GUSTI ERIC SANDRA - CoreIsu
GUSTI ERIC SANDRA - CoreIsu
KELOMPOK :2
ANGKATAN : VII
1) Optimalisasi penggunaan Tascam Audio Recorder Sebagai back up Audio dari VTR
saat produksi acara Genre Corner (hiburan musik) di studio TVRI Stasiun Sulawesi
Tenggara
2) Optimalisasi ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara melalui pemasangan busa
rak telur
3) Pentinggnya Koordinasi antara Produser dan Audioman saat produksi di dalam studio
yang membutuhkan peralatan penunjang berupa alat musik
Isu “kurang optimalnya hasil audio dari VTR saat produksi di studio”
Hasil Produksi (rekaman) di dalam studio TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara yang berupa
paket acara lokal yaitu Genre Corner (hiburan musik) seringkali kali mengalami masalah pada
saat penayangan. Dimana suara yang dihasilkan pecah sehingga cukup mengganggu bagi
penonton. Padalah saat proses produksi berlangsung output suara dari audio mixer panggung
telah diolah dengan baik diaudio mixer broadcast yang berada subcontrol. Hasil pengolahan
suara dari audio mixer broadcast dapat didengar melalui monitor Audio di subcontrol, namun
karena pengolahan suara dari mixer broadcast langsung menuju VTR(Video Type Recorder)
produser tidak dapat memastikan apakah audio yang masuk ke VTR sudah sesuai dengan yang
terdengar dimonitor audio, karena tidak dapat dilakukan playback pada VTR saat produksi
berlangsung. Masalah ini bisa saja berasal dari alat VTR yang digunakan. Karena pada
prinsipnya setelah suara diolah dimixer audio akan menuju ke VTR, selanjutnya file dari VTR
akan diserahkan ke editor untuk dilakukan proses editing sebelum ditayangkan.
TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara memiliki alat perekam suara (Tascam Audio Recorder).
Alat ini biasa digunakan untuk produksi diluar studio. Diharapakan dengan adanya alat ini dapat
menjadi alternatif untuk mangatasi permasalahan suara pecah saat produksi acara Genre Corner
(hiburan musik). Tascam Audio Recorder ini dapat langsung dipasangkan pada output mixer
audio dan hasil rekaman dari Tascam Audio Recorder dapat diplayback saat produksi sedang
berlangsung sehingga akan sangat membatu terutama bagi produser. Jadi akan ada dua file hasil
rekaman audio yaitu dari VTR dan Tascam Audio Recorder dan ketika proses editing dilakukan
kemudian audio yang di peroleh dari VTR kembali pecah maka kita dapat menggunakan file
audio dari Tascam Audio Recorder.
1) Pihak-pihak yang terlibat adalah
1. Pimpinan (sebagai penanggung jawab)
2. Produser (sebagai Penyelenggara)
3. Audioman/Penata Suara (sebagai Penyelenggara)
4. Penonton (sebagai sasaran)
2) Data/Fakta terkait isu tersebut:
1. Tayangan TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara suaranya sering pecah
2. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara memiliki alat Tascam Audio Recorder .
3) Jika permasalahan tidak diselesaikan dengan segera maka, hasil produksi acara dalam studio
tidak maksimal sesuai yang diinginkan serta cruw produksi akan mendapat sorotan dari
atasan karena diaggap tidak sungguh-sungguh dalam melakukan tugas. Hal ini berhubungan
dangan Manajemen ASN, yakni seorang ASN harus professional dan bertanggung jawab
atas pekerjaannya yang mana jika dalam menjalankan tugas mengalami suatu masalah tidak
membiarkan masalah tersebut semakin parah tetapi mencari jalan keluar yang tepat.
Isu “Kurang Optimalnya Ruang Dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara Sebagai
Ruang Rekam Vocal”
Hingga saat ini TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara telah memproduksi beragam program
acara, TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara mengudara dari pukul 15.00 – 19.00 WITA. Kualitas
Produksinya juga sudah cukup baik, dalam menyambut migrasi TV Analog ke TV Digital
tahun 2022 beberapa aspek teknis masih perlu ditingkatkan salah satunya Ruang Dubbing.
Ruangan Dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara digunakan untuk dubbing dalam
memproduksi program acara baik lokal maupun nasional. Proses dubbing melibatkan banyak
talent sebagai dubber.
Ruangan dubbing tersebut berukuran 2,75 x 1,5 x 4 meter yang sekeliling dindingnya
ditempelkan karpet rool berwarna hitam, berfungsi sebagai penyerap suara yang dihasilkan oleh
dubber agar suara tidak gema (Echo). Namun jika kita melihat lebih jauh karpet roll yang
digunakan memiliki ketebalan kurang dari 1 cm dan kurang berongga. apabila digunakan
sebagai ruang rekaman, kualitas audio yang dihasilkan kurang maksimal. Selain itu ruang
Dubbing tersebut tidak dapat digunakan pada siang (jam kantor) untuk kegiatan rekaman vocal
karena akan sangat terganggu dengan suara bising dari luar dan diganti pada malam hari. Hal ini
dapat dimaksimalkan dengan pemasangan busa rak telur (egg box foam) sebagai penyerap suara.
1) Pihak-pihak yang terlibat adalah
1. Pimpinan (sebagai penanggung jawab)
2. Produser (sebagai Penyelenggara)
3. Audioman/Penata Suara (sebagai Penyelenggara)
4. Talent/Dubber (sebagai sasaran)
2) Data/Fakta terkait isu tersebut:
1. Ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara Belum standar
2. Ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara tidak dapat digunakan pada siang hari
karena desain ruangan yang tidak mampu menyerap suara bising dari lingkungan sekitar.
3. Ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara kurang mendapat perhatian dari pihak
terkait
3) Jika permasalahan tidak diselesaikan dengan segera maka, TVRI Stasiun Sulawesi
Tenggara akan tertinggal diera penyiaran TV Digital, karena visual yang ditampilkan tidak
didukung oleh audio yang jernih, selain itu petugas Audioman akan dirugikan karena harus
melakukan pekerjaan pada malam hari (diluar jam kerja) dan tidak terhitung sebagai
lembur. Isu ini berhubungan dengan Pelayanan Publik yaitu, kurangnya perhatian dari
pihak terkait dalam menyikapi masalah yang terjadi pada ruang dubbing tersebut. Selain itu
ruangan yang berukuran kurang 2,75 x 1,5 x 4 meter akan sangat tidak nyaman bagi para
talent/dubber yang sedang melakukan dubbing dan apalagi ada gangguan suara (noise)
maka dubbing harus diulang.
Isu “Kurangnya Koordinasi antara Produser dan Audioman saat produksi di dalam
studio yang membutuhkan peralatan penunjang berupa alat musik”
Sebelum melakukan produksi di dalam studio TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara. tentunya
seluruh crew produksi sudah mempersiapkan seluruh kebutuhan peralatan hingga dekorasi
panggung satu jam sebelum produksi dimulai (tergantung tingkat dari kerumitan). produksi yang
melibatkan banyak talent/narasumber dan memakai alat musik seperti gitar atau keyboard pada
umumnya membutuhkan persiapan yang lebih lama.
TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara Tenggara saat ini belum memiliki kelengkapan alat-alat
musik sebagai peralatan penunjang kegiatan produksi. Sehingga peralatan tersebut disiapkan
langsung oleh para talent. Namun Para talent yang akan memainkan alat musik tersebut
biasanaya datang terlambat dan tidak ada informasi yang jelas dari produser kepada audioman
akibatnya audioman harus menunggu, belum lagi jenis alat yang dibawa oleh talent tidak support
dengan kabel konektor yang dimiliki TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara. Hal ini tentu akan
menghabat jalannya produksi acara selain itu audioman harus bekerja lebih ekstra karena
berpacu dengan waktu.
1) Pihak-pihak yang terlibat adalah
1. Pimpinan (sebagai penanggung jawab)
2. Produser (sebagai Penyelenggara)
3. Audioman/Penata Suara (sebagai Penyelenggara)
4. Talent (Sebagai sasaran)
2) Data/Fakta terkait isu tersebut:
1. Kurangnya Koordinasi antara Produser dengan Audioman/Penata Suara
2. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara alat-alat musik sebagai peralatan penunjang.
3. Para talent menyiapkan alat musik untuk kegiatan produksi.
3) Jika permasalahan tidak diselesaikan dengan segera maka, kegiatan produksi yang
menggukan alat-alat musik akan seringkali mengalami keterlambatan dalam produksinya,
serta akan membuat pekerjaan audioman tidak maksimal. Isu ini berhubungan dengan Whole
of Government (WoG) yakni kurangnya koordinasi antar produser dan audioman mengenai
segala peralatan yang akan digunakan dalam produksi, padalah disisi lain produser juga
menuntut agar produksi sesuai dengan rundown acara yang telah dibuat.
B. Penetapan Core Isu
Berdasarkan beberapa isu yang dijelaskan di atas dapat dilakukan penapisan isu untuk
menetapkan core isu yang akan diangkat menjadi isu utama dalam rancangan aktualisasi. Alat
bantu penetapan core issue yang saya gunakan dalam rancangan aktualisasi ini adalah dengan
menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan).
No
Isu A K P L Jumlah
. Peringkat
Berdasarkan analisis AKPL pada diatas yaitu analisis teknis tapisan isu APKL menunjukkan
bahwa isu kesatu dan kedua memperoleh nilai yang sama tinggi, oleh karena perlu dilakukan
analisis teknik USG (Urgency,Seriousness,Growrh) untuk menentukan isu mana yang paling
prioritas.
NO. Isu U S G Jumlah
Peringkat
Berdasarkan Tabel diatas diperoleh bahwa isu kedua mendapatkan nilai yang tertinggi yaitu
15 dibanding isu pertama yang hanya memperoleh nilai 13. Sehingga isu paling prioritas adalah
Isu “Kurang optialnya ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai Ruang Rekam
Vocal”. Isu ini menjadi lebih prioritas karena bersifat mendesak dimana ruangan dubbing sangat
sering digunakan, jika dibiarkan berlarut-larut maka akan menjadi permasalahan yang
berkepanjangan. Sedangkan isu “kurang optimalnya hasil audio dari VTR saat produksi di
studio” masih dapat ditoleransi karena bersifat tentatif (belum pasti) dan permasalah tersebut
hanya terjadi pada saat produksi acara Genre Corner.
C. Penyebab Isu
Guna mempertajam isu yang diangkat perlu dilakukan analisis dengan pendekatan diagram
fishbone untuk mengidentifikasi berbagai potensi penyebeb permasalahan tersebut. Berdasarkan
Pendekatan dengan metode diagram fishbone masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori
yakni; Management, Man, Method, Measurement, Machine, dan Material (6M) terkait isu
“Kurang optialnya ruang dubbing TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai Ruang Rekam
Vocal” yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
Analisis Penyebab Isu Menggunakan Diagram Fishbone
Kurang
Optimalnya hasil
Output audio
yang diproleh
Material pelapis
Belum adanya dinding ruang
Belum adanya
upgrade sebagai peredam
pengkajian lebih lanjut
microphone suara adalah karpet
mengenai ruang
terbaru dalam roll biasa, tipis dan
dubbing yang standar
ruang dubbing kurang berongga