SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SIGIT WIBOWO
NIM: 105016100526
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia akan
mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
( Q.S Al-Baqarah : 286 )
Cintailah apa yang engkau cintai sekedarnya saja, mungkin suatu hari ia akan menjadi
sesuatu yang engkau benci, dan bencilah apa yang engkau benci sekedarnya saja, mungkin
suatu hari ia akan menjadi sesuatu yang paling engkau cintai.
( H.R Bukhari Muslim )
“ untuk meraih hal yang besar, kita tidak hanya harus bertindak, tapi juga bermimpi;
Tidak hanya merencanakan, tapi juga yakin “
( Anatole France )
Hidupku,matiku agamaku hanya untuk Allah; dan menjadi orang yang bermanfaat bagi
Diriku dan orang lain adalah kebahagiaanku
( penulis )
PERSEMBAHAN
Kakak-kakakku ( Abenk, andri irawan, nina herlina, ade rita Rosita dan yang lainnya )
Yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk cepat menyelesaikan
kuliahku.
Keponakan2 kecilku ( dinda, dafina, salma, nazwa, edria, upi, akmal, Zahra, )
Jangan nakal yaa”…………….
Almameterku tercinta
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
LEMBARAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
SIGIT WIBOWO
NIM: 105016100526
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Kata kunci: Metode Cooperative Learning, Group Investigation (GI), Think Pair
Share (TPS), Hasil Belajar Biologi.
ABSTRACT
Based on the analyzed data, the differences between both classes were
very significant. The conclusion are taken from the value of hypothesis test using t
test for both posttest scores. The result is to = 6,1439 while ttable at significant level
1 % is 2,650 an at significant and level 5 % is 2,000. Is shows that the value of to
> ttable at both significant level of 1% or 5%. And there fore it shows the
differences in student learning Biology using cooperative learning methods of GI
and TPS type.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan sangat
sempurna dan memberikan ilmu pengetahuan lebih dari makhluk lain. Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada
putus dan henti-hentinya. Shalawat serta salam semoga selalu teriringkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi segenap manusia, juga
kepada keluarga dan sahabat yang selalu istiqomah dalam menjalankan sunnah-
nya.
Pemilihan judul skripsi “ Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation (GI) dan Think-Pair-Share (TPS) ” berdasarkan asumsi bahwa
kedua tipe metode tersebut memiliki kelebihan dan ciri khas masing-masing yang
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga menjadi ketertarikan sendiri
bagi peneliti untuk membandingkan keduanya.
Apresiasi dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta pengarahannya dalam penulisan
skripsi ini dan selalu ada saat peneliti kesulitan.
4. Ibu Yuke Mardiati S.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Hj. Elly Wijayanti M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian dan memberikan bantuan selama penelitian.
i
6. Ibu Rahayu S.Pd., Guru bidang studi IPA SMP Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti
selama melakukan penelitian.
7. Ibunda tercinta, Hj. Ecin Kuraesin yang selalu mencurahkan kasih
sayangnya, memanjatkan do’a yang tiada henti-hentinya, bagaikan oase di
padang pasir yang memberikan kesegaran di saat kekeringan, dan selalu
memberikan senyuman ketenangan dikala datang kegelisahan. Semoga
Allah selalu menyayanginya sebagaimana ia menyayangi peneliti.
8. Kakak-kakakku khususnya Bambang Irawan dan Andri Irawan yang sabar
menuntun dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, serta
keponakan-keponakanku terima kasih atas do’a dan dukungannya selama
ini baik secara moril maupun materil.
9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2005 yang
memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa (MENWA) Wira Dharma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terutama angkatan Castrena 06.
11. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus KOMDA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terutama angkatan An-Nahl Danny sudayat,
Welman, Iwan Sasmita.
12. Sahabat-sahabatku, terima kasih untuk do’a dan semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi
iii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 39
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 39
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 39
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 40
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 40
E. Instrumen Penelitian ............................................................. 41
F. Kalibrasi Instrumen ............................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 46
H. Hipotesis Statistik ................................................................. 49
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 62
B. Saran ..................................................................................... 62
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wina Sanjaya.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta
Kencana Prenada Media Group. h. 1
2
Ibid., h. 2
1
2
3
Ibid., h.2
4
Yuli Purwanti Hasanah. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan
Jigsaw Dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup Di MTs NU Ungaran. (Skripsi
Universitas Semarang). Tersedia dalam : http://digilib/unnes.ac.id/gsdcollectskripsi diakses
pada:01-01-2010. h.1
3
5
Efi. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pendekatan
Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD. (Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta).
6
BSNP. 2006. hal 484.
4
7
Iin Anggraini. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS (Think-Pair-Share)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII D Smp Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2008/2009.( skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta ). Tersedia dalam :
http://etd.eprints.ums.ac.id/42962A420050062/pdf [29-12-09]
8
Ibid.
5
9
Efi. Perbedaan Hasil Belajar Biologi. Op.Cit., hal.5
10
Ibid.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan hasil belajar Biologi antara kelas yang
menggunakan metode cooperative tipe GI dengan TPS?
2. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru
3. Bagaimana signifikansi peningkatan hasil belajar Biologi setelah diberikan
perlakuan penggunaan metode cooperative tipe GI dan TPS?
C. PembatasanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian hanya dibatasi pada ”
Perbandingan hasil belajar Biologi siswa dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe GI dan TPS ”
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
"Bagaimanakah perbandingan hasil belajar Biologi siswa yang menggunakan
Cooperative Learning tipe GI dan TPS ? ”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan metode
Cooperative Learning tipe Group Investigation dan Think Pair Share
terhadap peningkatan hasil belajar Biologi siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru, dapat meningkatkan motivasi untuk terampil memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
2. Bagi Siswa, memotivasi untuk meningkatkan pemahaman tentang IPA
3. Bagi Sekolah, menjadi salah satu sumber data untuk pengembangan
pembelajaran di Sekolah.
4. Bagi Peneliti, memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian
pendidikan dan model-model pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk
diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah menyelesaikan studinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1
Wina Sanjaya.2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group. h. 264
2
Isjoni, Cooperative Learning : Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 30-31.
7
8
3
Wina. Op.Cit., h. 124
4
Ibid., h. 124
5
Ibid., h. 264
6
Surianto. Teori Pembelajaran Konstruktivisme. Terdapat di :
http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/2007.
diakses tanggal 15-10-10
9
7
Efi. 2007. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Yang Diajar Melalui
Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD. (Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).h.10
8
Ibid., h.10
9
Surianto. Op.Cit., hal.1
10
10
Yusuf, Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Madrasah Aliyah Ponpes Nurul Haramain Lombok
Barat NTB, (Skripsi Universitas Negeri Semarang). Tersedia:
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf [30-12-09]
11
11
Ibid., h. 21-22
12
Efi. Op.Cit., h.11
12
13
Badan Standar Nasional Pendidikan.2006 .Panduan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. h . 451
14
Ibid., h. 451.
15
Dwi Apriyani. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan
Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia. (Skripsi Universitas Islam
13
20
Ibid., h.1
21
Desi sadiati. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Investigasi Kelompok Pada Pokok Bahasan Gaya Dan Percepatan Kelas VII SMP N 2
Bukateja Tahun Ajaran 2005/2006. ( Skripsi Universitas Negeri Semarang )
http://digilib/unnes.ac.id/gsdcollectskripsi [30-12-09]
15
22
Endah . Op.Cit., h.1
23
Wina. Op.Cit,. h 242.
24
Anita Lie, Cooperative Learning ( Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-
ruang Kelas), (Jakarta : Grasindo, 2002), hal. 27
25
Ibid., h.29
26
Ibid., h.18
16
27
Yusuf. Op.Cit., h 25-26
28
Ibid., h 29-30.
17
30
Efi. Op.Cit., h. 15.
31
Endah . Op.Cit., h.1
32
Yusuf, Y. dan Mariani Natalina. Op.Cit., h. 9.
33
Kiranawati. Metode investigasi kelompok ( group investigation ) tersedia dalam :
http://Gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-investigasi-kelompok-group-
investigation/feed/htm [29-12-09]. h.1
19
34
Burhanuddin dan Sujoto. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah II Mojosari – Mojokerto.
Tersedia dalam : http://ptkGuru.wordpress.com/2008/05/19/penelitian-tindakan-kelas-ptk-upaya-
meningkatkan-minat-belajar-geografi-melalui-model-pembelajaran-group-investigation-kelas-xi-
ips-sma-muhammadiyah-ii-mojongsari/feed/htm [29-12-09]
35
Matthew Q.Bounds and Mc.Donald. The Group Investigation Teaching Model.h.3
36
Robert E, Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2008),diterjemahkan oleh: Narulita Yusron. h. 24
37
Yusuf. Op.Cit., h. 32
20
44
Burhanuddin.dan sujoto. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah. Tersedia dalam:
http://ptkguru.wordpress.com/2008/05/19/penelitiantindakan-kelas-ptk-upaya-meningkatkan-
inat-belajar-geografi-melalui-model-pembelajaran-group-investigation-kelas-XI-IPS-SMA-
muhammadiyah-II-Mojosari-mojokerto/feed/htm [29-12-2009]
23
5. Think-Pair-Share (TPS)
Teknik Think–Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
45
mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas
Maryland.46
TPS adalah strategi diskusi yang melibatkan siswa-siswa berpikir
secara individual dan berbagi ke seluruh kelas guna menjawab pertanyaan,
mencari solusi dari suatu masalah atau mengerjakan tugas pelajaran. 47
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-
kawannya. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan lain,
namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur
tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di mana Guru
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban
setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. 48
Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa
bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh
penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur
yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada
struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau
keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang terkenal adalah think-
pair-share dan numbered-head-together, yang dapat digunakan oleh Guru
45
Vera Apnia Handayani.2009.” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan
Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share (TPS) Pada Konsep Hidrokarbon “
(skripsi UIN Syahid Jakarta).
46
Usman. “ Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model think Pair Share Dalam
Peningkatan Penguasaan Konsep Listrik Statik Pada SLTP Negeri 4 SIGLI “ Jurnal FKIP
Universitas Jabal Ghafur. hal.50
47
Anonim. Think Pair Share. “ Think Sheet”. Think Pair Share. Tersedia di :
http://www.ilstu.edu/helfishe/websitedoc/thinkpairshare.doc. h.1
48
Yusuf. Op.Cit., h.32
24
49
Ibid., h.33
50
Yusuf, Y. dan Mariani Natalina. Op.Cit., h.9
51
Ibid.
25
52
Evi Masluhatun ni’mah. Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dalam
Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Semarang. ( Skripsi Universitas
Negeri Semarang ) Tersedia dalam : http://digilib/unnes.ac.id/gsdcollectskripsi [01-01-10]
26
53
Ibid., h.37
54
Ibid., h.38
27
55
Rosmaini S, Evi Suryawati dan Mariani. “ Penerapan Pendekatan Struktural Think
Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLTPN Pekanbaru
Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati TA. 2002/2003 “ Jurnal Biogenesis Vol.1(1):9-
14,2004
56
Nik Azlina Binti Nik Mahmood Nik Ahmad. “ Collaborative Teaching Environment
System Using Think Pair Share Technique “ Dissertation Faculty Of Computer Science and
Information Technology University Of Malaya Kuala Lumpur 2008.
57
Syaiful bahri djamarah dan aswan zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta. hal 75 dan 77
28
58
Sulanam. Belajar. Tersedia di: http://sulanam.sunan-ampel.ac.id. h.1 diakses pada: 11-
30-2010.
59
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Op.Cit., h.147
60
Oshman. Konsep Dasar Metode dan Teknik Pembelajaran. Tersedia di:
http://oshman.wordpress.com/2010/01/21/konsep-dasar-metode-dan-teknik-pembelajaran. h.1
diakses pada: 11-30-2010
61
Wina. Op.Cit., h 127
29
lain. Dengan kata lain, semua metode memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. 62
Penjelasan tersebut memberikan suatu kesimpulan metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh pendidik dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan fakta dan konsep–konsep yang
tersusun secara sistematis dalam mencapai tujuan pembelajaran.
62
Oshman. Op.Cit., h.3
63
Herdian. Teori-teori Belajar Piaget, Bruner, Vygotsky. Tersedia di:
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/teori-teori-belajar-piaget-bruner-vygotsky. h.1
30
64
Sulanam. Op.Cit., h.1
65
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru, (Bandung: PT
Remaja) Rosdakarya, 2004), h. 91
66
Bahriyatul Azizah. 2006. Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Siswa Kelas II MAN Suruh. (Skripsi Universitas Negeri Semarang)
31
c. Faktor-faktor Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor internal dan
faktor eksternal.67
1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri
antara lain :
a) Kelemahan mental, kecerdasan, intelegensi dan bakat khusus
b) Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, cacat
c) Gangguan yang bersifat emosional
d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar antara lain :
a) Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk
aktif
b) Kurikulum yang kurang fleksibel
c) Beban studi yang terlalu berat
d) Metode mengajar yang monoton
e) Situasi lingkungan keluarga yang tidak mendukung
Muhibbin Syah menambahkan pendekatan sebaga faktor yang
mempengaruhi belajar. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap
ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya,
biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan
tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi
(faktor internal) dan dapat dorongan positif dari orangtuanya (faktor
eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih
mementingkan kualitas hasil pembelajaran.68
67
Agus Triarso. Faktor-faktor Dalam Proses Belajar. Tersedia di: http://waroeng-
edukasi.blogspot.com/2008/12/faktor-faktor-dalam-proses-belajar.html h.1
68
Muhibbin Syah. Op.Cit., h.132
33
69
Efi. Op.Cit., h.33
34
70
Kisworo, Banu. “ Pembelajaran Kimia Melalui Metode Jigsaw Dan Group
Investigation (GI) ditinjau dari kemampuan awal dan kreativitas siswa “Terdapat di :
http://pasca.uns.ac.id/?p=871 di akses 27 juli 2010 pukul 10.12
71
Handayani, Penti. 2010. “ Pembelajaran Biologi dengan group investigation dan
cooperative integrated reading ditinjau dari minat dan kedisiplinan belajar siswa “Terdapat di :
http://pasca.uns.ac.id/?p=672 diakses tanggal 27 juli 2010 pukul 10.35.
35
72
Rosari, Venansia Avelia. “Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode GI dan
Metode TAI yang dilengkapi LKS Terhadap Prestasi Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Laju
Reaksi Pada Siswa Kelas XI IPA Semester I SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009 “.
73
Mun Fie TSOI ,Ngoh Khang GOH dan Lian Sai CHIA. “Using group investigation for
chemistry in teacher education ”. Science and Technology Education Academic Group National
Institute of Education Nanyang Technological University Republic of Singapore.
74
Sugiyanta Widyaiswara. Implementasi model pembelajaran kooperatif Thing-Pair-
Share (TPS) pada pokok bahasan zat dan wujudnya di SMPN 1 Kalasan. Tersedia dalam :
http://lpmpjogja.diknas.go.id [19-12-09]
75
Yusuf, Y dan Mariani Natalina. Op.Cit., hal. 8-12.
36
C. Kerangka Berpikir
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan
proses ini meliputi keteampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi
faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Oleh karena itu dalam
pengajarannya seorang Guru harus mampu mengoptimalkan semua
kemampuan siswa. Dengan metode pembelajaran kooperatif, Guru menjadi
fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran. Penerapan metode
76
Priyani, Niken Eka. “ Pembelajaran Kimia Model TPS dan NHT ditinjau Dari
Kemampuan Awal dan Aktivitas Belajar “ Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret 2010.
77
Ariyanti. S, Heny. “ Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Sistem
Peredaran Darah Dengan Model pembelajaran Tipe TPS pada Siswa Kelas VIII C SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008 “ Universitas Muhammadiyah Semarang
2008.
78
Rosmaini S, Evi Suryawati dan Mariani N.L. “ Penerapan Pendekatan Struktural
Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Siswa Kelas I.7
SLTPN 20 Pekanbaru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA. 2002/2003 “ Jurnal
Biogenesis Vol. 1(1):9-14, 2004. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. ISSN
: 1829-5460
37
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka pikir
adalah sebagai berikut: ” terdapat perbedaan hasil belajar Biologi dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dan tipe Think-Pair-Share (TPS), dengan hasil penelitian penggunaan metode
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik dibandingkan tipe Group
Investigation (GI) “
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
KE GI: Kelompok eksperimen metode GI
KE TPS : Kelompok eksperimen metode TPS
X1 : Perlakuan dengan metode GI
X2 : Perlakuan dengan metode TPS
Q1 : Pemberian pretest
Q2 : Pemberian posttest
Observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (Q1) disebut
pretest dan observasi sesudah eksperimen (Q2) disebut posttest. Perbedaan
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 85 – 86.
2
M Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001),
h. 92.
39
40
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 108-109
41
E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest. Di
samping itu, untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan
di akhir penelitian ini, digunakan instrumen nontes pedoman wawancara.
1. Tes Objektif
Tes ini berupa pilihan ganda sebanyak 25 soal dengan 4 option.
Digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi yang telah diberikan.
2. Pedoman Wawancara
Tes wawancara ini berisikan pertanyaan yang diajukan kepada siswa
dan guru setelah peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan
metode GI dan TPS. Data yang diperoleh berupa tanggapan guru dan siswa
setelah peneliti menggunakan pembelajaran dengan metode GI dan
TPS.(terdapat dalam lampiran)
F. Kalibrasi Instrumen
Uji coba dilakukan setelah perangkat tes disusun, untuk mengetahui
validitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah
perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan analisis dengan
tujuan supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar
dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
43
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan.
Teknik uji coba validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
valid instrumen dengan menggunakan teknik rumus korelasi point biserial.
Rumus yang digunakan :4
Keterangan :
rpbis = koefisian korelasi biserial
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjaawab salah ( q = 1 – p )
Dikatan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien korelasi rxys >
rtabel
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada Lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal
yang diujicobakan terdapat 22 soal yang dinyatakan valid dan 3 soal yang
direvisi. Butir-butir soal tersebut adalah soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 16, 19, 20, 21, 27, 28, 29, 34, 36, 37, 39, 40 dan 10, 14, 24. Semua soal
yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria yang
lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap.
4
Suharsimi. Ibid., 79
44
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah
BA
PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : Jelek
0,21 ≤ D ≤ 0,40 : Cukup
0,41 ≤ D ≤ 0,70 : Baik
0,71 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali
D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknya dibuang.
Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung
dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda
terendah sebesar -0,27 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 0.55
termasuk dalam kategori baik.
7
Ibid., h. 213-214
46
Dengan kategori:9
g tinggi : nilai (g) > 0,70
g sedang : nilai 0,70 > (g) > 0.3
g rendah : nilai (g) < 0,3
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu
liliefors10, dengan rumus:
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku
Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
8
David E. Meltzer, Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation dan
Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible-hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores”,
dari http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf.
9
Richard R. Hake, “Analyzing Change/Gain Scores”, diakses dari http://List.Asu.Edu/Egi-
bin/Wa?A2=Ind9903&L=Aera_D&P=R6855,American Educational Research Association’s
Division, Measurement And Research Methodology, 1999, p.1, 2 July 2009
10
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), hal. 466
47
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher11,
dengan rumus: F = S12
S 22
Keterangan:
F = Uji Fisher
S12= Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil
Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
b. Bagi data menjadi kelompok
c. Cari masing–masing kelompok nilai simpangan bakunya.
d. Tentukan F hitung, dengan rumus:
11
Sudjana, Op cit, h.249
12
Suharsimi Arikunto, h. 280
49
Keterangan :
to = Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompok
Mx = Mean kelompok perlakuan metode GI
My = Mean kelompok perlakuan metode TPS
x = Deviasi setiap x2 dari X1
y = Deviasi setiap y2 dari mean Y1
Nx = Jumlah siswa kelompok GI
Ny = Jumlah siswa kelompok TPS
Kriteria Hipotesis, jika :
to ≥ t-tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak
to ≤ t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dengan db = (N1+N2-2) dan taraf signifikansi α 0,05
H. Hipotesis Statistik
Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
Ho : µA = µB
Ha : µA < µB
Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil, bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
Group Investigation sama dengan hasil belajar siswa dengan metode Think
Pair Share
Ha = Hipotesis alternatif, bahwa hasil belajar dari siswa yang menggunakan
metode Think Paire Share lebih baik dibandingkan hasil belajar dari siswa
yang menggunakan metode Group Investigation.
µA = Hasil belajar Biologi siswa yang menggunakan pembelajaran metode
GI
µB=Hasil belajar Biologi siswa yang menggunakan pembelajaran metode
TPS
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada sub bab ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil pretest,
posttest dan N-Gain dari kedua kelas. Pretest yang dilakukan terhadap kedua
metode bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal siswa mengenai
pelajaran Biologi pada konsep sistem pencernaan pada manusia. Setelah setiap
kelas mulai diberlakukan metode yang berbeda, posttest baru dilakukan
dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan metode TPS dan GI. Gambaran umum tentang data-
data ini yang telah diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai minimum, nilai
rata-rata, median, modus, standar deviasi dan varians.
Kelas
No Pemusatan dan Penyebaran
GI TPS
1 Xmin 24 20
2 Xmax 64 60
3 Rata-rata (mean) 49.71 50.7
4 Median 52 52
5 Modus 52 52
6 Standar Deviasi 13.03 9.94
7 Varians 169.78 98.8
50
51
Kelompok
No Pemusatan dan Penyebaran
GI TPS
1 Xmin 20 28
2 Xmax 92 100
3 Rata-rata (mean) 64.84 81.51
4 Median 68 84
5 Modus 68 96
6 Standar Deviasi 18.58 17.90
7 Varians 345.21 320.41
Lo (Lhitung)
Α Ltabel Kesimpulan
Pretest Posttest
0.05 0.0106 0.0510 0.1497 Ho diterima
Lo (Lhitung)
Α Ltabel Kesimpulan
Pretest Posttest
0.05 0.1359 0.1008 0.1456 Ho diterima
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat perbedaan skor siswa
yang menggunakan metode Group Investigation dan yang menggunakan
metode Think Pair Share. Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan
Uji Fisher. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Fhitung
α N Ftabel Kesimpulan
Pretest Posttest
0.05 70 1.72 1.077 1.75 Ho diterima
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa
kedua data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu,
pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t.
a. Pretest
Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, dapat dilihat
pada tabel berikut:
ttabel
Kelas N thitung Kesimpulan
α = 0.05 α = 0.01
GI 35 49.71
0.365 2.000 2.650 Ho diterima
TPS 37 50.70
Karena thitung < ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum menggunakan metode pembelajaran dengan GI dan
TPS pada pelajaran IPA–Biologi konsep sistem pencernaan.
b. Posttest
Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, dapat dilihat
pada tabel berikut:
ttabel
Kelas N thitung Kesimpulan
α = 0.05 α = 0.01
GI 35 64.86
6.14 2.000 2.650 Ho ditolak
TPS 37 81.51
Karena thitung > ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas TPS lebih baik
dibandingkan hasil belajar pada kelas GI.
55
4. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti kepada enam orang siswa dan 1
orang guru bidang studi IPA, enam orang itu ialah tiga orang perwakilan
dari kelas yang menggunakan metode Group Investigation dan tiga orang
perwakilan dari kelas yang menggunakan Think Pair Share. Ketiga orang
perwakilan dari masing–masing kelas merupakan siswa yang memiliki
nilai pretest dan post test yang heterogen. Hasil dari wawancara tersebut
berisikan pernyataan siswa yang menyatakan bahwa siswa merasa senang
mengikuti pelajaran IPA dalam hal ini konsep sistem pencernaan dan lebih
mudah dalam memahaminya. Sebelum diberlakukan metode GI dan TPS,
siswa belajar IPA di kelas hanya dengan memperhatikan guru dan
menerima tugas saja, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada teacher
center dan siswa hanya menjadi objek pembelajaran. Siswa yang
melaksanakan pembelajaran dengan metode GI lebih aktif dibanding
sebelumnya, kebersamaan siswa terbentuk dalam penugasan melalui LKK
secara berkelompok dan siswa pun merasakan kerja sama yang kompak,
sehingga saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan melalui LKK. 1
1
Hasil wawancara penelitian dengan 6orang siswa, 3 dari kelas GI dan 3 dari kelas TPS,
Dilakukan tanggal 22 september 2010.pukul 09.45.
56
Kedua metode ini ditanggapi oleh guru bidang studi IPA sebagai
pembaharuan dalam pembelajaran IPA di kelas yang diteliti oleh peneliti.
Saat wawancara beliau menyampaikan bahwa, kedua metode ini sangat
bagus dan menarik. Beliau pun mengakui bahwa selama ini murid lebih
menjadi objek pembelajaran dan hanya sekedar mendengarkan guru
menyampaikan materi saja, selain itu sumber belajar seperti buku paket
pun menjadi kendala dalam pembelajaran IPA, karena tidak semua siswa
memiliki buku paket sebagai sumber belajar. Selain itu, beliau pun
menyampaikan bahwa metode think pair share dan group investigation
memberikan berbagai peningkatan pada siswa, terlihat siswa yang awalnya
malas berbicara dan bertanya menjadi aktif dan nilainya pun meningkat. 3
2
Ibid.
3
Hasil wawancara penelitian dengan 1 orang Guru bidang studi IPA selaku observer,
Dilakukan tanggal 20 september 2010.pukul 12.30.
57
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas GI dan TPS
menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest. Diketahui
nilai rata-rata pretest kelas TPS lebih besar daripada kelas GI, dari pengujian
normalitas, homogenitas dan uji “t” menghasilkan hipotesis Ho diterima dan
Hi ditolak, yang artinya masing-masing kelas memiliki pengetahuan yang
sama dan tidak ada perbedaan hasil belajar.
4
Sugiyanta Widyaiswara. Implementasi model pembelajaran kooperatif Thing-Pair-
Share (TPS) pada pokok bahasan zat dan wujudnya di SMPN 1 Kalasan. Tersedia dalam :
http://lpmpjogja.diknas.go.id [19-12-09]
60
Hal ini pun diungkapkan oleh guru bidang studi IPA sebagai observer
dalam melaksanakan kedua metode tersebut, bahwa saat berada di kelas TPS
beliau melihat keaktifan siswa lebih dominan dibanding di kelas GI, dalam hal
pengelolaan kelas, guru lebih baik pengelolaannya ketika berada di kelas TPS
dibanding di kelas GI. Dari penjelasan tersebut membuktikan bahwa metode
TPS sedikit lebih unggul dan efektif dibanding metode GI. Temuan ini
memperkuat hasil uji hipotesis yang menyatakan perbedaan hasil belajar dan
peningkatannya pada kedua kelas sangat signifikan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar pada kedua kelas dan peningkatannya sejalan dengan
kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik akan diikuti dengan
hasil belajar yang baik pula.
5
Kisworo, Banu. 2010. “ Pembelajaran Kimia Melalui Metode Jigsaw Dan Group
Investigation (GI) ditinjau dari kemampuan awal dan kreativitas siswa “ Terdapat di :
http://pasca.uns.ac.id/?p=871 di akses 27 juli 2010 pukul 10.12
61
seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Yustini Yusuf dan Mariani
Natalina, bahwa berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa selama proses
pembelajaran siklus pertama ini pelaksanaannya belum sesuai dengan
pendekatan struktural tipe TPS. Masih ada siswa yang bekerja secara
individual, tidak mau berinteraksi dengan teman kelompok, masih enggan
mengajukan pertanyaan dan menanggapi.6
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengakui
bahwa terdapat kelemahan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian ini hanya ditujukan untuk mata pelajaran Biologi dalam konsep
sistem pencernaan sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk konsep lain
pada mata pelajaran yang sama ataupun pada mata pelajaran lainnya.
2. Terbatasnya media pembelajaran Biologi di tempat penelitian.
6
Yusuf, Y. dan Mariani Natalina. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalu
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Struktur Di Kelas I7 SLTP Negeri 20 Pekanbaru.
Program studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau : Jurnal Biogenesis)vol.2(1).Hal 8-12.
Tersedia dalam : http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/yustini/upayapeningkatan08-12/pdf [29-
12-09]
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Think Pair Share. “ Think Sheet”. Think Pair Share. Tersedia di :
http://www.ilstu.edu/helfishe/websitedoc/thinkpairshare.doc.
63
64
upaya-meningkatkan-minat-belajar-geografi-melalui-model-pembelajaran-
group-investigation-kelas-XI-IPS-SMA-muhammadiyah-II-Mojosari-
mojokerto/feed/htm [29-12-2009]
Dzamarah, Sayiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka cipta.
Efi. 2007. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Yang Diajar Melalui
Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD.
(Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Evi Suryawati dan Mariani N.L, Rosmaini S,. “ Penerapan Pendekatan Struktural
Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan
Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLTPN 20 Pekanbaru Pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman Hewan TA. 2002/2003 “ Jurnal Biogenesis Vol. 1(1):9-
14, 2004. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. ISSN :
1829-5460
Kisworo, Banu. 2010. “ Pembelajaran Kimia Melalui Metode Jigsaw Dan Group
Investigation (GI) ditinjau dari kemampuan awal dan kreativitas siswa
“.(studi kasus pembelajaran kimia siswa X semester II materi larutan
elektrolit dan non elektrolit SMA N 5 Magelang) tesis Universitas sebelas
maret prodi pendidikan sains. Terdapat di http://pasca.uns.ac.id/?p=871 di
akses 27 juli 2010 pukul 10:12
Mun Fie TSOI ,Ngoh Khang GOH dan Lian Sai CHIA. “Using group
investigation for chemistry in teacher education ”. Science and
Technology Education Academic Group National Institute of Education
Nanyang Technological University Republic of Singapore
Priyani, Niken Eka. “ Pembelajaran Kimia Model TPS dan NHT ditinjau Dari
Kemampuan Awal dan Aktivitas Belajar “ Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret 2010.
Yusuf. Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Madrasah Aliyah
Ponpes Nurul Haramain Lombok Barat NTB, (skripsi Universitas Negeri
Semarang). Tersedia dalam:
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf [28-12-2009]
Yusuf. Y dan Mariani Natalina. 2005. Upaya peningtan hasil belajar biologi
melalui pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktur kelas 17
SLTP negeri 20 pekanbaru. (Prodi Biologi FKIP Universitas Riau: jurnal
biogenesis) vol.2.(1). Hal 8-12 tersedia dalam :
http://biologifkip.unri.ac.id/karya_tulis/yustini/upayapeningkatan08-12/pdf
[29-12-2009]
LAMPIRAN 1
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menerangkan proses 8 5 - - - - 2
pencernaan dalam
mulut
68
69
kerongkongan
Menyebutkan bagian- *9 - - - - - 1
bagian lambung
Menyebutkan bagian- 13 - - - - - 1
bagian usus halus
Jumlah 22 14 4 - - - 40
Keterangan : 1) Klasifikasi Bloom: C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), dan C3 (Aplikasi), C4 (Analisis), C5 (Sintesis), C6 (Evaluasi)
2) * Soal tidak valid, *! Soal tidak valid yang diperbaiki kualitas pengecohnya
71
c. Proses mekanik
d. Berkontraksinya otot kerongkongan
7 Menyebutkan urutan saluran C1 Bagaimanakah urutan saluran pencernaan dari dalam ke luar secara urut? C
pencernan dari dalam ke luar a. usus halus–lambung–usus besar–kerongkongan
tubuh b. kerongkongan–mulut–pankreas–usus 12 jari
c. usus 12 jari–lambung–kerongkongan–mulut
d. anus–usus besar–lambung–usushalus
8 Menyebutkan akibat apabila C1 Apakah yang terjadi apabila kamu mengunyah makanan tidak sempurna ? C
makanan tidak dikunyah secara a. makanan akan makin cepat dicerna
sempurna b. makanan dapat ditelan dengan cepat
c. pencernaan menjadi kurang sempurna
d. makanan akan terasa lezat
9 Menyebutkan bagian-bagian C1 Terdiri dari bagian apakah lambung manusia? A
lambung manusia a. Kardiak, fundus dan pylorus
b. Pylorus, vili, dan fundus
c. Kardiak, fundus dan apendiks
d. Ephitelium, pylorus dan kardiak
10 Menjelaskan alur perjalanan C2 Kemanakah alur jalanannya makanan setelah masuk dari lambung? B
makanan. a. ileum
b. duodenum
c. jejenum
d. hepar
11 Menyebutkan proses C1 Dimanakah proses penyerapan makanan terjadi? B
penyerapan makanan a. Lambung
b. Ileum
c. Kolon
d. Duodenum
12 Menyebutkan saluran C1 Saluran pencernaan apakah yang mengeluarkan enzim lipase ? A
pencernaan yang menghasilkan a. usus halus
enzim lipase b. kerongkongan
c. usus besar
d. anus
13 Menyebutkan bagian dari usus C1 Mankah berikut ini yang merupakan bagian dari usus halus? B
halus a. Jejenum, ileum dan usus buntu
b. Duodenum, ileum dan jejenum
c. Ileum, intestinum dan duodenum
d. Usus 12 jari, usus buntu dan jejenum
73
21 Menyebutkan penyakit yang C1 Penyakit apakah yang berhubungan dengan pola makan? D
berhubungan dengan pola a. migren
makan b. masuk angin
c. amandel
d. asam urat
22 Menerapkan langkah yang tepat C3 Bagaimanakah langkah yang paling tepat untuk mengatasi asam urat ? C
untuk mengatasi asam urat a. tidak makan makanan yang mengandung purin sama sekali
b. tidak mempermasalahkan jenis makanan yang dikonsumsi
c. mengurangi konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi tetapi bukan berarti
tidak memakannya sama sekali
d. mengurangi makanan yang mengandung hidrat arang
23 Menghubungkan sikap yang C3 Anton setiap hari makan 4 kali sehari, dan ia gemar sekali mengkonsumsi goreng-gorengan, D
baik terhadap pola makan jajanan warung dan . Malam harinya Anton suka mengkonsumsi makanan ringan seperti
kerupuk, dan kue kering. Kini berat badannya naik melebihi batas ideal dan ia pun sering
mengeluh sesak pada dadanya.
Bagaimanakah sikap yang menurutmu paling bijak terkait dengan pola makan diatas?
a. hanya makan sayur saja
b. makan makanan yang berlemak tanpa terkendali
c. sama sekali tidak makan semua makanan yang mengandung kolesterol
d. menjaga pola makan yang seimbang
24 Menyebutkan fungsi protein C1 Apakah fungsi protein? B
bagi tubuh a. Penawar racun
b. Menyusun enzim, hormon dan pigmen
c. Mengatur suhu tubuh
d. Mengedarkan darah ke seluruh tubuh
25 Menyebutkan zat makanan C2 Apakah Tiga macam zat makanan yang berfungsi sebagai penghasil energi bagi tubuh? D
yang berfungsi sebagai a. karbohidrat, protein dan vitamin
penghasil energi b. karbohidrat, lemak dan mineral
c. karbohidrat, vitamin dan lemak
d. protein, karbohidrat dan lemak
26 Menyatakan fungsi lemak bagi C1 Apakah fungsi lemak bagi tubuh? B
tubuh a. Membantu mencerna makanan
b. Cadangan makanan
c. Menghisap sari-sari makanan
d. Pelarut vitamin A, D, E dan K
27 Menyebutkan tempat enzim C1 Dimanakah enzim ptialin di produksi? C
ptialin diproduksi a. Lambung
b. Usus besar
75
c. Air liur
d. Usus halus
28 Menyebutkan enzim yang dapat C1 Enzim apakah yang mengubah lemak menjadi gliserol ? D
mengubah lemak menjadi a. penin
gliserol b. renin
c. amilase
d. lipase
29 Menyebutkan enzim yang C1 Enzim apakah yang bertugas mencerna protein? C
bertugas mencerna makanan a. amilase
b. lipase
c. pepsin
d. maltase
30 Menjelaskan enzim yang C2 Enzim apakah yang dihasilkan oleh pankreas? A
dihasilkan oleh pankreas a. amilase
b. pepsin
c. empedu
d. bilirubin
31 Menjelaskan fungsi enzim C2 Apakah fungsi enzim enterokinase? C
enterokinase a. Mengubah Tripsinogen menjadi peptin
b. Mengubah Pepton menjadi asam amino
c. Mengubah Tripsinogen menjadi tripsin
d. Mengubah Maltosa menjadi glukosa
32 Menjelaskan akibat dari C2 Apakah akibatnya jika Kekurangan vitamin B ? A
kekurangan viamin B a. Gangguan saraf
b. Kulit kasar
c. Gangguan tulang
d. Sariawan
33 Menjelaskan penyebab sel C2 Apakah yang menyebabkan sel darah mudah rusak ? B
darah rusak a. kurangnya zat besi
b. kurangnya vitamin E
c. kelebihan fosfor
d. kelebihan iodium
34 Menunjukkan akibat dari C1 Apakah akibat dari kekurangan karbohidrat? C
kekurangan karbohidrat a. diare
b. sembelit
c. busung lapar
d. tukak lambung
76
LAMPIRAN 3
REKAPITULASI ANALISIS BUTIR
SOAL
Reabilitas Soal: 0,71 (tinggi)
No Tingkat Kesukaran Daya Beda Validitas
Keterangan
Soal Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 72.50 Mudah 36.36 Cukup 0.389 Valid Digunakan
2 95.00 Sangat mudah 0.00 Buruk 0.051 Tidak valid Tidak digunakan
3 92.50 Sangat mudah 9.09 Buruk 0.323 Valid Digunakan
4 95.00 Sangat mudah 0.00 Buruk -0.049 Tidak valid Tidak digunakan
5 95.00 Sangat mudah 18.18 Buruk 0.854 Valid Digunakan
6 85.00 Mudah 36.36 Cukup 0.416 Valid Digunakan
7 90.00 Sangat mudah 18.18 Buruk 0.385 Valid Digunakan
8 92.50 Sangat mudah 27.27 Cukup 0.759 Valid Digunakan
9 82.50 Mudah 36.36 Cukup 0.269 Tidak valid Digunakan
10 70.00 Sedang 36.36 Cukup 0.063 Tidak valid Digunakan (direvisi)
11 95.00 Sangat mudah 18.18 Buruk 0.854 Valid Digunakan
12 90.00 Sangat mudah 27.27 Cukup 0.658 Valid Digunakan
13 85.00 Mudah 45.45 Baik 0.646 Valid Digunakan
14 87.50 Sangat mudah 0.00 Buruk 0.209 Tidak valid Digunakan (direvisi)
15 82.50 Mudah -27.27 Buruk -0.163 Tidak valid Tidak digunakan
16 90.00 Sangat mudah 27.27 Cukup 0.385 Valid Digunakan
17 82.50 Mudah 18.18 Buruk 0.240 Tidak valid Tidak digunakan
18 90.00 Sangat mudah 18.18 Buruk 0.093 Tidak valid Tidak digunakan
19 90.00 Sangat mudah 36.36 Cukup 0.695 Valid Digunakan
20 75.00 Mudah 36.36 Cukup 0.433 Valid Digunakan
21 80.00 Mudah 36.36 Cukup 0.536 Valid Digunakan
22 67.50 Sedang 36.36 Cukup 0.068 Tidak valid Tidak digunakan
23 80.00 Mudah 18.18 Buruk 0.304 Tidak valid Tidak digunakan
24 92.50 Sangat mudah 0.00 Buruk -0.050 Tidak valid Digunakan (direvisi)
25 80.00 Mudah 9.09 Buruk 0.126 Tidak valid Tidak digunakan
26 80.00 Mudah 27.27 Cukup 0.221 Tidak valid Tidak digunakan
27 75.00 Mudah 36.36 Cukup 0.458 Valid Digunakan
28 75.00 Mudah 27.27 Cukup 0.395 Valid Digunakan
29 67.50 Sedang 36.36 Cukup 0.407 Valid Digunakan
30 87.50 Sangat mudah 9.09 Buruk 0.275 Tidak valid Tidak digunakan
31 82.50 Mudah 9.09 Buruk 0.226 Tidak valid Tidak digunakan
32 92.50 Sangat mudah 9.09 Buruk 0.303 Tidak valid Tidak digunakan
33 80.00 Mudah 9.09 Buruk 0.003 Tidak valid Tidak digunakan
34 82.50 Mudah 45.45 Baik 0.513 Valid Digunakan
35 80.00 Mudah 0.00 Buruk 0.221 Tidak valid Tidak digunakan
36 90.00 Sangat mudah 27.27 Cukup 0.622 Valid Digunakan
37 75.00 Mudah 54.55 Baik 0.571 Valid Digunakan
38 85.00 Mudah 9.09 Buruk -0.044 Tidak valid Tidak digunakan
39 75.00 Mudah 18.18 Buruk 0.369 Valid Digunakan
40 87.50 Sangat mudah 27.27 Cukup 0.325 Valid Digunakan
78
LAMPIRAN 4
KELAS :
Perhatikan petunjuk dibawah ini :
1. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar!
