Anda di halaman 1dari 93

Monev Klinis PONEK

Program Sister Hospital RSUD Waingapu


Kabupaten Sumba Timur

George Adriaansz, Irene Davidz


05 November 2012
Monev Sister Hospital

• Difokuskan pada penyelenggaraan PONEK 24 jam


karena termasuk akreditasi RS untuk Program MDG
• Dinilai dari aspek standar masukan (input), standar
proses, dan standar keluaran (output) PONEK
• Aspek manajemen dan program dikaitkan dengan
kebijakan dan dukungan RS/Pemda dalam upaya
pemenuhan standar PONEK dan pembinaan Puskesmas
PONED/Polindes/BPS di wilayah kerja RS PONEK
Standar Input

• Standar Input atau Masukan PONEK adalah


kelengkapan infrastruktur dan sumberdaya
untuk menyelenggarakan PONEK sesuai
dengan standar atau baku mutu yang telah
ditetapkan.
Standar Input PONEK RSUD Waingapu
(dengan pendekatan fisik dan standar kinerja) 05/11/12
Pendekatan fisik dan standar kinerja mengacu pada standar input yang
telah ditetapkan dan mempunyai nilai tertentu jika terpenuhi dan tidak
ada nilainya apa bila secara fisik dan kinerja, tidak terpenuhi

No Area Nilai Input STD


1 Cuci Tangan & PI 58.33% 100%
2 Resusitasi dan Stabilisasi 00.00% 100%
3 Kamar Bersalin 52.38% 100%
4 Unit Perawatan Khusus 00.00% 100%
5 Kamar Operasi 73.13% 100%
Total 36.77% 100%

58,33% ,0% 52,38% ,0% 73,13% ,36,77%


Standar Input PONEK RSUD Waingapu
(dengan pendekatan fungsional) 05/11/2012
Pendekatan fungsional dilakukan jika pendekatan fisik (infrastruktur) dan standar
kinerja memberikan nilai: 0 yang berarti tidak dapat dinilai karena memang tidak
tersedia/sarana yang ada, tidak memadai untuk melaksanakan pelayanan
No Area Nilai Input STD
1 Cuci Tangan & PI 58.33% 100%
2 Resusitasi dan Stabilisasi 59.38% 100%
3 Kamar Bersalin 52.38% 100%
4 Unit Perawatan Khusus 40.47% 100%
5 Kamar Operasi 73.13% 100%
Total 61.01% 100%

58,33% 59,38% 52,38% 40,74% 73,13% 61,01%


Standar Input PONEK RSUD Waingapu
05/11/2012
Standar Proses

• Standar Kinerja adalah kemampuan


manajemen dan kompetensi sumberdaya
manusia yang ada di suatu rumah sakit untuk
melaksanakan prosedur standar dan menjaga
mutu PONEK sehingga mampu memberi
keluaran seperti yang diharapkan (pasien
selamat/sembuh atau masalah kesehatan
mereka dapat diatasi)
Standar Proses PONEK RSUD Waingapu
05/11/2012

No Pengelolaan Nilai Management STD


1 Referensi/Protokol 60,00% 85%
2 Rekam Medik 66,67% 85%
3 Manajemen SDM 64,71% 85%
4 Manajemen Kualitas 60,00% 85%
5 Manajemen Pemeliharaan 33,33% 85%
Total 60,61% 85%

60,00% 66,67% 64,71% 60,00% 33,33% 60,61%


Standard Compliance
Concurrent Assessment PEB RSUD Waingapu 05/11/12
Standard Compliance menilai sejauh mana standar PONEK (Kemenkes dan Profesi)
dapat dipenuhi atau ditaati oleh pelaksana pelayanan di fasilitas kesehatan atau
institusi medik yang menyelenggarakan PONEK

No Indikator Kinerja Tingkat STD


Kepatuhan
1 Melengkapi Riwayat Medik 50% 100%
2 Melengkapi Pemeriksaan Fisik 60% 100%
3 Pemeriksaan Tambahan 20% 100%
4 Pemantauan Selama Asuhan 40% 100%
5 Ketepatan Penanganan Awal 60% 100%
5 Tatalaksana 60% 100%
Total 48,33% 100%
44,45
Standard Compliance
Concurrent Assessment SC RSUD Waingapu 05/11/2012
Standard Compliance menilai sejauh mana standar PONEK (Kemenkes dan Profesi)
dapat dipenuhi atau ditaati oleh pelaksana pelayanan di fasilitas kesehatan atau
institusi medik yang menyelenggarakan PONEK

