Anda di halaman 1dari 2

Judul Buku : Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah

Pengarang : PPA-MTT PP Muhammadiyah


Penerbit : Suara Muhammadiyah
Cetakan : 2016 ISBN 978-602-9417-54-8
Tebal buku : 232 halaman

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memberikan tuntunan agar manusia
dapat hidup antara sesama dengan penuh kecintaan, kedamaian serta
kesejahteraan. Dengan rahmah akan memunculkan perasaan kasih sayang yang
mendorong memberikan kebaikan kepada yang dikasihi. Islam juga menuntunkan
laki-laki dan perempuan setara di hadapan Allah. Nilai dan kualitas keduanya
diukur dari kualitas ketakwaan dan amal shalihnya. Nilai-nilai rahmatan lil alamin
dan al-musawah menjiwai bangunan keluarga sakinah.
Keluarga sakinah dibentuk melalui pernikahan. Dalam hal ini islam telah
menuntunkan tata aturan pernikahan, mulai dari memilih pasangan, hakekat
perkawinan, serta prinsip-prinsip dasar dalam perkawinan. Dalam memilih
passangan perlu pertimbangan otonomi, kedewasaan dengan mempertimbangkan
usia yang matang atau dewasa. Prinsip perkawinan antara lain mencakup mitsaqan
ghalizan, akibat hukum perkawinan, suami sebagai qawwam, pencatatan
perkawinan dan monogami.
Buku ini disusun berdasarkan putusan dan fatwa tarjih, misalnya tentang
pengertian keluarga sakinah, adalah keluarga yang dibentuk melalui perkawinan
yang sah dan tercatat di kantor urusan agama, dan memuat telaah tentang berbagai
cara dan langkah penting dalam mewujudkan keluarga sakinah yang berasas pada
mawaddah dan rahmah.

Pada bagian pertama. Sakinah bermakna kedamaian, ketenteraman, keharmonisan,


kekompakan, kehangatan, ketenangan, kemuliaan, kehormatan. Terwujudnya
sakinah merupakan hasil dari berkembangnya mawaddah wa rahmah.
Mawaddah berupa rasa saling mencintai dan menyayangi dengan penuh rasa
tanggung jawab antara suami-istri. Rahmah adalah rasa saling simpati, yang
mewujud dalam laku saling pengertian, penghormatan, dan tanggung jawab antara
yang satu dengan lainnya. Dan cinta pada hakikatnya merupakan kerelaan untuk
memberi dan melayani dengan sepenuh hati, bukan menuntut dan meminta.

Berlanjut pada bab II. Sakinah merupakan kata serapan dari Bahasa Arab sakana-
yaskunu-suknan, berarti: tenang, senang, diam, tidak bergerak, tenang setelah
bergejolak, menempati rumah, memakai tanda sukun. Kata ini disebut dalam
Qur’an pada Qs. 2: 248 (sakinah), Qs. 48: 4, 18 (al-sakinah), Qs. 9: 26, 40 dan Qs.
48: 26 (sakinatah). Semua ayat itu bermuara pada perasaan tenang yang datang
dari Allah.
Keluarga Sakinah adalah “bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan tercatat di kantor urusan agama, yang dilandasi rasa
saling menyayangi dan menghargai dengan sepenuh tanggung jawab dalam
menghadirkan suasana kedamaian, ketenteraman, dan kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat, yang diridhai Allah SWT.”

Berlanjut pada bab III. Keluarga adalah “orang seisi rumah, terdiri dari orang tua,
dapat kedua orang tua atau salah satu orang tua (ayah atau ibu) beserta maupun
tanpa anak-anak, dapat juga bersama anggota keluarga lain yang menjadi
tanggungan dan orang yang membantu dalam keluarga tersebut.”
Struktur keluarga sakinah menganut pola keluarga luas (extended family).
Tanggung jawab terhadap keluarga luas meliputi aspek ekonomis, pendidikan,
hingga psikologis. Hal ini diisyaratkan Qs. 26: 214 dan Qs. 2: 215.

Berlanjut pada bagian IV. Peran orangtua sangat besar dalam mengaktualisasikan
potensi fitrah, karena orangtualah yang akan mempengaruhi keyakinan anak-
anaknya. Oleh sebab itu setiap pasangan suami-isteri harus berusaha sabaik-
baiknya untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang baik dan
berkualitas. Artinya mendidik anak-anaknya menjadi manusia yang kuat akidah
dan ibadahnya, jujur, disiplin, memiliki etos ilmu yang kuat, etos kerja yang kuat,
peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan, peduli kepada masyarakat,
kepada kaum du’afa wa mustad’afin, kepada fakir miskin, peduli kepada
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Membangun keluarga sakinah didasari asas kemuliaan dan kedudukan utama


sebagai manusia, asas pola hubungan kesetaraan, asas keadilan, asas mawaddah
wa rahmah, serta asas pemenuhan kebutuhan hidup sejahtera dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai