Penerbit,
Penerbit:
LPPM UNHASY TEBUIRENG JOMBANG
Jl. Irian Jaya No. 55 Tebuireng, Diwek, Jombang, Jawa Timur Gedung B UNHASY
Lt.1, Telp: (0321) 861719 E-mail: lppm.unhasy@gmail.com Website
http://www.lppm.unhasy.ac.id
Anggota IKAPI Jawa Timur
No. Anggota 290/ALB/JTI/2021
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All Right Reserved
Cetakan I, _________ 2021
KATA PENGANTAR
Penulis
~I~
PRAKATA
~ II ~
4. Ibu Desty Dwi Rochmania, M.Pd selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan
dukungan kepada kami dalam menjalankan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata Tematik (KKNT);
~ III ~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................I
PRAKATA................................................................................................II
DAFTAR ISI............................................................................................IV
BAB 1 Administrasi Desa......................................................................1
A. Pendahuluan........................................................................................1
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Baik..................................4
C. Jenis - Jenis Administrasi Desa..............................................................5
D. Pentingnya Pencatatan Administrasi Desa...........................................6
a. pelayanan publik;.....................................................................8
b. Rencana Pembangunan;..........................................................8
c. alokasi anggaran;.....................................................................8
d. Perkembangan demokrasi; dan...............................................8
E. Model Buku Administrasi Desa.............................................................9
F. Perbedaan Pemerintahan Desa dan Pemerintah Desa......................11
BAB 2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA....................................13
A. Definisi Pemberdaayaan masyarakat................................................13
B. Posyandu.......................................................................................... 17
1. Pengertian Posyandu...........................................................17
2. Jenjang posyandu.................................................................20
3. Kegiatan Bayi dan Balita di Posyandu...................................21
4. Kader Posyandu...................................................................23
a. Definisi Kader...................................................................23
~ IV ~
b. Tugas Kader.....................................................................25
5. Syarat Kader Posyandu........................................................26
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita..............................27
C. Posbindu........................................................................................... 33
1. Definisi Posbindu.................................................................33
2. Manfaat Posbindu................................................................34
3. Tujuan Posbindu..................................................................35
a. Strategi Pembinaan..........................................................35
b. Sasaran Posbindu.............................................................36
c. Langkah – langkah............................................................36
4. Mekanisme Posbindu...........................................................38
5. Bentuk Pelayanan Posbindu.................................................39
6. Kegiatan petugas puskesmas...............................................40
7. Kegitan Usia Lanjut..............................................................40
D. Penanggulangan COVID-19 dengan pelaksanaan vaksinasi..............41
E. Monitoring Bina Keluarga Remaja............................................47
1. Seksualitas Remaja...............................................................48
2. Napza...................................................................................51
3. HIV dan AIDS........................................................................53
4. Kesehatan Reproduksi..........................................................56
BAB 3 SATGAS COVID-19 DI DESA.....................................................61
A. Pengertian covid-19..........................................................................61
B. Asal-usul covid-19.............................................................................62
C. Jenis-jenis varian covid-19................................................................65
1. Varian Alpha.........................................................................65
~V~
2. Varian Beta..........................................................................66
3. Varian Gamma.....................................................................66
4. Varian Delta.........................................................................66
5. Varian Eta............................................................................. 67
6. Varian Iota...........................................................................67
7. varian Kappa........................................................................67
8. Varian Lambda.....................................................................68
D. Protokol kesehatan..........................................................................69
E. Vaksinasi........................................................................................... 72
1. Pengertian vaksinasi.............................................................72
F. Jenis-jenis vaksin di Indonesia...........................................................74
G. Efek dari vaksinasi............................................................................82
H. kebijakan pemerintah desa dalam upaya penanganan covid-19 di desa
............................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................91
BIOGRAFI PENULIS............................................................................96
~ VI ~
BAB 1
Administrasi Desa
A. Pendahuluan
~1~
dilakukan dengan baik, maka upaya pencapaian tujuan akan berjalan
lancar sesuai rencana kerja dan akan membutuhkan banyak waktu dan
biaya. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu disebut pemerintahan.
Pemerintahan desa adalah proses penyelenggaraan dokumen resmi dan
lain-lain yang berkaitan dengan pemerintahan pemerintahan di suatu
desa.
Penyelenggaraan ketertiban desa dilaksanakan oleh aparat yang
diserahi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut
dengan baik, namun bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan
pengalaman dan pengetahuan. Pengertian pengelolaan desa secara
sempit adalah seluruh proses pencatatan data dan informasi tentang
pengelolaan desa dalam buku pengelolaan desa (Nurcholis 2011: 135).
Sondang P. Siagian memberikan pengertian yang luas tentang
pemerintahan: “Seluruh proses pelaksanaan keputusan telah dibuat dan
pelaksanaannya biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. . Buku-buku pengelolaan desa
sangat diperlukan dalam berbagai bentuk agar desa tertib
administrasinya, walaupun sebenarnya hal ini dianggap sulit tetapi
menjadi tantangan bagi perangkat desa untuk dapat mengontrol
administrasinya.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 200
tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan mendasar dalam
sistem dan struktur pemerintahan daerah serta berdampak sangat luas
terhadap penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan dan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, sistem pengelolaan
~2~
keuangan dan anggaran dengan mendukung operasional pemerintah
daerah. pemerintah khususnya di pemerintahan desa. Dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa, maka perlu
diselenggarakan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih efektif dan
efisien. Unit pengelola merupakan pendataan data dan informasi untuk
mendukung pengelolaan desa.. Fungsi manajemen yang dilakukan dalam
pemerintahan desa adalah:
1. Membuat pekerjaan menjadi lebih efisien Pada dasarnya, mencatat
semua kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan desa akan
membantu berbagai pihak dalam berbagai kebutuhan, baik dalam
skala kecil maupun dalam skala besar.
2. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Dibandingkan dengan masa
lalu, data dan informasi yang dicantumkan secara sistematis akan
memudahkan petugas dan karyawan untuk menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Misalnya, mengurutkan surat masuk dan
surat keluar dalam buku catatan khusus yang mencatat nomor,
tujuan, dan tujuan penulisan. Tidak akan menyulitkan mereka untuk
menemukannya.
3. Menyeimbangkan tujuan dan beban kerja Sebagaimana telah
disebutkan, pemerintah desa memasukkan beberapa definisi yang
sesuai dengan beban kerja.
4. Kerjasama yang lebih terstruktur, Kolaborasi yang lebih terstruktur
Tata kelola tidak lepas dari pertanyaan terkait sistem, termasuk
kerjasama tim. Dengan beban kerja yang di klasifikasikan menurut
definisinya, lebih mudah bagi tim untuk mengalokasikan tugas
sesuai dengan kemampuannya.
~3~
5. Memfasilitasi Pekerjaan Manajer Dalam dunia kerja, klasifikasi
adalah spesifikasi yang membutuhkan tingkat ketelitian dan
ketekunan yang tinggi. Oleh karena itu, wilayah administrasi tidak
bisa dipandang sebelah mata.
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Baik
~4~
melalui APBN dan APBD ke desa. Jika pengelolaan desa dilakukan secara
asal-asalan maka akan menimbulkan kekacauan pengelolaan di desa-desa.
