pada sperma
Organ reproduksi morfometrik sapi persilangan BB menunjukkan adanya nanah yang umumnya berasal dari
Organ reproduksi morfometri penting karena ukuran komplemen kelenjar ampula. Sperma yang berwarna gelap
testis berkorelasi positif dengan jumlah sperma hingga merah muda menandakan adanya darah segar dalam
morfometri yang dihasilkan. Hasil reproduksi alat kelamin jumlah yang berbeda-beda dan berasal dari saluran genital
disajikan pada (Tabel 1). Pengukuran organ reproduksi juga uretra atau penis. Warna kecoklatan menandakan adanya
mengetahui ukuran testis untuk diameter, perlu
panjang,
dilakukan
dan untuk
lebar darah yang telah mengalami pembusukan. Warna coklat muda
testis. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ukuran atau kehijauan menunjukkan kemungkinan kontaminasi feses
lingkar testis setiap sapi persilangan BB adalah masuk (Toelihere, 1993).

Tabel 1. Hasil pengukuran testis sapi persilangan BB

Parameter ukuran testis


Banteng (Usia 30 bulan) Panjang (cm) Lebar (cm)
Lingkar (cm)
kiri kiri
BB1 40,2 17,5 kanan 6,4 kanan
BB2 38,6 16,8 17,6 5,8 6,3
BB3 39,8 17,2 16,9 5,9 5,6
Rata-rata 39,53±0,83 17,16±0,35 17,2 17,23±0,35 6,03±0,32 6,2 6,03±0,37

Tabel 2. Hasil uji makroskopis sperma segar sapi persilangan BB

Sapi persilangan Belgian Blue


Parameter Rata-rata
BB1 BB2 8.3 7.2 Cream BB3
Volume (ml) 10.2 Thick 10.4 9,63±1,15
pH 7.0 7.2 7,13±0,11
Warna Kental Kental -
Krim Krim -
Konsistensi

201
Machine Translated by Google

Riyan Nugroho Aji dkk. Morfometri Organ Reproduksi Pria dan Evaluasi Sperma Belgian Blue

Tabel 3. Hasil uji mikroskopis sperma segar sapi persilangan BB

Sapi persilangan Belgian Blue


Parameter Rata-rata
BB1 BB2 BB3
Motilitas (%) 82 81 80 81,00±1,00
Kelangsungan hidup (%) 84 83 86 84,33±1,52
Konsentrasi (x juta/ml) 2.218 1.986 2.120 2,108±0,11
Kelainan (%) 12.3 17.5 13.7 14,5±2,69

Uji mikroskopis sperma segar sapi Makmur Perkasa (WMP), yang telah menyediakan fasilitas
peranakan BB Hasil uji mikroskopis sperma ternak sapi serta kandang dan pakan selama penelitian
segar sapi peranakan BB disajikan pada (Tabel berlangsung, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
3). Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis sperma
segar sapi persilangan BB di atas dapat diketahui bahwa Referensi
kualitas sperma ketiga sapi persilangan BB digunakan
dengan baik dan dalam kondisi normal. Ismaya (2014) Agung, P. P., S. Said, and A. Sudiro. 2016.
menyatakan bahwa motilitas spermatozoa sapi segar Analisis gen myostatin pada sapi Belgian Blue
berkisar antara 40-75% untuk sapi perah dan 60-85% generasi pertama di Indonesia. Jurnal
untuk sapi potong, dan konsentrasinya berkisar antara Peternakan Hewan Tropis Indonesia. 41: 13-20.
800-2000 juta/ml.
Aji , RN , Panjono , Agus , BP Widyobroto , T .
Konsentrasi sperma adalah jumlah spermatozoa Hartatik, I. G. S. Budisatria, Ismaya, and S.
per mililiter semen yang dikeluarkan. Konsentrasi tingkat Bintara. 2017. Reproductive Performances of
tinggi berkisar antara 2000-2200 juta/ml. Konsentrasi Sumba Ongole Cows Inseminated with Frozen
spermatozoa dalam semen sejalan dengan perkembangan Belgian Blue Semen. Buletin Peternakan 41:
seksual dan kematangan sapi jantan, kualitas pakan 379-384.
yang diberikan dan pengaruh kesehatan reproduksi Batubara, A. 2017. Ekspresi gen myostatin dan
(Salisbury dan Van Demark, 1985). aplikasinya pada program pemuliaan kambing.
Jurnal Wartazoa. 27: 89-94.
Kelainan spermatozoa diklasifikasikan menjadi Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Buatan Pada
dua kelompok, yaitu kelainan primer, dan kelainan Sapi dan Kerbau (Biotechnology of Artificial
sekunder,tubulus
kelainan primer terjadi
seminiferus dankarena
ditandai kelainan
kelainan
dengan testis,
kepala pada
terlalu
yang Insemination on Cattle and Buffalo). Gadjah
kecil (mikrosefalik) atau terlalu besar (makrosefalik), Mada University Press, Yogyakarta.
lebar , kepala memanjang dan berbentuk seperti per-
buah (pyriformis), ekor atau tengah melingkar, dan Kuswahyuni, I. S. 2009. Pengaruh lingkar scrotum dan
interkoneksi abbatial, sedangkan kelainan sekunder volume testis terhadap volume semen dan
terjadi setelah sel-sel atau talenta sel kelamin laki-laki konsentrasi sperma pejantan Simmental,
meninggalkan kecambah epitel pada tubulus seminiferus Limousin dan Brahman.
atau manipulasi ejakulasi termasuk agitasi dan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
pemanasan yang berlebihan, pendinginan terlalu cepat, Veteriner. 157-162. Fakultas
karena kontaminasi dengan air, urine atau antiseptik Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
(Toelihere, 1993).
Mentari, F. K., Y. S. Ondho, and Sutiyono. 2014.
Pengaruh Umur Sapi Simmental terhadap
Ukuran Epididimis, Abnormalitas Sperma dan
Volume Semen di Balai Inseminasi Buatan
Kesimpulan Ungaran. Jurnal Peternakan 3: 523-528.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat Nyuwita. A., T. Susilawati, dan N. Isnaini. 2015.
disimpulkan bahwa ketiga sapi hasil persilangan BB di Kualitas Semen Segar dan Produksi Semen
PT. Pandanaran Artha Perkasa Klaten dalam kondisi Beku Sapi Simmental pada Umur yang Berbeda.
baik dan layak untuk dijadikan sebagai pejantan unggul, J. Ternak Tropika 16: 61-68 Prayogo, K.U.E.,
hal ini dikarenakan ketiga pejantan tersebut menunjukkan T.R. Tagama, dan Maidaswar.
perilaku dewasa atau penampakan libido yang baik, 2013. Hubungan Ukuran Lingkar Skrotum
ukuran organ reproduksi yang baik dan normal, kualitas Dengan Volume Semen, Konsentrasi dan
sperma yang normal dan baik. Motilitas Spermatozoa Pejantan Sapi Limousin
dan Simental. Jurnal Ilmiah Peternakan 1:
Pengakuan 1050-1056.
Salisbury, GW dan NL VanDemark. 1985.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan
Prof. Pascal Leroy dari Fakultas Kedokteran Hewan, pada Sapi. Terjemahan R. Djanuar.
Liege University dan Patrick Hoyoux selaku President of Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,
the chamber of commerce of Wallonia di Indonesia yang Yogyakarta.
telah memprakarsai kerjasama sehingga dapat diperoleh Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak.
Belgian Blue cement, serta pimpinan dan seluruh staf Angkasa, Bandung.
Klaten group PT Widodo

202

Anda mungkin juga menyukai