No Indikator Kinerja Tingkat STD


Kepatuhan
1 Melengkapi Riwayat Medik 60% 100%
2 Melengkapi Pemeriksaan Fisik 60% 100%
3 Pemeriksaan Tambahan 75% 100%
4 Pemantauan Selama Asuhan 25% 100%
5 Ketepatan Penanganan Awal 100% 100%
5 Tatalaksana 60% 100%
Total 63,33% 100%
Standar Output

• Nilai atau besaran yang merefleksikan pencapaian


mutu keluaran (product quality or output) yang
telah ditetapkan sebelumnya

• Dapat berupa ukuran kuantitatif (nilai absolut


atau rasio) atau kualitatif (sembuh, near-miss,
atau mortalitas/mortalitas, client satisfaction)

• Quality Gaps: kesenjangan kualitas disebabkan


oleh terjadinya masalah kinerja atau proses
Maternal Mortality Ratio RS Waingapu 2011:
500/100.000 kelahiran hidup

Number of live-
birth in health
Number of maternal death in the health facility or population and
facility or estimation of MMR per 100.000 live-birth annually
population 2011
䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞ᓀ㵂Ü

MMR 200 MMR 300 MMR 400 MMR 500 MMR 600 MMR 700 MMR 800
130 0.3 0.5 0.7 1.0 1.3 1.6
260 0.5 0.7 1.0 1.3 1.6 1.8 2.1
520 1.0 1.3 2.1 2.6 3.1 3.7 4.2
715 1.4 2.0 2.8 3.1 3.7 4.7 5.6
910 1.8 2.6 3.6 3.7 5.4 6.5 7
1300 2.6 3.6 5.2 6.5 7.8 8.6 10.4
2600 5.2 5.4 10.4 13 15.6 18.7 20.8
5200 10.4 15.6 20.8 26 31.2 36.4 41.6
13000 25.6 31.2 52 63 77.6 80.5 104.3
Maternal Mortality Ratio RS Waingapu Jan-Okt 2012:
0/100.000 kelahiran hidup

Number of live-
birth in health
Number of maternal death in the health facility or population and
facility or estimation of MMR per 100.000 live-birth annually
population 2011
䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞ᓀ㵂Ü

MMR 200 MMR 300 MMR 400 MMR 500 MMR 600 MMR 700 MMR 800
130 0.3 0.5 0.7 1.0 1.3 1.6
260 0.5 0.7 1.0 1.3 1.6 1.8 2.1
520 1.0 1.3 2.1 2.6 3.1 3.7 4.2
715 1.4 2.0 2.8 3.1 3.7 4.7 5.6
910 1.8 2.6 3.6 3.7 5.4 6.5 7
1300 2.6 3.6 5.2 6.5 7.8 8.6 10.4
2600 5.2 5.4 10.4 13 15.6 18.7 20.8
5200 10.4 15.6 20.8 26 31.2 36.4 41.6
13000 25.6 31.2 52 63 77.6 80.5 104.3
Neonatal Mortality Ratio di RSUD Waingapu Jan-Okt 2012:
50/1000 kelahiran hidup

Number of live-
birth in health
Number of neonatal death in the health facility or population and estimation
facility or of NMR per 1000 live-birth annually
population

