Anda di halaman 1dari 171

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR


SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATION
(GI) PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SALAK
T.P 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Sarah Deby Vania Manurung


NIM. 4163341050
Program Studi Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2020
Lembar Motto

Hidup Merupakan kumpulan keyakinan dan


Perjuangan

Lembar Persembahan:

Untuk Bapak, Ibu, dan Adik-adik

i
Skripsi:

Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation
(GI) pada Materi Sistem Pertahanan Tubuh di Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Salak T.P 2019/2020

Nama : Sarah Deby Vania Manurung


NIM : 4163341050
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Biologi

Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes.


NIP. 196101191986012001

Mengetahui:

Fakultas MIPA UNIMED Jurusan Biologi


Dekan, Ketua,

Dr. Fauziyah Harahap, M.Si Dr. Hasruddin, M.Pd.


NIP. 196607281991032002 NIP. 196404241989031027

Tanggal Lulus: 23 Juli 2020

ii
RIWAYAT HIDUP

Sarah Deby Vania Manurung lahir pada tanggal 12 Mei 1999 di


Sidikalang, Sumatera Utara. Sarah merupakan anak pertama dari
empat bersaudara dari Bapak Sanggam Manurung, SE dan Ibu
Rosdiana br. Munthe Amd.Keb. Memulai pendidikan dasar pada
tahun 2004 di SD Negeri 033931 Salak dan lulus pada tahun
2010. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Salak pada
tahun 2010 sampai 2013. Pendidikan lanjutan ditempuh di SMA Negeri 1 Salak dan
lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi negeri, Universitas Negeri Medan, Jurusan Biologi, Program Studi
Pendidikan Biologi.

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah skripsi ini adalah hasil karya
saya sendiri, dan semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk dalam naskah
telah saya nyatakan dengan benar dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari diketahui dan dapat dibuktikan bahwa ternyata didalam
naskah skripsi ini terdapat unsur-unsur jiplakan atau plagiasi maka saya bersedia
jika skrispsi ini dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Medan, 8 Juli 2020


Yang Menyatakan,

Sarah Deby Vania Manurung


NIM. 4163341050

iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Negeri Medan, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Sarah Deby Vania Manurung
Nim : 4163341050
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Negeri Medan Hak Bebas Royalti Nonesklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI) pada
Materi Sistem Pertahanan Tubuh di Kelas XI IPA SMA N 1 Salak T.P
2019/2020.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Negeri Medan berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan semestinya.

Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : 8 Juli 2020
Yang menyatakan,

Sarah Deby Vania Manurung


NIM. 4163341050

v
ABSTRAK

Sarah Deby Vania Manurung, NIM 4163341050 (2016). Perbedaan Hasil


Belajar dan Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI)
pada Materi Sistem Pertahanan Tubuh di Kelas XI IPA SMA N 1 Salak
T.P 2019/2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe
Jigsaw dengan tipe Group Investigation pada materi Sistem Pertahanan Tubuh di
kelas XI IPA SMAN N 1 Salak Tahun Pembelajaran 2019/2020. Penelitian ini
menggunakan dua kelas sampel dengan total 48 siswa. Kelas pertama diajarkan
dengan model Jigsaw dan kelas kedua diajarkan dengan model Group
Investigation. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah soal pilihan
berganda yang berjumlah 40 soal yang telah divalidasi oleh validator. Kedua
sampel berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hasil, diperoleh ada
perbedaan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation
(GI) . Hasil post test nilai rata-rata kelas Jigsaw adalah 89.7 dan nilai rata-rata kelas
Group Investigation (GI) adalah 84.3. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas
melihat, aktivitas mendengar, aktivitas berbicara, dan aktivitas menulis dengan nilai
rata-rata aktvitas 83,30% untuk kelas Jigsaw, dan 80,9% untuk kelas Group
Investigation (GI). Maka disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI), dengan aktivitas pada kedua model sangat baik pada materi
Sistem Pertahanan Tubuh di kelas XI IPA SMAN 1 Salak Tahun Pembelajaran
2019/2020.

Kata kunci : Hasil Belajar Siswa, Aktivitas Belajar Siswa, kooperatif, Jigsaw dan
Group Investigation.

vi
ABSTRACT
Sarah Deby Vania Manurung, NIM 4163341050 (2016) The Differences
in Learning Results and Student Learning Activities Using the Jigsaw
Type Cooperative Learning Model and Group Investigation (GI) on the
Body Defense System Material in Class XI IPA SMA N 1 Salak T.P
2019/2020.

This study aims to determine the differences in learning outcomes and


student learning activities taught using the Jigsaw cooperative model with the
Group Investigation type on the body defense system material in class XI IPA
SMAN N 1 Salak in the 2019/2020 academic year. This study used two sample
classes with a total of 48 students. The first class is taught using the Jigsaw model
and the second class is taught using the Group Investigation model. The data
collection instrument used was multiple choice questions, amounting to 40
questions that had been validated by the validator. Both samples are normally
distributed and homogeneous. Based on the results, it is found that there are
differences from the Jigsaw and Group Investigation (GI) type of cooperative
learning model. The post-test mean score of the Jigsaw class was 89.7 and the mean
score for the Group Investigation (GI) class was 84.3. The observed student
activities were viewing activities, listening activities, speaking activities, and
writing activities with an average value of 83.30% for the Jigsaw class and 80.9%
for the Group Investigation (GI) class. So it is concluded that there is a difference
between the Jigsaw cooperative learning model and the Group Investigation (GI)
type of cooperative learning model, with the activities in both models being very
good in the Body Defense System material in class XI IPA SMAN 1 Salak for the
2019/2020 Learning Year.

Keywords: Student Learning Outcomes, Student Learning Activities, Cooperative,


Jigsaw and Group Investigation.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugrah-Nya maka dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul
“Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI) pada Materi
Sistem Pertahanan Tubuh di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak T.P 2019/2020”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Erlintan Sinaga,
M.Kes. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, motivasi, dan masukan yang bermanfaat sejak awal sampai akhir
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada: Bapak Dr.
Hasruddin, M.Pd., Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si, dan Bapak Halim Simatupang,
S.Pd, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Diky Setya Diningrat, S.Si., M.Si.
selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen serta
Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA yang telah membantu, tidak lupa juga
disampaikan terimakasih kepada Ibu Lamsi Berutu, S.Ag selaku Plt. Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Salak dan Ibu Dra. Normauli Manurung, M.Si selaku guru
biologi untuk bimbingannya selama penelitian berlangsung.
Teristimewa disampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda tercinta Sanggam Manurung, S.E. dan Ibunda tercinta Rosdiana br.
Munthe, Amd. Keb yang selalu mendoakan, mendukung dan memberikan perhatian
setiap saat, begitu juga kepada Adik-adik, Ingrid Nathasya Manurung, Christian
Ivanov Manurung, Greysia Egyta Manurung, dan Agustina Uliarta Siallagan, dan
Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memotivasi dan
tidak pernah lelah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Telah diupayakan dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun disadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi

viii
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bisa bermanfaat dalam memperkaya
khasanah dalam ilmu pendidikan.

Medan, 8 Juli 2020

Sarah Deby Vania Manurung


NIM. 4163341050

ix
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Motto i
Lembar Persembahan i
Lembar Pengesahan ii
Riwayat Hidup Penulis iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas iv
Lembar Persetujuan Publikasi v
Abstrak vi
Abstract vii
Kata Pengantar viii
Daftar Isi x
Daftar Gambar xii
Daftar Tabel xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Singkatan dan Simbol xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup Masalah.........................................................4
1.4. Rumusan Masalah................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah..................................................................... 4
1.6. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1.7. Manfaat Penelitian.................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kerangka Teoritis................................................................... 6
2.1.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran..........................................6
2.1.2. Faktor-Faktor Hasil Belajar.................................................... 6
2.1.3. Aktivitas Belajar..................................................................... 7
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif........................................................ 9
2.2. Sistem Pertahanan Tubuh...................................................... 15
2.3. Kerangka Berpikir................................................................. 27
2.4. Hipotesis Penelitian............................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 29
3.3. Variabel Penelitian.................................................................29
3.4. Rancangan Penelitian.............................................................30
3.5. Prosedur Penelitian................................................................ 30
3.6. Instrumen Penelitian.............................................................. 32
3.7. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 36
3.8. Teknik Analisis Data............................................................. 36

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian................................................................... 41
4.1.1. Pengolahan Data................................................................. 41
4.2. Peningkatan Hasil Belajar Pada Kelas Jigsaw dan GI........ 43
4.3. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa....................................... 43
4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data................................... 44
4.5. Uji Hipotesis........................................................................ 46
4.5.1. Uji Hipotesis Hasil Belajar.................................................. 46
4.5.2. Uji Hipotesis Aktivitas Belajar............................................47
4.6. Pembahasan......................................................................... 47
4.6.1. Hasil Belajar Siswa............................................................. 47
4.6.2. Aktivitas Siswa.................................................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan........................................................................... 52
5.2. Saran..................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................53
LAMPIRAN.....................................................................................................56

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Posisi Siswa dalam Model Pembelajaran Jigsaw 14
Gambar 2.2. Tiap Antibodi Memiliki Dua Rantai 17
Gambar 2.3. Lima Macam Immunoglobulin 18
Gambar 2.4. Pelekatan Antibodi Pada Antigen 20
Gambar 2.5. Pertahanan Tubuh Terhadap Infeksi 21
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 31
Gambar 4.1. Nilai Pretes Siswa Kelas Jigsaw dan GI 42
Gambar 4.2. N ilai Postes Siswa Kelas Jigsaw dan GI 43

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 10
Tabel 2.2. Mekanisme Pertahanan Tubuh 16
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 30
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 32
Tabel 3.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 33
Tabel 3.4. Kategori Aktivitas Siswa 39
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Kelas Jigsaw dan GI 41
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Jigsaw dan GI 42
Tabel 4.3. Peningkatan Nilai Pretes dan Postes Kelas Jigsaw dan GI 43
Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Normalitas 45
Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Homogenitas 46
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Data Penelitian 46
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Nilai Aktivitas Belajar Siswa 47

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus 56
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw I 64
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw II 70
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran GI I 76
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran GI II 82
Lampiran 6. Instrumen Penelitian 89
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 97
Lampiran 8. Lembar Kerja Peserta Didik I 98
Lampiran 9. Kunci Jawaban LKPD I 102
Lampiran 10. Lembar Kerja Peserta Didik II 104
Lampiran 11. Kunci Jawaban LKPD II 108
Lampiran 12. Tabel Validasi Tes 109
Lampiran 13. Perhitungan Validasi Tes 110
Lampiran 14. Tabel Reliabilitas Tes 112
Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Tes 113
Lampiran 16. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 114
Lampiran 17. Perhitungan Taraf Tingkat Kesukaran Soal 115
Lampiran 18. Tabel Daya Beda Soal 117
Lampiran 19. Uji Instrumen 118
Lampiran 20. Data Hasil Pretes Postes Jigsaw 119
Lampiran 21. Data Hasil Pretes Postes GI 120
Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Jigsaw 121
Lampiran 23. Hasil Observasi Aktivitas Siswa GI 122
Lampiran 24. Nilai Aktivitas Melihat, Mendengar, Berbicara,
dan Menulis Jigsaw 123
Lampiran 25. Nilai Aktivitas Melihat, Mendengar, Berbicara, Menulis GI 125
Lampiran 26. Rata-rata Standart Deviasi dan Varians 127
Lampiran 27. Perhitungan Uji Normalitas 131
Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 135

xiv
Lampiran 29. Uji Hipotesis 137
Lampiran 30. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 139
Lampiran 31. Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normal 0 ke Z 140
Lampiran 32. Daftar Nilai Presentif Untuk Distributif F 141
Lampiran 33. Daftar Persentif Untuk Distribusi t 143
Lampiran 34. Surat Izin Melaksanakan Penelitian 144
Lampiran 35. Surat Izin Penelitian 145
Lampiran 36. Surat Penelitian 146
Lampiran 37. Surat Validitas 147
Lampiran 38. Dokumentasi Kelas Jigsaw 150
Lampiran 39. Dokumentasi Kelas Group Investigation (GI) 153

xv
DAFTAR SINGKATAN
1. AIDS : Acquired immunodeficiency syndrome
2. ASI : Air Susu Ibu
3. LBM : Limfosit Bone Marrow
4. GI : Group Investigation
5. HCL : Asam Klorida
6. Ig : Immunoglobulin
7. HIV : Human immunodeviency virus
8. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
9. LT : Limfosit Timus
10. TBC : Tubercolosis
11. LC : Light Chain (Rantai Ringan)
12. HC : Heavy Chain (Rantai Berat)
13. J : Jigsaw

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia, dengan pendidikan mampu menjadi lebih baik dalam menghadapi
permasalahan yang ada, termasuk semakin pesatnya perkembangan zaman.
Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang baik pula, oleh sebab itu
pemerintah selalu berupaya melakukan perbaikan-perbaikan mutu pendidikan,
perbaikan mutu pendidikan dengan harapan pendidikan di Indonesia menjadi lebih
baik, memiliki generasi penerus yang berkualitas. Upaya meningkatkan mutu
pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal, sehingga
memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesadaran
baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif dalam proses belajar
maupun guru sebagai pendidik yang sangat dibutuhkan, karena belajar pada
hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang
positif (Wahyuningsih dan Murwani, 2015).
Pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu
ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan. Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran meliputi kegiatan observing (mengamati), questioning (menanya),
associating (menalar), dan experimenting (mencoba), (Sulastri, 2014). Dalam
kenyataan di lapangan, pembelajaran yang dilakukan, terkhusus pada pembelajaran
biologi masih berpusat pada guru sehingga komunikasi yang terjadi dikelas sering
kali hanya komunikasi searah. Hal ini tentunya berdampak buruk bagi siswa yakni
daya serap siswa pada pelajaran tidak maksimal dan hasil belajar akan menurun.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMA N 1 Salak didapati bahwa siswa
kurang aktif ketika guru mengajar di kelas karena pengajaran masih lebih sering
bersifat konvensional seperti ceramah dan tanya jawab, dan hal ini mengakibatkan
siswa kurang tertarik untuk menerima pelajaran, dikarenakan komunkasi dalam
pembelajaran bersifat satu arah, hal ini akan mengakibatkan aktivitas belajar siswa
akan menurut dan akan mempengaruhi hasil belajar. Sesuai dengan pendapat

1
2

Sanjaya (2003) komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam
proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, yang pada
akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk
mencapai kondisi yang demikian maka perlu adanya fasilitator yairu guru, yang
memiliki kemampuan untuk meciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa
secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa. Cimer, dkk (2012) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa ada lima materi biologi yang paling sulit untuk
dipelajari siswa yaitu tentang siklus, sistem endokrin dan hormon, respirasi aerob,
devenisi sel, dan sistem kekebalan tubuh pada manusia. Sistem kekebalan tubuh
berada pada peringkat kelima tersulit dengan frekuensi penelitian 39 siswa.
Beberapa faktor penyebabnya adalah bahwa biologi mencakup banyak konsep,
beberapa konsep yang terlalu abstrak, beberapa pelajaran yang tidak bisa dilIhat
oleh mata telanjang, dan terdapat banyak bahasa latin. Hal tersebut juga didukung
oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kholifah, et.al (2015) menunjukkan
bahwa kesulitan disebabkan karena siswa mengalami miskonsepsi tentang
mekanisme sistem imun, antigen dan antibodi. Konsep sistem kekebalan tubuh
merupakan salah satu konsep biologi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
sehingga sering kali memunculkan pemikiran yang berbeda-beda diantara peserta
didik.
Setelah melakukan observasi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak, terdapat
beberapa kendala pada saat proses pembelajaran, dimana siswa kurang
memperhatikan guru ketika menyampaikan pelajaran. Demikian pula dengan guru
yang saat mengajar tidak menggunakan inovasi model-model pembelajaran, karena
guru masih mengajar secara konvensional yaitu menggunakan metode ceramah,
sehingga hal ini akan mengakibatkan siswa yang cenderung kurang aktif dan kurang
kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa juga cenderung menerima informasi yang
telah diberikan oleh guru akibatnya siswa tidak dapat mengembangkan
pengetahuannya secara maandiri sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang
optimal.
Berdasarkan beberapa kendala yang terjadi pada proses pembelajaran akan
menimbulkan dampak bagi siswa, yakni kurangnya ketuntasan nilai yang diperoleh
siswa terkhusus pada pelajaran Biologi. Berdasarkan hasil observasi yang telah
3

dilakukan, SMA Negeri 1 Salak menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


yakni 75. Namun pada kenyataannya pada tahun pembelajaran 2018/2019 hanya
40% siswa yang mencapai KKM.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa didorong untuk lebih aktif
dan setiap pembelajaran yang dilakukannya pun akan lebih bermakna. Dalam
metode mengajar Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa
dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Abidin, 2014).
Model pembelajaran Group Investigation juga dapat meningkatkan belajar
dan aktivitas siswa, sesuai dengan hasil penelitian Siregar, dan Harahap (2016)
menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation juga dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dan penguasaan konsep pada materi
sistem Pertahanan Tubuh . Penerapan model pembelajaran GI sebaiknya disertai
pengelolaan alokasi waktu yang efisien, terutama untuk penyelidikan dan diskusi
kelompok dalam rangka mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran, hal
yang sama juga dinyatakan oleh Simanjuntak, dan Siregar (2014) bahwa penerapan
model Group Investigation (GI) membuat siswa lebih aktif dalam belajar, karena
dengan model ini maka pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
penyelidikan bersama. Dengan model ini juga siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka berkeinginan
melakukan penelitian dengan judul “ Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas
Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan Group Investigation (GI) pada Materi Sistem Pertahanan tubuh di Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Salak T.P 2019/2020 ”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka diidentifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
4

1. Komunikasi dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem pertahanan tubuh


sering bersifat satu arah.
2. Cara belajar yang masih berpusat pada guru Biologi sehingga pembelajaran
Biologi kurang menarik karena hanya menggunakan metode ceramah.
3. Siswa kurang aktif khususnya pada mata pelajaran biologi di kelas terutama pada
materi sistem pertahanan tubuh.
4. Rata-rata Nilai Biologi dibawah KKM < 75

1.3. Ruang Lingkup Masalah


Berdasarkan beberapa kendala yang terjadi pada proses pembelajaran, ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran


koopertif tipe Jigsaw dengan Group Investigation (GI) pada materi sistem
pertahanan tubuh di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak.
2. Perbedaan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan Group Investigation (GI) pada materi sistem
pertahnan tubuh di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran koopertif tipe Jigsaw dengan Group Investigation (GI) pada
materi sistem pertahanan tubuh di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak?
2. Apakah ada perbedaan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan Group Investigation (GI) pada
materi sistem pertahnan tubuh di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak?

1.5. Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah, maka membatasi masalah yaitu :
1. Materi pembelajaran Biologi yang diteliti yaitu sistem pertahanan tubuh.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan Group Investigation (GI).
5

3. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak.

1.6. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation pada materi sistem
pertahanan tubuh dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak.
2. Mengetahui perbedaan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation pada materi sistem
pertahanan tubuh dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak.

1.7. Manfaat Penelitian


Diharapkan melalui penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi calon guru biologi dan pembaca dalam meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
2. Sebagai modal pengetahuan peneliti dan calon guru tentang model pembelajaran
koopertif tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI).
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa mengenai model Jigsaw dan Group
Investigation.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis


2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh
adanya pengalaman. Pengalaman dalam hal ini berarti suatu kegiatan yang pernah
dilakukan seperti membaca, mengamati,mendengarkan,meniru atau juga suatu
yang pernah dialaminya (Keenan, 2014). Sedangkan menurut Malla (2012) belajar
adalah sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan di
dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Proses belajar mengajar adalah proses yang dilakukan dalam
pencapaian tujuan pengajaran. Untuk menciptakan hasil belajar siswa yang baik,
maka beberapa faktor harus berinteraksi. Faktor yang dimaksud adalah faktor dari
dalam siswa dan dari luar. Keduanya tidak lepas dari proses belajar mengajar yaitu
tujuan mengajar (instruksional) dan pengalaman (proses belajar mengajar)
(Rusman, 2010).

2.1.2 Faktor-faktor Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor
internal dan faktor eksternal:
1. Faktor internal
Faktor internal dibedakan menjadi dua,yaitu secara fisiologis dan
psikologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.
Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
Dan faktor psikologis, setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya
memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut

6
7

mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi


(IQ) , perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal dibedakan menjadi dua,yaitu faktor lingkungan dan
instrumental. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Belajar pada tengah
hari di ruangan yang kurang akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi har
yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
Selanjutnya, faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan
penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa
kurikulum,sarana dan guru (Rusman, 2010).

2.1.3 Aktivitas Belajar


Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa
yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah cara atau usaha untuk mengoptimalkan
kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran (Sudjana, 1989).
Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dapat dilihat dari sudut pandang
perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Untuk melihat prinsip aktivitas
belajar secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan
ilmu jiwa modern. Pada ilmu jiwa lama siswa diibaratkan sebagai kertas
putih,sedang unsur dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah
kepada guru, mau dibawa kemana, karena guru adalah yang memberi dan mengatur
isinya. dengan demikian aktivitas didominasi oleh guru,sedangkan anak didik
bersifat pasif dan menerims begitu saja. Guru menjadi orang yang adikuasa di
dalam kelas. Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern menterjemahkan
jiwa manusia sebagai suatu yang dinamis,memiliki potensi dan energi sendiri.
Menurut Rochman Natawijaya (2005) aktivitas belajar adalah merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
mencapai tujuan belajar.
8

Sudirman (2010) berpendapat bahwa tanpa aktivitas proses belajar tidak


mungkin berlangsung dengan baik. Sekolah merupakan arena untuk
mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan
mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. (Paul B
Dieddrich dalam Sardiman A.M, 2000) membagi aktivitas belajar dalam delapan
kelompok, yaitu : (1) Aktivitas melihat (visual activities), seperti; membaca,
memperhatikan gambar, memperhatikan eksperimen, mengamati demonstrasi,
mengamati pekerjaan orang lain, dan sebagainya; (2) Aktivitas lisan (Oral
activities), seperti; bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, dan sebagainya; (3) Aktivitas mendengar
(Listening activities), seperti; mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan,
atau diskusi kelompok, mendengarkan pidato; (4) Aktivitas menulis (Writting
activities) seperti; menulis cerita, menulis laporan, menulis karangan, mengerjakan
tes, mengisi angket, dan sebagainya; (5) Aktivitas menggambar (Drawing
activities) seperti; menggambar, membuat grafik, membuat peta, membuat
diagram, membuat pola; (6) Aktivitas motorik (Motor activities) seperti ;
melakukan percobaan, membuat konstruksi, membuat model; (7) Aktivitas mental
(Mental activities) seperti;mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-
faktor, melihat hubungan, membuat keputusan; dan (8) Aktivitas emosi (Emotional
activities) seperti ; menaruh minat, merasa bosan, berani, tenang, gugup, gembira,
dsb. Dengan klasifikasi aktivitas seperti diatas, menunjukan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Dengan demikian, jelas bahwa aktivitas itu
dalam arti luas akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Menurut Abimayu (2008) menyatakan bahwa keterlibatan pembelajaran
dalam proses pembelajaran itu dapat berbentuk keterlibatan siswa yang dijelaskan
sebagai berikut. (1) Keterlibatan fisik, seperti melakukan pengukuran, perhitungan,
pengumpulan data, atau memperagakan suatu konsep dan lain-lain. (2) Keterlibatan
mental meliputi : keterlibatan intelektual, yang dapat berbentuk mendengarkan
informasi dengan cermat, berdiskusi dengan teman sekelas, melakukan pengamatan
terhadap sesuatu pengetahuan baru tersebut. Keterlibatan intelektual dalam bentuk
latihan keterlibatan intelektual dalam bentuk latihan keterampilan intelektual
seperti menyusun suatu rencana/program, menyatakan gagasan dan sebagainya.
9

Keterlibatan emosional dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai,


sikap sebagainya.
Keberhasilan harus melalui berbagai aktivitas, aktivitas yang dimaksud
adalah aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (Seniwati,2015)
berpendapat bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang
sangat penting, suatu proses belajar sangatlah diperlukan adanya aktivitas, tanpa
aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam
proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan
siswa dalam mengikuti pelajaran,bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat,
mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat
menunjang prestasi belajar.
Penggunan metode, pendekatan belajar mengajar dan orientasi belajar
menyebabkan aktivitas belajar setiap siswa berbeda-beda. Ketidaksamaan aktivitas
belajar siswa melahirkan kadar aktivitas belajar mengajar yang bergerak dari
aktivitas belajar yang rendah sampai aktivitas belajar yang tinggi (Djamarah, 2010)

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri dari dua orang atau lebih. Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugass akademik, unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pembelajaran
kooperatif mempunyai efek yang sangat berarti terhadap penerimaan yang luas atas
keragaman ras, budaya dan agama, serta sosial, kemampuan dan ketidakmampuan
keterampilan sosial atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk
melatih keterampilan-keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya jawab (Ibrahim et.al 2000).
10

Trianto (2009) menyatakan terdapat ilmu unsur penting dalam belajar


kooperatif, yaitu : (1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara lain : dalam
belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa akan merasa bahwa
dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap
suksesnya kelompok; (2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat : belajar
kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Saling memberikan bantuan
ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang
membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman sekelompoknya. Interaksi
yang terjadi didalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide
mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama; (3) Tanggung jawab individual:
tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab
siswa dalam hal membentuk siswa yang membutuhkan bantuan; (4) Keterampilan
interpersonal dan kelompok kecil : dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk
mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana
berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya; dan (5) Proses kelompok :
belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok
terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai
tujuan dengan baik dan membut hubungan kerja dengan baik.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru


Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
Menyajikan informasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
kooperatif transisi secara efisien.
Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
Membimbing kelompok kerja dan belajar mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
Evaluasi atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
Memberikan penghargaan individu dan kelompok.
Sumber: Ibrahim, et.al (2000)
11

Keunggulan penggunaan model pembelajaran kooperatif bagi peserta didik


maupun pendidik adalah sebagai berikut:(1) Peserta didik dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain; (2) Dapat meningkatkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan dengan ide-ide orang lain; (3) Dapat membantu siswa untuk peduli
orang lain; (4) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam belajar; (5)
Model yang baik untuk meningkatkan presentasi akademik sekaligus keterampilan
sosial dan (6) Interaksi secara langsung selama pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir (Silalahi 2016).

2.1.5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan
membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa
untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa dan
sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan
bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan
sesama manusia yang akan sangat bermnfaat bagi kehidupan di luar sekolah
(Trianto, 2009).
Manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi
kesenjangan pendidikan khusus dalam wujud imput pada level individual
disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial
dikalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul
generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki
solidaritas sosial yang kuat. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada
siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu
sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil
12

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan


keterampilan sosial (Ibrahim, et.al 2000).
Seiring dengan pendapat Ibrahim,tujuan pembelajaran kooperatif
antaralain: (1) Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
Model kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu peserta didik untuk
memahami konsep-konsep yang sulit; (2) Agar peserta didik dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang;(3)
Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, berbagai tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
maumenjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Model belajar kooperatif tipe Jigsaw memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat melakukan kerja sama dengan anggota kelompoknya dalam
menghadapi segala persoalan yang dihadapi. Dalam pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw siswa didorong untuk lebih aktif dan setiap pembelajaran yang
dilakukannya pun akan lebih bermakna. Dalam metode mengajar Jigsaw, guru
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skema ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain
itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi (Abidin, 2014). Tahapan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw sebagaimana dikemukakan (Slavin, 2005) terdiri dari 4 tahap:
Tahap pertama, guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut
dapat dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kemampuan
akademis siswa maupun karakteristik lainnya.
Tahap kedua, setelah siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,
dalam Jigsaw ini setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi
tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing
yang mempelajari suatu materi yang sama bertemu dengan anggota-anggota dari
kelompok lain dalam kelompok ahli. Materi tersebut didiskusikan sehingga masing-
masing perwakilan tersebut dapat memehami dan menguasai materi tersebut.
13

Tahap ketiga, masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompok


asalnya untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai materi yang
telah didiskusikan pada ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat
memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
Tahap keempat, siswa diberi tes/kuis oleh guru dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam memahami suatu materi
dengan metode belajar kooperatif tipe Jigsaw. Setelah kuis selesai, dilakukan
perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok serta menentukan
tingkat penghargaan pada kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, secara umum pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mnegajar yang bersifat terbuka
dan demokratis. Selain itu siswa dilatih untuk saling bekerja sama dalam
kelompoknya, sehingga mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam
memahami dan menyelesaikannya secara kelompok.
Keterlibatan guru sebagai pusat kegiatan kelas dalam proses belajar
mengajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini semakin berkurang. Guru
hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar
mandiri dan mengembangkan potensi yang dimilikinya sendiri, karena dalam
kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya sebagai objek belajar, melainkan juga
sebagai subjek belajar sehingga setiap siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa
lainnya (Abidin, 2012).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan, yaitu: (1)
Meningkatkan hasil belajar, (2) Meningkatkan daya ingat, (3) Dapat digunakan
untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi, (4) Mendorong tumbuhnya motivasi
intrinsik (kesadaran individu), (5) Meningkatkan hubungan antara manusia yang
heterogen, (6) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah, (7)
Meningkatkan sikap positif terhadap guru, (8) Meningkatkan harga diri anak, (9)
Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif, (10) Meningkatkan
keterampilan hidup dalam bergotong royong. Adapun kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu: (1) Perbedaan persepsi siswa dalam
memahami suatu konsep, (2) Siswa cenderung sulit meyakinkan siswa lain bila
14

percaya diri yang dimiliki siswa tersebut kurang, (3) Guru cenderung membutuhkan
waktu yang lama untuk merekap hasil belajar siswa berupa nilai dari kepribadian
siswa, (4) Membutuhan waktu yang cukup lama untuk menguasai model
pembelajaran ini, (5) Model pembelajaran ini cenderung lebih sulit dilakukan
apabila jumlah siswa lebih banyak (Utami, 2018).

Gambar 2.1. Posisi Siswa dalam Model Pembelajaran Jigsaw (Trianto, 2009).

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)


Model pemebelajaran kooperatif tipe group investigation pertama kali
ditemukan oleh Thelan, yang dikembangkan oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv.
Group investigation adalah kelompok kecil yang menuntun dan menorog siswa
dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa memiliki kemampuan yang
baik dalam keterlibatan belajar . metode ini menuntut siswa memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok
(group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan
intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Dalam Implementasi tipe
investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan
anggota-anggota 5-6 siswa yang heterogen kelompok disini didapat dibentuk
dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih (Isjoni, 2011).
Langkah-langkah Group Investigation menurut (Isjoni, 2011) adalah
sebagai berikut : (1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen; (2)
Guru menjelaskan maksud dari pembelajaran dan tugas kelompok; (3) Guru
15

memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat satu materi/tugas yang
berbeda dari kelompok lain; (4) Masing-masing Kelompok membahas materi yang
sudah ada secara kooperatif dan bersifat penemuan; (5) Setelah selesai berdiskusi,
juru bicara kelompok menyampaikan hasil diskusi pembahasan kelompok; (6) Guru
memberikan penjelasan sigkat sekaligus memberi kesimpulan; (7) Evaluasi; (8)
Penutup. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
menurut Istarani (2012) adalah :(1) dapat memadukan antara siswa yang berbeda
kemampuan melalui kelompok yang heterogen; (2) Melatih siswa untuk
meningkatkan kerjasama dalam kelompok; (3) Melatih siswa untuk bertanggung
jawab sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompoknya; (4) siswa
dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari kelompok yang dilakukannya; (5)
Melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang
ditemukannya. Sedangkan kekurangan dari Group Investigation adalah:(1) Dalam
berdiskusi sering sekali yang aktif hanya sebagia siswa saja; (2) Adanya
pertentangan diantar siswa yang sulit disatukan karena dalam kelompok sering
berbeda pendapat; (3) Sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia
belum terbiasa untuk melakukan hal itu; (4) Bahan yang tersedia untuk melakukan
penemuan kurang lengkap (Isjoni, 2011)

2.2. Sistem Pertahanan Tubuh


Menganalisis peran sistem pertahanan tubuh dan imunisasi terhadap proses
fisiologi di dalam tubuh, Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel,
molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang
masuk ke dalam tubuh. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul
terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut respon imun. Sistem imun
ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhanannya terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup.
Sistem imun terdiri atas system pertahanan alamiah atau nonspesifik dan sistem
pertahanan didapat atau spesifik. Diantara kedua sistem imun ini, terjadi kerja sama
yang erat, yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Secara umum
mekanisme pertahanan tubuh dapat dilihat pada Tabel 2.2.
16

Tabel 2.2. Mekanisme Peratahanan Tubuh


Pertahanan Nonspesifik Pertahanan Spesifik
Garis Pertahanan Pertama Garis Pertahanan Kedua Garis Pertahanan Ketiga
Pertahanan fisik (kulit dan Pertahanan Seluler (sel Limfosit
mukosa) darahfagositik)Pertahanan Antibodi
Pertahanan biokimia (sekresi humoral(protein antimikroba
dari kulit dan membrane dan respon peradangan )
mukosa)

(Prawirahartono, 2013)

2.2.1. Antigen dan Antibodi


Ada dua substansi yang memegang peranan penting dalam sistem kekebalan
atau pertahanan tubuh, yaitu antigen dan antibodi.
2.2.1.1. Antigen
Tah-ukah anda apa yang dimaksud dengan antigen? Antigen adalah suatu
substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan memacu terjadinya respons
imun (kekebalan) yang akhirnya akan menyebabkan produksi antibodi sebagai
bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Seperti apa antigen itu?
Antigen dapat berupa zat asing dari lingkungan, seperti bahan kimia, bakteri, virus,
jamur, atau serbuk sari, disebut antigen eksogen. Antigen juga dapat terbentuk
dalam tubuh, seperti toksin bakteri atau sel-sel jaringan, disebut antigen endogen.
Antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh akan mengaktifkan berbagai respons
imun spesifik dan non-spesifik. Jika tidak ditangani dengan baik oleh system imun
tubuh, antigen tersebut dapat menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis penyakit
yang dibawanya. Selain antigen, terdapat juga molekul yang disebut dengan hapten.
Hapten adalah substansi kimiawi sederhana atau suatu bagian dari antigen yang
tidak menimbulkan respons kekebalan, tetapi jika berakitan dengan protein, tubuh
akan mengenali hapten sebagai substansi berbahaya.
Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel
limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi
sel plasma. Sel plasma kemudian akan membentuk antibodi yang mampu berikatan
dengan antigen yang merangsang pembentukan antibodi tersebut. Tempat
17

melekatnya antibodi pada antigen disebut epitop, sedangkan tempat melekatnya


antigen pada antibodi disebut variabel

2.2.1.2. Antibodi
Apakah yang dimaksud dengan antibodi? Antibodi merupakan biomolekul
yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap keberadaan
benda-benda asing (mikroorganismme, molekul-molekul asing, dan sel-sel
abnormal) yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda-benda asing itu
disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi dihasilkan oleh limfosit
B atau sel-sel B. antibodi digunakan untuk menetralkan atau menghancurkan
antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000 molekul antibodi
diproduksi oleh sel-sel B. salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi
adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah. Nanah
itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan antigen.
Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi
memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna,
seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap antigen
jenis tertentu. Di dalam tubuh manusia dihasilkan beberapa jenis antibodi yang
masing-masing akan memiliki kecocokan terhadap struktur masing-masing antigen.
Antigen terbuat dari struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua
rantai berat besar dan dua rantai ringan Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tiap antibodi memiliki dua rantai besar dan dua rantai ringan
(Pujiyanto, 2014).
18

2.2.2. Jenis-jenis Antibodi


Karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebaalan (immune),
antibody disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin. Ada lima
macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Lima macam immunoglobulin (Pujiyanto, 2014).

1) Immunoglobulin G (IgG)
Immunoglobulin G atau IgG merupakan antibodi yang paling umum. IgG
terebentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu
bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar
yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah
bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat
antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek
kuat antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu
menyelinap di antara sel-sel dan menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke
dalam sel-sel dalam kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG
merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu
hamil ke janin dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinan
infeksi yang dapat menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya,
immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar),
memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai system kekebalan
bayi dapat menghasilkan antibody sendiri.
2) Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian yang dilapisi
oleh selaput lendir, misalnya bakteri, virus, dan jamur. Kepekaan bagian-bagian
tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan bakteri dan virus yang lebih
19

menyukai media lembap seperti itu. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan
tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI getah lambung, dan sekresi usus.
3) Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel
B. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan
antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM
terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian
menghilang. Pada beberapa individu, IgM dapat bertahan selama beberapa tahun
setelah infeksi primer.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam
bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat.
IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan
di dalam organ maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi
atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.
4) Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan
pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Mereka tidak
mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T menangkap antigen.
5) Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin E atau IgE merupakan antibodi merupakan antibodi yang
beredar dalam aliran darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi
akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seseorang yang sedang mengalami alergi
memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting dalam melawan infeksi parasit,
misalnya skistosomiasis, yang banyak ditemukan di negara-negara berkembang.

2.2.2.1. Cara Kerja Antibodi


Antibodi bekerja menghancurkan antigen melalui beberapa cara, yaitu
penetralan, pengendapan, pelekatan, dan aktivasi protein komplemen.
1) Penetralan
Antibodi menetralkan racun atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri (antigen)
dan menjadikannya tidak berbahaya sehingga dapat disekresi dari tubuh melalui
tubulus-tubulus ginjal.
20

2) Penetralan (Presipitasi)
Antibodi mengendapkan molekul-molekul antigen dengan cara menjadikan
mereka membentuk gumpalan-gumpalan yang tidak larut. Dalam bentuk demikian,
antigen-antigen dapat ditelan oleh sel-sel fagosit, dicerna, dan dijadikan tidak
berbahaya.
3) Pelekatan
Antibodi melekat pada sel-sel mikroorganisme (antigen) sebagai opsonin
sehingga antigen tersebut dapat difagosit dan dihancurkan oleh neutrofil.
4) Aktivasi Protein Komplemen
Antibodi bekerja sama dengan protein komplemen dalam plasma, melekat
pada dinding sel antigen, dan mengidentifikasi mereka untuk sel-sel T.

Gambar 2.4. Pelekatan antibodi pada antigen (Irnaningtyas, 2016)

2.2.3. Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh


2.2.3.1. Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Pertahanan tubuh nonspesifik bertujuan untuk menangkal masuknya segala
macam zat atau bahan asing ke dalam tubuh, yang dapat menimbulkan kerusakan
tubuh (penyakit) tanpa membedakan jenis zat atau bahan asing tersebut. Pertahanan
tubuh nonspesifik terdiri atas pertahanan eksternal dan pertahanan internal.
Pertahanan eksternal merupakan pertahanan tubuh sebelum mikroorganisme atau
zat asing memasuki jaringan tubuh. Pertahanan tubuh internal merupakan
pertahanan tubuh yang terjadi di dalam jaringan tubuh setelah mikroorganisme atau
zat asing masuk ke dalam tubuh.
a. Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal
1) Kulit
21

Di samping memberikan perlindungan secara fisik, kulit juga memberi


perlindungan secara kimia. Kulit menghasilkan keringat dan minyak yang
memberikan suasana asam pada kulit. Hal itu dapat mencegah tumbuhnya
mikroorganisme pathogen pada kulit. Keringat menyediakan zat makanan bagi
bakteri dan jamur tertentu yang hidup sebagai mikroflora normal pada kulit dan
menghasilkan bahan-bahan sisa bersifat asam, seperti asam laktat, yang membantu
menurunkan tingkat pH (keasaman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit
ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme berbahaya.
Kulit yang terluka merupakan salah satu jalan masuknya mikroba asing ke
dalam tubuh. Meskipun demikian, kulit juga memiliki respons untuk segera
memperbaiki jaringan kulit yang terluka secara cepat Gambar 2.5. Ketika terjadi
luka, sel-sel pertahanan tubuh akan segera bergerak ke daerah luka untuk
memerangi mikroba asing serta membuang sisa-sisa jaringan yang sudah rusak.
Kemudian, sejumlah sel pertahanan lainnya akan memproduksi benang-benang
fibrin, yaitu suatu protein yang berfungsi untuk menutup kembali luka Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Pertahanan tubuh terhadap infeksi ketika suatu bagian kulit terluka
dan dua kapiler pecah (Pujiyanto, 2014).
2) Membran Mukosa
Semua saluran tubuh yang memiliki kontak langsung dengan lingkungan luar,
seperti saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran ekskresi, ataupun saluran
reproduksi selalu memiliki organ-organ yang dilapisi oleh lapisan mukosa. Lapisan
mukosa yang terdapat pada berbagai saluran tadi memiliki fungsi penting dalam
22

mencegah masuknya berbagai mikroba asing yang berbahaya. Berikut ini adalah
beberapa contoh pertahanan yang dilakukan oleh lapisan mukosa.
Saluran pencernaan merupakan salah satu pintu gerbang masuknya berbagai
mikroba asing ke dalam tubuh. Mereka masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan
makanan yang kita makan. Mikroba yang masuk bersama makanan dan sampai di
lambung akan mendapat “kejutan” yang berupa asam klorida (HCl) atau asam
lambung yang dihasilkan oleh lapisan mukosa lambung. Asam lambung
menyebabkan sebagian besar mikroba asing yang masuk ke dalam tidak dapat
bertahan hidup. Sebagian mikroba asing tersebut mungkin berhasil selamat dari
pengaruh asam lambung karena mereka tidak terpapar langsung oleh asam lambung
atau karena mereka mempunyai daya tahan terhadap asam lambung. Meskipun
begitu, mikroba yang lolos itu akan segera menghadapi berbagai enzim pencernaan
di usus halus.
Lapisan mukosa yang terdapat pada saluran respirasi, misalnya trakea, juga
merupakan pertahanan tubuh yang sangat penting. Lapisan mukosa pada trakea
menghasilkan mucus yang berupa cairan kental yang berguna untuk menjerat
mikroba asing ataupun partikel asing lainnya yang masuk bersama udara
pernafasan. Di samping itu, pada lapisan mukosa trakea terdapat sel-sel epitel
bersilia yang dapat bergerak untuk mengeluarkan mukus yang sudah membawa
mikroba agar tidak menuju paru-paru.
Pada mata terdapat kelenjar penghasil air mata yang banyak mengandung
enzim lisozim. Enzim ini dapat merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri tidak
dapat masuk menginfeksi mata. Pada kulit dan lapisan mukosa juga terdapat
mikroorganisme yang secara alami menempati dengan tertentu tubuh kita.
Mikroorganisme ini dikenal dengan istilah mikroforal normal. Mereka tidak
membahayakan tubuh kita, justru secara tidak langsung menguntungkan karena
turut membantu sistem pertahanan tubuh. Banyak mikroorganisme lain yang tidak
merugikan yang hidup dalam tubuh manusia. Mikroorganisme tersebut
memberikan dukungan bagi sistem pertahanan tubuh dengan cara mencegah
mikroba asing berdiam dan berkembang biak di dalam tubuh karena masuknya
mikroba asing tersebu merupakan ancaman bagi mikroflora normal tubuh.
23

2.2.3.2. Pertahanan Nonspesifik Internal


1. Fagositosis
Fagositosis merupakan mekanisme penelanan benda asing, terutama mikroba,
oleh sel-sel tertentu, khususnya sel-sel darah putih. Berbagai sel yang dapat
melakukan fagositosis, antara lain neutrofil, monosit, makrofag, dan esionofil.
2. Respons Peradangan
Peradangan adalah tanggapan atau respons cepat setempat terhadap
kerusakan jaringan yang disebabkan oleh teriris, tergigit, tersengat ataupun infeksi
mikroorganisme. Tanda-tanda suatu bagian tubuh mengalami peradangan, antara
lain berwarna kemerahan, terasa nyeri, panas, dan membengkak. Pada respon
peradangan, yang pertama kali berperan adalah neutrofil dan diikuti monosit yang
berubah menjadi makrofag. Neutrofil akan memangsa mikroba patogen. Neutrofil
dapat mendeteksi kehadiran mikroba karena mikroba itu telah diselubungi oleh
opsonin. Opsonin adalah antibodi lain yang dibentuk dalam aliran darah atau
protein komplemen khusus yang diaktifkan oleh kehadiran mikroba. Begitu
opsosnin melekat pada mikroba, mikroba tersebut sitelan dan dicerna oleh neutrofil.
Sementara itu, di samping memangsa mikroba patogen, makrofag juga berfungsi
membersihkan sisa-sisa jaringan yang rusak dan sisa-sisa neutrofil yang mati.
3. Sel Natural Killer (Sel Pembunuh Alami)
Sel natural killer (sel NK) adalah suatu limfosit granular yang berespons
terhadap mikroba intraseluler dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan
memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag. Sel NK menyerang sel-sel
parasit dengan cara mengeluarkan senyawa penghancur yang disebut perofin. Sel
NK dapat melisiskan dan membunuh sel-sel kanker serta virus sebelum kekebalan
adaptif diaktivasi.
4. Senyawa Antimikroba
Sel-sel tertentu pada tubuh memiliki kemampuan menghasilkan senyawa,
khususnya protein yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh nonspesifik. Cara kerja
protein antimikroba ini terutama adalah untuk menghancurkan sel-sel mikroba yang
masuk atau untuk menghambat agar mikroba asing tersebut tidak dapat
bereproduksi. Protein antimikroba yang bereperan dalam pertahanan nonspesifik
ini adalah protein komplemen dan interferon.
24

