Anda di halaman 1dari 16

BISNIS DALAM ISLAM

PENGANTAR BISNIS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : SHINTA HANDAYANI


NIM : 122300164
DOSEN PEMBIMBING : UTARI EVY CAHYANI, SP,MM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


PADANG SIDIMPUAN

1
LATAR BELAKANG

Kegagalan yang paling terasa dari modernisasi yang merupakan akibat langsung
dari era globalisasi adalah dalam bidang ekonomi. Kapitalisme modern yang walaupun
akhirnya mampu membuktikan kelebihannya dari sosialisme, kenyataannya justru
melahirkan berbagai persoalan, terutama bagi negara-negara Dunia Ketiga (termasuk
negara-negara Muslim) yang cenderung menjadi obyek daripada menjadi subyek
kapitalisme.

Dikaitkan dengan kegagalan kapitalisme Barat di negara-negara Muslim tersebut,


kesadaran bahwa akar kapitalisme bukanlah dari Islam kemudian membangkitkan
keinginan untuk merekonstruksi sistem ekonomi yang dianggap “otentik” berasal dari
Islam. Apalagi sejarah memperlihatkan bahwa pemikiran ekonomi, telah pula dilakukan
oleh para ulama Islam, bahkan jauh sebelum Adam Smith menulis buku monumentalnya
The Wealth of Nations1. Di samping itu, Iklim perdagangan yang akrab dengan
munculnya Islam, telah menempatkan beberapa tokoh dalam sejarah sebagai pedagang
yang berhasil. Keberhasilan tersebut ditunjang oleh kemampuan skill maupun akumulasi
modal yang dikembangkan. Dalam pengertiannya yang sangat umum, maka bisa
dikatakan bahwa dunia kapitalis sudah begitu akrab dengan ajaran Islam maupun para
tokohnya. Kondisi tersebut mendapatkan legitimasi ayat al-Qur’an maupun sunnah dalam
mengumpulkan harta dari sebuah usaha secara maksimal2

Dengan banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis yang memberi pengajaran cara
bisnis yang benar dan praktek bisnis yang salah bahkan menyangkut hal-hal yang sangat
kecil, pada dasarnya kedudukan bisnis dan perdagangan dalam Islam sangat penting.
Prinsip-prinsip dasar dalam perdagangan tersebut dijadikan referensi utama dalam
pembahasan-pembahasan kegiatan ekonomi lainnya dalam Islam sebagai mana pada

1 Lihat Adiwarman Karim, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro, (Jakarta: IIIT
Indonesia, 2002), hlm.3-7.

2 Maxime Rodinson, Islam dan Kapitalisme, terj. Asep hikmat, (Bandung: Iqra’, 1982).

2
mekanisme kontrak dan perjanjian baru yang berkaitan dengan negara non-muslim yang
tunduk pada hukum perjanjian barat3.

Pada dasarnya etika (nilai-nilai dasar) dalam bisnis berfungsi untuk menolong pebisnis
(dalam hal ini pedagang) untuk memecahkan problem-problem (moral) dalam praktek
bisnis mereka. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan sistem ekonomi Islam
khususnya dalam upaya revitalisasi perdagangan Islam sebagai jawaban bagi kegagalan
sistem ekonomi –baik kapitalisme maupun sosialisme-, menggali nilai-nilai dasar Islam
tentang aturan perdagangan (bisnis) dari al-Qur’an maupun as-Sunnah, merupakan suatu
hal yang niscaya untuk dilakukan. Dengan kerangka berpikir demikian, tulisan ini akan
mengkaji permasalahan revitalisasi perdagangan Islam, yang akan dikaitkan dengan
pengembangan sektor riil.

PEMBAHASAN

3 Ibid.

3
1. Definisi Bisnis Menurut Para Ahli :

1.      Huat, T Chwee (1990)


Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas
dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis
sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy
the needs of our society.
2.      Steinford ( 1979)
Business is an institution which produces goods and services demanded by
people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh laba.
3.   Griffin dan ebert (1996)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services
needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat
dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang
memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun
badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat
Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
4.      Hughes dan Kapoor
“Business is an organization that provides goods or services in order toearn
provit”. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan
jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan
menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih
besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik
utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat
mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.

4
5.      Allan Afuah (2004)
“Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a provit,
the goods and services that satisfy societies needs. The general term business refer to all
such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan
usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam
industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko
dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
6.      Glos, Steade dan Lowry (1996)
Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan
dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi
barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
7.      Musselman dan Jackson (1992)
Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa
untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup
mereka.
8.      Mahmud Machfoed
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
9.      Brown dan Petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and service demanded by
people.” Artinya  bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh laba.

10.  Steinford (1979)

5
“Business is all those activities involved in providing the goods and services
needed or desired by people.” Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.  Dapat
dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang
memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun
badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat
Usaha (SITU)  dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
11.  Griffin dan Ebert (1996)
“Business is an organization that provides goods or services in order to earn
provit.” Sejarah dengan defenisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan
jasa bertujuan untuk menghasilkan prifit atau (laba). Suatu perusahaan dikatakan
menghasilkan  laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih
besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik
utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat
mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.
12.  Hughes dan Kapoor
“Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a profit, the
good and services that satisfy societies needs. The general term business refer to all such
efforts within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu suatu kegiatan usaha individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan
ada dalam industry. Orang yang mengusahan uang dan waktunya dengan menanggung
resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
13.  Allan Affuah (2004)
Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan
dengan cara mengembangkan dan mentranformasikan berbagai sumber daya menjadi
barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

14.  Glos, Steade dan Lowry (1996)

6
Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa
untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup
mereka.
2. Etika Bisnis Dalam Islam

Definisi Etika

`Etika itu sendiri merupakan salah satu disiplin pokok dalam filsafat, ia
merefleksikan bagaimana manusia harus hidup agar berhasil menjadi sebagai manusia
(Franz Magnis-Suseno :1999)

Etika (ethics) yang berasal dari bahasa Yunani ethikos mempunyai beragam arti :
petama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti, ugas, aturan-
aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-lain. Kedua, pencairan ke
dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencairan kehidupan yang
baik secara moral (Tim Penulis Rasda Karya : 1995)

Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian etika kepada tiga
pengertian juga; Pertama, etika digunakan dalam pengertian nilai-niai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan asas atau nilai-nilai moral atau
kode etik. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk

Menurut Ahmad Amin memberikan batasan bahwa etika atau akhlak adalah ilmu
yang menjelaskan arti yang baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Definisi Bisnis

7
Kata bisnis dalam Al-Qur’an yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha,
berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau
berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan (menurut kamus al-
munawwir).

Menurut ar-Raghib al-Asfahani dalam al-mufradat fi gharib al-Qur’an , at-Tijarah


bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan.

Menurut Ibnu Farabi, yang dikutip ar-Raghib , fulanun tajirun bi kadza, berarti
seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui arah dan tujuan yang diupayakan
dalam usahanya.

Ayat Bisnis Dalam Al-Qur’an

Al-Baqarah : 282

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan
hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada
Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika orang
yang berutang itu orang kurang akalnya atau lemah (keadaanya), atau tidak mampu
mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada saksi dua
orang laki-laki, maka boleh seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-
orang yang kamu sukai dari para saksi yang ada, agar jika ada yang seorang lupa maka
yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila
dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik utang
itu kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dekat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika
hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak
ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu

8
berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dari begitu juga saksi. Jika kamu lakukan
yang demikian, maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah
kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu".

An-Nisaa : 29

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu".

Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin memakan harta


sesamanya dengan cara yang bathil dan cara mencari keuntungan yang tidak sah dan
melanggar syari'at seperti riba, perjudian dan yang serupa dengan itu dari macam-macam
tipu daya yang tampak seakan-akan sesuai dengan hukum syari'at tetapi Allah
mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu hanya suatu tipu muslihat dari sipelaku untuk
menghindari ketentuan hokum yang telah digariskan oleh syari'at Allah. Allah
mengecualikan dari larangan ini pencaharian harta dengan jalan perdagangan
(perniagaan) yang dilakukan atas dasar suka sama suka oleh kedua belah pihak yang
bersangkutan.