NMR 10 NMR 20 NMR 30 NMR 40 NMR 60 NMR 80 NMR 100 NMR 120
䦋㌌㏒㧀좈໱琰茞
ᓀ㵂Ü

130 3 5 10 16 21 26
260 5 7 10 16 21 26 31
520 5 10 15 21 31 42 52 63
715 10 14 21 28 37 56 72 89
1015 13 21 28 37 56 72 89 104
1300 16 26 37 52 78 104 130 156
2600 21 52 78 104 156 208 260 312
5200 31 104 156 208 312 416 520 631
13000 42 256 385 520 776 1043 1299 1555
Statistik
Januari-Oktober 2012
• Persalinan rata-rata 66 per bulan atau 657
persalinan pada Januari-Oktober 2012
• 0 kematian maternal dari 657 kelahiran hidup
atau rasio kematian maternal (MMR): 0 /100.000
kelahiran hidup (Standar PONEK: 300/100.000
KH)
• 37 kematian neonatal dari 657 kelahiran hidup
atau NMR 50 /1.000 KH (Standar 30/1.000 KH)
• SC Rate: 33,47% (Standar 20%)
Indikasi SC bulan Juli-Oktober 2012
Indikasi Jumlah %
Tanpa Indikasi 30 19%
Ketuban Pecah Dini 21 13%
Disproporsi Kepala-Panggul 20 12%
Preeklampsia/Eklampsia 18 11%
Gagal Oksitosin Drips 12 7% 7 IUFD
Letak Lintang 11 7%
Bekas Seksio Sesaria 10 6%
Plasenta Previa 8 5%
Gemeli 6 4%
Post-term 6 4%
Gawat Janin 3 2%
Prolong Active Phase 2 1%
Prolapsus Funikuli 2 1%
Bokong 2 1%
Asthma Bronchiale 2 1%
Anak Mahal 2 1%
Solusio Plasenta 2 1%
Inertia Uteri 2 1%
Compound Present 1 1%
Post-stroke 1 1%
161 100%
SC Rate per bulan/tahun (2012)
Month Normal SC %
Jan 58 5 8,62
Feb 32 12 37,50
Mar 46 13 28,26
Apr 53 23 43,40
Mei 62 16 25,81
Jun 56 33 58,93
Jul 44 21 47,73
Aug 45 15 33,33
Sep 45 10 22,22
Okt 40 13 32,50
481 161 33,47
Nilai Komposit Kinerja RS dalam Pelayanan Risiko Tinggi Maternal-Perinatal
Instruksi: Berikan nilai : 3 - baik, 2 - sedang , 1- kurang, 0 - tidak tahu
SKOR : baik > 28; sedang 27-20; buruk < 20
NAMA RS : RSUD Waingapu-Sumba Timur-NTT
MASUKAN
• Infrastruktur, kebijakan dan logistik: standar fisik, peralatan, SDM 2
• PI, air bersih, listrik, finansial,SK TimPONEK, SDM-Sp, pelayanan purna waktu 2
PROSES
• Pelayanan antenatal : standar ANC, KB 2
• Pelayanan intranatal : response time < 5 menit, seksio darurat < 30 menit 2
Partograf, SOP Eklampsia, sepsis, perdarahan, asfiksia, bayi BLR, MAK III, dsb.
• Pelayanan postnatal : mampu melayani bayi <2000 g, Rawat gabung 24 jam, 2
delayed cord clamping, IMD dan ASI ekslusif, resusitasi.
• Pelatihan dokter/bidan/perawat dan pembinaan Puskesmas di wilayah kerja 2
• Audit Maternal perinatal, Manajemen Risiko, Audit Klinik, Kajian Laporan Rutin 2
• Jaga Mutu dan Pemeliharaan Peralatan Medik 2
KELUARAN
• Rasio kematian ibu atau MMR < 300/100.000 KH 3
• AKPerinatal < 60/1000, AKNeonatal < 30%o, Rasio Lahir mati < 30%o 2
• Angka Seksio Sesaria atau CS Rate < 20% 2
Total [ 23 ]
05/11/2012
Tempat Parkir Sementara RSUD Waingapu
Akses ke kiri
di tutup
parkir motor

3 ambulans
parkir di
tanah lapang
UGD, Sortir dan Alur Triase

Triase UGD tanpa


petugas sortir dan
alur triase
Dokter dan Larangan
mobilnya harus untuk pasien
nyaman
Terimakasih untuk yang taat aturan, case proportion
Yang melanggar pie, dan kotak saran
aturan adalah orang
sembarangan

Tak ada kasus Kotak saran yang miring dan


neonatal seperti lokasinya membuat orang
pernyataan petugas tidak aman memberi saran
Alur yang hilang setelah registrasi

mana alur setelah


pasien melakukan
registrasi
Ruang Tindakan dan Peringatan
Banyak orang selain
petugas dan pasien
berada di ruangan ini
Kondisi Meja Instrumen/Obat dan Pasien
Tempat obat Ruang
atau barang Tindakan atau
pasien? Observasi?
Peralatan dan obat berserakan dan tutup rol
benang, hilang sebagian
Waastafel dan Wadah Sampah
Waastafel yang Wadah sampah
sebenarnya kitchen medis dengan plastik
sink rumah tangga pelapis warna merah