2.2.3.3.Pertahanan Tubuh Spesifik


Mikroorganisme asing yang berhasil melewati pertahanan tubuh nonspesifik
akan berhadapan dengan pertahanan tubuh yang lebih canggih, yaitu pertahanan
tubuh spesifik. Pada pertahanan tubuh spesifik, sel-sel pertahanan dapat merespons
keberadaan sel-sel asing, molekul asing, ataupun sel yang abnormal dengan cara
yang spesifik. Pertahanan tubuh spesifik dikenal juga dengan nama sistem
kekebalan.
Respons kekebalan ini meliputi produksi protein pertahanaan tubuh spesifik,
disebut antibodi, yang dilakukan oleh limfosit. Limfosit merupakan sel utama
dalam sistem kekebalan. Limfosit dapat ditemukan di dalam sumsum tulang, pusat
limfatik, kelenjar ludar, limpa, tonsil dan persendian. Limfosit memiliki peran
sangat penting untuk melawan penyakit-penyakit menular yang utama, seperti
AIDS, kanker, dan TBC. Bahkan, pilek tidak lain adalah perang yang dikobarkan
limfosit untuk mengusir virus flu dari tubuh.
Kebanyakan mikroba asing dapat dikalahkan dengan antibodi yang
dihasilkan oleh limfosit. Ada dua macam limfosit, yaitu limfosit B (Bone Marrow)
dan limfosit T (kelanjar timus). Keduanya mengalami pembelahan sel yang cepat
dalam menanggapi kehadiran antigen spesifik, tetapi fungsi keduanya berbeda
(walaupun saling bergantung). Limfosit B dihasilkan oleh sel-sel punca (stem cells)
di dalam sumsum tulang. Limfosit B dinamakan juga sel-sel B (berasal dari kata
Bone marrow/sumsum tulang) Gambar 2.5. Jika diibaratkan negara, sel-sel B ini
identik dengan “pabrik senjata” di dalam tubuh. Pabrik ini memproduksi antibodi
yang yang nantinya akan digunakan untuk menyerang musuh. Jumlah limfosit B
atau sel B adalah 25% dari jumlah total limfosit tubuh.
Setelah diproduksi di sumsusm tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke
kelenjar timus. Di dalam kelenjar timus, limfosit akan membelah diri dan
mengalami pematangan. Karena berasal dari kelenjar timus, limfosit ini dinamakan
limfosit T (dari Timus). Jumlahnya mencapai 70% dari seluruh jumlah limfosit
tubuh. Sel T berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan.
25

2.2.4. Organ yang Berperan dalam Sistem Pertahanan Tubuh


Organ-organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh meliputi organ-
organ penghasil sel-sel pertahanan tubuh. Organ-organ tersebut adalah sumsum
tulang, kelenjar timus, limpa dan tonsil
a. Sumsum Tulang
Sumsum tulang merupakan “pabrik” pembuatan sel-sel penting bagi tubuh.
Di dalam sumsum tulang dihasilkan berbagai jenis sel yang berperan dalam
pertahanan tubuh Gambar. Sejumlah sel yang dihasilkan oleh sumsum tulang
berperan dalam produksi sel-sel fagosit, sebagian berperan dalam penggumpalan
darah, dan sebagian lagi berperan dalam penguraian senyawa.
b. Kelenjar Timus
Di dalam kelenjar timus, limfosit T dibentuk dan mendapat semacam
“pelatihan” yang berupa transfer informasi. informasi ini berguna untuk mengenali
karakteristik khusus sel-sel tubuh. Limfosit dilatih untuk mengenal identitas sel-sel
di dalam tubuh dan diprogram untuk membentuk antibodi melawan
mikroorganisme spesifik. Limfosit yang bermuatan informasi itu meninggalkan
kelenjar timus. Ketika limfosit bekerja dalam tubuh, limfosit tidak menyerang sel-
sel yang identitasnya tidak dikenali, tetapi hanya menyerang dan membinasakan
sel-sel lain yang bersifat asing.
c. Limpa
Limpa adalah organ terbesar dalam system limfatik dan terletak di sisi kiri
bagian atas abdomen, di antara rusuk terbawah serta lambung. Di dalam limpa
terdapat pembuluh limpa dan pembuluh darah. Fungsi utama limpa adalah
menghancurkan sel-sel darah merah yang rusak, bakteri, dan benda-benda asing
dalam darah serta menghasilkan limposit dan antibody. Limfosit yang telah dibuat
di limpa akan mengikuti aliran darah. Limpa mengandung sejumlah besar sel
makrofag (sel pembersih). Makrofag menelan dan mencerna sel-sel darah merah
atau sel-sel darah darah lainnya yang rusak dan tua, serta bahan-bahan lain, yang
dibawa darah ke limpa. Di dalam limpa, makrofag menngubah protein hemoglobin
dalam sel-sel darah merah yang ditelannya menjadi bilirubin (pigmen empedu).
26

d. Tonsil
Tonsil merupakan bagian dari system limfatik dan berperan penting dalam
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Tonsil ada yang terletak di dekat dasar lidah,
di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorok (disebut amandel). serta di rongga
hidung (disebut polip). Tonsil berperan dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi
(sebagai penghasil limfosit) yang dapat tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorok.
Tonsil dapat meradang jika sedang “bertempur” melawan bibit penyakit.

2.2.5. Kelainan atau Gangguan pada Sistem pertahanan tubuh


Seperti halnya system organ lainnya, sistem pertahanan tubuh juga ada
kalanya mengalami kelainan atau gangguan. Kelainan atau gangguan tersebut,
antara lain berupa penyakit AIDS, dan alergi.
1. AIDS (acquiced immune deficiency syndrome)
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama human
immune deficiency virus (HIV). Virus tersebut pertama kali diidentifikasi pada
tahun 1983. Tidak seperti virus-virus lainnya, HIV benar-benar merontokkan sistem
pertahanan atau kekebalan tubuh manusia. Keadaan itu membuat manusia sangat
mudah diserang oleh berbagai jenis penyakit yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Target utama HIV adalah sel-sel T penolong ang merupakan elemen paling
efektif dalam sistem pertahanan tubuh. Dengan menginfeksi sel-sel T penolong
HIV maka dapat menguasai system pertahanan atau kekebalan tubuh manusia. Jika
sel-sel T penolong “tertangkap” oleh HIV, sistem pertahanan tubuh kehilangan “tim
pemikir” sehingga tidak dapat mengenali musuh (antigen) yang masuk. Jadi,
meskipun tubuh orang yang terinfeksi HIV masih dapat membentuk antibodi,
antibodi tersebut tidak lagi efektif tanpa adanya sel-sel T penolong. Dengan
demikian, dapat dikatakan system pertahanan tubuh telah kehilangan kekuatan
utamanya.
2. Alergi
Alergi adalah suatu reaksi antigen-antibodi yang terjadi pada individu tertentu
akibat terpapar bahan-bahan yang ada dalam kadar tertentu tidak berbahaya bagi
individu laindalam kondisi yang sama. Bentuk-bentuk umum alergi, antara lain,
demam jerami, asma, artikaria, dan macam-macam gangguan pencernaan. Dalam
27

kondisi alergi, tubuh bereaksi terhadap antigen yang terdapat pada, misalnya,
serbuk sari, spora jamur, debu, bahan makanan tertentu, gigitan atau sengatan
serangga atau tanaman, dan bahan-bahan pada bulu atau rambut hewan. Zat atau
bahan yang menimbulkan atau memicu alergi dinamakan allergen (Pujiyanto,
2014).

2.3. Kerangka Berpikir


Biologi merupakan mata pelajaran yang materinya mencakup tentang alam
dan dapat diterapkan di kehidupan nyata. Pada penelitian ini, peneliti akan mencoba
dengan materi sistem pertahanan tubuh. Sistem pertahanan tubuh merupakan
gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan
atau zat yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan
molekul-molekul terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut respon
imun. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif merupakan model yang sampai saat ini masih dipercaya
untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas dan membuat suasana di kelas
menjadi lebih seru, sehingga seluruh siswa mengikuti pembelajaran biologi dengan
sangat antusias dan penuh konsentrasi. Model pembelajaran kooperatif memiliki
banyak tipe. Akan tetapi, yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tipe Jigsaw
dan Group Investigation (GI). Model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan cara membagi beberapa
kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 5 orang, guru memberikan materi
pelajaran pada tiap kelompok, setiap anggota harus bertanggung jawab dengan
materi yang harus dikuasainya, anggota kelompok lain yang mendapatkan materi
yang sama berkumpul untuk mendiskusikannya, setiap kelompok ahli yang telah
berdiskusi kembali ke kelompok asal untuk mengajari teman-temannya, kemudian
pada kelompok asal dikenai tagihan berupa kuis individu. Model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) Dalam Implementasi tipe investigasi
kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota-
anggota 5 siswa yang heterogen Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki
dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih (Isjoni, 2011).
Setelah selesai melakukan proses pembelajaran tersebut, maka seorang guru dapat
28

melihat hasil belajar yang sudah diperoleh masing-masing siswa berdasarkan


kemampuannya selama proses belajar di dalam kelas.

2.4. Hipotesis Penelitian


2.4.1. Hipotesis Hasil Belajar
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
HO = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar biologi siswa pada model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Jigsaw pada materi sistem
pertahanan tubuh di SMA Negeri 1 Salak.
Ha = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar biologi siswa pada model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan Jigsaw pada materi sistem pertahanan
tubuh di SMA Negeri 1 Salak.
2.4.2. Hipotesis Statistik
HO = µ1 = µ2
Ha = µ1 ≠ µ2
Dimana :
µ1 = Rata-rata hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation.
µ2 = Rata-rata hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan di SMA Negeri 1 Salak yang terletak di Jl.
Sikadang Njandi No.153, Desa Boangmanalu, Kecamatan Salak, Kabupaten
Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, 12272. Waktu penelitian dilaksankan
pada bulan Februari-Mei 2020.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini berjumlah 116 orang siswa yaitu seluruh siswa-
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak yang terdiri dari 4 kelas

3.2.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 orang siswa. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 3
sebanyak 23 orang siswa yang diajar dengan model pembelajaran Jigsaw dan kelas
XI IPA 4 sebanyak 25 orang siswa yang diajar dengan model pembelajaran Group
Investigation.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menggunakan kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Group Investigation.

3.3.2 Variabel Terikat


Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas belajar
pada materi sistem pertahanan tubuh di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Salak T.P.
2019/2020.

29
30

3.4 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain
rancangan penelitian seperti di bawah ini, untuk kelas XI IPA 3 menggunakan
model Jigsaw dan untuk kelas XI IPA 4 menggunakan model Group Investigation.
Untuk rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan penelitian

NO Kelas Pretes Perlakuan Postes


1 XI IPA 3 T1 X1 T2
2 XI IPA 4 T1 X2 T2

Keterangan :
XI IPA 3 : Kelas yang diajarkan dengan model kooperatif tipe Jigsaw
XI IPA 4 : Kelas yang diajarkan dengan model kooperatif tipe (GI)
T1 : Pemberian tes awal ( Pretes)
T2 : Pemberian tes akhir (Postes)

3.5 Prosedur Penelitian


Secara umum,prosedur penelitian ini terdiri atas:
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan terdiri atas: (1) konsultasi dengan dosen pembimbing
skripsi; (2) Mengadakan observasi dan konsultasi dengan kepala sekolah
dan guru ditempat penelitian; (3) Menyusun proposal penelitian; (4)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran Group Investigation ; (5) Menyusun instrumen penelitian ; (6)
Memvalidkan instrumen ; (7) menyusun surat izin penelitian
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri atas : (1) Mengadakan Pretes pada kelas Jigsaw
dan Group Investigation (GI); (2) Melaksanakan pembelajaran dengan
Jigsaw dan Group Investigation (GI); (3) memberi postes pada kelas Jigsaw
dan Group Investigation (GI); (4) Mengolah data; (5) Menarik kesimpulan
(Gambar 3.1)
31

Populasi

Sampel Kelas

Kelas Jigsaw Kelas Group


Investigation
Pretes
Pretes
Implementasi Model Implementasi Model
Pembelajaran pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Kooperatif Tipe GI

Postes

Pengumpulan Data

Pengelolaan Data

Uji Hipotesis

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian


32

3.6 Instrumen Penelitian


3.6.1 Tes
Instrumen yang digunkan pada penelitian ini adalah tes. Tes diberikan
sebanyak 30 soal dalam bentuk pilihan berganda yang disusun berdasarkan materi
ajar sistem imun. Sebelum tes dipergunakan terlebih dahulu dilihat karakter tes
tersebut. Ketuntasan belajar masih dibagi lagi berdasarkan kriteria soal berdasarkan
taksonomi bloom yaitu C1-C6. Untuk validitas isi atau materi yang akan diuji
terlebih dahulu ditentukan Kisi-kisi tes belajar siswa yang digunakan pada
penelitian dapat diamati pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes hasil belajar.
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Mendeskripsikan sistem imun 1 4 2
pada manusia dan fungsinya
2 Mendeskripsikan imunitas 11 9,5 27 4
spesifik dan non spesifik
3 Menjelaskan antigen dan 14 3,25 13,2 5
antibodi 0
4 Mendeskripsikan kekebalan 2 15,2 28 4
tubuh secara aktif dan pasif 6
5 Mengidentifikasi komponen- 12 6 10 21 29 5
komponen imun
6 Menjelaskan gangguan dan 19 18 29,1 7,8 16 24,2 10
cara pencegahan penyakit pada 7 3,20
sistem imun
Jumlah 4 4 8 7 4 3 30
Persentase 25% 50% 25% 100%

Keterangan :
C1 = Pengetahuan C3 = Penerapan C5 = Evaluasi
C2 = Pemahaman C4 = Analisa C6 = Kreasi

3.6.2 Lembar Observasi


Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran digunakan
lembar observasi aktivitas siswa. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini
adalah jenis observasi sistematis, yaitu yang digunakan oleh pengamat (observer)
yang diajar dengan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2011).
Dalam hal ini pengamatan dilakukan oleh observer pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Aktivitas yang diamati pada penelitian ini adalah (1)
33

aktivitas visual, 92) aktivitas berbicara, (3) aktivitas mendengarkan, dan (4)
aktivitas menulis. (Tabel 3.3)

Tabel 3.3. Lembar observasi aktivitas siswa

NO. Indikator Deskriptor Skala Penilaian


1 Aktivitas Visual a. Memperhatikan 0. Tidak satupun deskriptor
pembelajaran tampak
b. Memperhatikan penjelasan 1. Satu deskriptor tampak
guru 2. Dua deskriptor tampak
3. Tiga deskriptor tampak
2. Aktiitas berbicara a. Mengajukan pertanyaan 0. Tidak satupun deskriptor
kepada guru tampak
b. Berdiskusi dengan teman 1. Satu deskriptor tampak
c. Memberi saran dan 2. Dua deskriptor tampak
tanggapan 3. Tiga deskriptor tampak
3. Aktivitas mendengarkan a. Mendengarkan penjelasan 0. Tidak satupun deskriptor
guru tampak
b. Mendengarkan pertanyaan 1. Satu deskriptor tampak
dan tanggapan dari guru atau 2. Dua deskriptor tampak
teman 3. Tiga deskriptor tampak
4. Aktivitas menulis a. Menulis materi yang 0. Tidak satupun deskriptor
dijelaskan guru tampak
b. Mencatat kesimpulan materi 1. Satu deskriptor tampak
pelajaran 2. Dua deskriptor tampak
3. Tiga deskriptor tampak

Sumber : Arikunto, (2006)


3.6.3 Validitas Instrumen
3.6.3.1. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas yang berkenaan dengan kesanggupan
instrumen untuk mengukur isi yang seharusnya, dengan kata lain instrumen tersebut
mampu mengungkapkan isi suatu variabel yang hendak diukur. Instrumen yang
telah disusun telah divalidasi kepada ahli (dosen). Bidang yang telah dianalisis oleh
validator adalah materi soal, konstruksi dan bahasa dalam setiap item.

3.6.3.2. Uji Validitas


Validitas ramalan merupakan ketepatan dari alat pengukur ditinjau dari
kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang akan tercapai. Validitas
ramalan dilaksanakan dengan menguji soal yang telah dibuat kepada siswa yang
telah mempelajari materi tersebut. Adapun rumus yang digunakan adalah:
34

N ∑ XY –(∑ X)(∑ Y)
rxy=
√{N ∑ X2 –(∑ X)2 }{N ∑ Y2 –(∑ Y)2 }

Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
x : skor butir soal yang dihitung
y : skor total butir soal
N : banyak sampel
(Arikunto, 2017)
Kemudian hasil rxy yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan
harga table r product moment. Harga r Tabel dengan taraf signifikan 5% dan n
sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy ≥ r Tabel, maka dinyatakan butir soal tersebut
valid.

3.6.3.3. Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes pilihan ganda
adalah rumus KR-20 yaitu:
n S 2 − ∑ pq
R11 = ( )( )
n−1 S2
Keterangan:
R11 = reliabilitas tes keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
n = jumlah item soal
S = standar deviasi
Hasil r11 yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga Tabel r
product moment. Harga rTabel dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan n sesuai
dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rTabel, maka dapat dinyatakan bahwa butir soal
tersebut reliabel (Arikunto, 2017).

3.6.3.4. Taraf Kesukaran


Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tes masing-
masing item tes yaitu:
B
P=
Js
35

Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
Js : jumlah seluruh siswa
Dengan kriteria sebagai berikut:
1,00 ≤ P ≤ 0,30 : sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 : sedang
0,70 ≤ P ≤ 1,00 : mudah (Arikunto, 2017)

3.6.3.5. Daya Pembeda


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta tes yang pandai (prestasi tinggi) dengan peserta tes yang kurang
pandai (prestasi rendah). Tujuan pokok mencari daya beda ialah untuk menentukan
apakah butir soal tersebut memiliki kemampuan membedakan kelompok dalam
aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok tersebut.
Adapun langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
1. Mengurutkan data hasil uji coba dan skor tertinggi sampai terendah
2. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah
3. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus

BA BB
DP = −
JA JB

Keterangan:
DP : daya pembeda soal
BA : banyak kelompok atas yang menjawab item dengan benar
BB : banyak kelompok bawah yang menjawab item dengan benar
JA : banyak peserta kelompok atas
JB : banyak peserta kelompok bawah

Dengan kriteria sebagai berikut:


0,00 – 0,19 = Jelek
0,20 – 0,39 = Cukup
0,40 – 0,69 = Baik
0,70 – 1,00 = Baik sekali (Arikunto, 2017)
36

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar, digunakan soal tes
bentuk pilihan ganda dengan tingkatan C1, C2, C3, C4, C5 dan C6 sebanyak 50 soal
yang akan divalidasi. Untuk data aktivitas belajar siswa dilihat dari adanya respon
dan proses timbale balik dari soal yang diberikan.

3.7.1 Tahap Persiapan


Secara umum tahap persiapan terdiri atas: (1) Melakukan observasi ke
sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian untuk mengetahui keadaan
atau permasalahan yang ada di kelas XI IPA tentang pembelajaran biologi dan
model pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian; (2) Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai panduan penelitian dalam
proses pencapaian tujuan yang diinginkan; (3) Membuat instrumen penelitian; (4)
Memvalidasi instrumen ke ahli; (5) Melakukan uji coba instrumen kepada siswa;
(6) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian.

3.7.2. Tahap Pelaksanaan


1. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
Jigsaw dan tipe Group Investigation
2. Menilai hasil belajar dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan.
3. Mengolah data hasil penelitian

3.8 Teknik Analisis Data


3.8.1 Uji Prasyaratan Analisis Data Hasil Belajar
Untuk melakukan uji analisis data, terlebih dahulu harus diketahui nilai
rata-rata dan standar deviasi kedua kelas sampel. Adapun prosedur perhitungan
nilai rata-rata adalah :
a. Menghitung jumlah nilai siswa kelas sampel dengan menggunakan rumus :
∑𝑋
𝑋̅ = 𝑁

(Sudjana, 2005)
Dimana:
𝑋̅ : Rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Group Investigation.
X : Jumlah skor
N : Banyak data
37

b. Selanjutnya menghitung varians (S2) dan standard deviasi (SD) kelas


dengan menggunakan rumus :
𝑁 ∑ 𝑋1 2 −(∑ 𝑋1 )2
𝑆𝐷 = √ 𝑁 (𝑁−1)

(Sudjana, 2009)
Dimana :
SD : Standard Deviasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis perbedaan dengan menggunakan uji kesamaan dua rat-rata yaitu uji
t. Sebelum melaksanakan uji t terlebih dahulu melakukan uji persyaratan
data.

3.8.1.1. Uji Normalitas


Untuk menguji apakah sampel berdistribusi normal atau tidak
digunakan uji normalitas Liliefors. Langkah-langkah yang digunakan
sebagai berikut :
1. Pengamatan X1,X2,.....Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,.....Zn
menggunakan rumus
𝑋1−𝑋
𝑍1 = 𝑆

(Sudjana, 2009)
2. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian peluang dihitung dengan rumus : 𝐹(𝑍𝑖 ) = 𝑃(𝑍𝑖 ≤ 𝑍)
3. Selanjutnya menghitung proporsi 𝑆(𝑍𝑖 ) dengan rumus :
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1 , 𝑍2 , … 𝑍 ≤ 𝑍1
𝑆(𝑍𝑖 ) =
𝑁
4. Menghitung selisih 𝐹(𝑍𝑖 ) - 𝑆(𝑍𝑖 ), kemudian menentukan harga
mutlaknya
5. Mengambil harga paling besar diantar harga-harga mutlak selisih tersebut
dan menyebutnya LO
6. Mengambil harga mutlak yang terbesar (LO) Untuk menerima atau
menolak hipotesis lalu membandingkan LO dengan nilai krisis L yang
diambil dari daftar Uji Liliefors dengan taraf nyata 0,05 dengan kriteria
pengujian :
38

• Jika LO < L maka Tabel sampel berdistribusi normal


• Jika LO > L maka Tabel sampel tidak berdistribusi normal
3.8.1.2. Uji Homogenitas
Data berdistribusi normal atau sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Untuk mengetahui varians sampel, digunakan uji
homogenitas menggunakn rumus sebagai berikut ;
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆2
𝐹= = 𝑆12 (Sudjana, 2009)
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 2

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung ≥ FTabel maka H0 ditolak atau Ha


diterima. Dimana,
𝑆12 = Simpangan baku terbesar
𝑆22 = Simpangan baku terkecil

3.8.1.3. Uji hipotesis


Untuk menguji hipotesis digunkan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05
dengan derajat kebebasan (dk) = n1+n2-2
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑆 1 1
√ +
𝑛1 𝑛2
(𝑛1 − 1)𝑆12 (𝑛1 − 1)
2
𝑆 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2
(Sudjana, 2009)
Dimana,
⃐ = rata-rata data kelas eksperimen 1 (menggunakan model GI)
𝑋1
⃐ = rata-rata data kelas eksperimen 2 (menggunakan Jigsaw)
𝑋2
n1 = banyaknya peserta didik dikelas eksperimen GI
n2 = banyaknya peserta didik dikelas eksperimen Jigsaw
S = Simpangan buku gabungan
S1 = Simpangan buku (varians) kelas GI
S2 = Simpangan buku (varians) kelas Jigsaw

Kriteria pengujuan adalah :


Ho diterima jika dihitung t < t1 ₋ a, dan Ho ditolak jika t mempunyai
harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1+n2-2). Jika
Ho ditolak dan Hi diterima, berarti rata-rata kelompok pertama lebih baik dari pada
kelompok kedua.
39

3.8.2 Analisis Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa


a. Penilaian aktivitas siswa/individu
𝑋
Aktivitas individu = 𝐾 𝑋 100% (Arikunto, 2006)

Keterangan :
X = Skor perolehan aktivitas siswa
K = Skor maksimum dari aktivitas belajar siswa (jumlah variabel keaktifan)
b. Penilaian aktivitas siswa/kelas
𝑋𝑡
Aktivitas Siswa = 𝑋 100%
𝑁

Keterangan :
Xt = Skor total perolehan aktivitas siswa
N = Skor maksimum dari aktivitas belajar siswa (jumlah variabel keaktivan)

Tabel 3.4. Kategori aktivitas siswa

Presentasi rata-rata Klasifikasi


80% keatas Sangat baik
60% - 79,99% Baik
40% - 55,99% Cukup
20% - 39,99% Kurang
0% - 19,99% Sangat kurang

Sumber : Saraswati, (2013)


3.8.3. Deskripsi Data Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Tes
Sebelum tes digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Maka
terlebih dahulu tes tersebut diuji cobakan untuk melihat apakah tes tersebut valid
atau tidak. Uji coba instrumen ini dilakukan di SMA Negeri 1 Salak pada kelas XII
IPA. Adapun jumlah soal yang diuji cobakan adalah sebanyak 40 soal. Dari hasil
uji coba yang dilakukan diperoleh sebanyak 30 soal yang valid dan 20 soal yang
tidak valid. Soal yang valid tersebut dijadikan alat pengumpul data. Untuk
perhitungan validitas soal yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13.

2. Uji Reliabilitas
Hasil pengujian realibilitas (Lampiran 14-15) yang dilakukan dengan
menggunakan rumus KR-20 dan diperoleh rhitung (r11) = 0.804. Sedangkan rTabel
40

untuk N = 32 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 0.349. Karena rhitung > rTabel
(0.804 > 0.349), maka semua soal dapat dinyatakan telah reliabel.

3. Uji Tingkat Kesukaran


Dari hasil analisis data yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal (Lampiran 16-17) terhadap 40 butir soal, terdapat 6 butir soal yang termasuk
kategori soal sukar, terhadap 22 butir soal yang termasuk kategori soal sedang, dan
terdapat 12 butir soal yang termasuk kategori soal mudah.

4. Uji Daya Pembeda Soal


Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap 40 butir soal, diperoleh data
kategori sangat jelek berjumlah 5 soal, kategori jelek berjumlah 10 soal, kategori
cukup berjumlah 16 soal, kategori baik berjumlah 9 soal. Hasil perhiungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18-19

3.8.4. Deskripsi Data Hasil Penelitian

A. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Jigsaw dan GI


Data merupakan suatu yang diperoleh dari penelitian yang akan difungsikan
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Adapun data dalam penelitian ini
adalah hasil tes dan nilai aktivitas dari kelas Jigsaw dan hasil tes dari kelas GI. Tes
yang digunakan dalam penelitian diujikan kepada siswa kelas XI IPA 3 dan XI IPA
4 sebagai sampel dalam penelitian ini. Dimana kelas XI IPA 3 sebagai kelas Jigsaw
dan kelas XI IPA 4 GI. Jumlah tes yang diberikan kepada siswa sebanyak 30 soal
dalam bentuk pilihan berganda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Pengolahan Data
1. Data Pretes Kelas Jigsaw dan Kelas GI
Dari hasil pemberian pretes diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
Jigsaw adalah 47,52 dan kelas GI adalah 53,48.
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Kelas Jigsaw dan GI

NO Kelas Jigsaw Kelas Group Investigation


Nilai F Rata-rata Nilai F Rata-rata
1 57 1 54 2

2 55 1 41 1
3 63 1 50 1
4 40 2 49 3
5 41 1 57 1
6 47 1 61 1
47.52 53.48
7 48 2 62 1
8 38 1 40 1
9 50 3 53 1
10 59 1 55 1
11 43 2 56 4
12 45 2 58 4
13 61 1 47 1
14 49 2 64 1
15 59 1 45 1
16 62 1 51 1

Jlh 23 Jlh 25

Untuk lebih jelasnya nilai pretes kelas Jigsaw dan GI dapat dilihat pada
Gambar 4.1

41
42

4
Jumlah Siswa 3

2 Jigsaw
GI
1

0
38 40 41 43 45 47 49 50 51 53 54 55 56 57 58 59 61 62 63 64
Nilai

Gambar 4.1. Nilai Pretes Siswa Kelas Jigsaw dan GI

Nilai pretes diperoleh pada saat siswa belum mendapat pengajaran. Pretes
dilaksanakan sesaat setelah guru membuka pelajaran. Nilai pretes digunakan untuk
mengukur sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan .

2. Data Nilai Postes kelas Jigsaw dan kelas GI


Setelah pada sampel diterapkan model pembelajaran yang berbeda, dimana
satu kelas diterapkan model pembelajaran Jigsaw dan satu kelas lainnya diterapkan
model pembelajaran GI diperoleh nilai rata-rata hasil postes adalah 89.7 untuk kelas
Jigsaw dan 84.3 untuk kelas GI.
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Jigsaw dan Kelas GI

NO Kelas Jigsaw Kelas Group Investigation


Nilai F Rata-rata Nilai F Rata-rata
1 90 10 93 2

2 87 8 90 1
3 97 4 82 1
89.7 84.3
4 80 1 77 4
5 83 10
6 87 5
7 80 1
8 97 1
Jlh 23 Jlh 25
43

Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai postes kelas Jigsaw dan GI dapat dilihat
pada Gambar 4.2.

12

10
Jumlah Siswa

6
Jigsaw
4
GI
2

0
77 80 82 83 87 90 93 97
Nilai

Gambar 4.2. Nilai Postes Siswa Kelas Jigsaw dan GI

4.2. Peningkatan Hasil Belajar Pada Kelas Jigsaw dan GI


Perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas yang diajarakan dengan
model Jigsaw dan kelas yang diajarkan dengan model GI.
Tabel 4.3. Peningkatan nilai pretes dan postes kelas Jigsaw dan kelas GI

Kelas Data Nilai Nilai 𝑋̅ %


tertinggi terendah Peningkatan
Kelas Pretes 63 38 47.52 42,18
Jigsaw Postes 97 80 89.7
Kelas GI Pretes 64 40 53.48 30,82
Postes 97 77 84.3

Dari data di Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perbedaan peningkatan hasil
belajar siswa dikelas Jigsaw (42,18) lebih tinggi dari kelas GI (30,82) dengan
selisish Tabel 4.3

4.3. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa


Nilai aktivitas belajar diperoleh dari hasil observasi yang telah dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil obserasi aktivitas
44

siswa dapat diamati pada Lampiran 22-23 . Aktivitas belajar yang diamati pada
penelitian ini meliputi empat aktivitas yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Aktivitas Mendengar
Aktivitas ini diamati melalui kegiatan mendengar penjelasan guru,
mendengar pertanyaan dan tanggapan dari guru, dan mendengar pertanyaan
dan tanggapan dari teman.
2. Aktivitas Melihat
Aktivitas ini diamati melalui kegiatan membaca materi pembelajaran dan
memperhatikan penjelasan guru.
3. Aktivitas Berbicara
Aktivitas ini diamati melaluui kegiatan mengajukan pertanyaan kepada guru
atau kelompok lain, menyampaikan hasil diskusi, dan memberi saran atau
tanggapan.
4. Aktivitas Menulis
Aktivitas ini diamati melalui kegiatan menulis (mencatat) materi yang
dijelaskan guru. Mencatat hasil diskusi kelompok, dan mencatat kesimpulan
materi pelajaran.

4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data


Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis maka dilakukan pemeriksaan
terhadap data penelitian yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors
dan uji homogenitas dengan uji-F.
4.4.1. Uji Normalitas Data
Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas data pretes dan postes
serta uji homogenitas data pretes dan postes. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji liliefors, diperoleh bahwa nilai pretes dan
postes kedua kelompok sampel memiliki data yang normal atau L hitung < L
Tabel taraf signifikan 0,05 dengan N=23 untuk kelas Jigsaw dan N=25 untuk
kelas GI. Hasil uji normalitas pretes dan postes kedua kelas tersebut adalah
sebagai berikut:
45

Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Normalitas

No Data Lhitung LTabel Kesimpulan


1 Pretes Kelas Jigsaw 0,1772 0,1847 Normal
2 Pretes Kelas GI 0,1092 0,1772 Normal
3 Postes Kelas Jigsaw 0,1402 0,1847 Normal
4 Postes Kelas GI 0,1325 0,7722 Normal
5 Aktivitas Kelas Jigsaw 0,1557 0,1847 Normal
6 Aktivitas Kelas GI 0,1527 0,7722 Normal

Untuk mengetahui keadaan populasi yang diteliti, maka asumsi normalitas


bagi data penelitian merupakan persyaratan analisis penting untuk diperiksa. Untuk
sampel pada kelas yang diterapkan model pembelajaran Jigsaw diperoleh harga
Lhitung = 0,1772 dan Lhitung = 0,1402 sedangkan di kelas yang diterapkan model
pembelajaran GI diperoleh harga Lhitung = 0,1092 dan Lhitung = 0,1325, untuk
aktivitas diperoleh harga Lhitung = 0,1557 dan Lhitung = 0,1527 (Lampiran 27)
Berdasarkan kriteria pengujian yaitu menerima sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal jika Lhitung < LTabel dan menolak pengujian jika kriteria
tidak dipenuhi. Dari Tabel 4.5 di atas, diperoleh harga Lhitung < LTabel maka dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.4.2. Uji Homogenitas
Untuk menguji apakah data homogen atau tidak dalam penelitian ini digunakan
Statistik F dengan rumus :
Varians terbesar
F= Varians terkecil

Dari hasil uji homogenitas (dapat dilihat pada Lampiran 28) diperoleh Fhitung
< FTabel masing-masing data pretes dan postes, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa kelas Jigsaw dan kelas GI mempunyai varrians yang sama
dengan kata lain dinyatakan homogen pada taraf signifikan α = 0,005. Secara
ringkas hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.6.
46

Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Homogenitas

Data Sampel Varians Fhitung FTabel Keterangan


Pretes Kelas Jigsaw 57,237 1,53 2,02 Homogen
Kelas GI 37,176
Postes Kelas Jigsaw 16,656 1,59 2,02 Homogen
Kelas GI 26,476
Kelas Jigsaw 159,548 1,002 2,02 Homogen
Aktivitas Kelas GI 160,002

Dari hasil pengujian pretes untuk kelas Jigsaw dan Kelas GI diperoleh harga
Fhitung = 1,53 dari Tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan α = 0,05 maka
didapat harga dengan interpolasi yaitu FTabel = 2,02 . Karena harga Fhitung< FTabel
maka disimpulkan bahwa data populasi postes kelas Jigsaw dan Kelas GI diperoleh
Fhitung = 1,59 dengan FTabel = 2,02 , dan untuk nilai aktivitas kelas Jigsaw dan GI
diperoleh Fhitung =1,002 dengan FTabel =2,02 , maka disimpulkan bahwa data
populasi postes kelas Jigsaw dan kelas GI bersifat homogen. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihaat pada Lampiran 28.
Dari hasil Tabel 4.5 dan 4.6 dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian hipotesis.

4.5. Uji Hipotesis


4.5.1. Uji Hipotesis Hasil Belajar
Pengujian hipotesis dihitung degan menggunakan rumus uji t (uji dua
pihak), dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk melihat apakah ada perbedaan hasil
belajar siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe GI.
Bedasarkan pehitungan yang dilakukan mengenai uji hipotesis (Lampiran 29)
diperoleh hasil uji hipotesis yang terangkum dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Data Penelitian

Kelas Rata-rata N Varians thitung tTabel Keterangan


Jigsaw 89,9 23 16,64 2,43 1,678 Ha
GI 84,3 25 26,67 diterima

dari data Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa thitung > tTabel, maka Ha diterima dan
Ho ditolak yang berarti ada perbedaan hasil belajar siswa pada model pembelajaran
47

kooperatif tipe Jigsaw dan tipe GI pada materi sistem pertahanan tubuh di kelas XI
SMA Negeri 1 Salak Tahun Pembelajaran 2019/2020.

4.5.2. Uji Hipotesis Aktivitas Belajar


Berdasarkan perhitungan yang dilakukan mengenai uji hipotesis (Lampiran 29)
diperoleh hasil uji hipotesis yang terangkum dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Nilai Aktivitas Belajar Siswa (%)

Kelas Rata-rata (%) N Varians thitung tTabel Keterangan


Jigsaw 83,2 23 159,63 1,739 1,678 Ha
GI 80,4 25 160,22 diterima

Dari data Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa thitung > tTabel yaitu 1,739 >1,678,
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan aktivitas belajar siswa
pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe GI pada materi sistem
pertahanan tubuh di kelas XI SMA Negeri 1 Salak Tahun Pembelajaran 2019/2020
(Lampiran 29).

4.6. Pembahasan
4.6.1. Hasil Belajar Siswa
Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu yang diberikan dua
perlakuan berbeda dimana siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Salak diajar
menggunakan kooperatif tipe Jigsaw dan kelas XI IPA 4 SMAN 1 Salak diajar
menggunakan kooperatif tipe GI. Instrumen penelitian berupa tes pilihan
berganda yang digunakan setelah kedua kelas diajar degan model kooperatif
Jigsaw dan GI (Lampiran 6).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi
dari pada model kooperatif GI pada materi sistem pertahanan tubuh di kelas XI
IPA SMAN 1 Salak Tahun Pembelajaran 2019/2020. Pada gambar 4.2 dilihat
perbedaan antara model pembelajaran tipe Jigsaw dan GI. Pada Gambar 4.2
terdapat 48 orang siswa. Pada kelas Jigsaw terdiri dari 4 orang siswa yang
mendapatkan nilai 97, sedangkan kelas GI hanya 1 orang siswa yang
mendapatkan nilai 97 yang merupakan nilai tertinggi. Terdapat 4 orang siswa
48

yang mendapatkan nilai 77 yang merupakan nilai terendah dari kelas GI


sedangkan nilai terendah di kelas Jigsaw adalah 80. Model pembelajaran Jigsaw
memiliki nilai rata-rata hasil belajar 89,7 sedangkan model pembelajaran GI
memiliki nilai rata-rata hasil belajar 84,32. Kelas Jigsaw lebih baik dari Group
Investigation karena memiliki nilai lebih tinggi dengan perbedaan 5,38 untuk
materi sistem pertahanan tubuh model pembelajaran Jigsaw memiliki
keunggulan daripada model Group Investigation, keunggulan yang paling
menonjol dari Jigsaw adalah setiap siswa dikelompok Jigsaw memiliki
tanggung jawab terhadap sebuah materi, rasa tanggung jawab tersebut yang
mendorong siswa untuk selalu aktif dalam belajar, sedangkan berbeda dengan
kelas Group Investigation semua kegiatan dalam kelompok dilakukan secara
bersama-sama, tidak ada pemberian tanggung jawab khusus untuk anggota
kelompok seperti pada kelas Jigsaw, kadang ada siswa yang malas dan tidak
aktif dalam berdiskusi dalam kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation
memiliki kesamaan yaitu sama-sama menerapkan pembelajaran bersifat student
center yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana pada model
pembelajaran ini siswa dituntut aktif untuk berdiskusi dalam kelompok, namun
ada sedikit perbedaan antara model Jigsaw dan Group Investigation yaitu pada
Jigsaw pengelompokan siswa menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli,
sedangkan untuk model Group Investigation setiap kelompok dituntut untuk
menginvestigasi satu masalah dan mendiskusikan bersama teman kelompok,
dalam penelitian ini kelas Jigsaw lebih unggul dari GI karena dalam kelas GI
siswa tidak hanya dituntut mampu berdiskusi, mereka juga dituntut untuk
bertanggung jawab terhadap materi masing-masing, karena pada model ini
siswa menjelaskan pada teman sebaya maka siswa akan merasa lebih nyaman
untuk menjelaskan atau bertanya, hal ini sesuai dengan penelitian Rokhmatika
(2012) menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas Jigsaw siswa terdorong untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif bertanya, berdiskusi dalam
kelompok, dan mengumpulkan informasi. Siswa bekerja dalam kelompok
49

membuat pelajaran lebih aktif karena siswa saling bekerjasama untuk


memahami materi dan setiap anggota kelompok membahas materi
bersamasama untuk saling berbagi ilmu. Pada penerapan model Jigsaw ini,
setiap siswa diharuskan menguasai sebuah topik yang akan dijelaskan kepada
kelompok asalnya. Hal tersebut dengan pendapat Isjoni (2011), bahwa
kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw dapat membantu menumbuhkan rasa
tanggung jawab siswa, dan juga mendorong siswa lebih aktif dalam berdiskusi
dengan kelompoknya. Model pembelajaran Jigsaw ini juga dapat membantu
siswa untuk memahami pelajaran dengan lebih mudah, karena siswa saling
menjelaskan dengan teman sebaya, hal itu tentu membuat siswa lebih
termotivasi dalam belajar.
Sedangkan perbedaan pada pembelajaran dengan model GI siswa dituntut
untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang diberikan, namun untuk
beberapa siswa model pembelajaran seperti ini menyebabkan mereka kurang
aktif dalam belajar. Pada model Group Investigation ini semua kegiatan
pembelajaran dilakukan secara berkelompok akan tetapi sering terjadi
perbedaan pendapat antar anggota kelompok, hal ini sesuai dengan pendapat
Istarani (2014) yang menyatakan kekurangan dari model GI salah satunya
kesulitan untuk menyatukan siswa dalam satu kelompok dikarenakan perbedaan
pendapat antar siswa, walaupun begitu, model GI juga memiliki kelebihan yaitu
dapat membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Selain itu model
ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keberanian siswa untuk
tampil melakukan presentasi dikelas.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada dasarnya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan GI ini memberikan dampak positif
berupa peningkatan hasil belajar siswa dan juga aktivitas belajar siswa, kedua
model ini memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa dan mendorong
siswa untuk lebih aktif dan bersemangat dikelas. Selain itu, kedua model ini
melatih siswa untuk terampil dalam berbicara, mengolah informasi dan
berdiskusi dalam kelompok. Namun untuk meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa pada materi sistem pertahanan tubuh model pembelajaran
Jigsaw lebih unggul dibanding model Group Investigation.
50

4.6.2. Aktivitas Siswa


Selain melihat hasil belajar siswa, peneliti juga ingin melihat perbedaan
pada aktivitas belajar siswa ada 4 jenis aktivitas yang diamati yaitu aktivitas
melihat, aktivitas mendengar, aktivitas berbicara, aktivitas menulis. Dari ke
empat aktivitas yang diteliti, yang paling tinggi nilainya melihatt dan
mendengar. Tingginya aktivitas ini dapat dilihat ketika siswa sedang
mendengarkan penjelasan dari guru dan mendengar penjelasan dari teman
kelompok ketika sedang berdiskusi.
Pada model pembelajaran Jigsaw setiap siswa harus aktif dalam kelompok,
baik menjelaskan ataupun mendengar penjelasan dari teman kelompok, hal ini
menyebabkan nilai aktivitas dikelas Jigsaw menjadi lebih tinggi, sedangkan
pada kelas Group Investigation ada sebagian siswa yang tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran hal ini akan berdampak pada keberhasilan proses belajar
mengajar.
Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas Jigsaw 83,30% sedangkan
nilai rata-rata persentasi aktivitas kelas GI 80,9%. Nilai rata-rata aktivitas
Jigsaw lebih tinggi daripada nilai rata-rata aktivitas siswa dikelas Group
Investigation dengan perbedaan nilai rata-rata 2,4%. Hasil aktivitas pada kedua
model tersebut dikategorikan sangat baik (Saraswati 2013), ini sebanding
dengan hasil belajar siswa dimana kelas yang diajarkan dengan model Jigsaw
juga memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
diajarkan dengan model GI. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dan
tingginya hasil belajar dikelas Jigsaw dan GI didukung oleh aktivitas belajar
siswa yang baik dari hasil perhitungan aktivitas siswa diketahui bahwa terdapat
perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model Jigsaw dan
GI. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa model Jigsaw lebih efektif
digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dikelas. Hal ini juga
membuktikan bahwa aktivitas belajar siswa juga mampu menigkatkan hasil
belajar siswa seperti yang ditemukan oleh Hamalik (2010) bahwa dengan
melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran maka siswa akan
mampu menguasai, memahami, meningkatkan dan mengaplikasikan materi
yang telah diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
51

Hal ini disebabkan karena penerapan model pembelajaran Jigsaw ini,


memberi tanggungjawab pada setiap anggota kelompok untuk menguasai dan
menjelaskan satu topik kepada teman kelompoknya, disinilah kemampuan
siswa untuk berdiskusi ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni
(2011), bahwa kelebihan-kelebihan dari model kooperatif tipe Jigsaw termasuk
diantaranya dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa dan mendorong
siswa aktif dan saling membantu. Model pembelajaran GI juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dilatih untuk menemukan ide dan gagasan
serta mendiskusiknnya bersama teman kelompoknya, namun masih memiliki
kelemahan yang mempengaruhi proses pembelajaran, seperti saat melakukan
diskusi kelompok seringkali sebagian siswa saja yang aktif, dan sering terjadi
perbedaan pendapat antar anggota kelompok dari hasil perhitungan aktivitas
siswa diketahui bahwa terdapat perbedaan aktivitas siswa yang diajar dengan
menggunakan model Jigsaw dan GI. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa model Jigsaw lebih efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas
siswa pada materi siistem pertahanan tubuh dikelas. Dibuktikan (Tabel 4.3)
bahwa aktivitas belajar siswa juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa
dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran (Tabel
4.7), maka siswa akan mampu menguasai, memahami, meningkatkan dan
mengaplikasikan materi yang telah diajarkan sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe
Jigsaw dan Group Investigation adalah 5,4. Dengan nilai hasil belajar siswa
yang diajar dengan model kooperatif tipe Jigsaw adalah 89,7 sedangkan
hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Group
Investigation yaitu 84,3.
2. Perbedaan hasil aktivitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model kooperatif tipe Jigsaw dan Group Investigation adalah 2,4. Dengan
nilai aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe
Jigsaw adalah 83,30, sedangkan nilai aktivitas dikelas Group Investigation
yaitu 80,9

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan


saran sebagai berikut :

1. Bagi guru yang akan menggunakan model Jigsaw ataupun Group


Investigation dalam pembelajaran harus mempertimbangkan materi yang
digunakan, karena belum tentu model tersebut cocok dengan materi yang
diajarkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
Jigsaw dan Group Investigation , hendaknya menguasai terlebih dahulu
sintaks / langkah-langkah penggunaan kedua model tersebut agar tercapai
hasil yang diinginkan.
3. Bagi mahasiswa yang ingin mempelajari mengenai model Jigsaw dan
Group Investigation dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber
informasi.

52
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Jakarta : Refika Aditama.

Anita, I, W., Karyasa, I, N., Tika., (2013), Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation (GI) terhadap Self-Efficacy siswa, e-Journal
Pendidikan.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Pt Bumi Aksara.

Arikunto, S., (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Cimer, A., (2012), Whats Makes Biology Learning Difficult and Effective Students
views, Academic Journal 7(3) : 61-71.

Djaramah, S., (2010), Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta :
Rineka Cipta

Hamalik, O., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya

Ifa, M., (2013), Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 3 Boyolangu, Jurnal
pendidikan.

Irnaningtyas, Y, I., (2016). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Erlangga: Jakarta.

Isjoni, H., (2011). Pembelajaran Koopertaif Meningkatkan Kecerdasan


Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : pustaka Pelajar.

Keenan., (2014), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan


Metode Penugasan Pada Materi Pokok Menulis di Kelas IV SDN 050649
Simpang Pulau Rambung, Jurnal Saintech 6(2): 67-77.

Kholifah, A, N., Rinanto,Y., dan Ramli, M., (2015), The Study Of Concept
Understanding On Immune System Of Student Grade XI Using Guided
Dicovery Learning Model With Concept Map, Journal of Biology
Education 4(1) : 12-18

Napitupulu, G. B., Sinaga E., Lubis J., Butar butar M., 2019. Perbedaan Hasil
Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Mam (Make A
Match) Dengan Stad (Student Team Achievement Division) Pada Materi
Sistem Saraf Manusia. Journal Pelita Pendidikan. Volume 7 nomor 1.

Panjaitan, A, Y., Sinaga, E., Rasmi. (2020). Perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe

53
54

Student Team Achievment Division (STAD) pada materi sistem endokrin


manusia. Jurnal Pelita Pendidikan . 8(1)

Prawirohartono, Slamet., dan Hidayati. (2014). Konsep dan Penerapan Biologi


SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Bailmu.

Pujiyanto, S., (2016). Menjelajah Dunia Biologi.PT. Tiga Serangkai Pustaka


Mandiri : Solo.

Ratih, D., Sinaga, E. (2016). Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
kombinasi model pembelajaran Jigsaw dan NHT pada materi sistem
ekskresi manusia kelas XI IPA 2 SMA N 5 Medan, Jurnal Pelita
Pendidikan. 5(3)

Rokhmatika, S., Harlita, Prayetno, A. (2012). Pengaruh model inkuiri terbimbing


dipadu kooperatif Jigsaw terhadap keterampilan Sains ditinjau dari
kemampuan akademik. Jurnal Pendidikan Biologi 4(2).

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, Jakarta, Pt Raja Grafindo Persada.

Seniwati, (2015). Peningkatan aktivitas sikap dan hasil belajar Biologi melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri. Jurnal Nalar Pendidikan. Volume 3
nomor 1.

Silalahi, R., Hasruddin. (2016). Perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe


NHT dengan STAD terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem
pencernaan manusia. Jurnal Pelita Pendidikan 4(2)

Simanjuntak, Siregar., (2014)., Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe


Group Investigation terhadap hasil belajar, Jurnal Infapi 2(2) : 171-179

Siregar, Harahap (2016), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group


Investigation (GI) terhadap pengetahuan konseptual siswa SMA
Muhammadiyah 2 Medan T.P. 2015/2016, Jurnal Infapi. 4(4).

Slavin, E., (2005). Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Sudjana., (2005). Metode statistiik , penerbit Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung

Sulastri, (2014), Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation Dalam


Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Ilmiah Di Kelas X
MAN 2 Probolinggo, Jurnal Review Pendidikan Islam 1(2)

Utami, R., Sinaga, E., Dongoran, H. (2018). Perbedaan hasil belajar dan aktivitas
siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan
NHT pada materi sistem pernapasan manusia di kelas XI IPA MAN 1
Medan T.P 2017/2018. Jurnal Pelita Pendidikan. 6(3)
55

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta,


Kencana.

Wahyuni, Murwani., (2015), Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Biologi Melalui Implementasi Model Numbered Head
Together Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Yogyakarta, Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains 3(1) : 65-71
Lampiran 1
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

56
57

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
Bab 10. Struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan dalam sistem pertahanan tubuh.
1.1.
Mengagumi Struktur dan fungsi Mengamati • Mendeskripsi Tugas 3 minggu x • Buku
keteraturan dan sel pada sistem • Membaca literatur kan sistem • - 4 JP siswa
kompleksitas pertahanan tubuh tentang penyebab HIV pertahanan • Buku
ciptaan Tuhan • Antigen dan Aids dan penyerangan tubuh pada Observasi referensi
tentang struktur antibodi. virus tersebut pada manusia dan • - berbagai
dan fungsi sel, • Mekanisme sistem kekebalan. fungsinya sumber
jaringan, organ pertahanan tubuh. • Mendeskripsi Porotfolio • Buku
penyusun sistem • Peradangan, alergi, Menanya kan • - immunolo
dan bioproses pencegahan dan • Mengapa sistem pertahanan gi
yang terjadi pada npenyembuhan kekebalan penting? tubuh Tes • Gambar/c
mahluk hidup. penyakit. harta
58

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
1.2. Menyadari dan • Immunisasi • Proses apa yang spesifik dan • Tertulis mekanism
mengagumi pola menyebabkan adanya nonspesifik atau lisan e sistem
pikir ilmiah dalam kekebalan tubuh? • Menjelaskan untuk immune
kemampuan • Komponen apa dalam antigen dan menilai • Film/Vide
mengamati tubuh yang antibodi kemampuan o yang
bioproses. menyebabkan terjadinya • Mendeskripsi pemahaman berhubung
kekebalan? kan istilah- an dengan
1.3. Peka dan peduli kekebalan istilah baru sistem
terhadap Mengumpulkan Data tubuh secara dalam immun
permasalahan (Eksperimen/Eksplorasi) aktif dan sistem
lingkungan hidup, • Menemukan penerapan pasif kekebalan.
menjaga dan istilah antigen dan • Mengidentifi • Essay
menyayangi antibodi melalui diskusi kasi tentang
lingkungan penularan virus influenza komponen- pemahaman
sebagai pada diri seseorang. komponen secara
manisfestasi
59

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
pengamalan ajaran • Mengamati gambar atau sistem holistik
agama yang dari teks tentang struktur pertahanan proses
dianutnya. sel atau jaringan tubuh tubuh kekebalan
yang berkaitan dengan • Menjelaskan dalam
2.1. Berperilaku ilmiah: sistem kekebalan tubuh. gangguan tubuh.
teliti, tekun, jujur • Mengkaji literatur untuk dan • Essay untuk
terhadap data dan menemukan fungsi pencegahan menilai
fakta, disiplin, antigen dan antibodi bagi penyakit pemahaman
tanggung jawab, pertahanan tubuh, pada sistem tentang
dan peduli dalam Mendiskusikannya dan pertahanan pembentuka
observasi dan membuat kesimpulan tubuh n kekebalan
eksperimen, berani tentang imunisasi dengan tubuh dan
dan santun dalam proses terbentuknya gangguan
mengajukan kekebalan tubuh. yang dapat
pertanyaan dan terjadi
berargumentasi,
60

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
peduli lingkungan, • Melakukan kegiatan role dalam
gotong royong, play mengenai sistem
bekerjasama, cinta mekanisme pertahanan kekebalan
damai, tubuh untuk memahami tubuh dan
berpendapat secara mekanisme sistem penyebabny
ilmiah dan kritis, pertahanan tubuh. a.
responsif dan • Melakukan kajian
proaktif dalam literature, observasi
dalam setiap lapangan (ke puskesmas,
tindakan dan rumah sakit, dll) untuk
dalam melakukan nmenemukan jenis, cara,
pengamatan dan dan tujuan dilakukan
percobaan di immunisasi pada anak-
dalam anak dan atau orang
kelas/laboratorium dewasa.
maupun di luar
61

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
kelas/laboratorium • Mengumpulkan
. informasi tentang
kelainan-kelainan yang
2.2. Peduli terhadap berhubungan dengan
keselamatan diri sistem immune dari
dan lingkungan berbagai sumber (alergi,
dengan peradangan, autoimmun,
menerapkan immunisasi, dan
prinsip vaksinasi),
keselamatan kerja
saat melakukan Mengasosiasikan
kegiatan • Manganalisis bahwa
pengamatan dan terjadinya kekebalan
percobaan di
laboratorium dan
62

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
di lingkungan tubuh dapat terjadi
sekitar. secara pasif dan aktif,
• Menganalisis bahwa
3.1 Menganalisis terjadinya kekebalan
4. peran sistem imun karena bekerjanya
dan imunisasi jaringan tubuh yang
terhadap proses berguna dalam melawan
fisiologi di dalam benda asing yang masuk
tubuh. ke dalam tubuh.
4.1 Menyajikan data • Menyimpulkan bahwa
6. jenis-jenis kekebalan tubuh dapat
imunisasi (aktif terganggu oleh berbagai
dan pasif) dan sebab.
jenis penyakit
yang Mengkomunikasikan
dikendalikannya.
63

KOMPETENSI MATERI POKOK PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR WAKTU BELAJAR
• Menjelaskan secara lisan
tentang istilah-istilah
baru berkaitan dengan
sistem kekebalan.
• Menjelaskan secara lisan
tentang mekanisme
terbentuknya sistem
kekebalan dalam tubuh.
• Menjelaskan bahwa
sistem kekebalan dapat
terganggu akibat
berbagai sebab.
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kooperatif Tipe Jigsaw I)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Salak
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA/II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3. 14 Menganalisis peran system imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di
dalam tubuh
4. 14 Melakukan kampanye pentingnya berbagai program dan jenis imunisasi serta
kelainan dalam system imun dalam berbagai bentuk media informasi

64
65

C. Indikator
1. Mendeskripsikan sistem pertahanan tubuh pada manusia dan fungsinya
2. Mendeskripsikan pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik
3. Menjelaskan antigen dan antibodi

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam sistem pertahanan tubuh
2. Siswa mampu mengidentifikasi antigen dan antibodi
3. Siswa mampu mengidentifikasi mekanisme sistem pertahanan tubuh
4. Siswa mampu menjelaskan organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
5. Sisw a mampu menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pertahanan tubuh

E. Materi Ajar
Sistem Pertahanan Tubuh
A. Sistem pertahanan tubuh pada Manusia
B. Fungsi sistem pertahanan tubuh pada Manusia
C. Sistem pertahanan tubuh Nonspesifik
D. Sistem pertahanan tubuh Spesifik
E. Antigen dan Antibody

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

G. Pendekatan/ Model/ Metode


Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Jigsaw
Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab

H. Langkah-langkahpembelajaran(2 x 45 menit)
❖ Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran Waktu
(Menit)

Guru Siswa
66

Awal Apersepsi
• Guru memberikan salam dan • Siswa 20
berdoa menjawab salam
• Guru mengkondisikan kelas guru dan berdoa
dan mengabsen peserta didik • Siswa menjawab
dengan menanyakan apakah absen
ada yang tidak hadir
• Menyampaikan topik yang • Siswa
akan dibahas, kompetensi mendengarkan
dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran.
• Guru memberikan soal pre test • Siswa

kepada siswa megnerjakan


soal pre test
yang diberikan
oleh guru
Inti • Guru membagi siswa menjadi • Siswa 60
5 kelompok dengan kelompok mengikuti
beranggotakan 5 orang arahan guru
(mengorganisasikan siswa untuk
kedalam kelompok belajar membentuk
model Jigsaw) kelompok
• Guru membagi materi yang
berbeda kepada setiap anggota
kelompok: • Siswa

✓ Kelompok asal 1 ( A,B,C,D,E) mendengarkan

✓ Kelompok asal 2 ( A,B,C,D,E) guru

✓ Kelompok asal 3 ( A,B,C,D,E)


✓ Kelompok asal 4 ( A,B,C,D,E)
✓ Kelompok asal 5 ( A,B,C,D,E)
67

✓ Guru meminta siswa dengan • Siswa duduk


materi yang sama untuk berdasarkan
membentuk kelompok baru kelompok yang
✓ Kelompok ahli 1 telah dibagi
(A1,A2,A3,A4,A5)
1. Sistem pertahanan tubuh
pada manusia
✓ Kelompok ahli 2
(B1,B2,B3,B4,B5)
2. Fungsi pertahanan tubuh
pada manusia
✓ Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5)
3. Pertahanan tubuh spesifik
✓ Kelompok ahli 4
(D1,D2,D3,D4,D5)
4. Pertahanan tubuh
nonspesifik
✓ Kelompok ahli 5
(E1,E2,E3,E4,E5)
5. Antibody dan antigen
• Guru membimbing siswa • Siswa bersama-
untuk berpikir bersama dan sama membahas
menyatukan pendapatnya materi yang
terhadap materi yang dibahas telah diberikan
dalam kelompok guru
• Setelah diskusi selesai, guru • Siswa
meminta siswa siswa untuk melakukan
kembali kekelompokasalnya arahan guru
dan membuat laporan dari hasil
diskusi yang mereka peroleh
68

• Guru meminta setiap


kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
• Guru melengkapi jawaban dari
siswa
Akhir/ 1. Guru membimbing siswa 10 menit
Penutup untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru menutup pelajaran • Siswa menjawab
dengan memberi salam salam

I. Sumber, Bahan dan Alat


Media/ Bahan : Power point dan gambar mengenai sistem pertahanan tubuh
Bahan : 1. Soal
2. Bahan dari buku pelajaran SMA kelas XI
Alat : Laptop, LCD, Proyektor, dan Papan Tulis
Sumber : 1. Buku Biologi kelas XI, Irnaningtyas dan Yossa Istiadi,
Erlangga
2. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Oman Karmana, Grafindo
3. Buku Konsep dan Penerapan Biologi untuk SMA kelas XI,
Slamet Prawirohartono, 2014
4. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Sri Pujiyanto, Platinum
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian
• Sikap : lembar observasi aktivitas siswa
• Pengetahuan : tes tertulis dalam bentuk pilihan berganda
2. Instrumen Penilaian
• Instrumen Penilaian Sikap
• Instrumen Penilaian Diskusi
• Instrumen Tes Kognitif (Pilihan berganda)
69

Salak, 22 Feb 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa,

Dra. Normauli Manurung, M.Si. Sarah Manurung


NIP. 196205221988032002 NIM. 4163341050
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kooperatif Tipe Jigsaw II)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Salak
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA/II
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh

B. Kompetensi Inti
5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3. 14 Menganalisis peran system imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di
dalam tubuh
4. 14 Melakukan kampanye pentingnya berbagai program dan jenis imunisasi serta
kelainan dalam system imun dalam berbagai bentuk media informasi

70
71

C. Indikator
1. Mendeskripsikan kekebalan tubuh secara aktif dan pasif
2. Mengidentifikasi komponen-komponen sistem pertahanan tubuh
3. Menjelaskan gangguan dan pencegahan penyakit pada sistem pertahanan tubuh

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam sistem pertahanan tubuh
2. Siswa mampu mengidentifikasi antigen dan antibodi
3. Siswa mampu mengidentifikasi mekanisme sistem pertahanan tubuh
4. Siswa mampu menjelaskan organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
5. Siswa mampu menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pertahanan tubuh

E. Materi Ajar
Sistem Pertahanan Tubuh
A. Jenis-Jenis Atau Kekebalan Berdasarkan Cara Mendapatkannya
1. Kekebalan Aktif
2. Kekebalan Pasif
B. Komponen-komponen Sistem Pertahahan Tubuh
C. Gangguan dan Pencegahan Penyakit Pada Sistem Pertahanan Tubuh

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

G. Pendekatan/ Model/ Metode


Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Jigsaw
Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
H. Langkah-langkahpembelajaran(2 x 45 menit)
❖ Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran Waktu
(Menit)

Guru Siswa
72

Awal Apersepsi
• Guru memberikan salam dan • Siswa 20
berdoa menjawab salam
• Guru mengkondisikan kelas guru dan berdoa
dan mengabsen peserta didik • Siswa menjawab
dengan menanyakan apakah absen
ada yang tidak hadir
• Menyampaikan topik yang • Siswa
akan dibahas, kompetensi mendengarkan
dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran.
• Guru memberikan soal pre test • Siswa

kepada siswa megnerjakan


soal pre test
yang diberikan
oleh guru
Inti • Guru membagi siswa menjadi • Siswa 60
5 kelompok dengan kelompok mengikuti
beranggotakan 5 orang arahan guru
(mengorganisasikan siswa untuk
kedalam kelompok belajar membentuk
model Jigsaw) kelompok
• Guru membagi materi yang
berbeda kepada setiap anggota
kelompok: • Siswa

✓ Kelompok asal 1 ( A,B,C,D,E) mendengarkan

✓ Kelompok asal 2 ( A,B,C,D,E) guru

✓ Kelompok asal 3 ( A,B,C,D,E)


✓ Kelompok asal 4 ( A,B,C,D,E)
✓ Kelompok asal 5 ( A,B,C,D,E)
73

✓ Guru meminta siswa dengan • Siswa duduk


materi yang sama untuk berdasarkan
membentuk kelompok baru kelompok yang
✓ Kelompok ahli 1 telah dibagi
(A1,A2,A3,A4,A5)
1. Mendeskripsikan
kekebalan tubuh secara
aktif
✓ Kelompok ahli 2
(B1,B2,B3,B4,B5)
2. Mendeskripsikan
kekebalan tubuh secara
pasif
✓ Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5)
3. Mengidentifikasikan
komponen-komponen
sistem pertahanan tubuh
✓ Kelompok ahli 4
(D1,D2,D3,D4,D5)
4. Menjelaskan gangguan-
gangguan sistem
pertahanan tubuh
✓ Kelompok ahli 5
(E1,E2,E3,E4,E5,)
5. Pencegahan penyakit pada
sistem pertahanan tubuh
• Siswa bersama-
• Guru membimbing siswa
sama membahas
untuk berpikir bersama dan
materi yang
menyatukan pendapatnya
telah diberikan
terhadap materi yang dibahas
guru
dalam kelompok
74

• Setelah diskusi selesai, guru


meminta siswa siswa untuk
kembali kekelompokasalnya
dan membuat laporan dari hasil
diskusi yang mereka peroleh
• Guru meminta setiap • Siswa
kelompok untuk melakukan
mempresentasikan hasil arahan guru
diskusinya
• Guru melengkapi jawaban dari
siswa
Akhir/ 3. Guru membimbing siswa 10 menit
Penutup untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
4. Guru menutup pelajaran • Siswa menjawab
dengan memberi salam salam

❖ Pertemuan III (1 x 45 menit) : Melaksanakan tes kognitif (soal)


J. Sumber, Bahan dan Alat
Media/ Bahan : Power point dan gambar mengenai sistem pertahanan tubuh
Bahan : 1. Soal
2. Bahan dari buku pelajaran SMA kelas XI
Alat : Laptop, LCD, Proyektor, dan Papan Tulis
Sumber : 1. Buku Biologi kelas XI, Irnaningtyas dan Yossa Istiadi,
Erlangga
2. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Oman Karmana, Grafindo
3. Buku Konsep dan Penerapan Biologi untuk SMA kelas XI,
Slamet Prawirohartono, 2014
4. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Sri Pujiyanto, Platinum
J. Penilaian
3. Teknik Penilaian
• Sikap : lembar observasi aktivitas siswa
75

• Pengetahuan : tes tertulis dalam bentuk pilihan berganda


4. Instrumen Penilaian
• Instrumen Penilaian Sikap
• Instrumen Penilaian Diskusi
• Instrumen Tes Kognitif (Pilihan berganda)
Salak, 22 Feb 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa,

Dra. Normauli Manurung, M.Si. Sarah Manurung


NIP. 196205221988032002 NIM. 4163341050
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kooperatif Tipe Group Investigation I)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Salak
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA/II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh

H. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3. 14 Menganalisis peran system imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di
dalam tubuh
4. 14 Melakukan kampanye pentingnya berbagai program dan jenis imunisasi serta
kelainan dalam system imun dalam berbagai bentuk media informasi

C. Indikator
1. Mendeskripsikan sistem pertahanan tubuh pada manusia dan fungsinya

76
77

2. Mendeskripsikan pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik


3. Menjelaskan antigen dan antibodi

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam sistem pertahanan tubuh
2. Siswa mampu mengidentifikasi antigen dan antibodi
3. Siswa mampu mengidentifikasi mekanisme sistem pertahanan tubuh
4. Siswa mampu menjelaskan organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
5. Siswa mampu menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pertahanan tubuh

E. Materi Ajar
Sistem Pertahanan Tubuh
A. Sistem pertahanan tubuh pada Manusia
B. Fungsi sistem pertahanan tubuh Pada Manusia
C. Sistem pertahanan tubuh Nonspesifik
D. Sistem pertahanan tubuh Spesifik
E. Antigen dan Antibody

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

G. Pendekatan/ Model/ Metode


Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Group Investigation
Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
78

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


❖ Pertemuan I (2 x 45 menit)
Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
pembelajaran (menit)
Apersepsi
Kegiatan awal ✓ Guru memberikan salam dan ✓ Siswa menjawab salam (13)
menyapa siswa dan sapaan dari guru 2
• Guru : Selamat pagi anak- • Siswa : Pagi Bu
anak ibu semuanya.
• Guru : Bagaimana kabar • Siswa : Sehat Bu
kalian hari ini? Sehat?
✓ Guru membimbing siswa untuk ✓ Siswa mulai berdoa 1
berdoa secara bersama
✓ Guru memeriksa ✓ Siswa menjawab hadir 1
kehadiran siswa • Siswa : Hadir
• Guru : Oke anak-
anak, ibu absen dulu
ya
✓ Guru mengulang sedikit ✓ Siswa mendengar dan 2
materi sebelumnya dan menjawab pertanyaan
memberikan apersepsi dari guru.
kepada siswa dengan
menanyai tentang apa ✓ Siswa menyimak apa 7
yang diketahui siswa yang disampaikan oleh
mengenai sistem guru
pertahanan tubuh
• Guru : anak-anak, ibu
ingin bertanya apa si
yang dimaksud dengan
sistem pertahanan
tubuh ?
79

• Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (75)
Mengamati
✓ Guru menjelaskan ✓ Siswa mengamati power 5
mengenai definisi dari point yang sudah
sistem pertahanan tubuh, ditampilkan dan
sistem pertahanan tubuh mendengarkan
spesifik dan nonspesifik, penjelasan dari guru
antigen dan antibody
dengan menggunakan
power point pembelajaran
yang akan ditampilkan

Menanya
✓ Guru mengarahkan kepada ✓ Siswa mengikuti arahan 3
siswa untuk bertanya dari dari guru dengan
materi yang telah menyiapkan pertanyaan
disampaikan mengenai yang belum mereka
pengertian dan fungsi pahami
sistem pertahanan tubuh

Mengumpulkan data
✓ Guru mempersiapkan ✓ Siswa mengikuti arahan 5
kelas untuk pembelajaran dari guru
kooperatif tipe Group
Investigation dengan
membagi kelompok yang
beranggotakan 5 orang
✓ Siswa langsung bergerak
✓ Guru meminta siswa menuju ke kelompoknya 2
untuk duduk dengan masing-masing
80

kelompoknya masing-
masing.
✓ Guru memberikan ✓ Siswa mendengarkan apa 5
kesempatan kepada siswa yang disampaikan oleh
untuk memilih topik yang guru dan mencatat materi
akan di diskusikan dengan yang sudah diberikan
teman kelompoknya yaitu
mengidentifikasi fungsi
sistem pertahanan
tubuh,sistem pertahanan
tubuh spesifik dan
nonspesifik,antigen dan
antibody.
✓ Guru memberikan ✓ Siswa mengikuti arahan 5
kesempatan kepada setiap guru dengan saling
kelompok untuk membagi berdiskusi dan
subtopik kepada seluruh mengerjakan soal yang
anggota. diberikan guru
✓ Guru memberikan ✓ Siswa mengikut arahan 5
kesempatan kepada dari guru
masing-masing kelompok
untuk membuat
perencanaan dari masalah
yang akan diteliti
bagaimana proses dan
sumber apa yang dipakai.

