Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Defenisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Produksi (Y) sebagai

variabel terikat dan modal (X1), tenaga kerja (X2) dan

pengalaman kerja (X3) sebagai variabel bebas.

B. Defenisi Konseptual Variabel

1. Modal (X1)

Menurut Moekijat (2000:63) “ada banyak perumusan yang

berlainan mengenai modal, biasanya modal dianggap terdiri dari

uang tunai, kredit, hak membuat dan menjual sesuatu (paten),

mesin-mesin dan gedung-gedung. Akan tetapi seiring istilah

tersebut dipergunakan untuk menyatakan hak milik total yang terdiri

atas jumlah yang ditanam, surplus, dan keuntungan-keuntungan

yang tidak dibagi”.

2. Tenaga Kerja (X2)

Menurut MT Ritonga & Yoga Firdaus (2007:2) “tenaga kerja

adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,

antara lain mereka yang sudah berkerja, mereka yang sedang

mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang

mengurus rumah tangga”.

8
3. Pengalaman Kerja (X3)

Menurut Manullang (2004:15) pengalaman kerja adalah

“proses pembentukan pengetahuan dan keterampilan tentang

metode suatu pekerjaan karena keterlibatannya dalam

pelaksanaan tugas pekerjaan”.

4. Poduksi (Y)

Menurut Sofjan Assauri (2008:17) “produksi adalah kegiatan

yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran

(output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan yang menghasilkan

barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung

atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut yang

berupa barang atau jasa”.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Modal

Modal yang dialokasikan untuk menjalankan kegiatan

produksi dalam satu periode yang diukur dengan uang (rupiah).

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan

dalam kegiatan produksi selama periode satu tahun dalam satu

orang.
3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah jumlah pengalaman berkerja yang

dihitung dengan tahun lamanya industri tersebut berjalan.

4. Produksi

Produksi adalah perbandingan antara hasil yang dicapai

(output) dengan keseluruhan sumber daya (input) yang

dipergunakan dan diukur dengan hasil produksi.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menekankan pada produksi batik dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya yaitu modal, tenaga kerja, dan pengalaman

kerja terhadap hasil produksi batik di desa Klampar Kabupaten

Pamekasan

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Klampar Kabupaten Pamekasan,

karena pada daerah tersebut kehidupan masyarakat tergantung pada

produksi batik. Dan juga salah satu pusat produsen batik.

F. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115), “populasi adalah wilayah

generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas


dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini populasinya

terdiri dari produsen batik di desa Klampar Kabupaten Pamekasann

yang diperkirakan mencapai 80 produsen

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagaian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) “penetuan pengambilan

sampel sebagai berikut:

Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih

tergantung sedikit banyaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek,

karena hal ini menyangkut sedikitnya dana.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk

peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika sampelmnya

besar maka hasilnya akan lebih besar.

Penelitian ini menggunakan seluruh jumlah populasi yaitu, 80

produsen dari anggota populasi.

3. Teknik Penarikan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

simple random sampling (pengambilan sampel acak sederhana).

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013:118).

Pelaksanaan simple random sampling disebabkan anggota

populasi penelitian ini dianggap homogeny, karena sampel yang di

ambil adalah produsen batik di Desa Klampar Kabupaten

Pamekasan.

G. Jenis dan Sumber Data

sumber data yang digunakan adalah sumber data primer. Sumber

data primer adalah data yang diambil dari lapangan dan diperoleh

melalui pengamatan, wawancara, dan kuesioner (Sani, 2010:191).

Sumber data primer yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

diperoleh dari angket yang diberikan kepada produsen batik di desa

Klampar Kabupaten Pamekasan.

H. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Menurut Sani (2010:249), menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang diukur.


Keterangan:
X = Skor item
Y = Skor total
XY = Skor pertanyaan
N = Jumlah responden untuk diuji coba
r = Korelasi produk momen

Dasar pengambilan keputusan suatu item valid atau tidak valid

menurut Sugiyono (1999) dalam Sani (2010:249), dapat diketahui

dengan cara mengorelasikan antara skor butir dengan skor total

bila korelasi r di atas 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrumen tersebut valid sebaliknya bila korelasi r di bawah 0,30

maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid

sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Solimun (2006) menyebutkan bahwa validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin

diukur. Data hasil uji coba instrumen digunakan untuk uji validitas

instrumen. Jenis-jenis validitas instrumen dapat dilihat pada uraian

berikut:

a. Validitas isi : kadang-kadang disebut dengan face validity,

ditentukan berdasarkan landasan teori dan atau pendapat

pakar
b. Validitas Kriteria : diukur dengan cara menghitung korelasi

antara skor masing-masing item dengan sekor total

menggunakan teknik korelasi product moment (metode

interkorelasi). Bila koefisien korelasi positif dan > 0,30

maka indikator bersangkutan dianggap valid. Perhitungan

koefisien korelasi dapat dilakukan dengan software SPSS.

2.Uji Reliabilitas

Uji reabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari

alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan.