Sistem pengelolaan pemerintahan desa yang baik dan benar akan
menciptakan tatanan administrasi yang dapat dengan mudah
memberikan data dan informasi bagi masyarakat dan perangkat desa
dalam membentuk kebijakan dan kewenangan di desa. Oleh karena itu,
kepala desa
Organisasi pengelolaan desa adalah seluruh proses pencatatan
data dan informasi pengelolaan desa dalam buku pengelolaan desa.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pemerintahan Desa terbagi dalam
ruang lingkup yang meliputi: Pengelolaan kependudukan “artinya
pencatatan data kegiatan dan informasi kependudukan dalam buku
pengelolaan kependudukan”. Pengelolaan Keuangan “Kegiatan
mendaftarkan data dan informasi terkait pengelolaan keuangan desa
dalam buku pengelolaan keuangan”. Dengan perkembangan teknologi,
pengendalian dan pengelolaan buku manajemen desa tampaknya agak
terabaikan, meskipun kegiatan administrasi dalam bentuk manual.
C. Jenis - Jenis Administrasi Desa
~5~
kegiatan pencatatan data dan informasi yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan desa dalam buku pengelolaan keuangan.
Pengumpulan data kegiatan dan tata cara penyelesaian buku
pengelolaan lainnya diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota Peraturan
Menteri ini mengatur bahwa dalam rangka terselenggaranya
pemerintahan desa yang tertib yang mampu berperan sebagai Sumber
data serta informasi mengenai pengelolaan desa, pelaksanaan
pembangunan, pengembangan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat. 7 Tahun 2016 mengenai Pelaksanaan Pemerintahan Desa
yang diatur Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan di resmikan pada
tanggal 11 Juli 2016. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
201 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 201 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 56 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1667).
D. Pentingnya Pencatatan Administrasi Desa
~6~
bidang lain kata kegiatan pemerintah. di tingkat desa akan berhasil
jika didukung oleh sistem pemerintahan yang tertib dan teratur.
2. Sistem penyelenggaraan desa ditberikan pada pencatatan data
melalui buku pengelolaan desa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang dicatat secara tertib dan
teratur berdasarkan kegiatan desa sehari-hari. Diharapkan data-
data yang diperlukan di berbagai bidang akan selalu tersedia.
3. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan Dari tahun ke tahun, maka
keadaan tersebut menuntut unit pembangunan sistem
pemerintahan khususnya di tingkat desa, terutama principle
berkaitan dengan Tujuannya adalah untuk mewujudkan desa
principle mampu bertindak sebagai sumber pengetahuan dan
informasi bagi seluruh kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan secara holistik.
4. Pelaksanaa pemerintahan desa merupakan subsistem dari
administrasi pemerintahan, yang menjadikan desa sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan serta pengaturan
pemerintahan.
5. Tertibnya pemerintahan desa adalah bukti keberhasilan
penyelenggaraan dan terwujudnya pembangunan bersama.
6. Melakukan kegiatan pencatatan data dalam buku pemerintah
desa.
Pentingnya catatan kependudukan bagi masyarakat meliputi:
Pentingnya pencatatan kependudukan sebagai sarana penunjang akses
~7~
pelayanan publik, sebagai KTP, sebagai bukti pengakuan pemerintah
terhadap warga antara lain:
a. pelayanan publik;
b. Rencana Pembangunan;
c. alokasi anggaran;
d. Perkembangan demokrasi; dan
e. Penegakan Hukum dan Pencegahan Kejahatan.
UndangUndang No 24 Tahun 2013 membahas perubahan
Undang-Undang No 23 Tahun 2006 yang berisi mengenai administrasi
penduduk yang menyatakan setiap itupun penduduk mempunyai hak
dalam memperoleh dokumen kependudukan. Pengorganisasian
penduduk berupaya menghormati hak asasi semua orang dalam bidang
pengelolaan kependudukan tanpa pandang bulu dalam pelayanan publik
dengan profesional kerja yang tinggi. Bagian Kependudukan mempunyai
tujuan antara lain, membangun tingkat kesadaran penduduk akan
tanggung jawab untuk ikut serta dalam pelaksanaan pemerintahan
kependudukan serta pelaksanaan statistik nasional yang berkaitan
dengan masalah pendudukan. mendukung penuh perumusan kebijakan
serta perencanaan pembangunan secara nasional, regional, lokal dan
mendukung pembangunan administrasi kependudukan.
Di satu sisi, tujuan pengelolaan kependudukan ialah menjamin
legitimasi pribadi dan kepastian hukum untuk semua kependudukan dan
peristiwa penting yang dihadapi penduduk, dan untuk memastikan bahwa
status kewarganegaraan penduduk dilindungi. Dijelaskan pula bahwa
tujuan pengelolaan kependudukan ialah menyediakan informasi
penduduk di tingkat nasional dalam ketentuan yang akurat, lengkap,
~8~
relevan dan mudah diakses, terkait dengan berbagai jenjang pendaftaran
kependudukan dan pendaftaran warga, sehingga: . Penyediaan data
kependudukan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan umum dan
pengembangan kebijakan, serta sebagai acuan terselenggaranya negara
yang tertib dan pengelolaan kependudukan yang terpadu. Sasaran yang
paling utama ialah dalam sektor terkait penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan entah itu dilihat dari kegiatan pembangunan maupun
kemasyarakatan. Oleh karenanya setiap penduduk tersebut wajib
melaporkan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan penduduk dan
peristiwa penting yang dialaminya kepada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Dari catatan tersebut bisa dilihat serta mampu
memberikan penduduk akses ke program pemerintah seperti bantuan
sosial, perawatan kesehatan, dan pendidikan.
E. Model Buku Administrasi Desa
~9~
2. BUKU ADMINISTRASI PENDUDUK
Model B.1 : Buku Data Induk Penduduk
Model B.2 : Buku Data Mutasi Penduduk
Model B.3 : Buku Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir
Bulan
Model B.4 : Buku Data Penduduk Sementara
3. BUKU ADMINISTRASI KEUANGAN DESA
Model C.1.a : Buku Anggaran Penerimaan
Model C.1.b : Buku Anggaran Pengeluaran Rutin
Model C.1.c : Buku Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Model C.2 : Buku Kas Umum
Model C.3.a : Buku Kas Pembantu Penerimaan
Model C.3.b : Buku Kas Pembantu Pengeluaran Rutin
Model C.3.c : Buku Kas Pembantu Pengeluaran Pembangunan
4. BUKU ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
Model D.1. : Buku Rencana Pembangunan
Model D.2. : Buku Kegiatan Pembangunan
Model D.3 : Buku Inventaris Proyek
Model D.4 : Buku Kader-Kader Pembangunan
5. BUKU ADMINISTRASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Model E.1. : Buku Data Anggota BPD
Model E.2. : Buku Data Keputusan BPD
Model E.3 : Buku Data Kegiatan BPD
Model E.4.a : Buku Agenda BPD
Model E.4.b : Buku Ekspedisi BPD
6. BUKU ADMINISTRASI LAINNYA
~ 10 ~
Model F.1 : Buku Data Pengurus Dan Anggota Lembaga
Kemasyarakatan
Model F.2 : Buku Register
Model F.3 : Buku Profil Desa
F. Perbedaan Pemerintahan Desa dan Pemerintah Desa
~ 11 ~
negara kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Desa,
desa diatur oleh otoritas desa yang dikenal sebagai pemerintah desa.
Namun, sering terjadi bahwa pemerintah desa sering salah paham,
bahkan salah paham, dengan pemerintah desa. Kewenangan desa
adalah yang bertanggung jawab mengatur dan melaksanakan
pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa dan didukung oleh
perangkat desa sebagai bagian dari pemerintahan desa. Dengan demikian,
yang disebut pemerintah desa adalah pelaksana. Setelah memahami
pengertian pemerintahan desa, langkah selanjutnya adalah memahami
pengertian pengelolaan desa. Pemerintah desa adalah badan yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan desa dan badan penasihat desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat atau
desa.
Permendagri 7 Tahun 2016 mengatur tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa yang mengurusi pemerintahan di desa.
Penyelenggaraan pemerintahan desa adalah seluruh proses pencatatan
data dan informasi tentang pemerintahan desa dalam register desa.
~ 12 ~
BAB 2
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
~ 13 ~
desa, sekaligus mengubah pandangan bahwa yang selama ini berkembang
hanya berada di kota. Setiap tahunnya anggaran untuk desa selalu
meningkat. Hingga tahun 2017, diketahui total anggara dana yg
diturunkan pemerintah untuk dana desa mencapai Rp 27,74 triliun bagi
desa pada semua Indonesia yg menerima bantuan. Selama tiga tahun
berturut-turut, beberapa desa berhasil memanfaatkan dananya secara
efektif dan mengambil sejumlah langkah inovatif untuk mengatasi sendiri
berbagai persoalan pembangunan desa. Ide dan upaya tersebut datang
dari masyarakat dan pemerintah desa.
Oleh karena itu, karena adalah , diperlukan upaya pemberdayaan
masyarakat untuk memperkuat pemberdayaan desa dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat. Upaya
Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan tidak hanya mengandalkan
pemerintah tetapi juga pemangku kepentingan lainnya seperti No
Pemerintah Organisasi (LSM), Pemerintah Daerah , Pemerintah Desa dan
masyarakat desa sendiri. Memberdayakan bukan , berarti tipe unik .
Pemberdayaan dipahami sangat berbeda tergantung pada perspektif
individu dan konteks kelembagaan, politik dan sosial budaya. Ada
masyarakat yang memahami pemberdayaan sebagai proses
mengembangkan, menjadi mandiri dan mandiri, serta memperkuat posisi
tawar masyarakat kelas bawah terhadap kekuatan opresif di segala bidang
dan bidang kehidupan. Ada juga yang memahami pemberdayaan secara
makro sebagai upaya mengurangi ketimpangan dengan mengembangkan
kapasitas manusia (misalnya pendidikan dasar pada umumnya dan
pelayanan kesehatan , dengan dengan perencanaan adalah cukup sesuai
~ 14 ~
untuk melindungi masyarakat) dan meningkatkan distribusi modal
berwujud (misalnya tanah dan akses ke modal).
Atas dasar ini, maka esensi pemberdayaan adalah:
1. Upaya atau proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu
dilaksanakan secara terorganisir, dan bertahap dari tahap awal ke
tahap pengembangan kegiatan selanjutnya. monitoring dan
evaluasi (monitoring and evaluation activities).
2. Upaya atau proses peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan
budaya suatu masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang
lebih baik.
3. Upaya atau proses untuk menemukan dan memanfaatkan potensi
komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka, untuk membuat
melalui prinsip-prinsip swadaya komunitas mungkin.
4. upaya atau proses untuk membuat masyarakat mandiri, sama
dengan berarti mengerahkanpartisipasi aktif dalam masyarakat
dalam bentuk aksi kelompok untuk memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat desa dapat terbagi
dengan beberapa prospek. memberdayakan masyarakat memprioritaskan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan sekaligus
mengembangkan kontrol publik atas pelaksanaan keputusan publik.
Dengan demikian, dalam pemberdayaan masyarakat, keutamaan politik
lebih ditekankan. Politik dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat ini
adalah yang mengubah politik dari menjadi menjadi tindakan praktis,
terutama demokrasi yang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
pelaksanaan demokrasi musyawarah dan mufakat, setiap warga desa
~ 15 ~
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan sesuai
konteks hidupnya. Oleh karena itu, dengan , demokrasi memberi ruang
bagi anggota masyarakat untuk membela dan membela kepentingan
mereka.
Pemberdayaan Komunitas Prioritaskan partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan sambil mengembangkan pengawasan publik
terhadap keputusan. Dengan demikian, prioritas politik lebih ditekankan
pada pemberdayaan masyarakat. Politik dalam ideologi pemberdayaan
masyarakat ialah perubahan dari politik dalam aksi nyata. Secara khusus,
demokrasi ada dalam kehidupan sehari-hari. Melalui debat demokrasi dan
pelaksanaan konsensus, setiap penduduk desa memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan konteks
kehidupan mereka, maka Demokrasi mempunyai ruang dalam
memperjuangkan kebaikan anggota.
Sejumlah kegiatan yang diadakan, meliputi bidang pelayaanan
desa kesehatan desa, pengembangan desa. Salah satunya dilakukan di
Desa yang berhasil memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan
kegiatan pengembangan desa yang di lakukan di berbagai sektor, meliputi
kegiatan Posyandu, Posbindu, pelaksanaan vaksin, Monitoring
Perencanaan keluarga berencana serta kegiatan lainnya. Berikut akan
kami jelaskan mengenai kegiatan yang tersebut diatas.
~ 16 ~
B. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah bentuk Upaya Kesahatan yang
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) diurus dan diselenggarakan
diri, oleh, untuk dan bersama masyarakat, pembangunan
kesehatan, yang berguna untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan
layanan kesehatan dengan tujunan mempercepat grafik turun
angka kematian ibu dan bayi. (Kemenkes RI, 2011).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat
dilakukan secara merata apabila sistem kesehatan masyarakat
seperti Posyandu dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
serta mencapai semua tujuan kesehatan yang diperlukan.
Pelayanan untuk anak, hamil, menyusui dan ibu. Target
kebangkitan posyandu adalah seluruh Posyandu di seluruh
Indonesia. Namun karena keterbatasan sumber daya, tujuan
kebangkitan Posyandu menjadi prioritas bagi masyarakat
Posyandu yang sudah tidak aktif atau masyarakat kelas bawah
(Posyandu Pratama dan Posyandu Madya) dan Posyandu berada
di wilayah yang mayoritas penduduknya berada. jumlahnya
tergolong miskin.
Kebangkitan Posyandu ini sejalan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Umum Pembangunan Desa dan Subzona Berperingatan Positif,
~ 17 ~
yang salah satu kriterianya adalah kegiatan Posyandu, bahkan
perlu mencapai sasaran. desa dan sub-zona dengan peringatan
positif. • Keterlibatan pemerintah daerah dan lintas sektoral,
Peraturan Rumah Dinas No. 19 Tahun 2011 yang mengatur
keterpaduan pelayanan sosial dasar dalam jabatan pelayanan
terpadu yang diatur.
Untuk mempercepat pencapaian masyarakat yang sehat,
bagian dari kebahagiaan umum sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan menetapkan
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat (PKMD) pada
tahun 1975. PMKD ialah sebuah strategi dalam bidang
pembangunan kesehatan yang menerapkan prinsip gotong
royong dan kemandirian masyarakat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan
dan penyelesaian masalah Masalah kesehatan dilakukan
bersama tenaga kesehatan di program dan lintas bidang terkait.
industri. Lahirnya PKMD pada tahun 1975 mendahului
kesepakatan internasional tentang konsep serupa, yang dikenal
sebagai pelayanan kesehatan primer (PHC), yang dituangkan
dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Pada awalnya, kegiatan
PKMD PKMD pertama kali diperkenalkan di pemerintahan
Banjarnegara, Jawa. . Sentral, terorganisir dalam berbagai bentuk.
Kegiatan PKMD untuk perbaikan gizi dilakukan melalui Karang
Balita, sedangkan untuk pengendalian diare dilakukan melalui
posko penanggulangan diare, pengobatan masyarakat di
~ 18 ~
pedesaan melalui melalui pelayanan kesehatan, serta vaksinasi
dan KB melalui tempat vaksinasi dan KB desa.
Pembangunan berbagai upaya kesehatan dengan tujuan
berbasis masyarakat, selain bermanfaat bagi masyarakat, juga
memberikan kemudahan bagi yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, juga menimbulkan berbagai masalah, termasuk
pelayanan kesehatan yang terfragmentasi, yang sulit untuk
dikoordinasikan dan diperlukan. lebih banyak sumber daya.
Pengelolaan Posyandu dipastikan oleh Kelompok Kerja
Penyelenggara (Pokjanal) Posyandu, sebuah kelompok dengan
tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah
daerah (Pemda).
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang medis adalah
proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau
kelompok (klien) dengan cara terus menerus dan
berkesinambungan memantau perkembangan klien dan
membantu klien untuk berpindah dari ketidaktahuan menuju
pengetahuan atau kesadaran. (aspek mengetahui atau
mengetahui) dari mengetahui menjadi menginginkan (aspek sikap
atau sikap), dan dari ingin mampu melakukan perilaku yang
diperkenalkan (aspek tindakan atau praktik). Pelayanan
kesehatan dasar di Posyandu merupakan pelayanan kesehatan
yang meliputi paling sedikit 5 (lima) kegiatan, yaitu kesehatan ibu
dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi gizi dan
pengendalian diare.
~ 19 ~
Menurut Kemenkes (2011), manfaat penyelenggaraan
posyandu yaitu :
1) untuk mendukung perbaikan perilaku;
2) mendukung perilaku hidup bersih dan sehat;
3) mencegah penyakit berhubungan dengan lingkungan
dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
4) mendukung pelayanan Keluarga Berencana;
5) pemberdayaan keluarga dan masyarakat yang
mendapat dukungan dalam penganekaragaman
pangan melalui pemanfaatan pekarangan.
2. Jenjang posyandu
Posyandu terbagi menjadi 4 tingkatan berdasarkan 4
tingkat perkembangan Posyandu sebagai berikut :
a. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama merupakan tingkatan posyandu yang
ditandai dengan kegiatan bulanan posyandu yang belum
terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas
yakni kurang dari 5 (lima) orang.
b. Posyandu Madya
Posyandu Madya merupkan jenis Posyandu yang
kegiatannya sudah terlaksanakan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi kegiatan utamanya masih rendah.
c. Posyandu Purnama
Pasyandu Purnama merupakan jenis posyandu yang
penyelenggaraan kegiatannya lebih dari 8 kali per tahun,
~ 20 ~
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, sudah
mampu mengadakan program tambahan, serta telah
mendapatkan sumber dana yang berasal dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang ari 50% KK da wilayah kerja Posyandu.
d. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri merupakan jenis posyandu yang telah
mampu melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima ornag atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%
dapat mengadakan program tambahan dan menerima dana
yang berasal dari dana Kesehatan yang Dikelola Masyarakat,
meliputi lebih dari 50% keluarga yang tinggal di wilayah
kerja posyandu.
3. Kegiatan Bayi dan Balita di Posyandu
Kemenkes (2011), menyatakan bahwa pelayanan
posyandu yang diadakan untuk bayi dan balita harus dilaksanakan
dengan menyenangkan serta mampu memicu kreativitas tumbuh
kembang anak. Jika ruang pelayanan yang dapat memfasilitasi
anak untuk dilepas bermain dengan balita lain dengan
pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan usia balita.
Beberapa jenis pelayanan yang dilaksanakan Posyandu
yang ditujukan untuk balita mencakup :
~ 21 ~
a. Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang
badan/tinggi badan
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan oleh kader
dengan tujuan untuk mengetahui tumbuh kembang anak
setiap bulan.
b. status pertumbuhan
Dari hasil penimbangan tersebut akan dicatat pada KMS
(Kartu Menuju Sehat) yang dibuat acuan menilai status gizi
dan mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan
pertumbuhan.
c. Penyuluhan dan konseling
Penyuluhan ini dilaksanakan melalui sebuah pendekatan
peorangan, sehingga kader dapat melaksanakan penyuluhan
kelompok di waktu Posyandu atau di luar hari Posyandu.
d. Jika terdapat tenaga kesehatan Puskesmas harus dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan identifikasi dini tumbuh
kembang anak. Apabila ditemukan salah satu bentuk kelainan,
maka harus segera dirujuk ke Puskesmas terdekat.
Penambahan pengetahuan biasanya dilakukan melalui ceramah atau
penjelasan yang merupakan sarana penyampaian pesan yang bersifat satu
arah. Untuk itu diperlukan suatu media yang merangsang panca indera
agar bereaksi dengan kuat, misalnya melihat penjelasan pesan
menggunakan alat bantu visual akan membantu dalam menyampaikan
pesan tepatnya (Kardjati,1998).
Jika menerima suatu perilaku baru/menerima suatu perilaku melalui
proses mengarah pada pengetahuan, persepsi dan sikap yang positif maka
~ 22 ~
perilaku tersebut berkelanjutan, sebaliknya jika perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan dan persepsi maka akan tidak bertahan lama
(Mantra, 1989)
Pengetahuan adalah tahap awal di mana subjek mulai menyadari
ide-ide baru dan belajar memahami, yang pada akhirnya dapat
mengubah perilakunya. Dengan, pengetahuan ibu balita yang lebih baik
tentang posyandu akan meningkatkan kehadiran balita di posyandu.
1) Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Bayi, dan Tingkat
Kehadiran, Bayi, 12-59 Bulan.
2) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu di posyandu
dengan kehadiran dari anak usia 12-59 bulan di posyandu.
4. Kader Posyandu
a. Definisi Kader
Kader adalah anggota yang dipilih dari dan oleh
masyarakat itu sendiri (Depkes RI, 2003). Menurut Adisasmito
(2010) dalam Wicaksono (2015), mengemukakan mengenai arti
dari kader posyandu adalah sebagai tenaga masyarakat yang
dekat dengan masyarakat. Karena kader adalah berasal dari
masyarakat setempat, sehingga alih pengetahuan dan alih
keterampilan dari kader kepada masyarakat sekitar menjadi lebih
mudah.
Menurut WHO kader diatas merupakan salah satu unsur
yang memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan
dimasyarakat. pegawai Posyandu adalah anggota dari, di
antaranya dari masyarakat di wilayah dokter, memiliki
kemampuan dan waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
~ 23 ~
Posyandu. Penyelenggara Dicari posyandu sampai dengan Kriteria
bertemu sukarela Dengan kemampuan dan waktu luang.
Ada dua kategori tenaga kerja menurut Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990. Semangat pionir,
semangat pembaharu, dan penggerak pembangunan seluruh
desa adalah;
1) seorang general manager yang memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dasar melalui pembinaan para manajer
pembangunan desa.
2) Staf teknis, yaitu staf pembangunan pedesaan dengan
pengetahuan dan keterampilan teknis khusus di sektor
pembangunan, yang merupakan “ahli” yang dilatih di lembaga
atau lembaga publik.
Perawatan kesehatan didasarkan pada keterlibatan masyarakat
yang aktif dan bertanggung jawab. Keterlibatan masyarakat untuk
meningkatkan efektivitas pelayanan didasarkan pada keterbatasan
sumber daya dan sumber daya yang tersedia di
Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Oleh karena itu, partisipasi
aktif masyarakat akan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya
yang ada di masyarakat. Pola pikir ini merupakan pengembangan
dari prakarsa pertama yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat membantu dirinya sendiri di bidang
kesehatan.
Pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu
pendekatan pendidikan yang dapat meningkatkan pembangunan
masyarakat, khususnya di bidang kesehatan. Hal ini juga diharapkan
~ 24 ~
dapat memimpin reformasi dalam pembangunan sektor kesehatan.
Pelatihan dilakukan untuk memberikan keterampilan dan
pengetahuan tentang perawatan kesehatan, tergantung pada
pekerjaan yang Anda lakukan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat. Para ahli menyarankan perlunya membentuk
perwakilan sektor kesehatan yang nantinya akan membantu
program pelayanan yang menjamin kemampuan setiap warga untuk
hidup sehat guna mencapai derajat kesehatan yang optimal guna
melibatkan dan menggerakkan masyarakat.
b. Tugas Kader
Misi kader juga dikenal sebagai misi layanan lima meja.
Diantaranya adalah penurunan angka kematian bayi (AKB), angka
kematian ibu, fertilitas dan perawatan nifas, pembinaan norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKBS), penguatan peran
masyarakat, dan pengembangan kegiatan kesehatan dan KB,
serta keluarga sejahtera, ketahanan keluarga. dan kemakmuran,
sarana regenerasi ekonomi keluarga
Menurut Kemenkes RI (2011), tugas kader dalam
posyandu dijabarkan sebagai berikut:
1) Sebelum Posyandu dilaksanakan kader menyebarluaskan
pamflet Posyandu, mempersiapkan tempat pelaksanaan
Posyandu, menyiapkan sarana Posyandu, melakukan
pembagian tugas antar Posyandu, berkoordinasi dengan
petugas kesehatan dan mempersiapkan Pemberian Makanan
Tambahan (PTM).
~ 25 ~
2) Dihari dimana Posyandu terlaksana kader melakukan
pendaftaran pengunjung Posyandu, melaksanakan
penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KIA dan KMS,
dilakukan kegiatan penyuluhan Memberikan konseling gizi,
membantu penyedia memberikan layanan keluarga berencana
dan memelihara catatan, dan mendiskusikan tindak lanjut
dengan penyedia.
3) Diluar setelah kegiatan Posyandu kader mengadakan
pencocokan data sasaran Posyandu, membuat diagram batang
SKDN, melakukan tindak lanjut terhadap sasaran agar
berkunjung ke Posyandu pada saat posyandu itu dilaksanakan,
dan melakukan kunjungan tatap muka kepada tokoh
masyarakat.
5. Syarat Kader Posyandu
Menurut Kemenkes RI (1996) syarat untuk menjadi kader
posyandu adalah : mampu membaca dan menulis dengan bahasa
Indonesia yang baik, secara fisik dapat melakukan tugasnya
sebagai seorang kader, mempunyai penghasilan sendiri dan
tinggal tetap atau warga asli desa tersebut, menjadi kader yang
aktif dalam kegiatan social maupun pemberdayaan di desa yang
ditinggali, mampu mengenal seluruh masyarakat dan dapat
bekerjasama dengan harus memiliki kemampuan, diutamakan
keterampilan, melatih sekurang-kurangnya 10 KK (ketua) untuk
berwibawa serta kader-kader lainnya dan untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan.
~ 26 ~
Menurut Ida Bagus dalam Zulkifli (2003) persyaratan lain
untuk menjadi kader adalah : berasal dari masyarakat setempat,
tidak berpergian untuk waktu yang lama, masih bisa membagi
waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari mencari
kerja lain, dan sebaiknya mampu membaca dan menulis.
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Balita
Menurut Soetjiningsih (1995), pertumbuhaan itu
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan kesehatan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan yang
memiliki arti bertambahnya kemampuan dalam susunan dan
fungsi tubuh yang lebih utuh dalam pola teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah
sel serta jaringan intekseluler, yang artinya bertambahnya
ukuran fisik dan susunan tubuh sebagian maupun
keseluruhan, sehingga mampu diukur dengan satuan panjang
dan berat. Sedangkan perkembangan yang mempunyai
definisi bertambahnya susunan dan fungsi tubuh yang lebih
utuh dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, 2005).
~ 27 ~
1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologisnya, tingkat tercapainya
potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi
beberapa faktor saling terkait yaitu :
a) Faktor Genetik
Faktor Genetik merupakan faktor yang dibawah anak
dari awal kelahiran mencapai akhir dari proses
tumbuh kembang anak.
b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor kedua yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah
dia lahir.
c) Faktor Hormonal
Faktor hormonal itu merupakan faktor yang ada
dalam tubuh individu masing-masing yang juga
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Ketiga hal tersebut penting sekali
berpengaruh terhadap perkembangan yaitu faktor
genetik, lingkungan, dan hormonal. Faktor genetik
merupakan hal sesuatu yang tidak dapat diubah atau
sangat sedikit diubah lingkungan, sedangkan faktor
lingkungan dapat diubah sesuai kondisi lingkingan
yang ada.
~ 28 ~
2) Pertumbuhan Fisik
Menurut Soetjiningsih (2010), pertumbuhan fisik
mempunyai definisi hasil dari perubahan bentuk dan fungsi
makhluk hidup. Pertumbuhan dikategorikan menjadi 2
yaitu :
a. Pertumbuhan janin intrauterine
Periode perinatal (dari masa kehamilan 28
minggu sampai 7 hari setelah kehamilan) hasil
konsepsi disiapkan untuk dilahirkan dan hidup di luar
rahim. Periode ini dibagi menjadi periode mudghoh
(embrio), periode janin dini, periode janin lanjut,
periode kelahiran dan periode neonatus.
b. Pertumbuhan setelah lahir meliputi berat badan,
tinggi badan, kepala, gigi, jaringan lemak organ-organ
tubuh. Pertumbuhan organ tubuh mengikuti polanya
sendiri-sendiri.
Kader posyandu mempunyai peran penting
dalam memantau pertumbuhan balita , yakni memantau
pertambahan tinggi badan, berat badan, maupun lingkar
kepala, terutama di masa bayi dan menuliskannya dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pedoman pertumbuhan yang harus di pantau antara lain :
1) Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi
a) Ketika lahir 35 cm
b) Pada usia 6 bulan, lingkar kepala bertambah kurang
lebih 8,5 cm menjadi 43,5 cm.