2. Mulailah dengan menjawab pertanyaan yang mudah menurut kalian
3. Jangan mencontek atau memberikan contekan pada teman kalian
4. Mulialah dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim
Selamat mengerjakan!!
d. Duodenum c. amandel
9. Saluran pencernaan apakah yang d. asam urat
mengeluarkan enzim lipase ? 17. Apakah fungsi protein bagi tubuh?
a. usus halus a. Penawar racun
b. kerongkongan b. Menyusun enzim, hormon dan pigmen
c. usus besar c. Mengatur suhu tubuh
d. anus d. Mengedarkan darah ke seluruh tubuh
10. Manakah berikut ini yang merupakan 18. Dimanakah enzim ptialin di produksi ?
bagian dari usus halus ? a. Lambung
a. Jejenum, ileum dan usus buntu b. Usus besar
b. Duodenum, ileum dan jejenum c. Air liur
c. Ileum, intestinum dan duodenum d. Usus halus
d. Usus 12 jari, usus buntu dan jejenum 19. Enzim apakah yang mengubah lemak
11. Dimanakah terjadinya proses menjadi gliserol ?
pembusukan zat-zat makanan ? a. penin
a. Usus besar b. renin
b. Usus 12 jari c. amilase
c. Usus halus d. lipase
d. Lambung 20. Enzim apakah yang bertugas mencerna
12. Manakah berikut ini yang merupakan protein ?
proses pencernaan yang terjadi di dalam a. amilase
usus besar ? b. lipase
a. Membunuh kuman-kuman yang c. pepsin
masuk dengan makanan d. maltase
b. Penyerapan air dan pembusukan sisa- 21. Apakah akibat dari kekurangan
sisa makanan karbohidrat ?
c. Pencernaan karbohidrat dan lemak a. diare
d. Pelarutan vitamin yang larut dalam air b. sembelit
13. Apakah Zat makanan yang tidak perlu c. busung lapar
dicerna terlebih dahulu oleh tubuh ? d. tukak lambung
a. Vitamin dan mineral 22. Apakah nama lain dari penyakit yang
b. Karbohidrat dan vitamin menyerang kelenjar lidah ?
c. Mineral dan protein a. Apendisitis
d. Lemak dan protein b. Konstipasi
14. Bahan makanan apakah yang akan c. Paratitis
menghasilkan gula pada pencernaan d. Sariawan
selanjutnya ? 23. Andi terluka ketika ia terjatuh dari
a. garam dapur sepedanya. Luka yang dialami andi cukup
b. protein parah, selain memar luka darah
c. vitamin ditangannya terus keluar dan sukar
d. pati membeku, sehingga ia harus dibawa ke
15. Bahan makanan apakah yang semuanya rumah sakit.
mengandung protein ? Dari peristiwa di atas, apakah yang
a. telur, bayam, ketela pohon, kol menyebabkan darah sukar membeku ?
b. ikan, hati ayam, kacang panjang,tempe a. Kelebihan Vitamin B
c. pisang, bayam, kol, agar-agar b. Kekurangan Vitamin C
d. ketan hitam, mentimun, kacang c. Kekurangan Vitamin K
polong, kedelai d. Kelebihan Vitamin E
16. Penyakit apakah yang berhubungan 24. Apakah peradangan yang menyerang
dengan pola makan ? usus buntu dan diakibatkan oleh bakteri ?
a. migren a. Apendisitis
b. masuk angin b. Ulkus
80
c. Kolik
d. Kontipasi
25. Apakah yang menyebabkan terjadinya
radang dinding lambung ?
a. Penyerapan air yang berlebihan
b. Tingginya produksi HCl
c. Kurangnya asupan makanan
d. Kurangnya vitamin K
26. Apakah yang menyebabkan terjadinya
radang dinding lambung ?
a. Penyerapan air yang berlebihan
b. Tingginya produksi HCl
c. Kurangnya asupan makanan
d. Kurangnya vitamin K
81
LAMPIRAN 5
LEMBAR OBSERVASI
Kuasi Eksperimen Metode Group Investigation
Penilaian
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Guru mampu mengkondisikan siswa dan kelas sebelum KBM
3. Pada Fase seleksi topik apakah guru bersama siswa memilih topik
pembelajaran
4. Pada Fase perencanaan kooperatif apakah guru membimbing siswa
dalam merencanakan prosedur pembelajaran
5. Pada Fase penerapan apakah guru memberikan tugas kepada siswa
melalui LKK dan memberikan bimbingan kepada kelompok
6. Pada Fase analisis dan sintesis apakah siswa melakukan investigasi dan
analisis tugas atau LKK yang diberikan oleh guru.
7. Pada Fase persentasi kelompok apakah siswa mempersentasikan hasil
investigasinya masing-masing.
8. Akhir Fase Evalusai apakah guru mengevaluasi kontribusi dari masing-
masing siswa secara keseluruhan
Observer
( ………………...)
82
LEMBAR OBSERVASI
Kuasi Eksperimen Metode Think-Pair-Share (TPS)
Penilaian
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Guru mampu mengkondisikan siswa dan kelas sebelum KBM
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Observer
( ………………...)
83
LAMPIRAN 6
44 64 24 56 40 68 76
28 52 40 44 64 60 72
44 52 52 48 64 40 60
40 28 48 48 40 60 60
52 52 60 48 52 36 24
Berdasarkan data skor hasil pretest siswa diatas, maka dapat dibuat tabel skor hasil pretest
sebagai berikut:
ren tan g ( R ) 52
i 8 .6 9
banyak kelas ( K ) 6
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas 8.1GI
Interval Titik Batas Batas Frekuensi
Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
24 – 33
28.5 23.5 33.5 4 11.4%
34 – 43
38.5 33.5 43.5 6 17.1%
44 – 53
48.5 43.5 53.5 13 37.2%
54 – 63
58.5 53.5 63.5 6 17.1%
64 – 73
68.5 63.5 73.5 5 14.3%
74 – 83
78.5 73.5 83.5 1 2.9%
M
fX 1 1740 49.71
f 35
5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu dengan menggunakan rumus:
N 1 35 1
Posisi Median 18
2 2
Median = 52 (di posisi 18)
6. Menentukan modus, (nilai yang paling sering muncul), yaitu: Mo = 52
7. Standar deviasi :
S=
52 84 36 68 20 68 80
92 36 84 80 44 68 58
60 84 72 84 84 68 48
92 60 92 64 72 52 64
68 40 92 60 44 48 52
Berdasarkan data skor hasil pretest siswa diatas, maka dapat dibuat tabel skor hasil pretest
sebagai berikut:
M
fX 1 2270 64,85
f 35
5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu dengan menggunakan rumus:
N 1 35 1
Posisi Median 18
2 2
Median = 68 (di posisi 18)
6. Menentukan modus, (nilai yang paling sering muncul), yaitu: Mo = 68
7. Standar deviasi :
S=
LAMPIRAN 7
52 56 52 48 32 52 44
40 48 68 76 48 68 64
56 44 64 56 36 56 44
52 40 52 48 48 56 36
36 52 44 64 40 44 52
56 52
Berdasarkan data skor hasil pretest siswa diatas, maka dapat dibuat tabel skor hasil pretest
sebagai berikut:
10. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
ren tan g ( R ) 44
i 7,3 7
banyak kelas ( K ) 6
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas 8.2
Interval Titik Batas Batas Frekuensi
Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif
32 – 39
35,5 31,5 39,5 4 10,8%
40 – 47
43,5 39,5 47,5 8 21,6%
48 – 55
51,5 47,5 55,5 13 35,2%
56 – 63
59,5 55,5 63,5 6 16,2%
64 – 71
67,5 63,5 71,5 5 13,5%
72 – 79
75,5 71,5 79,5 1 2,7%
M
fX 1 1876 50,7
f 37
12. Menentukan median (nilai tengah), yaitu dengan menggunakan rumus:
N 1 37 1
Posisi Median 19
2 2
Median = 52 (di posisi 19)
13. Menentukan modus, (nilai yang paling sering muncul), yaitu: Mo = 52
14. Standar deviasi :
S=
80 84 72 96 32 96 96
96 48 56 72 92 96 96
96 96 76 28 100 100 80
96 100 68 92 84 76 76
72 96 80 84 72 80 72
100 80
Berdasarkan data skor hasil pretest siswa diatas, maka dapat dibuat tabel skor hasil pretest
sebagai berikut:
M
fX 1 3016 81,51
f 37
5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu dengan menggunakan rumus:
N 1 37 1
Posisi Median 19
2 2
Median = 84 (di posisi 19)
6. Menentukan modus, (nilai yang paling sering muncul), yaitu: Mo = 96
7. Standar deviasi :
S=
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan rumus:
Lo = F(Zi) – S(Zi)
4. Untuk kolom F(Zi): Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zt; Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zt
