Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN EKLAMSIA

No. SOP :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman : 1/4
Puskesmas Wilhelmus Littik,SKM
Bijaepasu NIP.19601024 198803 2 004

1. Pengertian Penatalaksanaan pada eklamsia adalah upaya yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam penanganan eklamsia yang ditandai dengan kejang umum
dan atau koma dengan atau tanpa penurunan kesadaran pada
kehamilan,persalinan dan nifas.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan pada


eklamsia

3. Kebijakan  SK Kepala Puskesmas No..............................................

4. Referensi 1. Kementrian Kesehatan RI; Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013
2. KMK RI Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Buku Manual Rujukan Persalinan Dinas Kesehatan Kabupaten
TTU

4. Prosedur/ 1. Persiapan Alat Dan Bahan :


 Alat Tulis.
Langkah-
 Status pasien
Langkah  Surat Rujukan
 Register rujukan
 Inform consent
 Buku KIA
 Tensi
 Stetoskop
 Infus dan perlengkapan
 Partus set.
 Plester, gunting dan sarung tangan,Torniquet,kapas alkohol
 Cairan infuse RL
 MGSO4 dan Natrium Bicarbonat, Aquadest.
 Dopler.
 Dispo 10 cc.
 Urine Bag, Doble Cateter.
 Reflex Patela.
 Spatel Lidah.
 Suction/penghisap lendir elektrik
 Ambubag dan masker
 Underpad
 Tempat sampah medis dan non medis
2. Petugas Yang Melaksanakan :
 Bidan
 Dokter
 Perawat
3. Langkah-langkah :
a. Petugas menjelaskan dengan tenang dan cepat kondisi ibu kepada
suami dan keluarga
b. Petugas melakukan anamnesa , memastikan tanda dan gejala
eklamsia
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas Menentukan diagnosa
e. Petugas melakukan Tindakan :
a)Non Medikamentosa
 Memasukan sulip lidah ke dalam mulut penderita
 Membaringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenberg
untuk mengurangi resiko aspirasi
 Pemasangan kateter urine untuk pengukuran cairan dan
pemeriksaan proteinuria
 Jaga pasien agar tidak terjatuh dari tempat tidur saat timbul
kejang

b). Petugas melakukan kolaborasi medis dengan Dokter untuk


therapy dan pemberian :

 Pemberian Obat anti kejang


Dosis awal : MGSO4 40%,4 gram( 10cc diencerkan dengan
aguadest steril 10cc) iv selama 5 menit, lanjutkan 6 gram
dalam cairan RL selam 6 jam.
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MGSO4
40% 2 gram diencerkan aguadest steril 5 cc IV selam 5
menit.
Dosis pemeliharaan : MGSO4 40% 1 gram/jam dalam 24
jam
 Untuk Pemberian ulangan : Lakukan pemeriksaan yaitu:
 Refleks patella positif
 Urine minimal : 30cc/jam dalam 4 jam terakhir
 Frekwensi pernapasan : > 16 x/menit
 Hentikan pemberian MGSO4 Jika :

 Refleks patella : negative


 Bradipnoe ( pernapasan < 16 kali/menit)
 Jika terjadi henti Napas: segera berikan antidotum
( Kalsium glukonas 1 gram ( 20cc dalam larutan
10 %) iv perlahan-lahan sampai pernapasan mulai
lagi.
f. Petugas melakukan Pemasangan kateter urine untuk pengukuran
cairan dan pemeriksaan proteinurin
g. Petugas menyiapkan dan mengisi dokumen rujukan yang
dibutuhkan secara lengkap antara lain surat rujukan dari
Puskesmas, inform concent,.
h. Petugas menginformasikan ke Rumah sakit tujuan rujukan
i. Petugas segera merujuk ke RS dan mengobservasi KU ibu ,
TTV serta DJJ tiap 30 menit selama dalam perjalanan.

5. Unit Terkait Loket, Poli KIA / KB, Apotik, Ruang bersalin

Anda mungkin juga menyukai