Wadah sampah
medis tanpa plastik
pelapis
Contoh yang tidak baik (kran
pendek, bukan tipe sentuh
siku, dinding tidak pernah
dibersihakan, dan sisa pipa
saluran yang tidak ditutup

Contoh yang baik


(handuk sekali pakai
dan di proses ulang)
Situasi di Ruang Tindakan UGD
Pasien sedang
menunggu hasil
pemeriksaan
hematologi

Sisa infus
yang tidak
Pasien yang sudah
dibersihkan
ditangani kemudian
menjadi penonton
Kondisi Lemari Obat dan Status Obat

Alat suntik dan iv canulla


harus disusun menurut
ukurannya

Oksitosin (harus di
kulkas) bercampur
gantungan kunci
Pengaturan obat (tidak mengikuti jenis tindakan,
urgensi, FIFO/FEFO, dan jumlahnya)
Obat suntik yang
seharusnya disimpan
di kulkas

Air minum
pasien/petugas
atau cairan obat?
Pasien dengan gender dan tindakan yang berbeda
dicampur menjadi satu
Apa batasan mini
disini, ruangan atau
jenis tindakan

Tidak ada kasus Dimensi ruangn ini


melahirkan di hanya cukup untuk satu
laporan kasus UGD ranjang saja
Pengaturan Obat di OK Mini
MgSO4 sama
dengan
termometer

Obat termolabil yang


harus disimpan di kulkas
Obat yang harus disimpan di kulkas dan cara menyusun
obat dan peralatan di lemari instrumen
Balon pengisap lendir yang jarang dipakai dan tidak jelas
statusnya (DTT/Steril) dan pengaturan wadah instrumen yang
bercampur dengan bahan lainnya
Balon dan instrumen Tang tanpa tanggal proses dan
yang tidak ada label waktu kedaluarsa serta cairan
status dan proses infus yang tidak jelas gunanya
Kotak Set Resusitasi yang tidak ada isinya dan
obat yang tidak ada labelnya
Kotak tak
ada isinya

Obat tanpa
label
Waastafel OK Mini dan Meja Asuhan Bayi

Susunan bahan dan Lampu di sudut ruangan dan meja


kondisi meja instrumen asuhan neonatus yang menjadi
menunjukkan ruangan tempat barang menunjukkan
ini jarang dipakai ruangan ini jarang sekali dipakai

Waastafel (kitchen sink) rumah


tangga dengan kran air yang
tidak memenuhi syarat dan
wadah sampah tanpa tutup
Area Resusitasi Bayi di UGD?
Inkubator transport sudah tidak berfungsi
Sepertinya infant
warmer ini baru
diletakkan di UGD

Peralatan elektronik di Ruang tindakan UGD tapi


inkubator transport, merawat pasien Koch
tidak bekerja lagi Pulmonum/TBC di sebelah
area resusitasi neonatus
Transport Incubator dalam posisi “ON” tetapi
indikator tidak menyala
Protokol Klinik Resusitasi yang “out of date” dan jam dinding
yang tidak dapat dilihat petugas (di belakang petugas) jika
melakukan tindakan
Ruang proses alat dengan tumpukan kotak dan
botol di sudut kanan ruangan
Dapur petugas UGD (waastafelnya sama dengan
waastafel pasien)
Rumah sakit tidak bebas rokok dan buangan sirih.
Ruang OK dan kursi tunggu buat keluarga pasien
Area cuci-bilas atau kamar mandi?
Bak cuci-bilas menjadi gudang peralatan pembersih
Area Cuci-Tangan
Ujung slang disambung
slang dan sikat tangan Kran pendek dan jadi
yang direndam dalam tempat menjemur
larutan antiseptik handschoen
Dispenser sabun (bukan untuk cuci tangan pra-bedah),
slang penyambung ujung kran, dan ember penampung air
untuk cuci tangan jika air kran tidak mengalir
Ruang Bedah yang tidak berfungsi dan lemari
obat untuk benang dan cairan
Area resusitasi neonatus di dalam Ruang Operasi dan
segera fungsikan wall gas outlet di OK
Peralatan dan tabung oksigen
Tabung oksigen dibungkus
kain tetapi dudukan tabung
beroda sudah berkarat