Zn
5. Untuk kolom S(Zi) S (Zi )
Jumlah responden
6. Kolom F(Zi) – S(Zi) merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) – S(Zi)
7. Menetukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo
8. Jika Lo hitung<Lo tabel maka sampel berasal dari distribusi normal.
_
X = 49.71 SD = 13.03 Lo = 0.0040
0.886 0.886
Ltabel = 0.1497
35 5.916
Lo<Ltabel = 0.0040 <0.1497
Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal
92
2. Posttest
Uji Coba Normalitas Liliefors Kelas 8.1 GI
Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
20 1 1 -2.41 0.4920 0.0080 0.029 0.0206
36 2 3 -1.55 0.4394 0.0606 0.086 0.0251
40 1 4 -1.34 0.4099 0.0901 0.114 0.0242
44 2 6 -1.12 0.3686 0.1314 0.171 0.0400
48 2 8 -0.91 0.3186 0.1814 0.229 0.0472
52 3 11 -0.69 0.2549 0.2451 0.314 0.0692
58 1 12 -0.37 0.1443 0.3557 0.343 0.0128
60 3 15 -0.26 0.1026 0.3974 0.429 0.0312
64 2 17 -0.05 0.0199 0.4801 0.486 0.0056
68 5 22 0.17 0.0675 0.5675 0.629 0.0611
72 2 24 0.38 0.1480 0.6480 0.686 0.0377
80 2 26 0.82 0.2939 0.7939 0.743 0.0510
84 5 31 1.03 0.3485 0.8485 0.886 0.0372
92 4 35 1.46 0.4279 0.9279 1.000 0.0721
_
X = 64.86 SD = 18.58 Lo = 0.0510
0.886 0.886
Ltabel = 0.1497
35 5.916
Lo<Ltabel = 0.0510<0.1497
Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal
0.886 0.886
Ltabel = 0.1456
37 6.082
Lo<Ltabel = 0.1359<0.1456
Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal
93
2. Posttest
Uji Coba Normalitas Liliefors Kelas 8.2 TPS
Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
28 1 1 -2.99 0.4986 0.0014 0.027 0.0256
32 1 2 -2.77 0.4972 0.0028 0.054 0.0513
48 1 3 -1.87 0.4693 0.0307 0.081 0.0504
56 1 4 -1.43 0.4236 0.0764 0.108 0.0317
68 1 5 -0.75 0.2734 0.2266 0.135 0.0915
72 5 10 -0.53 0.2019 0.2981 0.270 0.0278
76 3 13 -0.31 0.1217 0.3783 0.351 0.0269
80 5 18 -0.08 0.0319 0.4681 0.486 0.0184
84 3 21 0.14 0.0557 0.5557 0.568 0.0119
92 2 23 0.59 0.2224 0.7224 0.622 0.1008
96 10 33 0.81 0.2910 0.7910 0.892 0.1009
100 4 37 1.03 0.3485 0.8485 1.000 0.1515
_
X = 81.51 SD = 17.90 Lo = 0.1008
0.886 0.886
Ltabel = 0.1456
37 6.082
Lo<Ltabel = 0.1008<0.1456
Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal
94
LAMPIRAN 9
Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas di sini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians.
Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:
2
S1
Fhitung 2
S2
6 4
Dari tabel F diperoleh nilai F(0,05,dk = 30;36) adalah 1,79 dan F(0,05,dk = 40;36) adalah 1,69 (Lihat tabel
frekuensi F), maka:
2
S1 169.78
Fhitung 2
= 1.718=1.72
S2 98.8
Karena Fhitung<Ftabel ; 1.72<1.75; maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel
memiliki variansi populasi yang homogen.
2
S1 345.21
Fhitung 2
= 1.077
S2 320.41
Karena Fhitung<Ftabel ; 1.077<1.75; maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua
sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
96
LAMPIRAN 10
Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru, dengan rumus:
N gain =
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas 8.1 dan 8.2 disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Nilai Nilai
Subjek N-Gain Kategori Subjek N-Gain Kategori
Pretest Postest Pretest Postest
A 44 52 0.1429 Rendah S 64 92 0.7778 Tinggi
B 64 84 0.5556 Sedang T 40 60 0.3333 Sedang
C 24 36 0.1579 Rendah U 60 92 0.8000 Tinggi
D 56 68 0.2727 Rendah V 40 64 0.4000 Sedang
E 40 20 -0.3333 Rendah W 28 72 0.6111 Sedang
F 68 68 0.0000 Rendah X 48 52 0.0769 Rendah
G 76 92 0.6667 Sedang Y 48 68 0.3846 Sedang
H 28 36 0.1111 Rendah Z 40 40 0.0000 Rendah
I 52 84 0.6667 Sedang Aa 60 92 0.8000 Tinggi
J 40 80 0.6667 Sedang Bb 60 60 0.0000 Rendah
K 44 44 0.0000 Rendah Cc 52 44 -0.1667 Rendah
L 64 68 0.1111 Rendah Dd 52 48 -0.0833 Rendah
M 60 60 0.0000 Rendah Ee 60 80 0.5000 Sedang
N 72 84 0.4286 Sedang Ff 48 58 0.1923 Rendah
O 44 72 0.5000 Sedang Gg 52 48 -0.0833 Rendah
P 52 84 0.6667 Sedang Hh 36 64 0.4375 Sedang
Q 52 84 0.6667 Sedang Ii 24 52 0.3684 Sedang
R 48 68 0.3846 Sedang
97
Nilai N- Nilai N-
Subjek Kategori Subjek Kategori
Pretest Postest Gain Pretest Postest Gain
A 52 80 0,583 Sedang T 56 100 1,000 Tinggi
B 56 84 0,636 Sedang U 44 68 0,428 Sedang
C 52 72 0,416 Sedang V 52 92 0,833 Tinggi
D 48 96 0,923 Tinggi W 40 84 0,733 Tinggi
E 32 32 0,000 Rendah X 52 76 0,500 Sedang
F 52 96 0,916 Tinggi Y 48 72 0,461 Sedang
G 44 96 0,928 Tinggi Z 48 96 0,923 Tinggi
H 40 48 0,133 Rendah Aa 56 80 0,545 Sedang
I 48 56 0,153 Rendah Bb 36 84 0,750 Tinggi
J 68 72 0,125 Rendah Cc 36 72 0,562 Sedang
K 76 92 0,666 Sedang Dd 52 80 0,583 Sedang
L 48 96 0,923 Tinggi Ee 44 96 0,928 Tinggi
M 68 96 0,875 Tinggi Ff 64 96 0,888 Tinggi
N 64 96 0,888 Tinggi Gg 40 80 0,666 Sedang
O 56 76 0,454 Sedang Hh 44 76 0,500 Sedang
P 44 28 -0,285 Rendah Ii 52 72 0,416 Sedang
Q 64 100 1,000 Tinggi Jj 56 100 1,000 Tinggi
R 56 100 1,000 Tinggi Kk 52 80 0,583 Sedang
S 36 96 0,937 Tinggi
LAMPIRAN 11
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelas 8.1 yang
menggunakan GI dan kelas 8.2 yang menggunakan TPS. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t.
Jika data terdistribusi normal dan homogen, dengan rumus:
1 2
t
1 1
S
n1 n2
A. Uji Hipotesis Hasil Pretest
c. S 2
n1 1S12 n2 1S 22
n1 n 2 2
= ( 35 – 1 ) 169.78 + ( 37 – 1 ) 98.8
35 + 37 - 2
= 133.276
S = √133.276
= 11.54
1 2
d. t
1 1
S
n1 n 2
= 50.70 – 49.71
11.54√1/35 + 1/37
= 0.99/2.71 = 0.365
Tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α = 0.05 dan derajat kebebasan (db = 37 + 35 – 2 = 70),
diperoleh t tabel didapat t hitung < t tabel (0.365 < 2.00) maka harga t hitung tidak signifikan,
sehingga hipotesis nol (Ho) diterima
100
g. S 2
n1 1S12 n2 1S 22
n1 n 2 2
= ( 35 – 1 ) 345.21 + ( 37 – 1 ) 320.41
35 + 37 - 2
= 332.46
S = √332.46
= 18.23
1 2
h. t
1 1
S
n1 n 2
=81.51–64.86
18.23√1/35 + 1/37
= 16.65/2.71 = 6.14
Tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α = 0.05 dan derajat kebebasan (db = 37 + 35 – 2 = 70),
diperoleh t tabel didapat t hitung < t tabel (6.14>2.00) maka harga t hitung signifikan, sehingga
hipotesis nol (Ho) ditolak
LAMPIRAN 12
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Awal Apersepsi: Siswa menyimak pertanyaan
o Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa:
“makanan apakah yang sering kalian
konsumsi ? “
o Guru meminta salah satu siswa
menjawab pertanyaan tanpa Salah satu siswa menjawab
menunjuk pertanyaan dari guru dengan 10
Guru merespon jawaban siswa dan singkat dan jelas
guru memberikan pertanyaan
menit
kembali ” mengapa kita harus
mengunyah makanan ?”
Motivasi :
Guru memberi motivasi untuk belajar dengan Siswa memperhatikan jawaban
semangat mengaitkan materi: yang tepat dari guru
Guru menjelaskan bahwa makanan merupakan
sumber energi bagi tubuh kita dan sebelumnya
harus dicerna terlebih dahulu.