At-Taubah : 24

"Katakanlah jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum


keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai
dari pada Allah dan Rasulnya dan dari berjihad di jalan Allah maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang fasik"

Allah SWT memerintahkan orang-orang mukmin menjauhi orang-orang kafir,


walaupun mereka itu bapak-bapak, anak-anak, atau saudara-saudara mereka sendiri, dan

9
melarang untuk berkasih saying kepada mereka yang masih lebih mengutamakan
kekafiran mereka daripada beriman.

An-Nur : 37

"Bertasbih dan bertahmidlah Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
pula oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada
suatu hari yang (dihari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang"

Allah SWT berfirman menceritakan tentang hamba-hamba-Nya dan memperoleh


pancaran nur iman dan takwa di dada mereka, bahwa mereka itu tekun dalam ibadahnya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan selalu beri'tikaf di dalam masjidbertasbih,
bertahmid dan bertahlil. Mereka sekali-kali tidak tergoda dan tidak akan dilalaikan dari
ibadah itu, kegiatan yang mereka lakukan untuk mencari nafkah, berusaha dan berdagang
(berniaga). Mereka itu benar-benar cakap membagi waktu di antara kewajiban ukhrawi
dan kewajiban duniawi, sehingga tidak sedikitpun tergesr amal dan kewajiban ukhrawi
mereka oleh usaha duniawi mereka.

Fatir : 29

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat
dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi"

Allah SWT berfirman tentang hamba-hamba-Nya yang mukmin yang selalu


membaca kitab Allah dengan tekunnya, beriman bahwasanya kitab itu adalah wahyu dari
sisi-Nya kepada Rasul-Nya dan mengerjakan apa yang terkandung di dalamnya seperti
perintah shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan kepadanya
untuk tujuan-tujuan yang baik yang membawa ridha Allah dan restu-Nya, menafkahkan
secara diam-diam tidak diketahui orang lain atau secara terang-terangan, mereka itulah
dapat mengharapkan perdagangan (perniagaan) yang tidak akan merugi dan akan
disempurnakanlah oleh Allah pahala mereka serta akan ditambah bagi mereka karunia-

10
Nya berlipat ganda. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri amal-amal baik hamba-hamba-Nya yang sekecil-kecilnya pun.

As-Shaff : 10

"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab pedih?"

Al-Jum’ah : 11

"Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju
kepadanya dan mereka tinggallah engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah , "Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perdagangan," dan Allah pemberi rezeki yang terbaik".

3. Konsep bisnis dalam perekonomian islam

Konsep Bisnis Islam ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam jual beli
sehingga dapat membawa pada pola transaksi jual beli yang sehat dan menyenangkan.
Konsep dalam bisnis Islam adalah sebagai berikut:

a)      Jujur

Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah SAW yang patut ditiru. Rasulullah SAW dalam
berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu menjelaskan kualitas
sebenarnya dari barang yang dijual serta tidak pernah berbuat curang bahkan
mempermainkan timbangan. Maka, latihlah kejujuran dalam pola transaksi jual beli
karena kejujuran dapat membawa keberuntungan. Sebagaimana penjelasan dalam Hadits
yang mana artinya: Dari Abdullah bin Harits. Ia mengadu kepada Hakim bin Hazim ra.
Dan beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “penjual dan pembeli dapat
melakukan khiyar (memilih) selagi belum berpisah atau sampai keduanya berpisah.
Apabila keduanya telah setuju dan jelas maka jual belinya mendapatkan berkah. Dan
apabila keduanya saling menekan dan berdusta maka dihapus keberkahan yang ada
pada jual belinya (tidak mendapatkan keberkahan)”. (HR. Al-Bukhari)

11
b)      Amanah

Amanah dalam bahasa Indonesia adalah dapat dipercaya. Dalam transaksi jual beli,
sifat amanah sangatlah diperlukan karena dengan amanah maka semua akan berjalan
dengan lancar. Dengan sifat amanah, para penjual dan pembeli akan memiliki sifat tidak
saling mencurigai bahkan tidak khawatir walau barangnya di tangan orang. Memulai
bisnis biasanya atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, amanah adalah komponen
penting dalam transaksi jual beli. Sebagaimana dalil-dalil yang ada dalam Alquran yaitu:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfaal, 27)

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya,.(QS. An-Nisa, 58)

c)      Ramah

Banyak orang yang susah untuk berperilaku ramah antar sesama. Sering kali bermuka
masam ketika bertemu dengan orang atau bahkan memilah milih untuk berperilaku
ramah. Padahal, ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan oleh agama Islam untuk
siapa saja dan kepada siapa saja. Dengan ramah, maka banyak orang yang suka, dengan
ramah banyak pula orang yang senang. Karena sifat ramah merupakan bentuk aplikasi
dari kerendahan hati seseorang. Murah hati, tidak merasa sombong, mau menghormati
dan menyayangi merupakan inti dari sifat ramah. Oleh karena itu, bersikap ramahlah
dalam transaksi jual beli karena dapat membuat konsumen senang sehingga betah atau
bahkan merasa tentram jika bertransaksi. Sebagaimana keterangan dalam Hadits yang
mana artinya: Dari Jabir Bin Abdullah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
Allah swt akan mengasihi seseorang yang murah hati ketika menjual, membeli dan
meminta. (HR. Al-Bukhari).

d)      Adil

12
Adil merupakan sifat Allah SWT,  dan Rasulullah SAW merupakan contoh sosok
manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang dirugikan. Bersikap tidak
membeda-bedakan kepada semua konsumen merupakan salah satu bentuk aplikasi dari
sifat adil. Oleh karena itu, bagi para penjual semestinya bersikap adil dalam transaksi jual
beli karena akan berdampak kepada hasil jualannya. Para konsumen akan merasakan
kenyamanan karena merasa tidak ada yang dilebihkan dan dikurangkan. Sebagaimana
keterangan dalam Alquran:

Artinya: ….dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia


supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat. (QS. An-Nisa, 58)

e)      Sabar

Sabar merupakan sikap terakhir ketika sudah berusaha dan bertawakal. Dalam jual
beli, sifat sabar sangatlah diperlukan karena dapat membawa keberuntungan. Bagi
penjual hendaklah bersabar atas semua sikap pembeli yang selalu menawar dan
komplain. Hal ini dilakukan agar si pembeli merasa puas dan senang jika bertransaksi.
Begitu pula dengan pembeli, sifat sabar harus ditanamkan jika ingin mendapatkan produk
yang memiliki kualitas bagus plus harga murah dan tidak kena tipu. Sebagaimana
keterangan dalam Alquran:

Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika
kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan
bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali
Imran: 120 4

4. KERANGKA BISNIS ISLAM 

4 ) http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3392 diakses pada tanggal 30 Maret 2009

13
Karakteristik bisnis Islam dengan non islam, yaitu:

ISLAMI KARAKTER NON

BISNIS ISLAMI

Aqidah Islam ASAS Sekularisme

(nilai-nilai (Nilai-nilai material)


transendental)

Dunia – akhirat MOTIVASI Dunia

Profit &  Benefit ORIENTASI Profit,

(non materi/qimah), Pertumbuhan,

Pertumbuhan, Keberlangsungan

Keberlangsungan,

Keberkahan

KESIMPULAN

Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil, sehingga


seluruh bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan dilarang, yaitu:

14
1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota akan
memperoleh keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari daerah pinggiran atau
kampung akan harga yang berlaku di kota. Mencegah masuknya pedagang desa
ke kota ini (entry barrier), akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif.
2. Mengurangi timbangan atau sukatan dilarang, karena barang dijual dengan harga
yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.
3. Menyembunyikan barang cacat karena penjual mendapatkan harga yang baik untuk
kualitas yang buruk.
4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang, karena takaran kurma basah
ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar tersebut.
5. Menukar satu takaran kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas
sedang dilarang, karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya.
6. Transaksi Najasy dilarang, karena si penjual menyuruh orang lain memuji
barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
7. Ikhtikar dilarang, karena bermaksud mengambil keuntungan di atas keuntungan
normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
8. Ghaban Fahisy dilarang, karena menjual di atas harga pasar.5

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim.. 2002,. Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro,


(Jakarta: IIIT Indonesia)

5 Anas Zarqa, “Qawaid al-Mubadalat fi al-Fiqh al-Islami” Review of Islamic Economics.


Vol. 1 no. 2. (Leicester: International Association for Islamic Enonomics, 1991).

15
      Maxime Rodinson. 1982, Islam dan Kapitalisme, terj. Asep hikmat, (Bandung:
Iqra’).

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3392

16

Anda mungkin juga menyukai