~ 29 ~
c) Pada usia 1 tahun, ukurannya bertambah sekitar 12
cm dari ukuran saat lahir menjadi sekitar 47 cm.
2) Panjang Bayi
a) Saat berumur 1 tahun rata-rata 1,5 kali panjang
lahir.
b) Padaumur 4 tahun, 2 kali panjang waktu lahir.
3) Rumus perhitungan berat badan :
a) Berat normal anak usia 1-6 tahun adalah 2n+8 (n
adalah usia anak).
b) Berat rata-rata pada usia 6 bulan adalah dua kali
lipat saat lahir.Usia
c) setahun 3 kali berat lahir.
4) Setiap hasil pengukuran tubuh memiliki rentang
normal. Fisik bayi yang kurus tidak selalu pertanda
bermasalah atau kurang gizi selama berat badannnya
masih di dalam rentang normal grafik pertumbuhan.
Bila bayi aktif, bahagia, dan ciri-ciri tumbuh kembang
lainnnya normal.
5) Hindari membandingkan bayi dengan bayi lain
walaupun usia dan jenis kelaminnya sama.
6) Bayi lahir premature
a. Ukuran dan cara untuk memantau
pertumbuhannya berbeda dengan bayi yang lahir
cukup bulan.
~ 30 ~
b. Pemantauan terhadap pertumbuhannya harus
didasarkan pada usia sesungguhnya, bukan usia
lahir.
7) Berat badan anak kurang, tidak naik atau turun, yang
terjadi lebih dari 6 bulan, biasanya akan mempengaruhi
pertambahan tinggi badannya.
Kegiatan Utama posyandu
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
i. Ibu Hamil Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
meliputi:
Pengukuran berat badan dan tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status
gizi (pengukuran lengan), tablet besi, vaksinasi
Tetanus toxoid, pemeriksaan tinggi badan dasar,
wawancara meliputi Perencanaan dan Pencegahan
Persalinan (P4K) dan Keluarga Berencana Pasca
persalinan yang didukung oleh tenaga kesehatan
sesuai kerangka. Jika ditemukan anomali, segera
dikirim ke Puskesmas.
Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, harus
mengadakan kelas ibu hamil setiap hari pada saat
Posyandu dibuka atau pada hari-hari lain yang
disepakati oleh Kegiatan ibu hamil kelas adalah
sebagai berikut:
~ 31 ~
1. Penyuluhan: perindikasi bahaya dalam bunda
hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui,
KB & gizi
2. Perawatan payudara & hadiah ASI
3. Peragaan pola makan bunda hamil
4. Peragaan perawatan bayi baru lahir
5. Senam bunda hamil
2) Pelayanan posyandu bayi dan balita harus dilakukan dengan
cara yang menyenangkan dan kreatif untuk tumbuh dan
berkembang. Jika ruang layanan penuh, sambil menunggu
giliran anak untuk melayani, anak di bawah usia lima tahun tidak
boleh digendong tetapi dilepaskan untuk bermain dengan balita
lain di bawah pengawasan orang tua di bawah arahan seorang
administrator fisik. Untuk itu, penting untuk memberikan
permainan yang sesuai dengan usia balita. Jenis pelayanan yang
diberikan Posyandu kepada balita antara lain:
a. Penimbangan
b. Penetapan status tumbuh kembang
c. Penyuluhan dan penyuluhan
d. jika ada tenaga medis di Puskesmas, Lakukan pemeriksaan
kesehatan, vaksinasi dan deteksi dini tumbuh kembang . Jika
ditemukan kelainan, segera cari pertolongan medis.
3) Keluarga Berencana (KB)
KB Pelayanan di Posyandu yang dapat diberikan oleh
pelaksana adalah kondom dan pil ulang. Jika tenaga medis
tersedia di Puskesmas, dapat diberikan suntikan KB dan konseling
~ 32 ~
KB. Jika ruangan dan bahan pendukung tersedia dan staf terlatih
tersedia, IUD dan implan dapat dipasang.
4) Imunisasi
Pelayanan vaksinasi di Posyandu hanya dilakukan oleh staf
Puskesmas. Vaksin diberikan sesuai jadwal untuk bayi dan ibu
hamil.
5) Gizi
Pelayanan Gizi di Posyandu dilakukan oleh pengelola. Jenis
layanan yang ditawarkan meliputi penimbangan berat badan
deteksi dini gangguan tumbuh kembang, penyuluhan dan
penyuluhan gizi, pemberian suplemen makanan oles (PMT) ,
suplemen vitamin A dan tablet Fe. Jika 4.444 ibu hamil ditemukan
kekurangan energi kronis (KEK), berusia di bawah 5 tahun yang
berat badannya tidak naik dua kali berturut-turut, atau 4.444 di
bawah garis merah (BGM), pelaksana berarti segera melaksanakan
rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
C. Posbindu
1. Definisi Posbindu
~ 33 ~
Posbindu adalah posyandu lansia di wilayah tertentu
yang disepakati masyarakat untuk mendapat pelayanan
kesehatan lansia Posyandu. Merupakan pengembangan diri atas
tercetusnya kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan
bagi lansia yang pelaksanaannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. (R
Fallen & Budi. Dwi. K, 2010)
2. Manfaat Posbindu
~ 34 ~
1) Memberi dorongan semangat hidup bagi usua lanjut.
3. Tujuan Posbindu
a. Strategi Pembinaan
~ 35 ~
Strategi pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai
berikut :
b. Sasaran Posbindu
c. Langkah – langkah
2) Pelaksanaan
~ 37 ~
a) Kegiatan promotif
b) Kegiatan preventif
4. Mekanisme Posbindu
~ 38 ~
menyelenggarakan posyandu lansia dengan sistem 5 meja,
dengan kegiatan sebagai berikut ;
~ 39 ~
5) Penyuluhan dan konseling kesehatan usia lanjut.
~ 40 ~
Penerapan kedaruratan kesehatan masyarakat COVID-19
dilakukan karena penyebarannya yang luar biasa, COVID-19 yang ditandai
dengan peningkatan jumlah kasus kematian yang telah menyebar ke
seluruh pelosok tanah air, regional dan lintas negara yang memberikan
dampak signifikan pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan serta keamanan dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Selain itu, seiring dengan penyebaran COVID-19 yang berdampak
peningkatan yang signifikan pada jumlah korban jiwa dan kerusakan harta
benda, jangkauan wilayah terdampak yang semakin meluas, serta
memberikan implikasi sosial ekonomi yang luas di Indonesia 1,
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
1
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/4638/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), hal- 5
~ 41 ~
Vaksinasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan dalam
kesehatan masyarakat yang paling efektif dan efisien untuk mencegah
sejumlah penyakit menular berbahaya. Sejarah telah menandai memori
peran penting imunisasi dalam menyelamatkan orang di seluruh dunia
dari penyakit, kecacatan bahkan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin (PD3I). Dalam upaya mengatasi pandemi, vaksinasi
COVID-19 bertujuan untuk mengurangi penularannya, menurunkan angka
kesakitan dan kematian, mencapai herd immunity dan melindungi
masyarakat dari COVID-19 untuk menjaga keproduktifan setiap sektor.
Menurut WHO Vaksin adalah produk biologis yang mengandung antigen
yang ketika diberikan kepada seseorang secara aktif akan menginduksi
kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu.
Vaksin ini merupakan langkah yang sangat penting diambil oleh setiap
pemerintah desa agar kesejahteraan masyarakat akan kesehatan terus
meningkat.
~ 42 ~
pemerintah sektor, badan hukum/organisasi bisnis, dan seluruh
pemangku kepentingan terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.2
Keputusan
2
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/4638/2021Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), hal-7
~ 43 ~
c. Tahap III saat pasokan vaksin persediaan sedang (berkisar antara
21-50% dari jumlah populasi tiap negara).
~ 44 ~
i. Lansia (≥ 60 tahun), termasuk lansia warga negara asing
yang memiliki nomor registrasi, izin tinggal, kartu tempat
tinggal sementara (KITAS) dan nomor paspor.
~ 45 ~
untuk warga negara asing ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
a. Program Vaksinasi
1) Pendataan top-down
2) Pendataan bottom-up
3) Penetapan sasaran
~ 47 ~
kesehatan dan usia reproduksi remaja. Media rata-rata pernikahan
pertama untuk anak perempuan masih relatif rendah yaitu 19,8 tahun
(SDKI, 2007). Berikut gambaran perilaku remaja yang berhubungan
dengan risiko penyakit TRIAD KRR (Seks, Narkoba, HIV dan AIDS),
Pengetahuan remaja yang rendah tentang kesehatan reproduksi dan rata-
rata usia wanita kawin pertama:
1. Seksualitas Remaja
~ 48 ~
mengatasinya. Seorang ahli menemukan bahwa remaja
dihadapkan pada tugas pokok, atau dari tugas. Satuan Ukuran
Kebebasan atau Kemerdekaan Kemerdekaan dari Orang Tua
Membentuk identitas untuk mencapai integrasi diri dan
kedewasaan pribadi.
1) Cedera rahim,
2) Infeksi rahim,
~ 49 ~
3) Infertilitas,
4) Perdarahan,
5) Komplikasi,
6) Mortalitas
~ 50 ~
c) Banyak melakukan kegiatan yang positif
2. Napza
~ 51 ~
syaraf pusat. Menurut UU No. 5/1997 Psikotropik meliputi: Extacy,
shabu-shabu, LSD, obat penenang, dan antipsikosis. 3
3
Kabain, H. Achmad, 2019. Peran Keluarga, Guru, dan Sekolah Menyelamatkan Anak
dari Pengaruh Napza. Semarang: ALPRIN, hal. 1-2
~ 52 ~
Dampak yang ditimbulkan secara langsung dapat
merusak kejiwaan seseorang yang mengakibatkan depresi,
gangguan jiwa berat, bunuh diri dan tindak kejahatan lainnya.
Dapat merusak tubuh yang terdapat gangguan pada jantung, otak,
kulit, pembuluh darah, paru-paru, sistem saraf dan pencernaan.
4
Yayasan Spirita. 2015. lembaran informasi tentang HIV dan AIDS untuk orang yang
hidup dengan HIV (odha). Jakarta: yayasan spritia, hal 9-10
5
Murni, Suzana. 2009. Hidup dengan HIV/AIDS. Jakarta: yayasan spritia, hal. 16.
~ 54 ~
Menurut kriteria WHO, klasifikasi gejala klinis HIV/AIDS
pada pasien dewasa dibagi menjadi 2, yaitu gejala mayor dan
gejala minor6:
6
Bimo, Haryo, dkk. 2021. PENANGANAN VIRUS HIV/AIDS. Yogyakarta:
DEEPUBLISH, hal. 18-19.
~ 55 ~
Saat ini, program penanggulangan AIDS di Indonesia
didasarkan pada empat pilar, yang kesemuanya mengarah pada
model tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan
tidak ada diskriminasi. empat pilar tersebut adalah:
4. Kesehatan Reproduksi
a. Tujuan utama
b. Tujuan Khusus
~ 57 ~
2) Memperkuat hak dan tanggung jawab sosial perempuan
dalam menentukan waktu hamil, jumlah dan lama
kehamilan.
a) Sasaran Utama
iv. LSM.
7
Prijatni, Ida, dkk. 2016. KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA. Jakarta: Tim P2M2, hal 10-12
~ 59 ~
rakyat mengenai fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi
individu, dan dukungan atau komitmen politik.
b) Faktor Psikologis
c) Faktor biologis
~ 60 ~
BAB 3
SATGAS COVID-19 DI DESA
A. Pengertian covid-19
~ 61 ~
disebabkan oleh strain dari virus corona baru. "CO" berasal dari aura,
virus "VI" dan penyakit "D" (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut
"2019 novel coronavirus" atau "2019 nCoV". sindrom Pernafasan akut
(SARS) dan virus poli tipe flu biasa (UNICEF, 2020). Menurut Sun et al.,
2020, COVID19 adalah penyakit coronavirus zoonosis ketiga yang
diketahui setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Menurut Gennaro dan al., 2020, penyakit Virus Corona 2019 (COVID19)
adalah virus RNA, yang memiliki bentuk mahkota di bawah mikroskop
elektron karena adanya paku glikoprotein di dalamnya.
B. Asal-usul covid-19
~ 62 ~
terus berkembang dan menimbulkan adanya penyebaran di luar China.
WHO telah menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global per
tanggal 11 Maret 2020. Keputusan tersebut diambil WHO dengan melihat
terus meningkatnya kasus tersebut, jumlah kematian, serta jumlah negara
terdampak, dan tingkat penyebaran yang sangat mengkhawatirkan.
Dilansir dari Pidato pembukaan Direktur Jenderal WHO pada media
briefing tentang COVID-19 pada 11 Maret 2020, WHO mencatat ada lebih
dari 118.000 kasus positif yang tersebar di 114 negara dengan korban
meninggal mencapai 4.291 orang. Itu artinya Covid-19 telah menyebar
secara luas di dunia. Di Indonesia kasus pertama positif Covid-19
dikonfirmasi untuk pertama kalinya pada 2 Maret 2020.
~ 63 ~
menghasilkan keragaman, virus, penyebab COVID19 , sehingga dapat
dilakukan subtipe virus.
~ 64 ~
Dan cara -cara melakukan hidup bersama, bermasyarakat, berorganisasi,
keluarga dan individu, tetap sehat dan tidak terpapar COVID19.
1. Varian Alpha
3. Varian Gamma
4. Varian Delta
~ 66 ~
5. Varian Eta
6. Varian Iota
7. varian Kappa
~ 67 ~
Apalagi penelitian Oxford University menemukan bahwa vaksin
AstraZeneca dianggap efektif mencegah varian ini.
8. Varian Lambda
D. Protokol kesehatan
1. Mencuci Tangan
~ 68 ~
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya,
gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol
setidaknya dengan kadar 60 persen.
2. Memakai Masker
~ 69 ~
Ruangan sempit.
3. Menjaga Jarak
4. Menjauhi Kerumunan
~ 70 ~
semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka
kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi.
5. Mengurangi Mobilitas
E. Vaksinasi
1. Pengertian vaksinasi
~ 71 ~
cukup. Vaksinasi merupakan langkah penting dalam melawan
Covid-19, dimana vaksin bekerja bersama sistem
~ 72 ~
pada Rabu (13 Januari 2021), dan sejak Presiden
Djokovic, dari, memenuhi syarat, vaksin, menjadi,
Ketersediaan, Waktu Kedatangan, dan Profil Keamanan,
Vaksin, Tugas Pemerintah Langkah Prioritas Penerima
Vaksin dipertimbangkan. Untuk adalah hingga dalam
program ini hingga 2022.