Konsistensi disini, berarti koesioner disebut konsisten jika digunakan

untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi yang lain. Pada

program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach

Alpha, dimana koesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha

lebih besar dari 0,60. Rumus yang digunakan untuk Cronbach Alpha

adalah:

Dimana:
r = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varian
2
σt = total varian
Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) >
60 % (0,60) maka variabel tersebut dikatakan reliabel sebaliknya

cronbach’s alpha (α) < 60 % (0,60) maka variabel tersebut dikatakan

tidak reliabel (Sani, 2010:251).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Alpha Cronbach (Arikunto,2006)

I. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan

data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti adalah melalui

metode survei yang merupakan suatu cara memperoleh data primer

pada objek penelitian dengan meninjau secara langsung objek

penelitian. Data primer dapat diperoleh dengan cara:

1. Studi kepustakaan (Library research), yaitu dilakukan dengan cara

membaca dan mempelajari literatur yang terdapat di

perpustakaan, dengan maksud untuk menempatkan landasan

teoritis mengenai masalah pokok yang sedang dibahas.

2. Studi Lapangan (field research), yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara mendatangi perusahaan yang bersangkutan untuk

melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan

serta memperoleh data dan informasi mengenai masalah yang

diteliti.

J.Teknik Analisis Data


Metode analisis merupakan metode yang digunakan untuk

menganalisis data yang tersedia dan diolah sehingga diperoleh

gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan hubungan antara

fenomena yang diteliti yaitu modal, tenaga kerja dan pengalaman kerja

terhadap produksi batik. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis

statistik dengan menggunakan SPSS versi 21.00

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah metode analisis data yang akan akan

digunakan dengan cara menguraikan suatu keadaan secara terperinci

dan mendalam dari data-data yang telah tertera yaitu : nilai mean,

Std.deviation, variance, range, sum, minimum dan nilai maxsimum

(Gujarati,2003:75), sehingga mampu diperoleh suatu gambaran atau

kesimpulan mengenai modal, tenaga kerja, dan pengalaman kerja

terhadap produksi batik di desa Klampar Kabupaten Pamekasan.

2. Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan penambahan

variabel dari model regresi dari dua variabel yang sederhana. Pada

model regresi berganda, variabel terikat (Y) yang dipengaruhi oleh dua

variabel atau lebih variabel penjelas atau variabel bebas (X).

(Gujarati,2012:245).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus dan

persamaan sebagai berikut :


Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ε

Dimana :

Y = produksi

a = konstanta

b(1,2,3) = koefisien regresi

X1 = modal

X2 = tenaga kerja

X3 = pengalaman kerja

ε = kesalahan prediksi (term)

1) Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila

mempunyai sifat-sifat yang tidak bias linier terbaik suatu

penaksir. Menurut konsep (Gujarati, 2006:61) agar model

regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (best linier

unbiased estimator). Maka perlu dilakukan uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari :

a) Uji Normalitas

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

variabel residual memiliki distribusi normal. Seperti yang

diketahui bahwa uji t menggambarkan atau

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi


normal. Kalau asumsi ini dilangggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk nilai jumlah sampel kecil. Untuk

menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan uji

Kolmogrv-Smirnow (K-S). Untuk uji statistik yang digunakan

menguji normalitas residual adalah uji Kolmogrv-Smirnow

(K-S). Jika hasil dari Kolmogrv-Smirnow menunjukan nilai

yang signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi

dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrv-Smirnow

menunjukan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data

residual terdistribusi tidak normal.

b) Uji Multikoliniaritas

Uji multikoliniaritas bertujan untuk menguji apakah

model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independent) model regresi yang baik

dalam statistik adalah seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independent. Multikoliniaritas akan

menyebabkan koefisien regresi bernilai kecil dan standard

error regresi bernilai besar maka pengujian variabel bebas

secara individu akan menjadi tidak signifikan.

Multikol dapat dilihat juga dari tolerance and

variance inflation faktor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan pada setiap variabel bebas yang dijelaskan

oleh variabel bebas lainnya


Adapun rumus dari VIF adalah sebagai berikut :

1
VIF=¿
(1−Ri 2 )

Hipotesis :

Ho : tidak ada Multikoliniaritas

Ha : terjadi Multikoliniaritas

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut :

Jika VIF ≥ 10 atau jika tolerance ≤ 0,1 maka Ho diterima

yang artinya terdapat Multikoliniaritas.

Jika VIF ≤ 10 atau jika tolerance ≥ 0,1 maka Ho diterima

dan Ha ditolak yang artinya tidak terjadi Multikoliniaritas.

Sebagaimana rute of thumb dari VIF, jika VIF dari suatu

variabel melebihi 10, yang dimana hal ini terjadi ketika nilai

dari R2 melebihi 0,09 maka suatu variabel dikatakan

berkorelasi sangat tinggi.(Gujarati,2003:70).

c) Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengecek apakah

ada hubungan yang terajdi antara residual atau observasi

dengan residual lainnya. (Winarno,2009:92).