Membuat penyelidikan
✓ Guru memberikn waktu ✓ Siswa melakukan 15
kepada siswa untuk evaluasi
berfantasi mengumpulkan,
menganalisis dan
81

mengevaluasi informasi
membuat kesimpulan
tentang fungsi sistem
pertahanan tubuh.

Mempresentasikan tugas
akhir

✓ Guru memberikan
kesempatan kepada 20
masing-masing kelompok
mempresentaskan hasil
kerjanya, kelompok lain
memberikan tanggapan .

Evaluasi pembelajaran
✓ Guru membantu siswa 10
melakukan refleksi
terhadap pembelajaran
fungsi sistem pertahanan
tubuh.
Kegiatan
penutup ✓ Guru menyimpulkan ✓ Siswa menyimpulkan (15)
materi pembelajaran yang materi pembelajaran 10
telah di jelaskan tentang fungsi
pertahanan tubuh.
✓ Guru menyampaikan ✓ Siswa menjawab salam 5
salam penutup guru
• Guru : oke sampai • Siswa : siang Bu
ketemu di pertemuan
berikutnya dan selamat
siang
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kooperatif Tipe Group Investigation II)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Salak
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA/II
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh

I. Kompetensi Inti
5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3. 14 Menganalisis peran system imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di
dalam tubuh
4. 14 Melakukan kampanye pentingnya berbagai program dan jenis imunisasi serta
kelainan dalam system imun dalam berbagai bentuk media informasi

C. Indikator
1. Mendeskripsikan kekebalan tubuh secara aktif dan pasif

82
83

2. Mengidentifikasi komponen-komponen sistem imun


3. Menjelaskan gangguan dan pencegahan penyakit pada imu

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam sistem pertahanan tubuh
2. Siswa mampu mengidentifikasi antigen dan antibodi
3. Siswa mampu mengidentifikasi mekanisme sistem pertahanan tubuh
4. Siswa mampu menjelaskan organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
5. Siswa mampu menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pertahanan tubuh

E. Materi Ajar
Sistem Pertahanan Tubuh
A. Jenis-Jenis Atau Kekebalan Berdasarkan Cara Mendapatkannya
1. Kekebalan Aktif
2. Kekebalan Pasif
B. Komponen-komponen Sistem Pertahahan Tubuh
C. Gangguan dan Pencegahan Penyakit Pada Sistem Pertahanan Tubuh

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

G. Pendekatan/ Model/ Metode


Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Group Investigation
Metode : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
84

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


❖ Pertemuan II (2 x 45 menit)
Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
pembelajaran (menit)

Kegiatan awal Apersepsi (13)


✓ Guru memberikan salam dan ✓ Siswa menjawab salam 2
menyapa siswa dan sapaan dari guru
• Guru : Selamat pagi anak- • Siswa : Pagi Bu
anak ibu semuanya. • Siswa : Sehat Bu
• Guru : Bagaimana kabar
kalian hari ini? Sehat?
✓ Guru membimbing siswa untuk ✓ Siswa mulai berdoa 3
berdoa secara bersama
✓ Guru memeriksa ✓ Siswa menjawab hadir 3
kehadiran siswa • Siswa : Hadir Bu
• Guru : Oke anak-
anak, ibu absen dulu
ya
✓ Guru memberikan Pre-test ✓ Siswa menjawab 5
pertanyaan dari guru

Kegiatan inti (75)


Mengamati
✓ Guru menjelaskan ✓ Siswa mengamati power 10
mengenai kekebalan tubuh point yang sudah
secara aktif dan ditampilkan dan
pasif,komponen- mendengarkan
komponen sistem penjelasan dari guru
pertahanan
tubuh,gangguan dan
85

pencegahan penyakit pada


sistem pertahanan tubuh
dengan menggunakan
power point yang akan
ditampilkan

Menanya
✓ Guru mengarahkan kepada ✓ Siswa mengikuti arahan 3
siswa untuk bertanya dari dari guru dengan
materi yang telah menyiapkan pertanyaan
disampaikan mengenai yang belum mereka
bagaimana mekanisme pahami
sistem pertahanan tubuh
nonspesifik dan spesifik

Mengumpulkan data
✓ Guru memastikan bahwa ✓ Siswa mendengarkan apa 2
siswa sudah duduk pada yang disampaikan oleh
kelompoknya masing- guru dan mengikuti
masing arahan dari guru
✓ Guru memberikan materi ✓ Siswa mendengarkan apa 3
yang akan dibahas kepada yang disampaikan oleh
masing-masing kelompok. guru dan mencatat materi
yang sudah diberikan
✓ Guru memberikan 7
kesempatan kepada
masing-masing kelompok
untuk membuat
perencanaan dari masalah
yang akan diteliti
bagaimana proses dan
sumber apa yang dipakai
86

Membuat penyelidikan
✓ Guru memberikan waktu ✓ Siswa mengikuti arahan 15
kepada siswa untuk guru dengan saling
berfantasi mengumpulkan, berdiskusi dan
menganalisis dan mengerjakan soal yang
mengevaluasi informasi diberikan guru
membuat kesimpulan
tentang kedalam
pengetahuan baru dalam
mencapai sebuah masalah
kelompok.

Mempresentasikan tugas
akhir
✓ Guru memberikan ✓ Siswa mengikut arahan 20
kesempatan kepada dari guru
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya, tentang dan
kelompok lain
memberikan tanggapan

Evaluasi pembelajaran
✓ Guru membantu siswa ✓ Siswa menyimpulkan 15
melakukan refleksi materi
pembelajaran tentang

Kegiatan (5)
penutup ✓ Guru menyimpulkan ✓ Siswa merespon apa
pembelajaran yang dikatakan oleh guru 4
87

• Guru : baik anak-anak,


berhubung waktu kita
sudah habis maka
pembelajaran kita
lanjutkan di pertemuan
berikutnya ya.
✓ Guru menyampaikan ✓ Siswa menjawab salam 1
salam penutup guru
• Guru : oke sampai • Siswa : siang Bu
ketemu di pertemuan
berikutnya dan selamat
siang

❖ Pertemuan III (1 x 45 menit) : Melaksanakan tes kognitif (soal)


K. Sumber, Bahan dan Alat
Media/ Bahan : Power point dan gambar mengenai sistem pertahanan tubuh
Bahan : 1. Soal
2. Bahan dari buku pelajaran SMA kelas XI
Alat : Laptop, LCD, Proyektor, dan Papan Tulis
Sumber : 1. Buku Biologi kelas XI, Irnaningtyas dan Yossa Istiadi,
Erlangga
2. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Oman Karmana, Grafindo
3. Buku Konsep dan Penerapan Biologi untuk SMA kelas XI,
Slamet Prawirohartono, 2014
4. Buku Biologi untuk SMA kelas XI, Sri Pujiyanto, Platinum
J. Penilaian
5. Teknik Penilaian
• Sikap : lembar observasi aktivitas siswa
• Pengetahuan : tes tertulis dalam bentuk pilihan berganda
6. Instrumen Penilaian
• Instrumen Penilaian Sikap
88

• Instrumen Penilaian Diskusi


• Instrumen Tes Kognitif (Pilihan berganda)

Salak, 22 Feb 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa,

Dra. Normauli Manurung, M.Si. Sarah Manurung


NIP. 196205221988032002 NIM. 4163341050
Lampiran 6
Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Zat antimikroba yang secara alamiah terkandung dalam air mata, urine,
dan keringat adalah...
a. interferon
b. antibodi
c. komplemen
d. lisozim
e. antigen
(Irnaningtyas, 2016)
2. Interferon merupakan protein yang dapat disintesis oleh sel-sel tubuh
sebagai respons terhadap infeksi...
a. Bakteri
b. Cacing
c. Jamur
d. Protozoa
e. Virus
(Irnaningtyas, 2016)
3. Seseorang yang pernah menderita penyakit cacar saat masih kecil,
kemungkinan besar tidak dapat terserang penyakit cacar yang sama
karena...
a. Tubuh telah mendapatkan imunitas pasif alami
b. Sistem imunitas telah membentuk antibodi
c. Tubuh sudah menghasilkan antibiotik
d. Terjadi aglutinasi terhadap virus penyebab cacar
e. Mendapatkan vaksinasi saat terserang cacar pertama kali
(Irnaningtyas, 2016)
4. Cara menginaktivasi antigen seperti pada gambar berikut disebut...

89
90

a. Fiksasi komplemen agar mudah difagositosis


b. Aktivasi sistem komplemen agar mudah dikenali
c. Aglutinasi (penggumpalan) agar mudah dicerna
d. Presitipasi (pengendapan) agar mudah dibuang
e. Netralisasi agar tidak berbahaya
(Irnaningtyas, 2016)
5. Inflamasi merupakan respon imun non spesifik yang disebabkan….
a. Pembuluh darah mengecil
b. Pembuluh darah menyempit
c. Pembuluh darah membesar
d. Pembuluh darah memanjang
e. Pembuluh darah pecah
(Yusa, 2016)

6. Garis pertahanan pertahanan pertama pada sistem pertahanan tubuh


nonspesifik adalah...
a. Kulit dan membrane mukosa
b. Kulit dan sel fagosit
c. Protein antimikroba dan membrane mukosa
d. Limfosit dan antibodi
e. Kulit dan antibodi
(Karmana, 2016)

7. Virus HIV menimbulkan penyakit AIDS yang berhubungan dengan sisten


imun manusia, karena….
a. Virus HIV adalah virus yang tidak bisa dikenali antibody apapun
b. Virus HIV adalah yang menyerang sel limfosit T
c. Virus HIV adalah virus yang tidak bisa difagositosis
d. Virus HIV adalah virus yang menyerang sel limfosit penghasil
antibody
e. Virus HIV adalah virus yang menyerang berbagai jenis sel darah
putih
(Irnaningtyas, 2016)

8. Seseorang yang pernah menderita penyakit cacar saat masih kecil,


kemungkinan besar tidak dapat terserang penyakit cacar yang sama
karena...
a. Tubuh telah mendapatkan imunitas pasif alami
b. Sistem imunitas telah membentuk antibody
c. Tubuh sudah menghasilkan antibiotic
d. Terjadi aglutinasi terhadap virus penyebab cacar
e. Mendapatkan vaksinasi saat terserang cacar pertama kali

(Irnaningtyas, 2016)
91

9. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara...


a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang akan
dilawannya
b. Memfagosit kuman penyakit atau benda-benda asing yang ada di
dalam tubuh
c. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan kuman dan benda
asing yang ada di dalam tubuh
d. Menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan terjadinya lisis
virus atau sel bakteri
e. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan menggunakan
secret dari lisosom.
(Pujiyanto, 2014)
10. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara...
a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang akan
dilawannya
b. Memfagosit kuman penyakit atau benda-benda asing yang ada di
dalam tubuh
c. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan kuman dan benda
asing yang ada di dalam tubuh
d. Menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan terjadinya lisis
virus atau sel bakteri
e. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan menggunakan
secret dari lisosom.
(Pujiyanto, 2014)
11. Molekul-molekul yang dapat merangsang munculnya respons kekebalan
dinamakan...
a. Antibodi
b. Antigen
c. Kemokin
d. Histamin
e. Interferon
(Pujiyanto, 2014)
12. Kekebalan yang diperoleh seseorang setelah menderita penyakit cacar
dinamakan...
a. Kekebalan alami
b. Kekebalan dapatan
c. Kekebalan aktif alami
d. Kekebalan pasif
e. Kekebalan pasif alami
(Pujiyanto, 2014)
13. Mekanisme pembuangan antigen berupa fiksasi (aktivasi) komplemen
mengakibatkan...
a. Racun dari mikroorganisme akan mudah difagositosis oleh
makrofag
92

b. Proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh fagositosis


menjadi mudah
c. Menghambat aktivitas antigen
d. Cairan tubuh akan diendapkan oleh antigen
e. Lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen.
(Karmana, 2006)

14. Sel-sel memori melindungi tubuh dengan...


a. Kekebalan
b. Toksin
c. Antigen
d. Interferon
e. Antibiotik
(Pujiyanto, 2014)
15. Berikut ini yang merupakan hasil dari kekebalan jangka panjang adalah...
a. Janin dalam kandungan memperoleh antibodi dari ibu
b. Respons peradangan
c. Diperolehnya serum dari orang yang kebal terhadap rabies
d. Diperolehnya vaksin cacar cair
e. Bayi memperolehantibodi dari air susu ibu
(Pujiyanto, 2014)
16. Jenis sel dan fungsinya dalam merespons imunitas yang paling benar
adalah...
a. Sel T penolong menghancurkan sel tertentu
b. Limfosit B memfagositosis antigen
c. Sel T sitotoksik menyekresikan antibiotik
d. Makrofag memproduksi antibodi
e. Sel B memori berperan dalam respon imunitas sekunder
` (Irnaningtyas, 2016)
17. Infeksi mikroorganisme akan merangsang sekelompok protein antimikroba
untuk melisiskan atau menghancurkan mikroorganisme tersebut, aktivitas
ini dikenal sebagai...
a. Aktivitas komplemen
b. Aktivitas netralisasi
c. Aktivitas presipitasi
d. Aktivitas aglutinasi
e. Aktivitas pembuangan antigen
(Priadi, 2010)
18. Keistimewaan sel T adalah dapat membedakan antara sel normal dan sel
yang di dalamnya terdapat virus yang bersembunyi. Hal itu dimungkinkan
karena adanya bantuan...
a. Sistem molekul MHC
b. Sistem komplemen
93

c. Interferon
d. Antibod
e. Histamin
(Pujiyanto, 2014)
19. Sistem pertahanan tubuh tidak dipengaruhi oleh faktor...
a. Usia
b. Keturunan
c. Nutrisi
d. Stress
e. Pekerjaan
(Irnaningtyas, 2016)

Perhatikan gambar struktur antibody di bawah ini untuk menjawab soal


nomor 48 dan nomor 49

20. Bagian gambar yang di tunjukkan oleh X adalah….


a. Duarantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh
jembatan disulfide
b. Daerah variabel (V) antar molekul memiliki rantai asam amino
yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen
spesifik
c. Dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan disulfide
d. Duarantai berat yang dihubungkan oleh jembatan disulfide
e. Semua salah
(Irnaningtyas, 2016)
21. Pada tahap perkembangannya limfosit B akan berkembang menjadi...
a. Sel plasma dan antigen
b. Limfosit T dan limfosit T penolong
c. Antibody dan antigen
d. Sel plasma dan sel B memori
e. Antigen dan limfosit T
94

(Karmana, 2015)
22. Jenis sel dan fungsinya dalam merespons imunitas yang paling benar
adalah...
a. Sel T penolong menghancurkan sel tertentu
b. Limfosit B memfagositosis antigen
c. Sel T sitotoksik menyekresikan antibiotic
d. Makrofag memproduksi antibody
e. Sel B memori berperan dalam respon imunitas sekunder
` (Irnaningtyas, 2016)

23. Apa yang terjadi bila seseorang mengkonsumsi obat-obatan


sembarangan...
a. Addison
b. Sindrom down
c. Reaksi alergi pada kulit dan kematian
d. Mampu menetralkan racun dari mikroorganisme berbahaya
e. Memudahkan proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh
fagositosis.
(Irnaningtyas, 2016)

24. Mekanisme pembuangan antigen berupa fiksasi (aktivasi) komplemen


mengakibatkan...
a. Racun dari mikroorganisme akan mudah difagositosis oleh
makrofag
b. Proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh fagositosis
menjadi mudah
c. Menghambat aktivitas antigen
d. Cairan tubuh akan diendapkan oleh antigen
e. Lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen.
(Karmana, 2006)
25. Zat yang menyebabkan alergi disebut...
a. Antigen
b. Antibodi
c. Allergen
d. Protein
e. Toksin
(Priadi, 2010)
26. Seseorang dapat dikatakan telah memiliki kekebalan aktif jika menunjukkan
respon sekunder terhadap infeksi oleh patogen yang sama untuk kedua
kalinya. Respon sekunder tersebut terjadi melalui mekanisme….
a. Induksi fagositosis dan neutrophil oleh antigen virus
95

b. Induksi pembentukan sel plasma yang menghasilkan antibody


c. Aktivasi protein kompelmen yang menginduksi antibbodi
d. Sekresi histamine dan prostaglandin oleh limfosit T
e. Peningkatan permeabilitas kapiler darah oleh histamine
(Yusa, 2016)
27. Berikut ini adalah beberapa respon imun….
1) Inflamasi
2) Antibody
3) Limfosit
4) Fagositosis
Respon imun tang bersifat nonspesifik adalah….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 1 dan 3
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
(Yusa, 2016)

28. Kerusakan sel atau jaringan baik karena terluka atau tertusuk duri akan
mengakibatkan suatu respon peradangan, berikut pernyataan yang salah
adalah...
a. Respon peradangan dimulai oleh adanya sinyal kimiawi
b. Sinyal kimiawi dapat berupa senyawa histamin
c. Histamin yang dihasilkan oleh tubuh merupakan respon dari
kerusakan jaringan
d. Histamin yang terbentuk berperan dalam meningkatkan konsentrasi
otot dan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler disekitar area
yang terinfeksi
e. Peningkatan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah akan
mempersulit perpindahan sel-sel fagosit dari darah kedalam jaringan
yang terluka
(Priadi, 2010)
29. Inflamasi (peradangan) merupakan respon pertahanan tubuh non spesifik
yang disebabkan...
a. Pembuluh dalah melebar
b. Pembuluh dalah mengecil
c. Pembuluh dalah menyempit
d. Pembuluh dalah memanjang
e. Pembuluh dalah pecah
(Priadi, 2010)
96

30. Gangguan sistem imunitas ditandai dengan melemahnya kekebalan tubuh


sehingga menjadi rentan terhadap penyakit opurnistik. Hal tersebut dialami
oleh penderita...
a. AIDS
b. Malaria
c. Anemia perniosa
d. Diabetes mellitus
e. Lupus
(Irnaningtyas, 2016))
Lampiran 7

Kunci jawaban

1. D 11. D 21. D

2. D 12. E 22. B

3. B 13. E 23. C

4. B 14. B 24. B

5. C 15. B 25. C

6. B 16. B 26. A

7. B 17. A 27. B

8. A 18. C 28. A

9. B 19. B 29. B,

10. A 20. D 30. A

97
Lampiran 8

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) I

Nama kelompok

1.

2.

3.

4.

5.

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

I. Kompetensi Inti (KI)


KI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

98
99

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa
antigen dan bibit penyakit
1. Mendeskripsikan pengertian dan fungsi pertahanan tubuh
2. Menjelaskan sistem pertahanan tubuh spesifik
3. Menjelaskan sistem pertahanan tubuh nonspesifik
4. Menjelaskan antigen dan antibodi
III. Tujuan

1. Menganalisis mekanisme respons pertahanan nonspesifik,


misalnya respons peradangan.
2. Menyimpulkan empat ciri pertahanan tubuh nonspesifik.
3. Menganalisis struktur antibodi

IV. Petunjuk Belajar

• Diskusikan LKPD bersama dengan anggota kelompokmu!


• Pergunakan buku teks, atau sumber lain untuk membantu menjawab pertanyaan
dalam LKPD ini!
• Kerjakan LKPD sesuai dengan nomor yang telah ditentukan oleh guru!
• Tuliskan jawaban dengan ringkas dan jelas pada tempat yang disediakan!
• Jika terdapat soal yang belum dimengerti, tanyakan kepada guru!.

V. Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh


100

2.Isilah Tabel berikut !

No. Substansi Penjelasan


1 Antigen

2 Antibodi

3. Deskripsikanlah sistem pertahanan tubuh spesifik dan nonspesifik !


101

4. Lihat gambar berikut !

Jelaskan struktur pada gambar diatas !

5. Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD, jelaskan
secara singkat pengertian dan fungsi dari masing-masing immunoglobulin!
Lampiran 9

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) I

1. Sistem pertahanan tubuh adalah sistem pertahanan yang ada pada tubuh manusia
yang berfungsi untuk menjaga manusia dari benda-benda yang asing bagi tubuh
manusia. Pada sistem imun ada istilah yang disebut Imunitas. Imunitas sendiri
adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita terhadap suatu penyakit.
Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai imunitas terhadap berbagai macam
penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita.
2.
No. Substansi Penjelasan
1 Antigen Antigen merupakan molekul yang biasanya dimiliki
oleh virus, bakteri, fungi, protozoa dan juga cacing
parasit. Zat yang merangsang respon imunitas
terutama dalam menghasilkan antibodi. Permukaan
bakteri mengandung banyak protein dan
polisakarida yang bersifat antigen
2 Antibodi Antibodi sendiri dapat dikenal sebagai imunoglobin
dengan asumsi selain karena karakteristik
globularnya, Protein larut yang dihasilkan oleh
sistem imunitas sebagai respon terhadap keberadaan
suatu antigen .