Memberi acuan:
Guru menyampaikan indikator pembelajaran
Inti guru menjelaskan dan menyajikan siswa menyimak dengan baik
informasi kepada siswa mengenai
fungsi karbohidrat, protein, lemak, siswa dibagi menjadi 7 kelompok
vitamin, mineral dan air yang masing-masing
guru bersama siswa menentukan beranggotakan 5 orang yang
topik pembelajaran heterogen
(seleksi topik )
(analisis dan
Siswa menganalisis dan
sintesis) Guru meminta siswa untuk mengevaluasi informasi yang
menganalisa setiap informasi yang diperoleh dari kelompok,
diperoleh dalam mengerjakan tugas. merangkum secara bersama-sama
dalam kelompok serta
merencanakan penampilan bagi
anggota kelas.
104
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
(presentasi Guru meminta siswa untuk Sebagian atau seluruh kelompok
merangkum hasil diskusi dan di dalam kelas memberikan
kelompok) mempersentasikan untuk presentasi presentasi atas materi yang
dipelajari
Akhir guru mengevaluasi kontribusi dari Siswa menerima masukan
masing-masing kelompok terhadap dari guru dan merangkum
kerja kelas secara keseluruhan dan akhir dari materi bersama
(evaluasi) memberikan rangkuman akhir dari guru 10
materi. menit
Guru meminta masing-masing siswa
untuk meresume hasik diskusi yang
telah dievaluasi guru
Guru memberikan applause kepada
semua siswa yang telah bekerja sama
dengan baik
V. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan:
1. Cooperative learning tipe GI (Group Ivestigation)
Metode pembelajaran yang digunakan:
1. Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
VI. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa:
A. Buku Belajar IPA kelas VIII membuka cakrawala alam sekitar, Saeful Karim dkk, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta , 2008.
B. LKK Biologi kelas VIII
C. Internet, lingkungan sekitar dan buku – buku relevan lainnya.
VII. Penilaian
Penilaian meliputi:
A. Tes akhir bentuk pilihan ganda
B. LKK Hasil Diskusi (kelompok)
Pertemuan ke-2
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
( Metode GI )
Kelas : VIII
Pertemuan Ke- :3
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar :1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
I. Indikator
1. Menjelaskan organ pencernaan dan proses pencernaannya (usus halus dan usus besar).
2. Mendeskripsikan bagian-bagian organ pencernaan usus halus dan usus besar
II. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan.
2. Menyebutkan bagian-bagian organ pencernaan.
3. Menjelaskan peranan enzim yang terkandung dalam usus.
III. Materi Ajar
1. Organ-organ pencernaan
PETA KONSEP
Sistem Pencernaan
109
Pertemuan ke-3
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Awal Apersepsi: Siswa menyimak pertanyaan
o Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa:
“makanan yang telah dicerna oleh
lambung akan diteruskan menuju ? “
o Guru meminta salah satu siswa
10 menit
menjawab pertanyaan tanpa menunjuk
Salah satu siswa menjawab
o Guru merespon jawaban siswa dan guru
pertanyaan dari guru dengan
memberikan pertanyaan kembali ”
proses apa yang terjadi di usus halus singkat dan jelas
dan usus besar?”
Motivasi :
guru memberi motivasi untuk belajar dengan
semangat mengaitkan materi:
guru menjelaskan bahwa makanan yang sudah Siswa memperhatikan jawaban
dicerna oleh lambung akan diteruskan menuju yang tepat dari guru
usus halus untuk diubah menjadi feses.
Memberi acuan:
Guru menyampaikan indikator
pembelajaran
(presentasi Guru meminta siswa untuk merangkum Sebagian atau seluruh kelompok
kelompok) hasil diskusi dan mempersentasikan di dalam kelas memberikan
untuk presentasi presentasi atas topik yang
dipelajari
110
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Akhir guru mengevaluasi kontribusi dari Siswa menerima masukan dari 10
masing-masing kelompok terhadap guru dan merangkum akhir dari
kerja kelas secara keseluruhan dan materi bersama guru menit
(evaluasi) memberikan rangkuman akhir dari
materi.
Guru meminta masing-masing siswa
untuk meresume hasik diskusi yang
telah dievaluasi guru
Guru memberikan applause kepada
senua siswa yang telah bekerja sama
dengan baik
IV. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan:
1. Cooperative learning tipe GI (Group Ivestigation)
Metode pembelajaran yang digunakan:
1. Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
V. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa:
A. Buku Belajar IPA kelas VIII membuka cakrawala alam sekitar, Saeful Karim dkk, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta , 2008.
B. LKK Biologi kelas VIII
C. Internet, lingkungan sekitar dan buku – buku relevan lainnya.
VI. Penilaian
Penilaian meliputi:
A. Tes akhir bentuk pilihan ganda
B. LKK Hasil Diskusi (kelompok)
Pertemuan Ke 4
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Awal Apersepsi: Siswa menyimak pertanyaan
o Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa:
“apakah kalian pernah mendengar
penyakit gondong ? “
o Guru meminta salah satu siswa
menjawab pertanyaan tanpa menunjuk
Salah satu siswa menjawab 10
o Guru merespon jawaban siswa dan guru
pertanyaan dari guru dengan
memberikan pertanyaan kembali ” menit
bagaimanakah terjadinya penyakit singkat dan jelas
maag?”
Motivasi :
guru memberi motivasi untuk belajar dengan
semangat mengaitkan materi:
guru menjelaskan bahwa penyakit yang terjadi
pada berbagai organ pencernaan dapat
mengakibatkan kematian.
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Akhir guru mengevaluasi kontribusi dari Siswa menerima
masing-masing kelompok masukan dari guru dan
(evaluasi) terhadap kerja kelas secara merangkum akhir dari
keseluruhan dan memberikan materi bersama guru
rangkuman akhir dari materi.
Guru meminta masing-masing
siswa untuk meresume hasik
diskusi yang telah dievaluasi guru
Guru memberikan applause
kepada senua siswa yang telah
bekerja sama denganbaik
IV. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan:
1. Cooperative learning tipe GI (Group Ivestigation)
Metode pembelajaran yang digunakan:
1. Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
V. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa:
A. Buku Belajar IPA kelas VIII membuka cakrawala alam sekitar, Saeful Karim dkk, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta , 2008.
B. LKK Biologi kelas VIII
C. Internet, lingkungan sekitar dan buku – buku relevan lainnya.
VI. Penilaian
Penilaian meliputi:
A. Tes akhir bentuk pilihan ganda
B. LKK Hasil Diskusi (kelompok)
Mengetahui, Dilaksanakan, ............................
Kepala Sekolah Guru Biologi
LAMPPIRAN 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( MetodeTPS )
Kelas : VIII
Pertemuan Ke- :1
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar :1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
VIII. Indikator
1. Menjelaskan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem
pencernaan pada manusia.
2. Menjelaskan fungsi makanan bagi manusia beserta beserta kandungan zat yang bermanfaat
di dalamnya.
IX. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan
2. Menjelaskan fungsi karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak
3. Menyebutkan jenis makanan sesuai kandungan zatnya.
X. Materi Ajar
1. Jenis makanan berdasarkan kandungan zatnya
2. Fungsi vitamin,mineral,lemak,karbohidrat,protein
PETA KONSEP
Sistem Pencernaan
115
Kegiatan
Tahap Guru Siswa Waktu
PETA KONSEP
Sistem Pencernaan
118
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
( MetodeTPS )
Kelas : VIII
Pertemuan Ke- :3
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar :1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
IV. Indikator
1. Menjelaskan organ pencernaan dan proses pencernaannya (usus halus dan usus besar).
2. Mendeskripsikan bagian-bagian organ pencernaan usus halus dan usus besar
V. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan urutan proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan makanan.
2. Menyebutkan bagian-bagian organ pencernaan.
3. Menjelaskan peranan enzim yang terkandung dalam usus.
VI. Materi Ajar
1. Organ-organ pencernaan
PETA KONSEP
Sistem Pencernaan
Pertemuan ke-3
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru Siswa
Awal Apersepsi: Siswa menyimak pertanyaan
o Guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa:
“makanan yang telah
dicerna oleh lambung
akan diteruskan menuju ?
“ Salah satu siswa menjawab
10
(fase-1) o Guru meminta salah satu pertanyaan dari guru dengan menit
Thinking (guru siswa menjawab singkat dan jelas
pertanyaan tanpa
menyampaikan menunjuk
pertanyaan aktifitas) o Guru merespon jawaban
siswa dan guru
memberikan pertanyaan
kembali ” proses apa yang
terjadi di usus halus dan
usus besar?”
o Motivasi :
guru memberi motivasi untuk
Siswa memperhatikan
belajar dengan semangat jawaban yang tepat dari
mengaitkan materi: guru
guru menjelaskan bahwa makanan
yang sudah dicerna oleh lambung
akan diteruskan menuju usus halus
untuk diubah menjadi feses.
Memberi acuan:
Guru menyampaikan indikator
pembelajaran
Inti guru menjelaskan dan siswa menyimak dengan
(fase-2) menyajikan informasi baik
kepada siswa mengenai
Thinking (siswa makanan dan fungsinya
berpikir secara
individual aktifitas)
(fase-3)
guru membagi siswa dalam
Pairing (setiap siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok kooperatif dan
siswa mengingatkan kembali kelompok dengan masing-
masing terdiri dari 2 orang
mendiskusikan kepada siswa agar duduk
pada tatanan kooperatif yang saling berpasangan
hasil pemikiran
masing-masing siswa di masing-masing
guru membimbing siswa
dengan pasangan untuk saling bekerjasama kelompok mencatat data,
aktifitas) dalam satu kelompok, menganalisis pengamatan
menacatat data kegiatan, secara bekerja sama. 60 menit
dan menganalisis hasil
kegiatan pengamatan Masing-masing kelompok
mereka secara tepat. membahas materi yang sudah
ada secara kooperatif.
(fase-4)
Guru meminta siswa untuk Siswa menganalisis dan
Sharing (siswa mengevaluasi informasi yang
menganalisa setiap
berbagi jawaban diperoleh dari kelompok,
informasi yang diperoleh
dengan seluruh dalam mengerjakan tugas. merangkum secara bersama-
sama dalam kelompok serta
kelas)
merencanakan penampilan
bagi anggota kelas.
