Anda di halaman 1dari 2

Peristiwa bendungan Walahar, Karawang

Bendungan Walahar yang terletak di Desa Walahar Kec. Ciampel, Karawang berbatasan dengan
Desa Kutapohaci ini merupakan salah satu situs peninggalan zaman Belanda. Dulu dikenal
dengan nama Parisdo.

Bendungan ini menahan aliran Sungai Citarum selebar 50 m, membentuk waduk seluas 15 ha
pada kawasan dataran rendah di pantai utara.

Bendungan ini membagi Sungai Citarum yang difungsikan untuk megatur debit dan sirkulasi air
dalam mengairi areal pesawahan di Karawang.

Pada jembatan ini terdapat semacam bangunan terdiri beberapa ruangan, dengan bentuk langit-
langit di atas jembatan yang melengkung.

Pada dinding di atas jalan masuk terdapat tulisan “Bendung Walahar Kali Tjitarum Mulai Dipakai
30 Nopember 1925 untuk mengairi sawah luas 87.506 ha”.

Sebagai tempat bersejarah, Bendungan Walahar ini saksi dari bergesernya peradaban sungai
khususnya di Karawang. Setidaknya, Belanda terkenal memiliki keunggulan dalam system
pengairan mempelopori dibuatnya bendungan ini dengan memaksimalkan Sungai Citarum dan
mmbaginya kedalam anak sungai yang disebar kepenjuru Karawang.

Proyek Pengerjaan bendungan ini mulai sejak tahun 1918 dan selesai pada tahun 1925, diawasi
oleh seorang ahli perairan berkebangsaan Belanda, C. Swaan koopman.

Tujuan utama pembangunan bendungan ini untuk menunjang sistem irigasi bagi ribuan hektar
persawahan di daerah Karawang yang merupakan pemasok utama kebutuhan beras di
Indonesia pada saat itu.

Menurut pada catata sejarah yang ada, di masa kerajaan, Sungai Citarum merupakan jalur
utama perdaganga dan transportasi, disaat jalur darat memiliki resiko lebih tinggi.

Adanya pelabuhan Karawang yang kini menjadi Alun-Alun Karawang serta peninggalan candi di
Batujaya yang dibangun oleh Kerajaan Tarumanegara menjadi bukti pentingnya Sungai Citarum
sejak dulu.

Di samping fungsi utama Bendungan Walahar untuk mengairi sawah, masyarakat sekitar juga
memfungsikannya untuk keperluan lain, khususnya sebagai sarana rekreasi.
Adanya pelabuhan Karawang yang kini menjadi Alun-Alun Karawang serta peninggalan candi di
Batujaya yang dibangun oleh Kerajaan Tarumanegara menjadi bukti pentingnya Sungai Citarum
sejak dulu.

TUGAS REMEDIAL

Nama : Nabil maulana syamsudin

Kelas : TKJ 2

Anda mungkin juga menyukai