3. sistem Kekebalan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap


patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh
nonspesifik. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik ini biasa disebut dengan sistem
kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan ketiga dari tubuh. Sedangkan
sistem Kekebalan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh
nonspesifik. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik ini biasa disebut dengan sistem
kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan ketiga dari tubuh.

102
103

4. - Dua rantai berat dan rantai ringan dihubungkan oleh jembatan disulfida.
- Daerah variabel (V) antar molekul memiliki rangkaian asam amino yang
berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik.
- Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen
- Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau
menutup untuk mengakomodasi pengikat terhadap dua determinan antigen
yang terpisah pada jarak tertentu.

5. IgG : Berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin,


IgM : Berfungsi sebagai yang mengaktifkan komplemen dan meningkatkan
fagositosis
IgA : Berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh
IgE : Berfungsi untuk pelepasan histamin dan mediator
IgD : Berfungsi membantu memicu respon imunitas.
Lampiran 10
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) II

Nama kelompok

1.

2.

3.

4.

5.

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

1. Kompetensi Inti (KI)


KI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

104
105

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa
antigen dan bibbit penyakit
1. Menjelaskan respon kekebalan secara aktif dan pasif
2. Mengidentifikasi komponen-komponen imun
3. Menjelaskan gangguan dan cara pencegahan penyakit pada sistem
imun.
III. TUJUAN

1. Siswa mampu menjelaskan kekebalan tubuh aktif dan pasif


2. Siswa mampu menjelaskan organ yang berperan dalam sistem pertahanan
tubuh
3. Siswa mampu menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pertahanan
tubuh

IV. Petunjuk Belajar

• Diskusikan LKPD bersama dengan anggota kelompokmu!


• Pergunakan buku teks, atau sumber lain untuk membantu menjawab pertanyaan
dalam LKPD ini!
• Kerjakan LKPD sesuai dengan nomor yang telah ditentukan oleh guru!
• Tuliskan jawaban dengan ringkas dan jelas pada tempat yang disediakan!
• Jika terdapat soal yang belum dimengerti, tanyakan kepada guru!

VI. Pertanyaan

1. Kekebalan tubuh secara aktif dibedakan menjadi dua macam, jelaskan


keduanya !
106

2. Kekebalan tubuh secara pasif dibedakan menjadi dua macam, jekaskan


keduanya !

3. Jelaskan secara rinci sel-sel yang terlibat dalam respon imunitas !

4. Apakah perbedaan sel B memori dan sel T sitotoksik?


107

5. Pada kasus tertentu, tubuh mengalami kegagalan dalam respons imunitas


terhadap antigen sehingga dapat menimbulkan penyakit autoimun.
Tuliskan contoh-contoh penyakitnya dan tuliskan deskripsinya.
Lampiran 11

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) II

1. Imunitas aktif alami


Terjadi jika seseorang terpapar satu jenis penyakit, kemudian sistem imunitas
memproduksi antibody dan limfosit khusus.
Imunitas aktif buatan (induksi)
Merupakan hasil vaksinasi, vaksin adalah patogen yang mati/dilemahkan, atau
toksin yang telah diubah. Vaksin dapat merangsang respon imunitas, tetapi tidak
menyebabkan penyakit.
2. Pasif alami
terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk kedalam
plasenta sehingga dapat memberikan kekebalan sementara bayi beberapa
minggu/bulan selama kelahiran.
Pasif buatan
Melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh hewan/orang yang
kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.
3. Sel B : Limfosit yang berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen.
Sel T : Sel darah putih limfosit yang mampu mengenali dan membedakan jenis
antigen atau patogen spesifik.
Makrofag : Sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel
darah putih monosit yang diproduksi disumsum tulang belakan, dan berfungsi
menelan antigen atau bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
Natural Cell Killer : Sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat
sitotoksik.
4. Sel B memori adalah sel yang berasal dari pecahan limfosit B yang teraktivasi
dan tidak terdiferensiasi sedangkan Sel T sitotoksik untuk mengenali dan
menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada permukaannya.
5. A. Artritis Rematoid
a. Penyakit Grave (hipertiroidisme) e. Diabetes Melitus
b. Anemia Pernisiosa f. Multiple Sclerosis
c. Penyakit Addison
d. Lupus

108
Lampiran 12
TABEL VALIDITAS TES
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Y Y²
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24 576
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32 1024
3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 28 784
4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24 576
5 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 28 784
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27 729
8 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30 900
10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30 900
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30 900
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27 729
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 28 784
15 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 16 256
16 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 18 324
17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 21 441
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 29 841
19 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 16 256
20 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 12 144
21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20 400
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 24 576
23 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 16 225
24 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 23 576
25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 11 100
26 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 19 400
27 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 24 529
28 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 15 196
29 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 21 441
30 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 18 361
31 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 13 169
32 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 16 256
16

19

16

26

26

19

22

10

25

20

13

22

12

24

22

26

27

10

15

16

11

22

27

28

12

19

19

14

10

16

19

26

27

27

25
727 17700
X

7
16

19

16

26

26

19

22

10

25

20

13

22

12

24

22

26

27

10

15

16

11

22

27

28

12

19

19

14

10

16

19

26

27

27

25

7
400

469

406

609

630

476

546

212

599

524

333

540

282

596

249

538

622

644

267

335

404

200

552

171

642

674

203

306

469

484

354

223

417

496

624

648

643

605

148

154
ƩXY

-0,161

-0,053

-0,293

-0,013

-0,042

-0,131

-0,058
0,403

0,389

0,423

0,247

0,598

0,461

0,509

0,388

0,731

0,444

0,101

0,599

0,502

0,422

0,415

0,436

0,436

0,413

0,575

0,148

0,408

0,351

0,389

0,543

0,369

0,544

0,666

0,492

0,422

0,461
0,39

0,59

0,44
Hit
R

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349

0,349
Tab.
R
Kat.

TV

TV

TV

TV

TV

TV

TV

TV

TV

TV
V

V
109
Lampiran 13
PERHITUNGAN VALIDITAS TES
Dengan menggunakan Tabel uji validitas seperti yang terdapat pada lampiran,
maka dapat dilihat validitas soal yang akan diujikan. Sebagai contoh bisa
diketahui : N = 32 rTabel = 0,349
ƩX = 16 ƩY² = 17700
ƩY = 726 (ƩY)² = 527076
(ƩX)² = 256 α = 0,05
ƩXY = 400
𝑁 ƩXY−(ƩX)(Ʃ𝑌)
rxy =
√(𝑁Ʃ𝑋 2 −(Ʃ𝑋)²) √(𝑁Ʃ𝑌 2 −(Ʃ𝑌)²)
Maka,
32.400−16.726
rxy =
√(32.16−256) √(32.17700−527076)
1184
rxy =
√256(39324)
1184 1184
rxy = = 31728 = 0,373 (valid)
√10066944
Dengan membandingkan rhitung dengan rTabel untuk N = 32 Pada taraf nyata α =
0,05 didapat untuk soal no 1 rhitung (0,403) > rTabel (0,349) maka soal no 1
dinyatakan valid. Dengan cara yang sama dicari validitas untuk setiap soal
No.Soal Thitung Ttabel Status
1 0,373 0,349 Valid
2 0,389 0,349 Valid
3 0,423 0,349 Valid
4 0,247 0,349 Tidak valid
5 0,598 0,349 Valid
6 0,461 0,349 Valid
7 0,509 0,349 Valid
8 -0,161 0,349 Tidak valid
9 0,388 0,349 Valid

110
111

10 0,731 0,349 Valid


11 0,390 0,349 Valid
12 0,444 0,349 Valid
13 0,101 0,349 Tidak valid
14 0,599 0,349 Valid
15 0,502 0,349 Valid
16 0,422 0,349 Valid
17 0,415 0,349 Valid
18 0,436 0,349 Valid
19 0,436 0,349 Valid
20 -0,053 0,349 Tidak valid
21 0,413 0,349 Valid
22 -0,293 0,349 Tidak valid
23 0,575 0,349 Valid
24 0,148 0,349 Tidak valid
25 0,408 0,349 Valid
26 0,590 0,349 Valid
27 -0,013 0,349 Tidak valid
28 0,351 0,349 Valid
29 0,389 0,349 Valid
30 0,543 0,349 Valid
31 0,369 0,349 Valid
32 -0,042 0,349 Tidak valid
33 0,544 0,349 Valid
34 0,666 0,349 Valid
35 0,440 0,349 Valid
36 0,492 0,349 Valid
37 0,422 0,349 Valid
38 0,461 0,349 Valid
39 -0,131 0,349 Tidak valid
40 -0,058 0,349 Tidak valid
Lampiran 14
TABEL RELIABILITAS TES
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Ʃy Y²
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24 576
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32 1024
3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 28 784
4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24 576
5 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 28 784
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27 729
8 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30 900
10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30 900
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30 900
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29 841
13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27 729
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 28 784
15 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 16 256
16 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 18 324
17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 21 441
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 29 841
19 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 16 256
20 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 12 144
21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20 400
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 24 576
23 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 15 225
24 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 24 576
25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 10 100
26 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 400
27 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 24 529
28 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 14 196
29 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 21 441
30 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 19 361
31 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 13 169
32 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 16 256

727

177
16

19

16

26

26

19

22

10

25

20

13

22

12

24

22

26

27

10

15

16

11

22

27

28

12

19

19

14

10

16

19

26

27

27

25

00
9

7
X

0,59

0,81

0,81

0,59

0,68

0,31

0,78

0,63

0,41

0,69

0,38

0,75

0,28

0,69

0,84

0,31

0,47

0,31

0,69

0,29

0,84

0,88

0,28

0,38

0,59

0,59

0,43

0,31

0,59

0,81

0,84

0,84

0,78

0,29

0,29
0,5

0,5

0,8

0,5

0,5
p

0,19

0,69

0,24

0,37

0,59

0,31

0,62

0,25

0,72

0,31

0,16

0,69

0,53

0,69

0,41

0,71

0,16

0,12

0,72

0,62

0,41

0,41

0,57

0,69

0,41

0,19

0,16

0,16

0,22

0,71

0,71
0,5

0,4

0,5

0,1

0,4

0,3

0,2

0,5

0,5
q

0,25

0,24

0,25

0,15

0,15

0,24

0,21

0,21

0,18

0,23

0,24

0,21

0,23

0,18

0,21

0,16

0,13

0,21

0,24

0,25

0,21

0,28

0,13

0,23

0,24

0,24

0,24

0,21

0,25

0,24

0,15

0,13

0,13

0,17
0,2

0,2

0,1

0,2

0,2

0,2
Pq

n 32
n-1 31
s² 38,4
r11 0,804
R
0,349
Tabel

112
Lampiran 15
PERHITUNGAN RELIABILITAS TES
Sebelum menghitung reliabilitas tes terlebih dahulu dicari simpangan baku sebagai
berikut :
Diketahui : N = 32 ƩY² = 17700
ƩY = 726 Ʃpq = 9

Maka, Simpangan baku :

(Ʃ𝑌)²
Ʃ𝑌 2 − 𝑁
S² =
𝑁
(726)²
17700 − 32
S² =
32

S² = 38,40

Dengan menggunakan rumus KR-20, Dihitung reliabilitas keseluruhan tes sebagai


berikut ini :

𝑛 𝑆 2 −Ʃ𝑝𝑞
r11 = ( )( )
𝑛−1 𝑆²

40 38,40−8,2659
r11 = ( )( )
40−1 38,40

r11 = (1,025) (0,785)

r11 = 0,804

Dengan perhitungan diatas diperoleh harga indeks reliabilitas tes hasil belajar siswa
sebesar 0,786. Dengan membandingkan rhitung (0,804) dan rTabel (0,349) dengan N
= 32 dan α = 0,05 didapat rhitung > rTabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
tes yang diujikan adalah reliabel.

113
Lampiran 16

TABEL TINGKAT KESUKARAN SOAL


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Ʃy
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 28
4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24
5 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 28
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27
8 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
10 1 p1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 28
15 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 16
16 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 18
17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 21
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 29
19 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 16
20 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 12
21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 20
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 24
23 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 15
24 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 24
25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 10
26 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20
27 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 24
28 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 14
29 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 21
30 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 19
31 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 13
32 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 16
BENAR

16

19

16

26

26

19

22

10

25

20

13

22

12

24

22

26

27

10

15

16

11

22

27

28

12

19

19

14

10

16

19

26

27

27

25
9

7
32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32

32
N

0.59375

0,59375

0,78125

0,40625

0,28125

0,84375

0,46875

0,21875

0,84375

0,28125

0,59375

0,59375

0,59375

0,84375

0,84375

0,78125

0,21875

0,21875
0,8125

0,8125

0,6875

0,3125

0,6875

0,6875

0,8125

0,3125

0,3125

0,6875

0,4375

0,3125

0,8125
0,625

0,375

0,875

0,375
0,75
0,5

0,5

0,5

0,5
P
KATEGO

Sedang

Sedang

Sedang
Mudah

Mudah
mudah

mudah

mudah

mudah

mudah

mudah

mudah

mudah

mudah

mudah
sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang
sulit

sulit

sulit

sulit

sulit
RI

114
Lampiran 17
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN SOAL
𝐵
Taraf kesukaran soal dapat dihitung dengan rumus : P = 𝐽𝑆

Diketahui : B = 16
JS = 32
𝐵 16
Maka : P = 𝐽𝑆 = 32 = 0,5 (Sedang)

Dengan demikian soal no 1 tergolong soal yang tingkat kesukarannya sedang.


Dengan cara yang sama dapat dihitung P untuk soal yang lainnya, sehingga diperoleh hasil
yang tertera pada Tabel taraf kesukaran soal, yaitu :
Tabel Taraf Kesukaran Soal

No. B JS P Kategori
Soal
1 16 32 0,5 Sedang
2 19 32 0,59375 Sedang
3 16 32 0,5 Sedang
4 26 32 0,8125 Mudah
5 26 32 0,8125 Mudah
6 19 32 0,59375 Sedang
7 22 32 0,6875 Sedang
8 10 32 0,3125 Sedang
9 25 32 0,78125 Mudah
10 20 32 0,625 Sedang
11 13 32 0,40625 Sedang
12 22 32 0,6875 Sedang
13 12 32 0,375 Sedang
14 24 32 0,75 Mudah
15 9 32 0,28125 Sulit
16 22 32 0,6875 Sedang
17 26 32 0,8125 Mudah
18 27 32 0,84375 Mudah
19 10 32 0,3125 Sedang
20 15 32 0,46875 Sedang
21 16 32 0,5 Sedang
22 10 32 0,3125 Sulit
23 22 32 0,6875 Sedang
24 7 32 0,21875 Sulit
25 27 32 0,84375 Mudah
26 28 32 0,875 Mudah
27 9 32 0,28125 Sulit
28 12 32 0,375 Sedang
29 19 32 0,59375 Sedang
30 19 32 0,59375 Sedang
31 14 32 0,4375 Sedang
32 10 32 0,3125 Sedang

115
116

33 16 32 0,5 Sedang
34 19 32 0,59375 Sedang
35 26 32 0,8125 Mudah
36 27 32 0,84375 Mudah
37 27 32 0,84375 Mudah
38 25 32 0,78125 Mudah
39 7 32 0,21875 Sulit
40 7 32 0,21875 Sulit
Lampiran 18
Tabel Daya Beda Soal
VARIANS ATAS
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Ʃy
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
8 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 29
3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 28
5 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 28
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 28
7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27
13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24
4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24
K.atas

10

11

11

12

15

12

14

13

14

14

14

13

14

15

11

15

15

15

11

13

11

14

15

14

15

14
2

3
VARIANS BAWAH
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Ʃy
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 30
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 30
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
8 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 29
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 29
3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 28
5 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 28
14 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 28
7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27
13 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 27
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 24
4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 24
K.atas

10

11

11

12

15

12

14

13

14

14

14

13

14

15

11

15

15

15

11

13

11

14

15

14

15

14
2

3
117
Lampiran 19
Uji Instrumen
Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan dalam uji instrumen (Validitas,
Realibilitas, Daya Beda, Dan Tingkat Kesukaran Soal).

No. Validitas Reabilitas Daya Beda Tingkat Keterangan


Soal Kesukaran
1 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
2 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
3 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
4 Tidak Valid Reliabel Sangat Jelek Mudah Tidak Dipakai
5 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
6 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
7 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
8 Tidak Valid Reliabel Sangat Jelek Sedang Tidak Dipakai
9 Valid Reliabel Jelek Mudah Dipakai
10 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
11 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
12 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
13 Tidak Valid Reliabel Jelek Sedang Tidak Dipakai
14 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
15 Valid Reliabel Baik Sulit Dipakai
16 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
17 Valid Reliabel Jelek Mudah Dipakai
18 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
19 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
20 Tidak Valid Reliabel Jelek Sedang Tidak Dipakai
21 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
22 Tidak Valid Reliabel Sangat Jelek Sedang Tidak Dipakai
23 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
24 Tidak Valid Reliabel Jelek Sulit Tidak Dipakai
25 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
26 Valid Reliabel Jelek Mudah Dipakai
27 Tidak Valid Reliabel Jelek Sulit Tidak Dipakai
28 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
29 Valid Reliabel Cukup Sedang Dipakai
30 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
31 Valid Reliabel Jelek Sedang Dipakai
32 Tidak Valid Reliabel Jelek Sedang Tidak Dipakai
33 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
34 Valid Reliabel Baik Sedang Dipakai
35 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
36 Valid Reliabel Jelek Mudah Dipakai
37 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
38 Valid Reliabel Cukup Mudah Dipakai
39 Tidak Valid Reliabel Sangat Jelek Sulit Tidak Dipakai
40 Tidak Valid Reliabel Sangat Jelek Sulit Tidak Dipakai

118
Lampiran 20
DATA HASIL PRETES DAN POSTES SISWA KELAS JIGSAW

NO NAMA SISWA PRETES POSTES


1 Andre Permana Solin 57 3249 90 8100
2 Aseng Padang 55 3025 87 7569
3 Bobby Rafael Sembiring 63 3969 90 8100
4 Daniel Cibro 40 1600 90 8100
5 Desliana Bancin 40 1600 87 7569
6 Desli Mranatha Capah 47 2209 87 7569
7 Elisabeth Panggabean 48 2304 87 7569
8 Fijay Sastro Siketang 49 2401 97 9409
9 Lewlinis Banurea 48 2304 87 7569
0 Maria Jesika H tumangger 38 1444 87 7569
11 Maria Melisa Rajagukguk 62 3844 90 8100
12 Mean Yulius Padang 50 2500 90 8100
13 Novita Meka 50 2500 80 6400
14 Perolihen Boangmanalu 40 1600 90 8100
15 Rita Solin 59 3481 97 9409
16 Roida Ayu Boangmanalu 43 1849 87 7569
17 Rosmalinda Sihotang 45 2025 90 8100
18 Sampoida Bancin 43 1849 87 7569
19 Samuel Rama Silo Padang 61 3721 90 8100
20 Susilawati Manik 49 2401 97 9409
21 Theo Berasa 45 2025 90 8100
22 Cristoper Manik 59 3481 97 9409
23 Dosli Invana Boangmanalu 50 2500 90 8100
Jumlah 1142 57962 2064 185588
rata-rata 49,65217 89,73913
standar deviasi 7,565524 4,081192
Variansi 57,23715 16,65613

119
Lampiran 21
DATA HASIL PRETES DAN POSTES SISWA KELAS GI

No NAMA SISWA NO PRETES POSTES


1 Akasia Berutu 1 54 2916 93 8649
2 Andre Olihta Berutu 2 54 2916 90 8100
3 Breisnando Munthe 3 41 1681 82 6724
4 Findi Manik 4 50 2500 77 5929
5 Gideon Akrianto Banurea 5 49 2401 83 6889
6 Hilda R N Solin 6 57 3249 83 6889
7 Ivan Audiva Riansah Manik 7 61 3721 87 7569
8 Kia Iglesias Pangaribuan 8 62 3844 83 6889
9 Kristina N Tumangger 9 40 1600 77 5929
10 Lia Mardiana Berasa 0 53 2809 87 7569
11 Menda Natalia Banurea 11 55 3025 87 7569
12 Michael Padang 12 56 3136 80 6400
13 Rikha Syarianti Kesogihen 13 56 3136 93 8649
14 Rimista Banurea 14 49 2401 83 6889
15 Romauli Hasugian 15 56 3136 83 6889
16 Salve Teresia Kristina Manik 16 58 3364 87 7569
17 Saut Parningotan Padang 17 47 2209 87 7569
18 Weld Rezki Manik 18 64 4096 83 6889
19 Wina Marettina Banurea 19 45 2025 83 6889
20 Yoel Berton Tumangger 20 58 3364 97 9409
21 Joly Yeremia Berutu 21 58 3364 83 6889
22 Kezia Gracela Berutu 22 51 2601 77 5929
23 Teguh Pembela berutu 23 58 3364 83 6889
24 Kezia Gracela Berutu 24 56 3136 83 6889
25 Mutia Padang 25 49 2401 77 5929
Jumlah 1337 72395 2108 178382
rata-rata 53,48 84,32
standar deviasi 6,097267147 5,145548238
Variansi 37,17666667 26,47666667

120
Lampiran 22
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Kelas Jigsaw

Pertemuan Pertemuan Rata-


No Jumlah Kategori
I II rata

1 87,5 93,75 181,25 90,625 Sangat Baik

2 81,25 75 156,25 78,125 Baik


3 93,75 100 193,75 96,875 Sangat Baik
4 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
5 75 100 175 87,5 Sangat Baik
6 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
7 81,25 75 156,25 78,125 baik
8 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
9 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
10 68,75 93,75 162,5 81,25 Sangat Baik
11 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
12 87,5 81,25 168,75 84,375 Sangat Baik
13 75 100 175 87,5 Sangat Baik
14 75 75 150 75 Baik
15 87,5 93,75 181,25 90,625 Sangat Baik
16 75 75 150 75 Baik
17 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
18 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
19 68,75 81,25 150 75 Baik
20 75 75 150 75 Baik
21 87,5 93,75 181,25 90,625 Sangat Baik
22 81,25 87,5 168,75 84,375 Sangat Baik
23 75 81,25 156,25 78,125 Baik

121
Lampiran 23
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Kelas GI

No Pertemuan I Pertemuan II Jumlah Rata-rata Kategori

1 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik


2 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
3 93,75 93,75 187,5 93,75 Sangat Baik
4 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
5 75 75 150 75 Baik
6 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
7 75 75 150 75 Baik
8 75 75 150 75 Baik
9 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
10 68,75 75 143,75 71,875 Baik
11 75 81,25 156,25 78,125 Baik
12 93,75 75 168,75 84,375 Sangat Baik
13 75 75 150 75 Baik
14 75 75 150 75 Baik
15 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
16 75 87,5 162,5 81,25 Sangat Baik
17 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
18 81,25 87,5 168,75 84,375 Sangat Baik
19 68,75 81,25 150 75 Baik
20 75 75 150 75 Baik
21 87,5 87,5 175 87,5 Sangat Baik
22 81,25 81,25 162,5 81,25 Sangat Baik
23 75 75 150 75 Baik
24 68,75 87,5 156,25 78,125 Baik
25 87,5 93.75 181,25 90,6 Sangat Baik