~ 74 ~
gangguan kekebalan Vaksin AstraZeneca mencatat tingkat kemanjuran
dari 62,10 persen dari total peserta uji klinis.
~ 75 ~
vaksin merah putih. Vaksin ini, yang dikembangkan oleh Lembaga
Biomolekuler Eijkman (LBME) dan diproduksi oleh PT Bio Farma
(Persero), bekerja dengan lembaga seperti Institut Ilmu Pengetahuan
Universitas Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi
Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada
(UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis , dan Digitalisasi Tempo
~ 76 ~
Hib, tapi sekarang sudah disederhanakan menjadi three dosis.
Mulailah.
~ 77 ~
2. Oxford-AstraZeneca
3. Moderna
~ 79 ~
tahun. Vaksin moderna tidak boleh diberikan kepada orang yang
alergi terhadap komponen mRNA vaksin.
4. Novavax Inc
~ 80 ~
6. Sinovac Life Sciences Co.,
~ 81 ~
Tidak direkomendasikan untuk: orang dengan riwayat
anafilaksis terhadap komponen vaksin Sinovac tidak
direkomendasikan untuk orang dengan riwayat anafilaksis (reaksi
alergi yang serius dan mengancam jiwa terhadap komponen apa
pun dari vaksin. Jadi, sebelum divaksinasi, sangat penting untuk
memberi tahu orang yang divaksinasi jika Anda memiliki alergi
terhadap obatobatan tertentu.
~ 82 ~
2. Reaksi terkait menggunakan stigma mutu vaksin KIPI yang
ditimbulkan satu atau lebih stigma mutu vaksin.
~ 83 ~
mereka untuk melakukan aktivitas seharihari, tetapi mereka akan hilang
dalam beberapa hari.
a. Anafilaksis
~ 84 ~
mengkonfirmasi 47 laporan yang dikonfirmasi tentang orang yang
mengembangkan TTS setelah menerima vaksin J&J/Janssen untuk
COVID19. Wanita di bawah usia 50 tahun jarang terjadi, tetapi
Anda harus mewaspadai risiko ini.
~ 85 ~
laporan miokarditis dan perikarditis di antara orangorang di
bawah usia 30 tahun yang divaksinasi COVID19.
~ 86 ~
darah. , di antaranya mengakibatkan kematian. Rumor telah menyebar
bahwa 30 orang telah meninggal setelah divaksinasi COVID19.
b. Mengedukasi warga:
• Isolasi di rumah;
~ 88 ~
c. RKP Desa, APB Desa dan mengidentifikasi penerima KK dari
dana desa BLT dibandingkan dengan Kegiatan Surveilans,
terutama dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan
langsung dengan penanganan COVID-19.
~ 89 ~
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Irianton, dkk. 2013. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak.
Yogyakarta : LeutikaBooks
Bimo, Haryo, dkk. 2021. PENANGANAN VIRUS HIV/AIDS.
Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Cahyono, Heru, dkk. 2014. Pengelolaan Dana Desa: Studi dari Sisi
Demokrasi dan Kapasitas Pemerintah Desa. Jakarta: LIPI, hal 1-4.
Departemen Kesehatan RI. Laporan Riskesdas 2010. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Republik. Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. Laporan Riskesdas 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Republik. Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
Intervensi Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar
2006. Jakarta : Depkes RI
Depkes RI. 2005. Manajemen Posbindu. Jakarta.
Direktorat Pelayanan Sosial Dasar - Direktorat Jenderal. (2020).
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020b). Pedoman
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Ferry Efendy – Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hadiyanti, puji. 2008. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Program Keterampilan Produktif di PKBM Rawasari Jakarta
Timur. Vol. 17 Th. IX April.
~ 90 ~
Kabain, H. Achmad, 2019. Peran Keluarga, Guru, dan Sekolah
Menyelamatkan Anak dari Pengaruh Napza. Semarang:
ALPRIN, hal. 1-2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020c). Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai Bencana Nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di
Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Direktorat Pelayanan Sosial Dasar - Direktorat Jenderal. (2020).
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
. . Penggunaan Dana Desa Untuk Respon COVID 19. Jakarta:
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (2020). Pedoman
Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia. Jakarta: Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19.
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2020 Tentang Pencegahan
Penyebaran Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di
Lingkungan Pemerintah Daerah.
~ 91 ~
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu menuju
keluarga sadar gizi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pelaksanaan
Posyandu. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/4638/2021 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kushandajani, 2018. Kewenangan Desa dan Penyelenggaraan
Pemerintah Desa dalam Perspektif UU No. 6 Tahun 2014:
Tentang Desa. Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP:
Universitas Diponegoro.
Meilan, Nessi, dkk. 2018. Kesehatan Reproduksi Remaja: Implementasi
PKPR dalam Teman Sebaya. Malang: WINEKA MEDIA.
Murni, Suzana. 2009. Hidup dengan HIV/AIDS. Jakarta: yayasan spritia.
Penggunaan Dana Desa Untuk Respon COVID 19. Jakarta:
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Prijatni, Ida, dkk. 2016. KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA. Jakarta: Tim P2M2
R. Fallen & R. Budi Dwi K. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sebayang, welina. 2018. Perilaku Seksual Remaja. Yogyakarta:
DEEPUBLISH, hal. 5
~ 92 ~
Setiawan, Fery. 2021. CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19):
Dalam Asas Salus Populi Suprema Lex Esto dan Kajian
Patogenesis. Sukabumi: Haura Utama, hal 3-4
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Tanjung Wangi. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi
Manahan Surakarta Tahun 2012. Surakarta : Stikes Kusuma
Husada
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 2020 tentang
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019(COVID-19) di Desa
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Kampf, G., Todt, D., Pfaender, S., & Steinmann, E. (2020). Persistence
of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation
with biocidal agents. Journal of Hospital Infection, 104(3), 246–
251.
Kementerian Kesehatan. (2020). Apa Yang Harus Dilakukan
Masyarakat untuk Cegah Penularan COVID-19 . Jakarta.
https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.01.022. (diakses pada 25
November 2021, pukul 03.00)
Wicaksono, Harfi Gatra. 2015. Keaktifan Kader Posyandu Dengan
Keterampilan Kader Dalam Penimbangan Balita Di
PosyanduWilayah Kerja Puskesmas Dlingo 1 Kabupaten Bantul
Provinsi D.I Yogyakarta. KTI Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Press
Yayasan Spirita. 2015. lembaran informasi tentang HIV dan AIDS untuk
orang yang hidup dengan HIV (odha). Jakarta: yayasan spritia.
~ 93 ~
Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Sumatera Utara : USU
Digital Library.
BIOGRAFI PENULIS
~ 95 ~
Nama : Miftahul Jannah
TTL : Jombang,13 Maret 2000
Pekerjaan : mahasiswa
Pendidikan yang pernah ditempuh pada tingkat madrasah di M.I
Raudlatul ulum 1 BRANGKAL kemudian melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Islam Raudlatul ulum 1 BRANGKAL kemudian
melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMAN
bandarkedungmulyo kabupaten Jombang. Dan untuk saat ini masih
menumpuh pendidikan S1 di universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng
jombang
~ 96 ~