Apa itu Build Quality ? Istilah Build Quality sebenarnya populer dipergunakan ketika me-review kualitas, kekuatan/ketahanan dari sebuah merk handphone. Biasanya, reviewer tersebut me-review dengan cara membongkar hp untuk memeriksa komponen-komponennya apakah memiliki kualitas bahan yang baik dan perlindungan yang kuat, yang membuat hp menjadi tahan banting/tidak mudah pecah dan tidak mudah rusak. Pendekatan Build Quality di Arsitektur Adapun pendekatan Build Quality pada bangunan tidak dengan membongkar, tapi cukup dengan melihat kondisi dan unsur-unsur bangunan. Pengecekan yang dilakukan tidak hanya terkait kekuatan dan kekokohan saja, tapi juga terkait bagaimana bangunan berfungsi dengan baik secara fisik, baik secara sendiri-sendiri (pada tiap unsur bangunannya) ataupun bersamaan. Unsur arsitektur dibagi atas: 1. Lantai 2. Plafon 3. Tangga 4. Dinding 5. Sistem Mekanikal Elektrikal 6. Struktur Kolom dan Balok 7. Bukaan dinding (jendela dan pintu) 8. Atap Persepsi Build Quality di Arsitektur Persepsi Build Quality di arsitektur dapat diartikan sebagai perasaan seseorang yang merasakan aman karena melihat kekokohan dan keawetan suatu bangunan, dengan melihat kualitas tiap unsur- unsur bangunannya saat bangunan telah berfungsi dengan baik secara fisik. Build Quality pada bangunan yang dapat diapresiasi diantaranya: 1. Ketika bangunan tidak mengalami kerontokan/roboh 2. Ketika melihat tidak adanya kerusakan pada bangunan 3. Ketika setiap unsur bangunan telah dapat menjalankan perannya dengan baik 4. Ketika setiap unsur bangunan dibangun sesuai standar pemasangan, dan proses pembangunan telah melalui pengawasan yang baik 5. Ketika setiap unsur bangunan didesain dengan menarik, sehingga menambah nilai kualitasnya Cara Mengapresiasi Build Quality pada Bangunan Lantai Lantai terlihat kokoh ketika tidak ada retakan Lantai terasa kokoh ketika lantai tidak bergoyang, tidak terasa adanya getaran, tidak terlihat bergelombang Pelapis lantainya (berbahan keramik, kayu, bambu, dsb) tidak terlepas atau pecah mengisyaratkan bahwa pemasangannya sudah tepat Lantai yang tidak licin mengisyaratkan bahwa pemilihan material lantainya sudah tepat Lantai yang tidak tergenang oleh air mengisyaratkan bahwa sistem pembuangan airnya telah berjalan sebagaimana semestinya Lantai yang mudah dibersihkan (sangat penting untuk pasar atau rumah sakit atau bengkel) Kualitas material lantai memperhatikan daya tahan gesek dan daya tahan terhadap air (agar tidak lapuk) Bahan-Bahan Lantai Lantai Beton Lantai Keramik: keramik polish (lapisan pelindung yang mengkilap) dan keramik unpolish (lapisan pelindung yang doff) Lantai Kayu Lantai Bambu Lantai Bata Tangga Tangga terlihat kokoh ketika tidak curam ketinggian anak tangganya, tidak ada keretakan, bahan pelapis anak tangga (keramik, kayu, bambu, dsb) tidak licin dan tidak terlepas atau pecah, tidak ada lubang diantara jarak anak tangga Tangga terasa kokoh ketika tidak bergoyang atau bergetar Tangga terasa aman ketika rancangan railingnya membuat nyaman pengguna yang melewati tangga, tidak goyang dan permukaan pegangannya halus dan mudah dibersihkan Plafon Plafon yang baik adalah yang dapat mengurangi panas, tidak mudah bocor (pemakaian di bawah atap), memiliki akustik yang baik dan tidak mudah rontok. Bahan-Bahan Plafon: Gypsum tidak cocok dipakai langsung di bawah atap, karena bahannya mudah menyerap air sehingga mudah bocor. Lebih baik menggunakan GRC (tampilannya sama, namun GRC lebih anti air) Bahan plafon dari triplek tidak cocok dipakai langsung di bawah atap, karena jika panas akan membentuk gelombang (karena sifatnya yang mudah memuai) Plafon di ruang terbuka (eksterior) harusnya jangan terlalu ringan dan terlalu rapat. Karena akan mudah terhempas angin yang menyebabkan kerontokan. Jika terpaksa memakai plafon di ruang terbuka, pilih ACP (yang biasa digunakan di Mall) atau panel kayu. Interior Exterior Dinding Dinding terlihat kokoh ketika tidak ada retakan, tidak lembab dan tidak berlumut Cat dinding yang rata dan tidak pecah-pecah, plesteran semen yang mulus, keramik di dinding tidak terkelupas/ pecah, dinding yang tidak lembab/ tidak menyerap air, mengisyaratkan