Tidak ada lemari instrumen


sehingga pakai meja yang
tidak terlindung dari rhodent
Meja instrumen dan suction (operasi dan bayi)
Mesin suction juga
tempat bag & mask

jarum berhamburan
di atas meja instrumen

Tetesan darah
diatas mesin
suction
Soket listrik, monitor, dan gas outlet
Monitor berfungsi
baik tapi perlu UPS/ Outlet ada tapi
stabilizer agar usia oksigen dan N2O
pakainya panjang belum jalan

Kode warna outlet O2


Soket cukup tapi harusnya putih, bukan
kabel kurang panjang hijau
Mesin anestesi, penata, dan tim operasi
Jam dinding, petugas, dan prosedur resusitasi

Jam dinding
terpasang di
bagian belakang
petugas (operator
dan resusitasi)

Petugas tanpa Tidak melihat kapan


boot atau mulai dan kapan selesai
pelindung kaki prosedur resusitasi
Mengapa pelindung kaki sangat penting di
ruang operasi

Darah diinjak dan


berada dekat kaki
Darah mengalir ke bawah residen Pediatri
dan berada diantara
operator, penata, dan
petugas lain
Status pasien, persetujuan tindakan, dan partograf

Diagnosis hanya
mencantumkan bekas
SC tanpa melihat SC
dimana dan indikasinya

Partograf
yang tidak
lengkap
Tidak ada
nama dokter

Tidak ada
nama dokter
Diagnosis kepala
melayang tidak
di dukung oleh
data di partograf
Pasien masuk pk. 21.00 dan
dibawa ke OK pk. 09.00
Dokter tidak Dokter menulis
seperti membuat Bidan menulis
mengisi status lebih banyak
resep
UPF Obstetri
Pasien rujukan, kursi akrobat diatas ranjang, dan
jendela untuk mengintip pasien
Isi wadah benda tajam yang sudah penih dan tanpa disinfektan,
sisa obat dalam spuit, dan botol bekas yang bisa dikelirukan
dengan air minum
Kamar Bersalin dan Wadah Sampah tanpa penutup
Jam yang dibelakangi petugas neonatal, rol benang tanpa tutup,
dan kotak peralatan yang terbuka dan bertumpuk
Lemari Obat dan Daftar Isinya
Isi Ruang Petugas adalah Tas Petugas
Obat belum disusun menurut prioritasnya dan
FIFO/FEFO (First In, First Out/First Expiry, First Out)
Peralatan dan remote di dalam lemari obat
Ruang petugas, banhyak menghabiskan plester
untuk nempel nama ruangan dan pengumuman
Petugas malas mencuci sehingga perlu diingatkan. Stock
makanan dan minuman untuk dijual ke petugas dan pasien
“income generating” petugas
Ruang Perinatal sempit dan merangkap gudang
UPF Obgin kena tsunami AIPMNH
Partograf
tidak lengkap
Apa pasien mengerti
oksitosin drips?

Kotak kecil harus diisi Hasil laboratorium


tiap 30 menit dan tidak disalin ke
kotak besar tiap 1 jam lembar status
Diagnosis, ICD, dan
Nama Dokter tidak
diisi semua

Tanda vital tidak diisi


padahal ini pasien PEB Yang diminta
sebab dirawat,
yang diisi diagnosis

Diagnosis dan
nama dokter
Tidak tulis tidak ditulis
nama
Sudah ada catatan
bayi lahir tapi BB,
PB,LK, LD kosong Tanda tangan sudah
terkenal sehingga
tak perlu tulis nama

Diagnosis letak
kepala, bukan
presentasi
Hasil laboratorium
sudah ada tetapi Pasien PEB kala II
bagian ini kosong harus dipercepat
EV/EF tapi ini dengan
sengaja di pimpin
Bidan lebih
banyak
menulis

