Anda di halaman 1dari 2

Keluarga sakinah adalah suatu bentuk keluarga ideal yang di dalamnya terdapat suatu

ketenangan, kedamaian, keserasian, kehangatan, kecocokan rumah tangga yang nantinya


akan bermuara pada sebuah keluarga Mardatillah. Ketenangan, kedamaian, keserasian,
kehangatan dan kecocokan rumah tangga dalam sebuah keluarga, hanya bisa lahir jika
anggota personil terutama seorang bapak dan ibu, saling pengertian dan saling memahami
satu sama lain serta sadar akan tanggung jawabnya masing-masing.
Terbentuknya keluarga sakinah merupakan keinginan pada setiap insan. Ia adalah obsesi yang
sah dan cita-cita logis serta manusiawi, sehingga perlu direncanakan dan dirancang
sedemikian mungkin. Harapan dan keinginan tersebut akan terwujud apabila setiap insan baik
laki-laki maupun perempuan tersebut, berniat secara sungguh-sungguh lagi ikhlas untuk
membangun suatu keluarga yang mengharapkan ridho Allah swt. karena di sanalah akan
terbentuk keluarga penuh dengan nilai-nilai akhlakul karimah, kedamaian, kasih sayang dan
rahmat dari Allah swt. laksana sebuah mahligai rumah tangga surga di dunia sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw yaitu “Baiti Jannati”.

Konsep keluarga ideal yang di dalamnya penuh dengan mahabbah, mawaddah dan rahmah
atau biasa disebut keluarga sakinah yang digambarkan oleh Islam adalah harus bersumber al-
Qur’an, hadis\dan Ijtihad para ulama, kemudian memiliki tujuan yang sesuai dengan tuntunan
Allah swt. dan Rasulullah saw., mampu memenuhi kebutuhan lahir dan bathin, melaksanakan
hak dan kewajiban masing-masing dan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang
mencul dalam keluarga, sehingga pada akhirnya tercipta suasana kehidupan yang harmonis
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara dan melahirkan generasi atau
keturunan yang shaleh dan shalehah.

Pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga merupakan sesuatu yang sangat penting,
karena sekolah hanya mampu memberikan pengetahuan tentang agama (keimanan) kepada
anak tetapi kurang mampu membentuk kepribadian secara utuh yang meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu orang tua atau pendidik menyediakan ruang dan
waktu untuk diri dan anak-anaknya belajar dan mengembangkan potensi dalam diri dengan
menekankan pada aspek Pendidikan keimanan, akidah dan akhlak apalagi khusus anak-
anaknya mulai dari sebelum lahir sampai menjadi manusia yang dewasa dan mandiri dalam
kehidupannya sehingga akan mudah meraih kebahgiaan dunia lebih-lebih pada kehidupan
akhirat.

Melalui pendidikan keimanan, ibadah dan akhlak yang baik oleh para pendidik (orang tua)
kepada peserta didik (anak), melahirkan anggota keluarga yang saling sayang menyayangi
dan tolong menolong dalam keluarga, saling cinta-mencintai dan nasehat menasehati dalam
keluarga, melahirkan kesadaran anggota keluarga untuk melaksanakan hak dan kewajiban
masing-masing dan yang berprinsip segala sesuatu pekerjaan yang baik menurut petunjuk
Islam adalah bernilai ibadah kemudian lebih penting dari itu, melahirkan anggota keluarga
yang taat melaksanakan ibadah kepada Allah swt. dan melaksanakan kewajiban, baik yang
berhubungan dengan manusia, alam sekitar maupun yang berhubungan dengan sang pencipta
sebagai tempat makhluk beribadah.

Hambatan-hambatan dalam mewujudkan keluarga sakinah yaitu factor ekonomi keluarga,


kurangnya pengetahuan dan pengamalan agama dalam rumah tangga, putusnya cinta kasih,
kecenderungan materialistik, tempat berdomisili orang tua berjauhan dengan anak-anaknya,
peranan potensi seks tidak berjalan normal dan salah satu di antara suami istri tidak
memenuhi hak dan kewajiban.

Keluarga sakinah akan tercapai sesuai dengan apa yang menjadi konsep Islam, jika
masyarakat sadar dan ikhlas kembali kepada syari’at Islam yang sebenarnya dan
direalisasikan dalam berbagai hal yang menyangkut pernikahan, perkawinan dan
pembentukan keluarga dalam hidup dan kehidupan salah satu di antaranya yaitu di bidang
anggaran belanja perkawinan yang semakin tinggi seiring dengan tingginya harga kebutuhan
pokok. Apa salahnya kalau masing-masing orang tua dalam masyarakat muslim kembali
kepada ajaran Islam yang sebenarnya, bahwa pernikahan yang baik adalah pernikahan
dimana anggaran belanja sederhana sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak (situasi
dan kondisi).

Anda mungkin juga menyukai