Anda di halaman 1dari 1

Nama: Yuli Ayu Astari

Nim: 1910116995

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika mengatur upaya


pemberantasan terhadap tindak pidana Narkotika melalui ancaman pidana
denda, pidana penjara, pidana seumur hidup, dan pidana mati. Seseorang
yang telah menjadi penyalahguna maupun pecandu narkotika dapat
mengikuti rehabilitasi medis dan atau juga dapat dipidana sesuai dengan ketentuan
yang diatur di dalam UU No. 35 Tahun 2009. Penjatuhan hukuman yang diberikan
terhadap penyalahguna narkotika berbeda-beda sesuai dengan dakwaan jaksa
penuntut umum dan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan selama tidak
menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang digunakan.

2. pemberian efek jera kepada pelaku kejahatan korupsi lebih tepat jika
dikenakan kombinasi hukuman berupa pemidanaan penjara maksimal (seumur
hidup) serta diikuti pemiskinan koruptor (pengenaan uang pengganti untuk
memulihkan kerugian keuangan negara atau menjerat pelaku dengan Undang-
Undang Anti Pencucian Uang). karena seseorang dengan hukuman mati bisa
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM), dan belum ditemukan adanya
korelasi konkret pengenaan hukuman mati dengan menurunnya jumlah perkara
korupsi di suatu negara.

3. Bicara ultimum remedium juga berarti bicara bahwa hukum pidana


mempunyai tujuan yang menyimpang atau dikatakan lebih dari tujuan pada
umumnya yang terdiri dari menjaga ketertiban, ketenangan, kesejahteraan dan
kedamaian dalam masyarakat tanpa adanya kesengajaan menimbulkan penderitaan.
Ternyata hukum pidana tidak dapat menghindari adanya pemberian penderitaan
ketika hukum dilanggar dan kemudian harus ditegakan. Untuk itulah maka harus
dipikirkan mendalam bahwa ultimum radium diperhatikan, apalagi dalam
menegakan hukum pidana akan berlaku hukum acara pidana yang juga member
wewenang yang luas kepada polisi dan kejaksaan, maka bila tidak dibatasi justru
tujuan penegakan hukum itu akan berdampak sangat merugikan kepada pelaku.

Anda mungkin juga menyukai