NIM : 202204010424
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ruang
lingkup bisnis” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterima kasih kepada Ibu Edang selaku Dosen mata kuliah Pengantar Bisnsis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang organisasi. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, masyarakat indonesia khususnya para kaum muda masih
bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis. Padahal, jika kita memahami bisnis,
kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut.
Jika kita serius dalam menjalankan bisnis, maka bisnis tersebut akan memberikan kita
penghasilan yang melebihi penghasilan utama kita setiap bulannnya.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia
menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi
problema tersebut. Jika ada lapangan kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-
bondong untuk menjadi pegawai yang diimpikan, tetapi pekerjaan tidak hanya sebagai
pegawai saja, masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan misalnya pewirausaha
atau pengusaha. Dan salah satunya adalah dengan membuka bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BISNIS
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat
merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada
sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas
merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga
saat ini.
Definisi bisnis dapat dimengerti dari definisi beberapa tokoh, seperti:
1. Menurut Mahmud Machfoedz, Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Menurut Brown dan Petrello (1976), “Business is an institution which produces
goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
3. Menurut Steinford (1979), “Business is all those activities involved in providing the
goods and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis
sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau
diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang
memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun
perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti
pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.
4. Menurut Griffin dan ebert (1996), “Business is an organization that provides goods
or services in order toearn provit”. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis
melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba).
Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada
suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada
periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan
bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya
untuk meningkatkan laba yang lebih besar.
5. Menurut Hughes dan Kapoor, “Business is the organized effort of individuals to
produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy sociaties needs. The
general term business rever to all such efforts within a society or within an industry.
Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang
mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan
kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
6. Menurut Allan Afuah (2004), Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang
diinginkan konsumen.
7. Menurut Glos, Steade dan Lowry (1996), Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan
yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan
dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan
dan memperbaiki standart serta kualitas hidup mereka.
8. Menurut Musselman dan Jackson (1992), Suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan
dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat
dalam aktivitas tersebut.
Persamaan:
Pada umumya definisi bisnis yang dikutip oleh para ahli bisnis cenderung sama yakni
bisnis adalah kegiatan usaha yang terorganisasi untuk menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dan bertujuan menghasilkan profit (laba), yang
kemudian laba tersebut digunakan untuk usaha meningkatkan laba atau perusahaan yang
lebih besar lagi.
Perbedaan:
Perbedaan definisi yang dikutip para ahli bisnis tidak begitu menonjol. hanya terdapat
perbedaan dalam kutipan “Hughes dan Kapoor” dengan yang lain terdapat pernyataan
“orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko artinya
bisnis itu mengandung resiko yang harus ditanggung oleh pelaku bisnis tersebut yakni
laba atau rugi.
B. TUJUAN BISNIS
Setiap Bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang
diperlukan oleh konsumen produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan
membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh
perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen. 4 faktor produksi dalam
perusahaan:
a. Tahap Perkenalan
Tahapan pertama product life cycle adalah pengenalan. Pada tahap ini, produk
mulai diproduksi dari bahan baku. Hasil produksi merupakan produk atau
barang baru di pasaran. Kemudian mulai dikenalkan kepada masyarakat
dengan beragam strategi pemasaran.
Contoh product life cycle tahap ini misalnya Anda baru merilis aplikasi jual
beli sayuran. Karena produk tersebut masih baru, maka belum banyak orang
mengetahuinya, sehingga Anda perlu memasarkannya dengan baik dan masif.
b. Tahap Pertumbuhan
Tahap kedua product life cycle adalah tahap pertumbuhan. Siklus ini akan
menunjukkan apakah produk dapat dikembangkan atau justru tidak diterima
oleh masyarakat. Bila produk belum berhasil diterima oleh masyarakat, maka
Anda harus mengevaluasi dan memperbaikinya sehingga produk dapat
dikembangkan.
Salah satu tanda produk berada dalam tahap pertumbuhan adalah makin
banyaknya konsumen produk dan meningkatnya intensitas produksi
perusahaan.
Contoh product life cycle tahap pertumbuhan dari aplikasi jual beli sayur tadi.
Setelah usaha promosi dilakukan dengan baik, akhirnya produk Anda viral dan
berhasil mendapat jutaan pengguna baru dalam waktu singkat.
c. Tahap Kedewasaan
Tahap kedewasaan merupakan tahap siklus hidup produk pasca pertumbuhan.
Di tahap ini, biasanya produk sudah tidak lagi mengalami kenaikan penjualan
drastis, sebab masyarakat sudah terbiasa menggunakan produk tersebut.
Contoh product life cycle tahap ini adalah aplikasi Anda mulai bisa
menghasilkan keuntungan dengan stabil, tanpa penurunan atau peningkatan
signifikan. Tapi jika tidak segera memperbarui strategi siklus hidup produk, di
tahap ini penjualan Anda terancam turun ke tahap selanjutnya, yaitu
penurunan.
d. Tahap Penurunan
Tahapan terakhir product life cycle adalah tahap penurunan. Pada tahap ini
produk mengalami penurunan dari segi penjualan karena minat konsumen
menurun. Hal ini terjadi sebab target pasar mulai bosan atau terjadi perubahan
dari segi produk
Contoh product life cycle tahap penurunan misalnya aplikasi jual beli sayur
Anda tadi mulai mengalami pengurangan transaksi. Di tahap ini, Anda wajib
melakukan inovasi jika tidak ingin kehilangan pengguna.