Autokolerasi lebih mudah muncul pada data yang

bersifat runtut waktu, karena berdasarkan dari sifatnya data

masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa


sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan

autokolerasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek

(cross section).

Menurut (Gujarati, 2003:114) beberapa penyebab

dari autokolerasi adalah sebagai berikut :

(1) Data mengandung pergerakan naik turun secara

musiman

(2) Adamnya kekuliruan memanipulasi data

(3) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner.

Dimana konsekuensi dari adanya autokorelasi ini

adalah sebagai berikut :

(1) Penaksiran data yang tidak efisien, sedangkan

keyakinan menjadi lebar secara tidak perlu dan

pengujian signifikan yang kurang akurat.

(2) Varian residual penaksiran yang terlalu rendah

(3) Pengujian uji t dan uji f tidak sahin, sehingga

memberi kesimpulan yang menyesatkan

mengenai arti statistic dari koefisien regresi

yang ditaksir. (Gujarati, 2003:115)

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara

kesalahan variabel pengganggu pada periode t dengan


kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Uji Durbin –Watson (DW) dengan ketentuan sebagai

berikut :

(1) Jika nilai DW kurang dari 1,10 maka terjadi

autokorelasi.

(2) Jika nilai 1,10 sampai dengan 1,54, maka tanpa

kesimpulan atau adanya keraguan

(3) Jika 1,55 sampai dengan 2,46 maka tidak terjadi

autokorelasi.

(4) Jika 2,47 sampai 2,90 maka tanpa kesimpulan

atau ragu-ragu.

(5) Jika lebih dari 2,91 maka terdapat atau terjadi

autokorelasi.

d) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan

residual satu kepengamatan yang lain. Akibat terjadinya

heteroskedastisitas maka setiap terjadi perubahan pada

variabel terikat mengakibatkan errornya (residual) juga

berubah sejalan atau kenaikan juga penurunannya. Dengan

kata lain konsekuensinya apabila variabel terikat

bertambah. Deteksi heteroskedastisitas dalam penelitian ini


dilakukan metode scatterplot dengan memplotkan SRESID

(nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak

terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul

ditengah, menyempit kemudian melebaratau sebaliknya. Uji

heteroskedastisitas dapat dilakukan juga dengan uji glejser,

uji park, uji white.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ini maka digunakan uji f

untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel

terikat secara simultan maka digunakan uji f, sedangkan untuk

mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial maka digunakan uji t.

a. Uji F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas yang secara bersama-sama

(simultan) trehadap variabel terikat.

Menentukan hipotesis statistik :

Ho:b1=b2=b3=0

Ha:b1≠b2≠b3≠0

Hipotetsis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
Ho : modal, tenaga kerja dan pengalaman kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap produksi batik di desa

Klampar Kabupaten Pamekasan.

Ha : modal, tenaga kerja dan pengalaman kerja berpengaruh

signifikan terhadap produksi batik di desa Klampar

Kabupaten pamekasan

Artinya adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ketentuan dari penerimaan ataupun penolakan hipotesis

adalah bila Fhitung > F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima

dan apabila Fhitung < F tabel maka Ho dterima dan Ha ditolak.

Dapat dihitung atau diperoleh dengan rumus uji F dibawah ini :


2
R
k
2
( 1− R )
F= n−k−1

Keterangan :

R² =koefisien determinasi

K = jumlah variabel

N = jumlah sampel

(Gujarati,2003:131)

Dalam perhitungan analisis ini menggunakan program SPSS

versi 21.0

Kreteria pengujian :

Taraf kesalahan α = 0,05 (5%)


Ho diterima jika F signifikan /probabilitas ≥ α

Ha diterima jika F signifikan /probabilitas ≤ α

b. Uji t

Pada uji t, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh yang signifikan dari setiap variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial. Dengan kata lain uji t bertujuan

untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja dan

pengalaman kerja (variabel bebas) terhadap kepadatan

produksi (Y).

Adapun rumus dari uji t (Rahmawati, 2010:57) adalah sebagai

berikut :

Bi
t=
SB

Keterangan :

t : nilai uji signifikan parsial

B i : koefisien regresi parsial

S Bi : standar deviasi

Model hipotesis :

Menentukan hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

Ho : b1=b2=0

Ha : b1≠b2≠0

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
Ho : modal, tenaga kerja dan pengalaman kerja tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produksi

batik di desa Klampar Kabupaten Pamekasan.

Ha : modal, tenaga kerja dan pengalaman kerja berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap produksi batik di desa

Klampar Kabupaten Pamekasan

Jika nilai probabilitas (þ) atau signifikan (sig) dari hasil

pengujian dengan SPSS diperoleh nilai yang lebih besar

dari nilai α (5%) atau 0,05, maka dapat dinyatakan secara

parsial variabel X1, X2, dan X3 tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Jika nilai probabilitas (þ) atau signifikan (sig) dari hasil

pengujian dengan SPSS diperoleh nilai yang lebih kecil

dari nilai α (5%) atau 0,05, maka dapat dinyatakan secara

parsial variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (Y).

Anda mungkin juga menyukai