122
Lampiran 24
Nilai Aktivitas Mendengar, Melihat, Berbicara, dan Menulis
Kelas Jigsaw
Pertemuan I
NO Mendengar Melihat Berbicara Menulis
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 3 3 4 4
2 4 4 3 2
3 3 4 4 4
4 3 3 4 3
5 2 4 3 3
6 3 3 4 4
7 4 2 4 3
8 3 4 4 3
9 3 3 4 4
10 2 3 3 3
11 3 3 4 3
12 4 3 4 3
13 2 4 3 3
14 3 3 3 3
15 3 4 3 4
16 3 3 3 3
17 4 3 3 3
18 3 4 2 4
19 3 2 3 3
20 3 3 3 3
21 2 4 4 4
22 4 3 3 3
23 3 3 3 3
Skor 70 75 78 75
Nilai 76,083 81,517 84,778 81,517

123
124

Kelas Jigsaw
Pertemuan II
NO Mendengar Melihat Berbicara Menulis
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 4 3 4 4
2 3 4 3 2
3 4 4 4 4
4 3 3 4 3
5 2 4 3 3
6 4 3 3 4
7 3 2 4 3
8 4 4 3 3
9 3 3 4 4
10 2 3 3 3
11 3 3 4 3
12 3 3 4 3
13 2 4 3 3
14 3 3 3 3
15 4 4 3 4
16 3 3 3 3
17 4 3 3 3
18 3 4 2 4
19 4 3 3 3
20 3 3 3 3
21 4 4 3 4
22 4 3 3 4
23 3 4 3 3
Skor 75 77 78 76
Nilai 81,517 83,691 84,778 82,604
Lampiran 25
Nilai Aktivitas Mendengar, Melihat, Berbicara, dan Menulis
Kelas Group Investigation
Pertemuan I
NO Mendengar Melihat Berbicara Menulis
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 3 3 3 4
2 4 4 3 2
3 3 4 4 4
4 2 3 3 4 3
5 4 4 3 3
6 3 3 3 4
7 4 2 3 3
8 3 4 2 3
9 2 3 3 4 4
10 4 3 3 3
11 3 3 3 3
12 2 3 4 4
13 4 4 3 3
14 3 3 3 3
15 3 4 4 3
16 3 3 3 3
17 4 3 3 3
18 3 4 2 4
19 3 2 3 3
20 2 3 3 3 3
21 4 4 4 4
22 4 3 3 3
23 3 3 3 3
24 3 2 2 4
25 4 4 3 3
Skor 89 108 78 82
Nilai 89 108 78 82

125
126

Kelas Group Investigation


Pertemuan 1I

NO Mendengar Melihat Berbicara Menulis


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 3 3 3 4
2 4 4 3 2
3 3 4 4 4
4 3 3 4 3
5 2 4 3 3
6 3 3 3 4
7 4 2 3 3
8 3 4 2 3
9 3 3 4 4
10 2 4 3 3
11 4 3 3 3
12 3 3 2 4
13 2 4 3 3
14 3 3 3 3
15 3 4 4 3
16 4 3 4 3
17 4 3 3 3
18 3 4 3 4
19 4 2 4 3
20 3 3 3 3
21 2 4 4 4
22 4 3 3 3
23 3 3 3 3
24 4 2 4 4
25 4 4 3 4
Skor 80 82 81 83
Nilai 80 82 81 83
Lampiran 26
RATA-RATA, STANDART DEVIASI, DAN VARIANS
1. Data Pretes Kelas Jigsaw
Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 1142 ƩX² = 57962 n = 23
a. Rata-rata Uji Kemampuan Pretes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
1142
𝑋̅ = 23

𝑋̅ = 49,652
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √ 𝑛−(𝑛−1)

(23) (57962)−(1142)²
SD = √
23(23−1)

1.449050−1304164
SD = √
506

28134
SD = √ 506

SD = √55,600
SD = 7,56552
c. Varians (S²) = (7,5655)² = 57,2372

2. Data Postes Kelas Jigsaw


Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 2064 ƩX² = 185588 n = 23
a. Rata-rata Uji Kemampuan Postes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
2064
𝑋̅ = 23

𝑋̅ = 89,7391
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √ 𝑛−(𝑛−1)

127
128

(23) (18558)−(2064)²
SD = √ 23(23−1)

4268524−4260096
SD = √ 506

8428
SD = √ 506

SD = √16,6561
SD = 4,08119
c. Varians (S²) = (4,08119)² = 16,6561
3. Data Pretes Kelas Group Investigation
Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 1337 ƩX² = 72395 n = 25
a. Rata-rata Uji Kemampuan Pretes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
1337
𝑋̅ = 25

𝑋̅ = 53,48
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √ 𝑛−(𝑛−1)

(25) (72395)−(1337)²
SD = √ 25(25−1)

1809875−1787569
SD = √ 600

22306
SD = √ 600

SD = √37,1766
SD = 6,0972
c. Varians (S²) = (60972)² = 37,17666
4. Data Postes Kelas Group Investigation.
Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 2108 ƩX² = 178382 n = 25
a. Rata-rata Uji Kemampuan Postes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
129

2108
𝑋̅ = 25

𝑋̅ = 84,32
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √ 𝑛−(𝑛−1)

(25) (178382)−(2108)²
SD = √ 25(25−1)

4459550−4443664
SD = √
600

15886
SD = √ 600

SD = √28,47766
SD = 5,1455
c. Varians (S²) = (5,1455)² = 26,4761
5. Data Aktivitas Siswa Kelas Jigsaw
Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 1915,625 ƩX² = 3669619,1406 n = 23
a. Rata-rata Uji Kemampuan Pretes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
1915,625
𝑋̅ = 23

𝑋̅ = 83,2880
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √ 𝑛−(𝑛−1)

(23) (3669619,1406)−(1915,625)²
SD = √ 23(23−1)

84401240,2338−3669619,140625
SD = √ 506

80731621,093175
SD = √ 506

SD = √159548,6583
SD = 399,4354
c. Varians (S²) = (399,4354)² = 159548,6387
130

6. Data Aktivitas Siswa Kelas Group Investigation


Data nilai pretes diperoleh nilai :
ƩX = 2012,475 ƩX² = 4050055,6256 n = 25
a. Rata-rata Uji Kemampuan Postes (𝑋̅1)
Ʃ𝑋
𝑋̅ = 𝑛
2012475
𝑋̅ = 25

𝑋̅ = 80,499
b. Standar deviasi (SD)
𝑛 Ʃ𝑋 2 −(𝑋)²
SD = √
𝑛−(𝑛−1)

(25) (4050055,6256)−(2012,475)²
SD = √ 25(25−1)

101251396,64−4050055,6256
SD = √
600

97201341,0144
SD = √ 600

SD = √162002,2350
SD = 402,4950
c. Varians (S²) = (402,4950)² = 160002,2250
Lampiran 27
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
1. Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Jigsaw
Uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan kriteria sebagai berikut : Jika Lhitung < LTabel maka data berdistribusi normal,
sebaliknya jika Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan pretes sebelumnya didapatkan hasil :
𝑋̅ = 49,652 SD = 7,5655 n = 23
Kemudian menentukan nilai Lhitung = │ F(zi) – S(zi) │

X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi) │ F(zi) –


S(zi) │
38 1 1 -1,5401 0,061768 0,0434 0,018368 0,018368
40 2 3 -1,2757 0,1010308 0,1304 -0,0293692 0,0293692
41 1 4 -1,1436 0,1263948 0,1739 -0,0475052 0,0475052
43 2 6 -5,8792 2,061E-09 0,2608 -0,2608 0,2608
45 2 8 -0,5836 0,2797447 0,3478 -0,0680553 0,0680553
47 1 9 -0,3505 0,3629817 0,3913 -0,0283183 0,0283183
48 2 11 -0,2183 0,4135977 0,4782 -0,0646023 0,0646023
49 2 13 -0,0861 0,4656935 0,5652 -0,0995065 0,0995065
50 3 16 0,0459 0,518305 0,6956 -0,177295 0,177295
55 1 17 0,7068 0,7601546 0,7391 0,0210546 0,0210546
57 1 18 0,9712 0,8342757 0,7826 0,0516757 0,0516757
59 1 19 1,2356 0,8916964 0,826 0,0656964 0,0656964
61 1 20 1,4999 0,9331798 0,8695 0,0636798 0,0636798
62 2 22 1,6321 0,9486708 0,9565 -0,0078292 0,0078292
63 1 23 1,7647 0,9611929 1,0000 -0,0388071 0,0388071
49,652 23

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh Lhitung yang terbesar yaitu 0,177295. Selanjutnya
menghitung nilai LTabel untuk N = 23 dengan taraf nyata 0,05 yang dirumuskan sebagai
berikut :
0,886 0,886 0,886
LTabel = = = = 0,1847
√𝑁 √23 4,7958
Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,177295, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
terdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Postes Kelas Jigsaw


Uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan kriteria sebagai berikut : Jika Lhitung < LTabel maka data berdistribusi normal,
sebaliknya Jika Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan pretes sebelumnya didapatkan hasil
𝑋̅ = 89,7 SD = 4,0811 n = 23

Kemudian menentukan nilai Lhitung = │ F(zi) – S(zi) │

131
132

X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi) │ F(zi) – S(zi)



80 1 1 -2,3863 0,00850943 0,0434 -0,03489057 0,03489057
87 8 9 -0,6711 0,25107841 0,3913 -0,14022159 0,14022159
90 10 19 0,0639 0,52547507 0,826 -0,13052493 0,13052493
97 4 23 1,7791 0,96238832 1,0000 -0,03761168 0,03761168
89,7 23

Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,1402 , maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi normal.

3. Uji Normalitas Pretes Kelas Group Investigation


Uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan
5% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut : jika Lhitung < LTabel maka data
berdistribusi normal, sebaliknya jika Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi
normal.
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan hasil:
𝑋̅ = 53,48 SD = 6,0972 n = 25
Kemudian menentukan nilai Lhitung = │ F(zi) – S(zi) │

│ F(zi) – S(zi)
X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

40 1 1 -2,2108 0,01352484 0,04 -0,02647516 0,02647516
41 1 2 -2,0468 0,02033886 0,08 -0,05966114 0,05966114
45 1 3 -1,3908 0,08214304 0,12 -0,03785696 0,03785696
47 1 4 -1,0627 0,14395901 0,16 -0,01604099 0,01604099
49 3 7 -0,7347 0,23126111 0,28 -0,04873889 0,04873889
50 1 8 -0,5707 0,28410151 0,32 -0,03589849 0,03589849
51 1 9 -0,4067 0,34211417 0,36 -0,01788583 0,01788583
53 1 10 -0,0787 0,46863562 0,4 0,068635623 0,06863562
54 2 12 0,0852 0,5339488 0,48 0,053948805 0,0539488
55 1 13 0,2492 0,59839696 0,52 0,07839696 0,07839696
56 4 17 0,4133 0,66030659 0,68 -0,01969341 0,01969341
57 1 18 0,5773 0,71813159 0,72 -0,00186841 0,00186841
58 4 22 0,7413 0,77074422 0,88 -0,10925578 0,10925578
61 1 23 1,2333 0,89126807 0,92 -0,02873193 0,02873193
62 1 24 1,3973 0,91883831 0,96 -0,04116169 0,04116169
64 1 25 1,7253 0,95776329 1 -0,04223671 0,04223671
53,48 25
133

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh Lhitung yang terbesar yaitu 0,10925578. Selanjutnya
menghitung nilai LTabel untuk N = 25 dengan taraf nyata 0,05 yang dirumuskan sebagai
0,886 0,886 0,886
berikut : LTabel = = = = 0,1772
√𝑁 √25 5

Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,1092 < 0,1772, maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi normal.

4. Uji Normalitas Postes kelas Group Investigation


Uji normalitas data penelitian menggunakan uji liliefors dengan taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan kriteria sebagai berikut : jika Lhitung < LTabel maka data berditribusi normal,
sebaliknya jika Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan hasil :
𝑋̅ = 84,32 SD = 5,1455 n = 25
Kemudian menentukan nilai Litung = │ F(zi) – S(zi) │

│ F(zi) – S(zi)
X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

77 4 4 -1,4226 0,077426 0,32 -0,024257 0,02425739
80 1 5 -1,623 0,052295 0,96 -0,097705 0,0977053
82 1 6 -0,45 0,326355 0,16 0,0663552 0,06635522
83 10 16 -0,2565 0,398782 0,4 -0,001218 0,00121761
87 5 21 0,5208 0,698747 0,92 -0,022125 0,02212530
90 1 22 1,1038 0,86516 0,12 0,074516 0,07451605
93 2 24 1,686 0,954102 3,28 -0,132589 0,13258979
97 1 25 2,4642 0,993134 1 -0,006866 0,00686597
84,3 25

Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,1325< 0,1772, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
terdistribusi normal.

5. Uji Normalitas Aktivitas Kelas Jigsaw


Uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan kriteria sebagai berikut : Lhitung < LTabel maka data berdistribusi normal,
sebaliknya jika Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan hasil :
𝑋̅ = 83,30 SD = 5,973 n = 23
Kemudian menentukan nilai Lhitung = │ F(zi) – S(zi) │
134

│ F(zi) – S(zi)
X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

71,9 1 1 -2,0592 0,01973754 0,0434 -0,02366246 0,02366246
75 2 3 -1,9085 0,02816331 0,1304 -0,10223669 0,10223669
78,1 5 8 -0,8705 0,19201361 0,3478 -0,15578639 0,15578639
81,3 5 13 -0,3348 0,36888798 0,5652 -0,19631202 0,19631202
84,4 2 15 0,1841 0,5730325 0,6521 -0,0790675 0,0790675
87,5 3 18 0,7031 0,75900328 0,7826 -0,02359672 0,02359672
90,6 3 21 1,2222 0,889184 0,913 -0,023816 0,023816
93,8 1 22 1,7579 0,96061774 0,9565 0,004117737 0,00411774
96,9 1 23 2,2769 0,9886039 1 -0,0113961 0,0113961
83,3 23

Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,1557 < 0,1847 , maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi normal.

6. Uji Normalitas Aktivitas Group Investigation


Uji normalitas data penelitian menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan 5% (α =
0,05) dengan kriteria sebagai berikut : jika Lhitung < LTabel maka data berdistribusi normal,
sebaliknya jika Karena Lhitung > LTabel maka data tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan hasil

𝑋̅ = 80,9 SD = 5,846 n = 25
Kemudian menentukan nilai Lhitung = │ F(zi) – S(zi) │

│ F(zi) – S(zi)
X F Fkum Z(i) F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)

68,8 1 1 -2,2066 0,01367101 0,04 -0,02632899 0,02632899
71,9 2 3 -1,8816 0,02994517 0,12 -0,09005483 0,09005483
75 5 8 -1,0092 0,15643936 0,32 -0,1356064 0,1356064
78,1 5 13 -0,4789 0,31600489 0,52 -0,10399511 0,10399511
81,3 4 17 0,0684 0,52726639 0,68 -0,15273361 0,15273361
84,4 3 20 0,5986 0,72528017 0,8 -0,07471983 0,07471983
87,5 3 23 1,0434 0,85161846 0,92 -0,06838154 0,06838154
90,6 1 24 1,6592 0,95146225 0,96 -0,00853775 0,00853775
93,8 1 25 2,2066 0,98632899 1 -0,01367101 0,01367101
80,871 25

Karena Lhitung < LTabel yaitu 0,1527 < 0,1542, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
terdistribusi normal.
Lampiran 28

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA HASIL BELAJAR


Seperti halnya pada uji normalitas data, uji homogenitas juga dilakukan terhadap
data pretes dan data postes dari kedua kelas penelitian. Untuk uji homogenitas data
digunakan rumus
𝑉𝑎𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
1. Uji Homogenitas Data Pretes
a. Data Pretes Kelas Jigsaw

𝑋̅ = 49,652 SD = 7,56552 S² = 57,2370 n = 23


b. Data Pretes Kelas Group Investigation
𝑋̅ = 53,48 SD = 6,0972 S² = 37,1766 n = 25

Maka,
𝑉𝑎𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
57,2370
=
37,1766

= 1,53
Dengan hasil perhitungan, diperoleh harga Fhitung = 1,53. Sedangkan dari
Tabel nilai persentil untuk distributif F dengan taraf nyata α = 0,05 dengan dk
pembilangan (n-1) = 22 dan dk penyebut (n-1) = 24 (F0(22,24)) diperoleh harga
FTabel = 2,02 (dengan interpolasi). Karena harga Fhitung lebih kecil dibandingkan
FTabel (1,53 < 2,02), maka dapat disimpulkan bahwa data pretes dari kedua kelas
tersebut memiliki varians yang seragam (homogen).
2. Uji Homogenitas Data Postes
a. Data Postes Kelas Jigsaw

𝑋̅ = 89,7391 SD = 4,08119 S² = 16,6561 n = 23


b. Data Postes Kelas Group Investigation
𝑋̅ = 84,32 SD = 5,1455 S² = 26,4766 n = 25

Maka,
𝑉𝑎𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

135
136

26,4766
=
16,6561

= 1,59
Dengan hasil perhitungan, diperoleh harga Fhitung = 1,59. Sedangkan dari
Tabel nilai persentil untuk distributif F dengan taraf nyata α = 0,05 dengan dk
pembilangan (n-1) = 24 dan dk penyebut (n-1) = 24 (F0(24,22)) diperoleh harga
FTabel = 2,03 (dengan interpolasi). Karena harga Fhitung lebih kecil dibandingkan
FTabel (1,59 < 2,03), maka dapat disimpulkan bahwa data pretes dari kedua kelas
tersebut memiliki varians yang seragam (homogen).
3. Uji Homogenitas Aktivitas Siswa
Dari perhitungan varians data aktivitas siswa kelas eksperimen Jigsaw dan
eksperimen GI akan diperoleh Fhitung yaitu :
Diketahui Data :
S² Kelas Eksperimen Jigsaw = 159.548 Dengan n = 23
S² Kelas Eksperimen GI = 160.002 Dengan n = 25
Maka :
𝑉𝑎𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
160.002
= 159.548

= 1,002
Lampiran 29

UJI HIPOTESIS
1. Hipotesis Hasil Belajar
Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji t, sebagai berikut :
𝑋̅₁− 𝑋̅₂
t=𝑆 1 1
√𝑛 +𝑛
1 2

Hipotesis yang diajukan adalah


H0 : µ₁ = µ₂
Ha : µ₁ = µ₂
Berdasarkan hasil postes siswa diperoleh data-data sebagai berikut :

𝑋̅1 = 89,9 𝑆12 = 16,6561 n1 = 23

𝑋̅2 = 84,32 𝑆22 = 26,4766 n2 = 25


Dimana :
(𝑛₁−1) 𝑆12 +(𝑛₂−1) 𝑆22
S² = (𝑛₁+𝑛₂)−2

(23−1) 16,6561+(25−1) 26,4766


S² = (23+25)−2

(22) 16,6561+(24) 26,4766


S² = 46
366,4342+635,4384
S² = 46
1001,8726
S² =
46

S² = 21,7798
Didapat S = 4,66
89,9 − 84,32
thitung = 4,66 1 1
√ +
23 25

5,58
thitung = 4,66
√0,083
5,58
thitung =
1,342

thitung = 4,15
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh thitung = 4,15 karena pada tTabel dk = (n1 + n2)
– 2 = 23 + 25 – 2 = 46 dan taraf nyata α = 0,05 maka harga tTabel sebesar 1,678. Karena
harga thitung lebih besar dari harga tTabel (4,15 > 1,678) atau jatuh pada daerah penerimaan Ha
, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

137
138

2. Hipotesis Aktivitas Belajar Siswa


Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji t, sebagai berikut :
𝑋̅₁− 𝑋̅₂
t=𝑆 1 1
√𝑛 +𝑛
1 2

Hipotesis yang diajukan adalah


H0 : µ₁ = µ₂
Ha : µ₁ = µ₂
Berdasarkan hasil postes siswa diperoleh data-data sebagai berikut :

𝑋̅1 = 83,288 𝑆12 = 159,63 n1 = 23

𝑋̅2 = 80,499 𝑆22 = 160,22 n2 = 25


Dimana :
(𝑛₁−1) 𝑆12 +(𝑛₂−1) 𝑆22
S² =
(𝑛₁+𝑛₂)−2

(23−1) 159,63 +(25−1) 160,22


S² = (23+25)−2

(22) 159,63 +(24) 160,22


S² = 46
3.510.069,86 + 3.840.053,28
S² =
46
7.350.123,14
S² = 46

S² = 159.785,28
Didapat S = 5,912
83,288 − 80,499
thitung = 5,912 1 1
√ +
23 25

2,789
thitung = 5,912
√0,083
2,789
thitung = 1,603

thitung = 1,739
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh thitung = 1,739 karena pada tTabel dk = (n1 +
n2) – 2 = 23 + 25 – 2 = 46 dan taraf nyata α = 0,05 maka harga tTabel sebesar 1,678. Karena
harga thitung lebih besar dari harga tTabel (1,739 > 1,678) atau jatuh pada daerah penerimaan
Ha , maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Lampiran 30
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

Sumber:
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

139
Lampiran 31
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

Sumber: Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

140
Lampiran 32
Daftar Nilai Persentil Untuk Distributif F
(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan:
Fp : Baris Atas untuk p = 0,05 dan Baris Bawah untuk p = 0,01)

141
142

Sumber: Sudjana, (2005), Metode Statistika. Bandung : Tarsito


Lampiran 33
Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t
v = dk
(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp)

Sumber: Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

143
Lampiran 34

144
Lampiran 35

145
Lampiran 36

146
Lampiran 37

147
148
149
Lampiran 38
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS
XI IPA 3

Gambar 01. Siswa Kelas Jigsaw Sedang Berdoa Untuk Memulai Pelajaran

Gambar 02. Peneliti Sedang Menjelaskan Materi Pembelajaran di Kelas Jigsaw

150
151

Gambar 03. Peneliti Membagi Kelompok Asal dan Kelompok Ahli

Gambar 04. Observer Sedang Mengamati Aktivitas Siswa


152

Gambar 05. Kelompok Ahli Mempresentasikan Kesimpulan kepada kelompok


asal

Gambar 06. Kelompok Asal Menyampaikan Kesimpulan


Lampiran 39
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) DI KELAS XI IPA 4

Gambar 01. Siswa Membagi Kelompok

Gambar 02. Siswa Kelas GI Berdiskusi

153
154

Gambar 03. Peneliti, siswa beserta guru pamong foto bersama.

Anda mungkin juga menyukai