1 Tahun 2017
Persilangan balik
generasi akan selalu berkurang. menggunakan dua bangsa bangsa sapi eksotik (Bos taurus).
Contoh bangsa sapi hasil back (Gambar 4) atau tiga bangsa Persilangan criss crossing pada
crossing menurut Blakely dan sekaligus (Gambar 5). Tujuan dari sapi BB, FH dan SO terlihat
Bade (1998) antara lain Brangus persilangan criss crossing adalah memiliki potensi untuk
(0,375 Brahman ; 0,625 Angus), untuk mempertahankan proporsi menghasilkan bibit sapi unggul.
Sapi hasil persilangan cross
breeding yang bernama “Putri”
(0,50 BB ; 0,50 SO) dan “Dini”
(0,50 BB ; 0,50 FH) dapat
berkembang dengan baik di
Indonesia sehingga kedua tipe
sapi silangan tersebut
kemungkinan dapat digunakan
untuk membentuk sapi silangan
baru dengan proporsi darah 0,50
BB; 0,25 FH dan 0,25 SO. Contoh
sapi hasil criss crossing menurut
Blakely dan Bade (1998) adalah
sapi Beefmaster (0,25 Hereford;
0,25 Shorthorn; 0,50 Brahman),
Jamaica Hope (0,75 Jersey ; 0,20
Sahiwal ; 0,05 Creole) dan Beefalo
(0,375 Bison ; 0,375 Charolais ;
0,25 Hereford).
Gambar 4. Skema persilangan criss crossing menggunakan dua Produksi daging sapi di Indonesia
bangsa sapi yaitu Belgian Blue (BB) dan Sumba pada tahun 2017 diproyeksikan
Ongole (SO). (Sumber: Hardjosubroto (1994) yang sebesar 531,21 ton sedangkan
dimodifikasi) permintaan daging sapi pada
tahun yang sama diproyeksikan
sebesar 636,39 ton (Kementan RI,
Braford (0,375 Brahman ; 0,625 darah suatu bangsa ternak agar
2016). Berdasarkan data tersebut
Hereford), Simbrah (0,625 tidak hilang pada saat melakukan
terlihat bahwa masih terdapat
Simmental ; 0,375 Brahman), persilangan. Persilangan criss
kekurangan produksi sapi sebesar
Charbray (0,187 Brahman ; 0,813 crossing pada dua bangsa
105,18 ton. Kekurangan produksi
Charolais), Amerifax (0,625 Angus memiliki tujuan untuk
daging sapi di Indonesia antara
; 0,375 FH), Santa Gertrudis (0,625 mempertahankan proporsi darah
lain disebabkan oleh rendahnya
Shorthorn ; 0,375 Brahman), 1 : 2 pada setiap generasi yang
produktivitas ternak. Lebih dari
dihasilkan.
90% pasokan daging sapi di
Persilangan rotasi
Indonesia berasal dari peternakan
Beberapa bangsa sapi lokal di
rakyat yang sistem
Persilangan rotasi (criss crossing) Indonesia antara lain Peranakan
pemeliharaannya masih ekstensif
adalah suatu teknik persilangan Ongole (PO), Sumba Ongole (SO),
tradisional (Widiati, 2014)
antara dua bangsa dan individu Bali (Bos javanicus), Madura,
sehingga pertumbuhan produksi
hasil silangan yang dihasilkan Aceh, Pesisir dan Pasundan
daging sapi belum dapat
selalu dikawinkan dengan salah memiliki daya tahan terhadap
memenuhi permintaan nasional.
satu bangsa tetuanya secara panas dan fertilitas yang baik
bergiliran pada generasi sehingga memiliki potensi untuk
berikutnya. Persilangan criss menghasilkan bibit unggul melalui
crossing dapat dilakukan persilangan criss crossing dengan
3
BioTrends Vol.8 No.1 Tahun 2017
Hardjosubroto W. (1994).
Aplikasi Pemuliabiakan
Ternak di Lapangan.
Gramedia Widiasarana,
Jakarta.