125
LAMPIRAN 14
Tujuan :
Mengetahui daerah yang lebih peka terhadap rasa tertentu pada lidah
Cara kerja :
1. Siapkan beberapa bahan makanan dengan beberapa rasa berbeda, yaitu manis, asam, asin,
dan pahit.
2. Makanan-makanan tersebut disimpan pada beberapa wadah yang berbeda. Setiap wadah
memiliki cotton bud yang berbeda pula.
3. Satu temanmu matanya ditutup. Satu orang lagi yang memberikan rasa pada temanmu yang
matanya ditutup. Rasa diberikan dengan cara mengoleskan cotton bud dari setiap wadah
pada bagian lidah yang berbeda.
4. Catatlah hasil pengamatanmu tersebut.
Pertanyaan :
1. Apakah semua daerah pada lidah memiliki kepekaan yang sama untuk semua rasa?
2. Daerah manakah pada lidah yang peka untuk rasa manis, asam, asin, dan pahit? Tandai hasil
pengamatanmu pada gambar di samping.
3. Mintalah temanmu untuk tetap menutup mata, kemudian olesi lidah dengan sesuatu yang
pedas, misalnya sambal. Pada bagian manakah terasa pedas?
4. Mintalah temanmu untuk tetap menutup mata kemudian olesi kulitnya dengan sambal tadi.
Apakah yang dirasakannya?
127
Tujuan :
Pertanyaan :
1. Sebutkan kelenjar ludah yang ada di dalam mulut dan jelaskan fungsinya?!
2. a. Apakah fungsi epiglotis?
b. Jelaskan bagaimana proses pencernaan di dalam kerongkongan?
Tujuan :
Mengetahui makanan yang mengandung amilum
Cara kerja :
1. Ambillah beberapa sampel makanan. Kemudian, sampel makanan tadi digerus hingga halus.
2. Setelah itu, teteskan air menggunakan pipet beberapa tetes.
3. Setelah itu, teteskan iodium. Amatilah perubahan warna yang terjadi.
4. Apabila bahan yang diuji berwarna biru/kehitaman berarti bahan makanan tersebut
mengandung amilum.
Pertanyaan :
1. Bahan makanan apa sajakah yang mengandung amilum ?
2. Adakah bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung amilum ?
3. Adakah perbedaan warna antara bahan yang belum dimasak dan bahan yang telah dimasak?
4. Kesimpulan apakah yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?
128
Tujuan :
Pertanyaan :
1. Mengapa vitamin dan mineral digolongkan kedalam makanan yang tidak harus dicerna?
2. Zat apakah yang terkandung dalam wortel,tomat dan gandum?
3. Vitamin apakah yang larut dan tidak larut dalam air?
4. Jelaskanlah fungsi karbohidrat, protein, mineral, lemak dan vitamin?
Tujuan :
1. Mengetahui bagian lambung dan proses pencernaan di dalamnya.
2. Mengetahui enzim-enzim dalam lambung,usus dan pankreas.
Cara Kerja :
1. Mintalah 1 orang dari teman kamu untuk menggambar struktur lambung dan bagiannya
2. Diskusikanlah proses pencernaan pada lambung dan usus, catat dan presentasikan!
3. Selanjutnya, lengkapilah tabel dibawah ini!
Pertanyaan :
1. Mengapa lambung tergolong kedalam organ yang mengalami proses kimiawi dan mekanik?
2. Jelaskan peranan usus halus dan usus besar dalam proses pencernaan makanan.!
Apakah saat makanan dicerna di dalam lambung kita dapat merasakannya? Jelaskan
alasannya!
Tujuan :
Pertanyaan :
Tujuan :
Mengetahui berbagai kelainan pada organ pencernaan
Cara Kerja :
1. Diskusikanlah wacana berikut!
Kemiskinan merupakan hal yang sangat mengerikan bagi seluruh bangsa di berbagai dunia.
Dari sekian banyak Negara di dunia, pernah diliputi oleh kemiskinan, bahkan ada diantaranya
sampai berkepanjangan. India dan Afrika merupakan salah satu Negara yang pernah mengalami
kemiskinan yang sangat berkepanjangan, hampir seluruh masyarkat di daerah masing-masing
mengidap berbagai penyakit yang banyak menimbulkan korban jiwa.
Di daerah Afrika wilayah selatan di dapati seorang anak yang keadaannya sangat
mengenaskan, tubuhnya kurus hanya tinggal tulang, dengan perut membuncit. Selain itu ada
juga seorang yang mengalami apendititis sehingga harus dilakukan operasi kecil. Kurangnya
kebutuhan hidup memaksa mereka untuk tinggal dalam kondisi sangat kekurangan, hingga
malam datang suhu udara semakin dingin sehingga tidak sedikit orang yang menderita kolik
usus. Seorang penderita parotitis pun meninggal dunia karena kurangnya persediaan makanan
dan kesehatan yang tidak memadai.
Pertanyaan :
1. Dari wacana di atas, penyakit apa sajakah yang mungkin menyerang organ pencernaan saat
kemiskinan melanda di daerah tersebut?
2. Apakah solusi yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit yang ada di wacana
tersebut?
3. Apakah yang dimaksud parotitis, kolik usus, dan apendititis? Jelaskanlah penyebab penyakit
tersebut!
131
Tujuan :
Pertanyaan :
LAMPIRAN 15
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
YANG MENGGUNAKAN METODE GI
3. Apakah yang kamu rasakan setelah belajar IPA dengan menggunakan metode GI?
Jawab
Ervan : “ setelah mempelajari IPA terutama sistem pencernaan dengan
menggunakan metode GI kita jadi tahu lebih dalam tentang organ-organ
pencernaan dan solusi dari penyakitnya. “
Mega : “ pelajaran yang awalnya membosankan jadi menyenangkan buat kita,
kita jadi lebih bisa bertukar pikiran,kerja sama, terus bisa
meningkatkan kepercayaan diri karena ada presentasi “
Alif : “ wawasan tentang IPA jadi lebih luas, bisa meningkatkan kerja sama
dan saling menghargai saat menyampaikan pendapat “
5. Dalam pengguunaannya, tahapan manakah yang menurut kamu paling berkesan dalam metode
GI?Mengapa!
Jawab
Ervan : “ saat investigasi kelompok, kita lebih mudah dalam menyelesaikan
soal dan masalah. “
Mega : “ saat presentasi, karena menantang “
Alif : “ saat investigasi kelompok,karena disitu kita bisa saling bertukar
pendapat dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
133
3. Apakah yang kamu rasakan setelah belajar IPA dengan menggunakan metode TPS?
Jawab
Devi : “ setelah mempelajari IPA terutama sistem pencernaan dengan
menggunakan metode TPS kita jadi tahu lebih dalam dan cepat dalam
menangkap isi materi dari guru. “
Jaouty : “ kita jadi lebih bisa bertukar pikiran,kerja sama, terus bisa
meningkatkan kepercayaan diri karena saat presentasi kita mengutarakan
pendapat dan hasil diskusi di depan kelas “
Bagas : “ wawasan tentang IPA jadi lebih luas, bisa meningkatkan kerja sama
dan saling menghargai saat menyampaikan pendapat “
Devi : “ tidak “
Jaouty : “ tidak “
Bagas : “ tidak “
134
5. Dalam pengguunaannya, tahapan manakah yang menurut kamu paling berkesan dalam
metode TPS ?Mengapa!
Jawab
Mega : “ saat presentasi, karena bias melatih kepercayaan diri kita di depan
orang banyak “
Devi : “ sarannya, metode TPS patut dicoba untuk materi IPA yang lain “
1. Apakah metode GI/TPS pernah digunakan pada pembelajaran IPA di sekolah ibu?
Jawab :
Metode GI dan TPS memang belum pernah digunakan dalam pembelajaran IPA di
SMP N 10 Tangsel ini, selama ini siswa hanya belajar dengan menggunakan metode
konvensional dan observasi lapangan.
Pada pembelajaran IPA yang telah dilakukan, terlihat dari keefektifannya metode
TPS lebih efektif dan cocok diterapkan pada pembelajaran IPA khususnya materi
sistem pencernaan dibandingkan metode GI. Pada metode TPS siswa diberikan waktu
tunggu yang cukup lama dan pembentukan kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang
saja, sehingga pentransferan pemahaman isi materi lebih merata dan efisien. Saat
pembelajaran menggunakan TPS siswa lebih berkonsentrasi dan terfokus pada
materi, sedangkan pada kelas yang menggunakan GI, siswa lebih sulit dikendalikan
dan terkadang membuat kegaduhan di dalam kelas, hal ini terjadi akibat jumlah
kelompok yang terlalu banyak dibandingkan TPS, sehingga perlu waktu yang cukup
lama dalam pembentukan kelompoknya yang membuat siswa tidak terfokus.
3. Setelah dilakukannya pembelajaran IPA dengan metode GI/TPS, metode manakah yang
lebih baik dan cocok?
Jawab :
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan fakta saat dilapangan, metode
tipe TPS-lah yang lebih baik dan cocok dalam materi ini. Hal ini dibuktikan oleh nilai
hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelas GI, dan saat pembelajaran keaktifan
siswa di kelas TPS lebih aktif dibandingkan di kelas GI. Penguasaan kelaspun lebih
terkontrol saat di kelas TPS dibandingkan kelas GI.
4. Apakah metode GI/TPS mampu melatih kemampuan kognitif dan afektif siswa?
Jawab :
Ya, kedua metode pada dasarnya mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan
afektif siswa. Pada kedua kelas yang digunakan perlakuan terlihat keaktifan saat
pembelajaran, walaupun pada kelas TPS lebih baik. Kedua metode memberikan
pengaruh positif kepada siswa dan mulai memberikan kepercayaan diri dalam
mengungkapkan pendapat atau berbicara di depan kelas.
136
5. Apakah keaktifan siswa meningkat setelah digunakannya metode GI/TPS pada pelajaran
IPA?
Jawab :