bahwa sistem pemasangan dinding sudah benar Plesteran atau dilatasi yang tidak retak karena cuaca atau perubahan kecil pada struktur Bahan-Bahan Dinding Dinding bata Dinding partisi (vlywood, gypsum, GRC, PVC, vynil, ACP dll) Panel beton Kayu Bambu Bukaan dinding (jendela dan pintu) Desain jendela yang baik adalah yang tidak memasukkan air hujan ke dalam bangunan (tampias), dapat menahan/mengurangi dinginnya salju ke dalam bangunan, yang memberikan sirkulasi udara / penghawaan yang baik Desain pintu yang baik adalah yang mudah dibuka, tidak ada suara berdecit ketika dibuka, gagang pintu tidak mudah lepas, lubang kunci mudah untuk mengunci dan membuka kunci Jendela dan pintu terlihat kokoh ketika tidak rontok dan tidak ada retakan Sistem Mekanikal Elektrikal Perletakan stop kontak memperhatikan keamanan (aman dari jangkauan anak-anak agar tidak tersengat listrik) Perletakan saklar memperhatikan jangkauan tangan. Pengait untuk pemasangan lampu cukup kuat, sehingga tidak ada lampu yang terlepas dari plafon Pembagian daya listrik dibedakan (misalnya antara untuk penerangan dengan yang berdaya listrik tinggi dibedakan) Kolom dan Balok Kolom dan balok terlihat kokoh ketika tidak ada retakan, tidak ada lendutan, tidak patah Kolom terlihat kokoh ketika bentang antar kolomnya pada posisi dan ukuran yang proporsional Pojokan kolom yang tidak akan aus karena tergores oleh kendaraan yg lewat di sebelahnya; Kolom yang menerus dari bawah (pondasi) ke atas (atap) akan lebih kuat Atap Desain atap yang baik adalah yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat ke selokan, tidak tampias, tahan dari beratnya beban salju, dapat menghalau panas matahari ke dalam bangunan, tidak berisik ketika hujan Atap terlihat kokoh ketika tidak rontok ketika diterpa angin, tidak terlihat melendut Atap tidak baik jika kemiringan atap terlalu landai dan penutup atap terlalu ringan, mudah terlepas karena hempasan angin Rangka kuda-kuda kuat untuk menahan beban atap, beban hujan dan salju Apresiasi Kekokohan: Persepsi Sensasi Kekokohan Sekalipun bangunan telah terbangun dengan kokoh dan kuat, namun bisa dikesankan seolah sensasinya tidak cukup aman. Terkadang hal tersebut justru menarik perhatian untuk menjadi destinasi para wisatawan. Misalnya, jembatan berlantai kaca, bangunan pencakar langit berlantaikan kaca, jembatan “goyang”, bangunan yang dibangun di tengah-tengah lereng yang tinggi, dsb... Biasanya tetap disertai dengan sistem pengamanan tambahan untuk para pengunjung seperti tali pengait, helm pelindung, dsb Tugas 2 Apresiasi Kekokohan Setiap mahasiswa membuat bahan presentasi dalam format ppt (yang berisikan slide foto-foto dan penjelasan apresiasinya), untuk sebuah obyek yg dianggap memiliki banyak unsur untuk diapresiasi terkait kekokohan (sesuai dengan materi yang telah disampaikan) Isi esai/ penjelasan dalam ppt merupakan apresiasi terhadap obyek, bukan kritik terhadap obyek. Kata kunci yang dapat dipakai diantaranya terkait pembahasan Build Quality dan/atau Sensasi Kekokohan yang dirasakan (jika ada) Presentasi menghadirkan minimal 8 slide, masing – masing 1 foto ( ada 8 foto). (Berisikan penjelasan kekokohan untuk unsur bangunan: Lantai,Plafon, tangga, dinding, kolom dan balok, bukaan dinding (jendela dan pintu), atap, ME). Obyek yang bisa dipilih diantaranya: hotel, mall, rumah sakit, sekolah alam, obyek wisata, cafe dsb... dan harus dikunjungi/dari internet oleh mahasiswa. Tugas 2 Apresiasi Kekokohan
Slide ppt terpilih akan dipresentasikan oleh mahasiswa secara
bergiliran. Bagi yang belum mendapatkan kesempatan presentasi di tugas 2 ini, akan digilir oleh dosen untuk presentasi di tugas selanjutnya. Semua mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk presentasi. Bagi mahasiswa yang presentasi lebih dari sekali dan konten tugasnya dinilai menarik oleh dosen, maka akan diberi bonus nilai oleh dosen. Semua mahasiswa WAJIB mengerjakan ppt, dan dikumpulkan melalui link Google Class Room yang telah dibuat oleh koordinator kelas. Batas pengumpulan adalah hari Selasa 2 maret maksimal pukul 23.59 . Jika lewat dari batasnya, maka dianggap tidak mengumpulkan tugas dan nilai tugas 0