2. Perusahaan Komanditer
Menurut pasal 1 butir 5 Rancangan Undang-undang Usaha Perseorangan dan
Badan Usaha Perseroan Komanditer atau CV adalah badan usaha bukan badan
hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu
komanditer.
Perseroan komanditer merupakan kemitraan yang terdiri dari dua atau lebih
mitra. Mitra umum mengawasi dan menjalankan bisnis sementara mitra terbatas
tidak ikut serta dalam mengelola bisnis. Namun, mitra umum memiliki kewajiban
yang tidak terbatas untuk hutang, dan setiap mitra terbatas memiliki kewajiban
terbatas hingga jumlah investasi mereka.
Hal ini diatur pada pasal 20 KUHD yang menjelaskan dalam menjalankan
kegiatan usahanya, bisnis CV dilakukan oleh para persero aktif. Mereka yang
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam
perseroan tersebut. Sementara pemberi modal, atau komanditer tidak bisa terlibat
dalam aktivitas perusahaan. Akan tetapi, persero komanditer tidak akan memikul
kerugian yang berjumlah lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan.
a. Jenis-jenis CV (Persekutuan Komanditer)
1) CV Bersaham
CV jenis ini memiliki karakter yang khas karena CV ini mengeluarkan
saham yang bisa diambil oleh sekutu aktif maupun pasif. Masing-masing
dapat mengambil satu saham atau lebih. Namun demikian, saham tersebut
tidak dapat diperjualbelikan karena tidak mudah untuk menarik kembali
modal yang telah disetorkan. Tujuan adanya saham untuk menghindari
adanya modal beku.
2) CV Murni
CV jenis ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama kali ada dan
paling sederhana. Di dalam CV ini hanya terdapat satu sekutu
komplementer sedangkan pihak-pihak lainnya berperan sebagai sekutu
komanditer.
3) CV Campuran
CV campuran biasanya berasal dari firma sebagai bentuk awal. Namun
dalam operasionalnya, firma tersebut memerlukan tambahan suntikan
modal. Pihak yang berkenan memberikan tambahan modal berperan sebagai
sekutu komanditer, sehingga firma yang menerima modal dan menjalankan
usaha disebut sebagai sekutu komplementer.
b. Ciri-ciri CV
Beberapa contoh perusahaan PT TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia
Tbk., PT Bank Bank Central Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., dll.
2. PT Tertutup
3. PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin
lainnya, tapi belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan
perusahaan. Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana
Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang,
PT Bayur Air, dll.
4. PT Domestik
5. PT Perseorangan
6. PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain
dengan mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara
tersebut.
4. Koperasi
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, yakni cooperation. Jika diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia, artinya kerja sama.
Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan
usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Sementara itu, menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus
menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang
menggunakan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat
untuk banyak orang.
a. Fungsi Koperasi
Didirikannya koperasi tentu memiliki tujuan dan fungsi. Di bawah ini akan
kita bahas apa saja fungsi dan tujuan dari didirikannya koperasi.
1) Membangun dan Mengembangkan
2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
3) Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan
4) Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional
b. Tujuan Koperasi
Rasanya belum lengkap kalau hanya membahas pengertian, sejarah, fungsi
koperasi, tetapi tidak membahas tujuan koperasi itu sendiri. Berikut tujuan-
tujuan koperasi.
c. Prinsip Koperasi
Setiap organisasi, badan usaha, bahkan hingga komunitas tentunya memiliki
idealisme dalam menjalankan operasionalnya. Tidak terkecuali koperasi yang
juga memiliki idealisme yang dirangkum dalam prinsip-prinsip koperasi.
Dirangkum dari UU 25 tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai
berikut:
5. Waralaba
Waralaba adalah bentuk kerja sama bisnis antara pemilik merk, produk, atau sistem
operasional dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin untuk pemakaian merk,
produk, dan sistem operasional. Menurut Pemerintah Indonesia, waralaba adalah
perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan
barang dan jasa.
Istilah waralaba merupakan gabungan kata wara yang berarti lebih dan laba yang
berarti keuntungan. Waralaba di Indonesia sendiri diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Bisnis waralaba juga banyak
yang berkembang pesat di Indonesia, misalnya bisnis restoran, minimarket, kedai
kopi, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Dari analisis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
menjalankan suatu bisnis itu tidak mudah kita harus memahami terlebih dahulu apa saja
komponen-komponen yang ada di dalam bisnis. Sehingga kita tidak mengalami kerugian atau
gulung tikar dari usaha yang kita jalankan.
Demikianlah makalah mengenai bisnis yang dapat saya sampaikan, saya berharap kepada
pembaca agar dapat memberikan kritikan maupun masukkan yang positif demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah bagi kita semua.