Bagian ini tak banyak


ditulis dan ditempel
hasil pemeriksaan
diagnostik
Saran Perbaikan UGD
• Pastikan akses ke koridor UGD bebas dari semua hambatan,
termasuk kendaraan milik petugas dan pasien
• Hanya ambulans yang memiliki akses langsung ke koridor
UGD untuk membawa pasien gawat-darurat
• Bangun area resusitasi dan stabilisasi maternal-neonatal di
UGD dan mulai dengan apa yang telah tersedia dan secara
bertahap dilengkapi
• Sesuaikan area cuci tangan agar memenuhi standar yang
telah ditetapkan, termasuk waastafel untuk prosedur cuci
tangan
• Tempatkan infant warmer dan inkubator di ruangan yang
sekarang diberi judul Ruang Bedah Mini/VK UGD untuk
memulai penanganan gawat-darurat maternal-neonatus di
UGD
• Siapkan tenaga mampu PONED/PONEK/ACLS di UGD
dan segera fungsikan ruang atau area yang sesuai
dengan judulnya:
– Resusitasi-Stabilisasi
– Tindakan Operatif
– Tindakan Medik
– Observasi
– Transit

• Tuntaskan dan lengkapi SOP Gawat-Darurat Obstetri-


Neonatal di UGD selain untuk kasus umum lainnya
• Segera fungsikan sistem dan alur triase mulai koridor dalam
dan mengarah pada area yang sesuai dengan kondisi gawat-
darurat pasien

• Sebelum tersedia Area Resusitasi-Stabilisasi Maternal-


Neonatal (seperti yang disarankan oleh tim monev 05
November 2012) maka mekanisme penanganan pasien
gawat-darurat maternal-neonatal adalah langsung ke UPF
Obgin dan Ruang Perinatologi agar semua peralatan dan
obat-obatan yang telah ditempatkan saat ini, tidak
menganggur atau malah rusak atau kedaluarsa

• Lengkapi semua data dan hasil pemeriksaan pasien


sebelum di transfer ke Vk ataiu Ruang Perinatologi (pasien
neonatus sebaiknya menggunakan inkubator transport)
• Segera siapkan ruang atau area yang diperlukan di UGD
dan disesuaikan dengan alur triase yang sebelumnya
disortir oleh petugas yang kompeten

• Bersihkan semua peralatan dan bahan yang ada di


meja asuhan neonatus di Ruang VK UGD dan
tempatkan hanya satu ranjang dewasa dan masukkan
infant warmer dan inkubator ke ruang ini

• Beri tempat yang nyaman dan insentif yang memadai


bagi petugas di UGD
Kamar Bersalin

• Dimensi ruangan Kamar Bersalin terlalu sempit untuk 3


ranjang bersalin dan area resusitasi neonatus terlalu
dekat dengan bagian kaki ranjang bersalin

• Segera buat waastafel di Kamar Bersalin dan penuhi


semua persyaratan yang ditetapkan (waastafel medik,
kran sentuh siku, pengering tangan dapat berupa
handuk pribadi, tissue, atau penghembus udara)

• Gunakan dispenser tissue khusus untuk pengering


tangan, bukan dengan rol atau kotak tissue wajah
• Kamar Bersalin tidak boleh berhubungan dengan kamar
mandi atau toilet karena dapat membuat ruangan becek,
juga tempat konsentrasi tinggi mikroorganisme (tutup pintu
yang sekarang dan buat pintu ke arah luar)

• Terapkan prinsip Kewaspadaan Standar yang benar dan


efektif di Kamar bersalin (waastafel khusus, segera
bersihkan paparan cairan tubuh atau darah, toilet di luar
VK, penggunaan alas kaki khusus VK, jangan perbolehkan
anak dibawah 12 tahun masuk, perbaiki alur pasien dan
petugas, batasi jumlah khalayak dalam ruangan, pastikan
ruangan disanitasi setiap 3 hari, dsb)
• Perbaiki segera cara penyusunan obat dan peralatan
sehingga sesuai dengan prioritas dan FIFO dan sediakan
dalam jumlah yang cukup

• Ganti lemari obat di luar kamar bersalin (karena sudah aus


dan lapuk) dan keluarkan semua barang yang bukan obat
dan peralatan serta tempatkan cairan di bagian bawah
kompartemen lemari (karena berat)

• Siapkan Ruang Perawatan Khusus (Ruang Isolasi menurut


terminologi KARS) untuk merawat pasien gawat-darurat
pascatindakan atau stabilisasi sebelum tindakan
• Siapkan Ruang Resusitasi-Stabilisasi di area Kamar
Bersalin yang juga dapat difungsikan sebagai
Ruang Tindakan Obstetri-Ginekologi

• Berlakukan regulasi yang bertujuan untuk


mengamankan pasien, keluarga, dan petugas di
Ruang Nifas karena kondisi yang sekarang ini
adalah risiko tinggi untuk transmisi penyakit
berbahaya dan mengganggu kenyaman pasien
• Jendela tidak boleh dijadikan tempat melihat
atau mengintip ke dalam VK, persilahkan
keluarga atau kerabat untuk bertemu pasien di
ruang nifas atau rawat inap

• Susun kembali peralatan medik dan instrumen


serta berlakukan pencatatan waktu proses,
waktu pemakaian, dan waktu proses ulang
bagi peralatan pakai ulang
• Perbaiki sistem pencatan data dan laporan pasien agar
pencatatan menjadi lebih akurat, lengkap dan tepat
waktu

• Lengkapi semua data yang diminta dan harus dituliskan


pada status, terutama sebelum tindakan dilakukan dan
sebelum pasien dipulangkan

• Perbaiki persyaratan dan kelengkapan Persetujuan


Tindakan Medik karena tidak semua melalui proses
Informed Choice dan prosedur atau langkah Informed
Consent yang benar
• Perhatikan rasionalitas indikasi Seksio Sesaria
karena dari telaah indikasi ternyata banyak yang
tidak termasuk indikasi definitif atau diagnosis
yang dibuat, tidak sesuai dengan International
Code of Diseases or Diagnosis
• Bangun sistem manajemen PONEK yang dapat
memberdayakan sumberdaya manusia setempat
melaksanakan PONEK secara berkesinambungan
sebelum program Sister Hospital berakhir
• Perbaiki sistem Peningkatan Karir dan Insentif
Petugas di UPF Obgin/Kamar Bersalin
Kamar Operasi
• Atur kembali tempat tunggu giliran operasi di OK dan
persilahkan keluarga pasien untuk menunggu di tempat
yang telah disediakan

• Perbaiki area cuci tangan dan pastikan petugas mencuci


tangan secara benar karena petunjuk mencuci tangan yang
banyak ditempelkan dekat waastafel adalah untuk cuci-
tangan rutin, bukan cuci-tangan prabedah

• Perbaiki penyediaan sabun untuk mencuci-tangan dan sikat


cuci-tangan harusnya dari bahan yang lembut dan tidak
direndam di dalam cairan antiseptik tetapi harus dalam
kondisi kering dan ditempat DTT/Steril
• Perbaiki proses penyiapan sterilisi alat dan
pastikan diterapkan temperatur dan tekanan
uap panas yang sesuai untuk mencapai tahap
steril
• Atur penyimpanan obat-obatan secara FIFO
dan pastikan obat termolabil diamankan
penyimpanannya
• Perbaiki penerapan prinsip standard
precautions di OK
• Jangan gunakan kembali obat-obat anestesi yang tidak
terpakai atau disiapkan berlebihan tetapi sudah
dimasukkan ke dalam spuit dan menyimpannya di
dalam kulkas

• Perbaiki posisi jam dinding di OK sehingga dapat dilihat


oleh operator dan juga petugas resusitasi neonatus

• Segera perbaiki OK 2 untuk memperbaiki kapasitas


untuk prosedur operasi dan mengurangi frekuensi
penggunaan satu OK untuk menjaga tingkat sterilitas
OK dan peluang untuk sanitasi ruangan secara berkala
• Siapkan petugas setempat agar mampu
melakukan prosedur anestesi dan memfasilitasi
prosedur operatif di OK RSUD Waingapu
• Persiapkan pula tenaga dokter spesialis Obgin,
Anak, Anestesi untuk melaksanakan tugas atau
pelayanan KIA/PONEK secara rutin dan
berkesinambungan di RSUD Waingapu
• Perbaiki sistem Peningkatan Karir dan Insentif
Petugas di UPF Obgin/Kamar Bersalin
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai