Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

No. SOP : 094/145/PKM/C/SOP/IX/2022


No. Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1/3

Puskesmas Kepala Puskesmas


Camplong

Rukiah Abdullah,A.md.Keb
NIP.19710412 199103 2 009

1. Pengertian Penatalaksanaan pada PEB/Eklampsia adalah upaya yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan dalam penanganan PEB/Eklampsia yang ditandai dengan
kejang umum dan atau koma dengan atau tanpa penurunan kesadaran pada
kehamilan,persalinan dan nifas.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan pada


Eklampsia

3. Kebijakan No. 094/060/PKM/C/SK/I/2022 tentang SK Kepala Puskesmas


tentang Standar Pelayanan Operasional PKM Camplong
4. Referensi 1. Kementerian Kesehatan RI; Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
2. KMK RI Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Prosedur/ 1. Persiapan Alat Dan Bahan :
 Alat Tulis.
Langkah-
 Status pasien
Langkah  Surat Rujukan
 Register rujukan
 Inform consent
 Buku KIA
 Tensi
 Stetoskop
 Infus dan perlengkapan
 Partus set.
 Plester, gunting dan sarung tangan,Torniquet,kapas alkohol
 Cairan infuse RL
 MGSO4 dan Natrium Bicarbonat, Aquadest.
 Dopler.
 Dispo 10 cc.
 Urine Bag, Doble Cateter.
 Reflex Patela.
 Spatel Lidah.
 Suction/penghisap lendir elektrik
 Ambubag dan masker
 Underpad
 Tempat sampah medis dan non medis
2. Petugas Yang Melaksanakan :
 Bidan
 Dokter
 Perawat
3. Langkah-langkah :
a. Petugas menjelaskan dengan tenang dan cepat kondisi ibu kepada suami
dan keluarga
b. Petugas melakukan anamnesa , memastikan tanda dan gejala eklamsia
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas Menentukan diagnosa
e. Petugas melakukan Tindakan :
a)Non Medikamentosa
 Memasukan sulip lidah ke dalam mulut penderita
 Membaringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenberg untuk
mengurangi resiko aspirasi
 Pemasangan kateter urine untuk pengukuran cairan dan
pemeriksaan proteinuria
 Jaga pasien agar tidak terjatuh dari tempat tidur saat timbul
kejang

b). Petugas melakukan kolaborasi medis dengan Dokter untuk terapi


dan pemberian :

 Pemberian Obat anti kejang


Dosis awal : MGSO4 40%,4 gram( 10cc diencerkan dengan
aguadest steril 10cc) iv selama 15-20 menit, lanjutkan 6 gram
dalam cairan RL selam 6 jam drip 28 tetes/menit.
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MGSO4 40% 2
gram diencerkan aguadest steril 5 cc IV selam 5 menit.
Dosis pemeliharaan : MGSO4 40% 1 gram/jam dalam 24 jam
 Untuk Pemberian ulangan : Lakukan pemeriksaan yaitu:
 Refleks patella positif
 Urine minimal : 30cc/jam dalam 4 jam terakhir
 Frekwensi pernapasan : > 16 x/menit
 Hentikan pemberian MGSO4 Jika :

 Refleks patella : negative


 Bradipnea ( pernapasan < 16 kali/menit)
 Jika terjadi henti Napas: segera berikan antidotum
( Kalsium glukonas 1 gram ( 20cc dalam larutan 10 %)
iv perlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi.
f. Petugas melakukan Pemasangan kateter urine untuk pengukuran
cairan dan pemeriksaan proteinurin
g. Petugas menyiapkan dan mengisi dokumen rujukan yang dibutuhkan
secara lengkap antara lain surat rujukan dari Puskesmas, inform
concent,.
h. Petugas menginformasikan ke Rumah sakit tujuan rujukan
i. Petugas segera merujuk ke RS dan mengobservasi KU ibu , TTV
serta DJJ tiap 30 menit selama dalam perjalanan.

4. Unit Terkait Loket, Poli KIA / KB, Apotik, Ruang bersalin

Anda mungkin juga menyukai