Anda di halaman 1dari 27

BAB V

MANAJEMEN KOPERASI

A. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisa


Banyak orang mengatakan bahwa menolak koperasi adalah lebih sulit dari pada
mengelola sebuah perusahaan tersebut. Pernyataan tersebut tentunya diucapkan
bukannya tanpa alasan, karena sebagaimana kita ketahui koperasi itu mempunyai ciri
ganda yaitu merupakan suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang No.12/67 tentang pokok-pokok perkoperasian dan
Undang-Undang No.25/1992 tentang perkoperasian, di mana dalam undang-undang
Yang pertama unsur sosial dinyatakan secara eksplisit, sedangkan dalam undang-
undang yang kedua tidak disebut secara eksplisit.
Adanya ciri ganda dari koperasi dapat kita simak pula dari definisi Paul Hubert
casselman dalam bukunya yang berjudul "The Cooperative Movement and Some of
its Problems" yang mengatakan bahwa:"cooperation is an ecconomic system' with
social content". Bagi suatu koperasi ini berarti bahwa dia harus bekerja menurut
prinsip ekonomi dengan melandaskan pada asas-asas koperasi yang mengandung
unsur-unsur sosial di dalam nya.Dengan demikian dapatlah dipahami Bagaimana
beratnya tugas dan tanggung jawab dalam manajemen terhadap keberhasilan
pengelolaan koperasi dan usahanya karena manajemen harus bekerja dengan
mendasarkan pada prinsip ekonomi dan prinsip koperasi yang mengandung unsur-
unsur sosial di dalamnya.
Sebagai suatu sistem ekonomi, maka koperasi harus berpotensi berdasarkan pada
kaidah-kaidah ekonomi dan motivasi ekonomi sedangkan unsur sosial yang
terkandung dalam prinsip koperasi itu bukanlah sesuatu yang bersifat kedermawanan
(philantropis), tetapi lebih menekankan kepada hubungan antara anggota, hubungan
anggota dengan pengurus, tentang hak suara , cara pembagian sisa hasil usaha dan
sebagiannya seperti yang dapat kita lihat dalam
• Persamaan dari derajat yang diwujudkan dalam" one man one vote" dan "non voting
by proxy".
•kesukarelaan dalam keanggotaan
•menolong diri sendiri.
•persaudaraan atau keluargaan
•demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan anggota.
•pembagian sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya
Pada dasar unsur-unsur sosial tersebut di atas sudah tercakup dalam asas-asas
koperasi.
Pengertian manajemen itu dapat menunjukkan kepada orang sekelompok orang
atau bisa kepada proses. Dalam hal yang pertama, manajemen koperasi itu terdiri
dari: rapat anggota, pengurus dan manajer. Ada hubungan timbal balik antara ketiga
unsur tersebut dalam arti bahwa tidak satu unsur pun akan bisa bekerja secara efektif
tanpa dibantu atau didukung oleh unsur-unsur lainnya.
Prof.Ewell Paul roy,pH.d. dari Argricultural Economics and Argribusiness
Louisasi Statet University mengatakan bahwah manajemen dari koperasi itu
melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu:anggota,pengurus,manajer,dan karyawan.
Khusus tentang karyawan ini dikatakan bahwa mereka itu merupakan penghubung
antara manajemen dan anggota pelanggan.
Meskipun seorang manajer umumnya adalah seorang yang cakap dan kompeten,
Utopia harus menyadari bahwa dia itu karena seorang ahli dalam segala bidang, keniti
ia memerlukan bantuan dari karyawan . Jika mereka tidak mempunyai kinerja yang
baik dan tidak efisien, semoga berarti akan melupakan hubungan baik antara
eksekutif dan anggota keluarga pelanggan.
Bagaimana kita ketahui menurut undang-undang No.12/1967 tentang Pokok-
pokok perkoperasian perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota,
pengurus, dan pengawas.
Lebih baik menurut Undang-Undang No.25/1992 maupun menurut undang-
undang No.12/1967, pengelola atau manajer tidak dimasukkan dalam perangkat
organisasi koperasi. Karena adanya unsur demokrasi kooperatif yang terkandung
dalam koperasi, ya itu bawa kemudian dan tanggung jawab dari pengelolaan koperasi
itu berada di tanganpara anggotanya, sering kering manager adalah bukan anggota
koperasi. Jika kita melihat kepada kemajuan yang telah dicapai oleh gerakan koperasi
pada dewasa ini, ceritakan dengan tubuh dan berkembang berbagai jenis koperasi
seperti koperasi jasa Audit (KJA), Koperasi Pembiayaan Indonesia(KPI), Koperasi
Asuransi Indonesia (KAI) dll.
Pengertian manajemen dalam hal pengertian manajemen ini menunjukkan kepada
proses, manajemen dapat diberi batasan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengadilan upaya anggota organisasi dan proses
penggunaan lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Keempat fungsi tersebut merupakan kunci bagian keberhasilan suatu manajemen:
1. Pencernaan.
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu apa yang
harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakan. Dalam
perencanaan terlibat unsur-unsur penentuan, di bawah dalam perencanaan tersebut
tersirat pengambilan keputusan. Karena itu perencanaan dapat dilihat sebagai suatu
proses dalam mana dikembangkan suatu kerangka untuk mengambil keputusan dan
penyusunan rangkaian tindakan selanjutnya di masa depan.
Ada langkah penting dalam perencanaan:
a. Sebutkan tujuan atau sasaran.
b. Mencari alternatif- alternatif.
c. Menyeleksi alternatif alternatif
d. Perumusan perencanaan.
Penentuan tujuan atau sasaran adalah penting bagi setiap organisasi karena:
a. Tujuan atau sasaran bersifat memberikan arah.
b. Tujuan atau sasaran akan memfokuskan usaha kita.
c. Tujuan atau sasaran menjadi pedoman bagi penyusun rencana strategis maupun
rencana operasional organisasi serta pemilik alternatif-alternatif keputusan.
d. Tujuan atau sasaran membantu kita mengevaluasi kemajuan yang kita capai

2. Pengorganisasian.
Tujuan dari organisasian ini adalah untuk mengelompokkan kegiatan, sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki koperasi agar pelaksanaan dari
suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis. Langkah pertama yang amat
penting dalam pengorganisasian ini yang umumnya harus dilakukan sudah
perencanaan, adalah proses mendesain organisasi yaitu penentuan struktur organisasi
yang paling strategis, orang, teknologi ,dan tugas organisasi.
3.Kepemimpinan.
Menurut Ralp M.Stogdilla, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
aktivitas kelompok yang ditunjukkan pada tujuan tertentu. Selanjutnya berdasarkan
pada hasil penelitian tentang teori kepemimpinan dia mengatakan kepemimpinan
telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang
berbeda pulau.
James A.F Stoner memberikan definisi kepemimpinan manajerial sebagai suatu
proses pengarah dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Kita mengenal tiga gaya kepemimpinan yaitu:
•Otoritet(authoeritarian).
•Demokratis.
•kebebasan.
Sifat dari kepemimpinan yang demokratis tersebut diantaranya dilihat pada:
•Rapat anggota.
•diskusikannya aktivitas yang akan dilakukan dalam kelompok atau dengan bawahan.
•sifat demokrasi koperatif dari koperasi yaitu di mana pengelolaan dan pengadilan
koperasi dan usahanya supaya berada di tangan anggotanya.

4. Pengadilan.
Menurut Robert J.Mockler, pengadilan adalah suatu upaya yang sistematik untuk
menetapkan standar prestasu dengan sasaran perencanaan, merancang sistem umpan-
balik prestasi sesungguhnya dengan tanah yang terlebih dahulu
ditetapkan,menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur
signifikasipenyimpanan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang
di perlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang digunakan sedapat
mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran
perusahaan.
Tujuan utama dari pengadilan adalah “memastikan bahwa hasil kegiatan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan”
B. Rapat anggota
Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan usahanya,dan
anggotalah yang mempunyai wewenang mengadilkan koperasi bukan pengurus dan
bukan pula manjer.
Rapat anggota,mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi.Oleh
karena itu ,disamping kita membahas perana dari rapat anggota dalam manajemen
koperasi perlu pula kita membahas sejauh mana anggota kopersi perorangan itu ikut
berpartisipasi dalam manajemen koperasi.
Tugas dan peran rapat anggota
Tentang tugas dan peran dari rapat anggota ini ,di indonesia di atur dalam pasal 22
sampai dengan Pas 27 UU No.25/1992.Rapat anggota ini di sebut Rapat Anggota
Luar biasa atau Extra Ordinary General Meeting. Di indonesia masalah Rapat
Anggota Luar Biasa ini diatur dalam pasal 27 UU NO.25/1992 dan bisa diadakan atas
permintaan sejumlah anggota atau atas keputusan pengurus.
C. Pengurus
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus.
Tentang kepengurusan ini (Pemilih ,Masah Jabatan dan Persayaratan ),di indonesia
diatur oleh undang-undang No.25/1992 Pasal 29 s/d pasal 37. Leon Garyon dan Paul
O.Mohn dalam bukunya yang berjudul “The Board of Cooperative”,menyebutkan
fungsi ideal ,dan karenanya pengurus mempunyai fungsi yang luas,yaitu:
a.Berfungsi sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi.
b.Berfungsi sebagai pemberian nasihat .
c.Berfungsi sebagai pengawas atau sebagai orang yang dapat dipercaya.
d.Berfungsi sebagai penjaga berkesinambungannya organisasi.
e.Berfungsi sebagai simbol
 .Fungsi sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi .
Fungsi pengurys sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi dapat
diwujudkam dalam bentuk :menentukan tujuan organisasi merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi;menentukan rencana ,sasaran serta program-
program dari organisasi;memilih manajer-manajer tingkat atas ,serta mengawasi
tindakan-tindakannya.
 .Fungsi sebagai penasihat.
Bagi para manajer,meminta nasihat kepada pengurus adalah penting sekali
artinya,terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan oleh pengurus.
 Fungsi sebagai pengawas.
Yang dimaksud dengan fugsi sebagai pengawas di sini adalah bahwa pengurus
adalah bahwapengurus merupakan kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua
kekayaan organisasi.
D. Fungsi sebagai penjaga kelangsungan hidupan organisasi.
Agar organisasi tetap berlanjut ,maka pengurus harus :
 Mampu menyediakan adanya eksekutif /manajer yang cakap
 Perlu penyeleksi eksekutif atau manajer yang cakap dalam organisasi.
 Memberikan pengarahan kepada para eksekutif.
 Mengusahakan adanya pengurus yang terdiri dari orang-orang yang mampu
mengarahkan kegiatan dari oraganisasi .
 Mengikuti perkembagan pasar.

E. Fungsi sebagai simbol.


Pengurus merupakan simbol dari kekuatan, kepemimpinan dan sebagai motivator
bagi tercapainya tujuan organisasi . Mace ,sebagai mana di sebutkan dalam bukunya
Leon Garayon dan Paul O.Mohn mengidentifikasi bahwa pengurus seharusnya
berperan untuk :
 Mentukan tujuan organisasi.
 Dalam rangka usaha memperoleh informasi dari eksekutif.
 Memilih dan mengangkat eksekutif-eksekutif kunci.
Berbeda dengan Leon Garyaon dan Paul O.Mohn yang membahas masalah
kepengurusan Inilah yang oleh macet disebut sebagai fungsi-fungsi aktual dari
pengurus. Tetapi menurut macet berdasarkan penelitiannya, tidak banyak pengurus
koperasi yang memainkan peran seperti tersebut di atas. Justru menurut mace, apa
yang dilakukan oleh banyak pengurus adalah:
a. Memberikan sarana dan memberikan konsultasi.
b.Memberikan pengarahan yang menyangkut pengelolaan organisasi.
c. Bertindak, dalam hal organisasi dalam keadaan krisis.
Berdasarkan dengan Leon Grayon dan Paul O. Mohon yang membahas masalah
kepengurusan itu secara luas dan mendalam, maka Marvin A.Schaars dalam bukunya
yang berjudul:"Cooperative, principles adn practices", membahas masalah
kepengurusan hanya terbatas pada masalah: tugas tanggung jawab pengurus serta
pemilihan pengurus
Menurut Marvin A. Schaars, untuk bisa memilih anggota-anggota pengurus yang
tepat anggota harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawab pengurus.
Selanjutnya Marvin A. Schaars mengatakan bahwa anggota pengurus secara individu
dilarang untuk :
•Ikut campur dalam manajemen.
•Memberikan perintah-perintah kepada karyawan.
•Meminta atau mengharapkan kemudahan-kemudahan atau fasilitas-fasilitas dari
organisasi.
•Berbicara atas nama pengurus, kecuali jika kepada yang bersangkutan diberikan
kuasa.
•menunjukkan adanya favoriatisme terhadap keluarga, jika dalam organisasi tersebut
terdapat karyawan-karyawan yang masih keluarga pengurus.
Ketentuan tentang tanggung jawab pengurus terhadap kerugian koperasi seperti
tersebut di atas juga berlaku di Indonesia seperti yang tertera dalam pasal 34 UU
tentang perkoperasian No.25/1992 yang menyatakan bahwa:
•Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang
dideritakan koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau
kelainannya.
•Di samping penggantian kerugian tersebut apabila tindakan itu dilakukan dengan
kesengajaan tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan
penentuan.
Inilah yang oleh macet disebut sebagai fungsi-fungsi aktual dari pengurus. Tetapi
menurut macet berdasarkan penelitiannya, tidak banyak pengurus koperasi yang
memainkan peran seperti tersebut di atas.
Justru menurut mace, apa yang dilakukan oleh banyak pengurus adalah:
a. Memberikan sarana dan memberikan konsultasi.
b.Memberikan pengarahan yang menyangkut pengelolaan organisasi.
c. Bertindak, dalam hal organisasi dalam keadaan krisis.
Berdasarkan dengan Leon Grayon dan Paul O. Mohon yang membahas masalah
kepengurusan itu secara luas dan mendalam, maka Marvin A.Schaars dalam bukunya
yang berjudul:"Cooperative, principles adn practices", membahas masalah
kepengurusan hanya terbatas pada masalah: tugas tanggung jawab pengurus serta
pemilihan pengurus
Menurut Marvin A. Schaars, untuk bisa memilih anggota-anggota pengurus yang
tepat anggota harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawab pengurus.
Selanjutnya Marvin A. Schaars mengatakan bahwa anggota pengurus secara individu
dilarang untuk :
•Ikut campur dalam manajemen.
•Memberikan perintah-perintah kepada karyawan.
•Meminta atau mengharapkan kemudahan-kemudahan atau fasilitas-fasilitas dari
organisasi.
•Berbicara atas nama pengurus, kecuali jika kepada yang bersangkutan diberikan
kuasa.
•menunjukkan adanya favoriatisme terhadap keluarga, jika dalam organisasi tersebut
terdapat karyawan-karyawan yang masih keluarga pengurus.
Ketentuan tentang tanggung jawab pengurus terhadap kerugian koperasi seperti
tersebut di atas juga berlaku di Indonesia seperti yang tertera dalam pasal 34 UU
tentang perkoperasian No.25/1992 yang menyatakan bahwa:
•Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang
dideritakan koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau
kelainannya.
•Di samping penggantian kerugian tersebut apabila tindakan itu dilakukan dengan
kesengajaan tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan
penentuan.
Inilah yang oleh macet disebut sebagai fungsi-fungsi aktual dari pengurus. Tetapi
menurut macet berdasarkan penelitiannya, tidak banyak pengurus koperasi yang
memainkan peran seperti tersebut di atas.
Justru menurut mace, apa yang dilakukan oleh banyak pengurus adalah:
a. Memberikan sarana dan memberikan konsultasi.
b.Memberikan pengarahan yang menyangkut pengelolaan organisasi.
c. Bertindak, dalam hal organisasi dalam keadaan krisis.
Berdasarkan dengan Leon Grayon dan Paul O. Mohon yang membahas masalah
kepengurusan itu secara luas dan mendalam, maka Marvin A.Schaars dalam bukunya
yang berjudul:"Cooperative, principles adn practices", membahas masalah
kepengurusan hanya terbatas pada masalah: tugas tanggung jawab pengurus serta
pemilihan pengurus
Menurut Marvin A. Schaars, untuk bisa memilih anggota-anggota pengurus yang
tepat anggota harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawab pengurus.
Selanjutnya Marvin A. Schaars mengatakan bahwa anggota pengurus secara individu
dilarang untuk :
•Ikut campur dalam manajemen.
•Memberikan perintah-perintah kepada karyawan.
•Meminta atau mengharapkan kemudahan-kemudahan atau fasilitas-fasilitas dari
organisasi.
•Berbicara atas nama pengurus, kecuali jika kepada yang bersangkutan diberikan
kuasa.
•menunjukkan adanya favoriatisme terhadap keluarga, jika dalam organisasi tersebut
terdapat karyawan-karyawan yang masih keluarga pengurus.
Ketentuan tentang tanggung jawab pengurus terhadap kerugian koperasi seperti
tersebut di atas juga berlaku di Indonesia seperti yang tertera dalam pasal 34 UU
tentang perkoperasian No.25/1992 yang menyatakan bahwa:
•Pengurus, baik bersama-sama, maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang
dideritakan koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau
kelainannya.
•Di samping penggantian kerugian tersebut apabila tindakan itu dilakukan dengan
kesengajaan tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan
penentuan.
D.Pengawas
Pengawas atau yang dalam bahasa Inggris disebut controlling adalah merupakan
salah satu fungsi dari manajemen.
E.Manajer.
Seorang administrasi memang adalah seorang manajer, tetapi kegiatan lebih
condong kepada melakukan kegiatan di bidang administratif dan masalah-masalah
perkantoran, terangkan istilah manajer koperasi yang muncul pada akhir tahun 1970-
an dan berkembang pada tahun 1980-an, lebih dikaitkan pada kegiatan-kegiatan
teknik operasional usaha.
BAB VI
HUBUNGAN DAN PEMBAGIAN ANTARA PENGURUS DAN MANJER
DALAM PENGELOLAAN KOPERASI.

A. Ciri Ganda dari Koperasi dan Permasalahan.


Sebagaimana telah dikatakan di depan ,Koperasi itu mempunyai ciri ganda, dalam
arti bahwa Koperasi itu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial. Bagi suatu
koperasi, ini berarti bahwa dia harus bekerja menurut prinsip ekonomi dengan
menandakan pada unsur sosial yang tersurat dan tersirat dalam asas-asas koperasi.
Sebagaimana kita ketahui Undang-Undang No .25/1992, Pasal 30 butir ia telah
mengatur tugas dari pengurus, ya itu mengelola koperasi dan usahanya.Dalam pasal
32 dikatakan bahwa pengurus dapat mengangkat pengelolaan yang diberikan
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.
Manajer adalah seorang pengorganisasian, kepemimpinan dan pengadilan
organisasi. Undang-undang No.25/1992 tentang perkoperasian menggunakan istilah
pengelolaan bagi manajer atau bagi orang yang telah pengurus diberikan wewenang
dan kuasa untuk mengelola usaha koperasi. Di Amerika serikat bagi orang yang
diserahi tugas untuk mengelola usaha-usaha koperasi disebut the hired management
staff, sedangkan pengurus di sebut the board of directors.
Dalam Pasal 30 dari Undang-Undang No. 25/1992(butir 1) dikatakan bahwa tugas
dari pengurus adalah mengelola koperasi dan usahanya. Hal ini memberikan kesan
kepada kita bahwa seolah-olah dalam tubuh koperasi terdapat dua bidang yang bisa
dikelola secara terpisah yaitu bidang yang mencakup pengelolaan organisasi dan
bidang yang mencakup pengelolaan usaha koperasi. Di lain pihak, sebagaimana kita
ketahui, hingga dewasa ini masih banyak ditemukan koperasi-koperasi di Indonesia,
di mana pengelolaan organisasi dan usahanya cukup ditangani oleh pengurus saja
terutama pada koperasi yang sekarang operasinya kecil. Ini adalah akibat dari
perkembangan sejarahnya, tetapi sebagaimana kita lihat sekarang, secara lambat kini
sudah mulai tampak adanya koperasi koperasi di mana pengurus sudah melimpahkan
sebagian dari wewenangnya kepada manajer, terutama pada tingkat sekundernya,
seperti yang dapat kita lihat pada KAI(koperasi asuransi Indonesia).
Meskipun demikian pengelolaan bertanggung jawab kepada pengurus (pasal 32
butir 3) dan bawa dengan pemberian wewenang pengelolaan usaha oleh pengurus
kepada pengelola tersebut, tidaklah berarti bahwa pelimpahan wewenang tersebut
akan mengurangi tanggung jawab pengurus sebagaimana tertera dalam pasal 32 butir
4.
B. Pola Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Antara Pengurus dan Manajer.
Selanjutnya dengan menunjukkan kepada definisi dari manajemen koperasi seperti
tertera dalam Bab V, dalam pembahasan tentang masalah peran dari pengurus dan
manajemen atau pembagian tugas dan tanggung jawab antara pengurus dan manajer
dalam suatu koperasi, akan digunakan pendekatan participative Management atau
Manajemen Peran Serta, yaitu suatu pendekatan manajemen yang melibatkan manajer
bahwa dalam proses pengambilan keputusan. participative Management atau
Manajemen yang berlandaskan pada sharef authority dari pengurus dengan manajer
puncak atau manajer atasan dengan manajer bawahnya, tidaklah berarti bahwa
pengurus akan melimpahkan semua wewenangnya kepada manajer puncak atau
manajer atas melimpahkan semua wewenangnya dalam pengambilan keputusan
kepada manajer bahwa hanya, melainkan menyertaikan manajer bahwa dalam
membuat keputusan dalam memecahkan persoalan penting.
Koperasi, yang berasal demokrasi kooperatif yaitu di mana diharapkan bahwa
kemudian dan tanggung jawab koperasi terletak di tangan anggota sendiri, akan
melupakan lahan yang subur bagi penerapan participative Management. Menurut
Leon garon dan Paul O.Mohn, pengurus Siti berfungsi sebagai pusat pengambilan
keputusan yang tertinggi (supreme decision center).
Dengan penggunaan metode pendekatan partucipative Management dalam
pengelolaan koperasi dan usaha diharapkan koperasi:
1. Dapat meningkatkan mutu keputusan manajemen.
2. Dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan manajer.
3. Dapat meningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan dan menajer.
4. Dalam manajemennya lebih responsif terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Dalam kaitan ini perlu diketahui bahwa pada dasarnya keputusan itu dapat
dibedakan dalam dua kelompok yaitu:
a. Keputusan yang terprogram.
b. Keputusan yang tidak terprogram.
Pertimbangan untuk memberika peran serta pada manajer tingkat puncak dalam
penentuan sasaran dan penyusunan rencana strategis adalah:
1). Bahwa pada umumnya tidak semua anggota pengurus yang dipilih itu mempunyai
keahlian di bidang usaha.
2). Bawa meskipun adanya persyaratan atau setidak-tidaknya ada himpunan agar
anggota pengurus itu menyediakan waktu secara penuh dalam mengelola koperasi.
3). Pada umumnya, sesuai dengan persyaratan, barang eksekutif atau manajer tersebut
memilih latar belakang pendidikan bisnis dan karena pengalaman-pengalamannya
mereka mempunyai wawasan usaha yang luas.
Eksekutif atau manajer dan rapat anggota dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Peran Pengurus.
b. Wilayah pengambilan keputusan pengurus.
c. Wilayah pengambilan keputusan manajer.
d. Yoi kebersamaan pengambilan keputusan pengurus manajet.
e. Rapat anggota.
BAB VII
ASPEK PERMODALAN KOPERASI

A. Arti Modal Bagi Koperasi


Dalam bab II, telah disebutkan bahwah dalam pemberian defenisi dari
koperasi ,Prof.R.S .Soeriatmadja telah memberikan penekanan pada “koperasi adalah
kumpulan dari orang-orang..”. Maksud dari pemberian penekanan tersebut adalah
untuk menjelaskan bahwa koperasi itu bukanlah kumpulan dari modal (permodal),
seperti halnya pada perseroan terbatas, di mna besar kecil modal yang ditanam oleh
peserta atau pemilih modal yang ditanam oleh peserta atau pemilik modal tersebut
menentukan besar kecilnya hak suara seseorang anggota dalam kebijaksanaan dan
dalam pengelolaan usaha perusahaan.
Beberapa jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus bisa
ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendirian dengan
rinciannya beberapa untuk modal tetapi atau yang disebut juga sebagai modal di
jangka panjang dan berapa untuk modal kerja yang disebut sebagai model jangka
pendek.
Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas bagi koperasi, seperti
untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kendaraan-kendaraan yang
diperlukan oleh koperasi.
Model jangka pendek diperlukan oleh Koperasi untuk membiayai kegiatan operasi
koperasi, seperti gaji, pembelian, bahan baku, pembayaran pajak dan asuransi, biaya
penelitian, dan sebagainya dalam hal koperasi tersebut adalah koperasi simpan pinjam
modal ini diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada anggota anggota, modal kerja
ini disebut juga sebagai circulating capital .
Modal, sebagaimana kita ketahui adalah merupakan salah satu faktor produksi,
tetapi nggak sekarang di antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat kesamaan
pendapat tentang apa yang disebut dengan modal itu dan tempatnya dalam
sejarahnya, pengertian dari modal itu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu.
Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, pengertian modal mengarah
kepada sifat non physical, dalam arti modal ditekankan kepada nilai, daya beli atau
kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang modal.

B. Sumber-sumber permodalan.
Dalam UU No.12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal 32 ayat 1
ditentukan bahwa model Koperasi itu terdiri dari dan dipupuki dari simpanan-
simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan -penyisihan dari hasil usahanya termasuk
cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian dalam ayat 2 dikatakan bahwa
simpanan anggota di dalam koperasi terdiri dari: simpangan pokok, simpangan wajib,
dan simpanan sukarela.
Selanjutnya, masing-masing jenis simpanan tersebut dalam undang-undang
No.13/1967 diberikan definisi sebagai berikut:
a. Simpanan pokok ya sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk
diserahkan kepada koperasi pada waktu seorang masuk menjadi anggota koperasi
tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota.
b. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk
membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu.
c. Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan
perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus.
Di Indonesia sebagaimana tercantum dalam pasal 41 dari UU No.25/1992, model
equity itu terdiri dari simpanan pokok simpanan wajib dana cadangan dan hibah.
Undang-undang koperasi No. 25/1992 ini sengaja tidak menyebut-nyebut adanya
simpanan sukarela dan permodalan koperasi, karena jenis simpanan ini sudah tersirat
dalam model pinjaman, seperti yang tertera dalam pasal 41 ayat 3, yang menyatakan
bahwa model pinjaman dapat berasal dari:
•Anggota.
•koperasi lain atau anggotanya.
•bank dan lembaga keuangan lainnya.
•penerapan aboligasi dan surat hutang lainnya.
•sumber lain yang sah.
Banyak persyaratan-persyaratan yang pada dewasa ini masih sulit untuk bisa
dipenuhi oleh koperasi. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi di antara lain
adalah:
1.Bagi emiten, harus mempunyai modal telah disetor penuh, sekurang-kurangnya
RP.200 juta.
2. Dalam 2 tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba.
3. Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntansi publik atau negara untuk 2 tahun
terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk
tahun terakhir.
4. Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yang dapat
diterbitkan, jika perusahaan tersebut berupa bank.
Jalan persyaratan tersebut, dalam proses penerbitan obligasi perlu dibatalkan
berupa unsur:
1. Pemodelan, yaitu perorangan dan atau lembaga yang akan menanamkan modalnya.
2. Perlu diterbitkan suatu prospektus yang memuat keterangan lengkap dan jujur
mengenai keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya.
3. Underweater.
4.Walo amanat.
5.Penanggung.
Sumber permodalan yang lain bagi koperasi adalah"Dana penyisihan 1-5% dari Laba
BUMN/BUMD".
Saran atau himbauan dari prof Dr Sumitro djojohadikusumo tentang pembentukan
cooperative investemen fund bagi pengelolaan dan penyaluran dana yang berasal dari
pengisian 1 - 5% dari laba BUMN/BUMD, diulang kembali dengan rapat anggota ini
Koperasi pegawai republik Indonesia yang diadakan pada tanggal 16 dan 17
Desember 1996 dan dimuat dalam surat-surat kabar ibukota. Memang pendapat dan
saran dari prof Dr Sumitro djojohadikusumo tersebut tetap sekali dan mengena.
Selanjutnya beliau mengatakan"sesungguhnya kita ketinggalan sekitar 17 tahun
dibandingkan dengan Malaysia yang telah membentuk syarikat permodalan nasional
berhad untuk memperkuat kedudukan golongan bumi putera dalam kegiatan
perekonomian. Gagasan dari prof Sumitro djojohadikusumo tersebut patut didukung
oleh kita semua, karena secara nyata-nyata akan memberikan manfaat yang besar
bagi gerakan Koperasi di Indonesia dan karenanya pemerintah harus cepat-cepat
menanggapinya. Sebagaimana kita ketahui dari salah satu dari imbauan beliau adalah
agar dana penyimpanan 1-5% dari laba BUMN/BUMD yang dipercayakan
pengelolaannya kepada cooperative investemen fund, akan digunakan untuk membeli
saham dari perusahaan-perusahaan swasta.
C. Skim Kredit Program.
Ke-17 buat skin kredit tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kredit usaha tani (KUT).
2. kredit kepada koperasi ( KKOP).
3. Kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya(KKPA).
4. Kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya.
5. Kredit pembiayaan tenaga kerja Indonesia.
6. Kredit dengan pola perusahaan interaktif transmigrasi dalam rangka pembukaan
pemukiman di kawasan timur Indonesia.
7. Kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya dengan pola bagi hasil.
8. Kredit pemilikan rumah sederhana.
9. Kredit model kerja bank perkreditan rakyat atau pembiayaan modal kerja BPRS.
10. Kredit atau pembiayaan kepada pengusaha kecil dan pengusaha mikro melalui
BPR/BPRS baik melalui kelompok maupun secara langsung kepada penguasa kecil
atau pengusaha mikro agar mampu mengembangkan usahanya.
11. Kredit penerapan teknologi tepat guna.
12. Kredit modal kerja usaha kecil dan menengah.
13. Kredit penerapan teknologi produk unggulan daerah.
14. Kredit pengentasan kemiskinan koperasi pasar.
15. Kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya dalam rangka pembiayaan usaha
unggas.
16. Kredit kepada Koperasi untuk anggota nilai.
17. Kredit likuiditas usaha angkutan umum bus perkotaan.
D. Butsa Efek/Pasar Modal: Sebagai Alternatif Sumber Permodalan Bagi
Pembiayaan Usaha-Usaha Koperasi.
Efek sebagaimana kita ketahui adalah surat berharga, ya itu surat pengakuan
utang, surat berharga komersial,saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan
kontak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap relatif dari efek. Efek
yang termasuk dalam yuridiksi pasar modal adalah:
•saham dan derivatifnya seperti convertible bobd dan opsi/warrant.
•efek yang bersifat utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
E.Perbedaan antara saham pada koperasi dan saham pada perseroan terbatas.
Pada tahun 50-an untuk mengatasi persoalan ini atau untuk mendapatkan jumlah
modal sesuai dengan kebutuhannya dapat ditempuh 2 cara:
1. Mengusahakan agar volume atau usaha koperasi, mula-mula harus berdasarkan
pada kebutuhan di masa dekat. Jadi jangan dulu mendasarkan pada perhitungan
perhitungan untuk masa depan yang jauh.
2. Koperasi harus mau menerima jasa guru sebagai pengganti daripada pembayaran
untuk modal.
F. Cadagan.
Cadangan adalah untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan rugi dan untuk
memperkuat kedudukan finansial dari koperasi terhadap pihak luar ( kreditor) dan
karenanya dapat diibaratkan sebagai shockabsorbers dari kegiatan usaha koperasi.
Termasuk dalam valuation reserve adalah cadangan untuk penyusutan (drprrciatio)
keusangan ( obsolescence) dan pinjaman yang macet (bed drbts).
G. Permasalahan pajak penghasilan koperasi
Pengen apa aja penghasilan pada koperasi mengalami beberapa kali perubahan.
Sampai tahun 1983 perpajakan koperasi diatur oleh ordonansi pajak perseroan tahun
1925, yang menetapkan bahwa dalam jangka waktu 10 tahun sejak pendirian koperasi
dibebaskan dari pembayaran pajak atas penghasilan perseroan dengan dikeluarkannya
undang-undang no 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan maka ordonansi pajak
perseroan tahun 195 tidak berlaku lagi.
H. Permodalan koperasi di amerika serikat.
Dalam soal permodalan ini, antara Koperasi di Indonesia dengan koperasi di
Amerika serikat adalah beberapa hal terdapat persamaan, tetapi dalam beberapa hal
juga terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terutama disebabkan karena di Amerika
serikat, terdapat dua jenis koperasi yaitu stock cooperative dan non stok cooperative,
gimana jenisnya yang pertama tidak ditemukan di Indonesia. Kurang lebih 78% dari
koperasi pentani di Amerika serikat adalah stop cooperative; 22% non stock
cooperative .
Jenis-jenis modal yang dapat diperoleh koperasi dari:
•Anggota dan investor.
•Penjualan keanggotaan.
•Pemotongan pembayaran kepada anggota atas hasil penjualan.
•Koperasi menahan sebagai dari keuntungan berhasil dicapai koperasi yang
seharusnya dibagi-bagikan kepada anggota.
I. Sistem kredit pertanian di Amerika serikat (the farm credit system).
Tujuan dari pendirian central bank fie Cooperatives ini adalah untuk menangani
kredit yang besar, untuk Koperasi koperasi pertanian
BAB VIII.
PERBEDAAN KOPERASI DENGAN ORGANISASI LAINNYA .

A.Bentuk Badan Usaha.


Sebagaimana kita ketahui, dalam kegiatan dunia usaha di Indonesia kita mengenal
berbagai bentuk badan hukum perusahaan yaitu: perusahaan perseorangan,
persekutuan dengan firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, dan koperasi .
Bentuk-bentuk kegiatan usaha tersebut di atas selanjutnya dapat kita kelompokkan
dalam tiga sektor yaitu:
1. Usaha swasta.
2. Usaha pemerintah.
3. Koperasi.
B. Perbedaan Koperasi Dengan Usaha Swasta dan Usaha Milik Negara.
1. Perusahaan Perorangan.
Pada perusahaan perorangan ini modal berasal dari seorang yang dalam hal ini
adalah pemilik perusahaan itu sendiri dan sekaligus merupakan pengelola, pengusaha
dan pemimpin perusahaan.
2. Persekutuan
•Persekutuan dengan firman.
•Persekutuan komanditer (CV).
3. Perseoran terbatas .
Perseoran terbatas adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang diberikan hak
dan diakui oleh hukum untuk berusaha dan atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Badan usaha milik negara(BUMN).
Yang dimaksud dengan Badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak
perusahaan BUMN yang seluruh modal dimiliki oleh negara (SL Menteri Keuangan
RI No.1232/KMK.013/1989).

B. Perbedadaan Koperasi Dengan Gotong-Royong.


Menurut prof. R.S.Soeriaatnadja,memang antara Koperasi dan gotong royong
terdapat perbedaan yang mendasar seperti yang terdapat dalam bagian VI, sehingga
sudut dapat dikatakan bahwa gotong royong itu merupakan landasan yang subur bagi
pertumbuhan dan perkembangan gerakan Koperasi Indonesia.
Menurut bung Hatta agar koperasi dapat berkembang dengan ba ik diperlukan
adanya dua tiang yaitu individualiteit dan solidaritesit. Tujuan koperasi didirikan
karena kebutuhan ekonomi sedangkan tujuan gotong royong diadakan karena
didorong oleh perasaan terikat kepada masyarakat dan mencakup semua lapangan
penghidupan.Sifat koperasi didirikan untuk waktu yang lama sedangkan gotong
royong sifat hanya selama diperlukan dan akan bubar, jika yang dituju telah tercapai.
BAB IX.
HUBUNGAN PEMERINTAH GERAKAN KOPERASI

A. Tahap Dini Pertumbuhan Gerakan Koperasi Dilihat Dari Segi Hukum.


Dalam Bab terdahulu telah disajikan secara singkat gambar era pertumbuhan dini
gerakan Koperasi di beberapa negara di Eropa barat khususnya di Inggris, Prancis,
dan Jerman yang terjadi pada abad ke-19.
Ada tidaknya undang-undang atau peraturan-peraturan khusus tentang
perkoperasian serta Bagaimana isi dari undang-undang atau peraturan khusus yang
dibuat oleh suatu pemerintah itu, pada hakekatnya mencerminkan sikap pemerintah
terhadap kehidupan gerakan Koperasi di negara yang bersangkutan. Tetapi sebelum
kita membahas masalah sikap dari pemerintah terhadap gerakan Koperasi ada
baiknya kita melihat terlebih dahulu Bagaimana pandangan hidup atau sikap dari
gerakan koperasi itu sendiri terhadap peran pemerintah terhadap kehidupan gerakan
koperasi, yang tentunya tidak bisa terlepas dari pandangan hidup dari para pendirian
atau para perintis perintis dari gerakan pada abad ke-19 seperti:
•Robert Owen. Iya tidak mau mencari bantuan yang bersifat filantropis bagi
koloninya, dan tidak ada tempat baginya untuk meminta bantuan dari pemerintah.
•Herman Schluzr Delitzsch. Iya sama sekali tidak menyukai bantuan yang diberikan
oleh pemerintah dan pendiriannya adalah menolong diri sendiri.
•Frederick Wilhelm Raffeisen . Refreshing mau menerima bantuan dari luar baik itu
yang bersifat philantropis maupun karena sikap pemerintah yang di yang sinpatik.
•koperasi Rochdale. Operasi ini memang pendirian untuk tidak mencari bantuan
bersifat philantropis.
•DR William King(Inggris) dia percaya bahwa usaha-usaha keras sih harus dilakukan
berdasarkan ke sukarelaan dan bawah bantuan dari pemerintah akan mengundang
campur tangan pemerintah dalam kehidupan koperasi.
•Andres Orne, seorang tokoh gerakan Koperasi di Swedia memang tentang jika
Koperasi itu dalam operasional menjaga bantuan dari pemerintah dan bawa perbuatan
yang demikian ini dianggap menghianati masih dari koperasi dan akan membayar
gerakan Koperasi menjadi alat dari pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan
nasional.
B. Sikap Pemerintah Di Negara-Negara Di Dunia Terhadap Gerakan Koperas.
Sikap pemerintah terhadap Gerakan Koperasi dapat dikelompokkan dalam 4
macam:
1. Sikap pemerintahan yang netral.
2.Sikap yang menghambat atau menghalang-halangi.
3. Sikap pemerintah yang membantu dan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan gerakan koperasi.
4. Sikap pemerintah yang ingin menjadikan koperasi sebagai alat untuk melaksanakan
kebijaksanaan nasionalnya.
BAB X
KESIMPULAN

 Kesimpulan Bab v
Pengertian manajemen dan koperasi adalah sebagai suatu penerapan ilmu
manajemen di dalam ruang lingkup koperasi yang mana para anggotanya diberi
tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengorganisasian, perencanaan, dan
pengendalian sumber daya koperasi untuk mencapai tujuan koperasi. Menurut Prof.
Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 unsur
(perangkat) yaitu:
1.Rapat anggota.
Koperasi merupakan kumpulan orang atau badan hukum koperasi.
2. Pengurus.
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan, mereka adalah
otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu faktor yang menentukan
berhasil tidaknya suatu koperasi. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah
memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar
pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota.
3. Pengawas.
Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi,
termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta
membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
4. Manajer
Peranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan
wewenangnya; mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah, bertindak
sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi (to get things done by working with and through people).
 Kesimpulan bab vi
Hubungan antar pengurus dan pengawas merupakan hubungan konsultatif secara
timbal balik. Hubungan pengawas dan manajer besifat kordinatif ,sehingga pengawas
tidak boleh langsung memeriksa tugas-tugas manajer.Manajer adalah seseorang
perencana,pengorganisasian, pemimpin dan pengadilan organisasi.
Ciri ganda koperasi yaitu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial. unsur ini
menjadi masalah yang sering timbul dalam proses pelaksanaan operasional di
koperasi, metode atau pola yang digunakan dalam pembagian tugas antara
manajemen dan manajer adalah pendekatan manajemen partisipatif. Dimana tugas
manajer adalah memimpin dan memutuskan sebuah keputusan dan pengurus bertuga
untuk menjalankan dan melaksanakan keputusan yang telah dibuat.Menurut Leon
Garoyon dan Paul O.Mohn, pengurus itu berfungsi sebagai pusat pengambilan
keputusan yang tertinggi .
 Kesimpulan bab vii
Aspek permodalan digunakan untuk mengetahui infomasi mengenai modal
koperasi dalam mendukung kegian operasional .Koperasi adalah kumpulan dari
orang-orang yang maksud nya koperasi bukanlah kumpulan dari modal,seperti halnya
pada perseroan terbatas, dimana besar kecilnya modal yang ditanam oleh peserta atau
pemilik modal tersebut menentukan besar kecilya hak suara seseorang anggota dalam
kebijaksanaan dan dalam pengolaan perusahaan .
Bagi organisasi koperasi pengertian modal adalah seperti pada pasal 41 ayat 1
UUNo.25 Th 1992 tentang perkoperasian, bahwa modal koperasi terdiri dari modal
sendiridan modal pinjaman. Pengertian modal koperasi menurut pasal tersebut adalah
pengertianmodal ditinjau dari kedudukan atau statusnya, modal sendiri merupakan
modal yangmenanggung resiko kerugian sedangkan modal pinjaman juga merupakan
modal yang ikut menanggung resiko kerugian. Agar permodalan koperasi kuat, maka
modal sendiri harus lebih besar dari modal pinjaman. Keberhasilan koperasi didalam
melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat tergantung pada kemampuan
koperasi menghimpun dan menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai
sumber keuntungan dan banyaknya jumlah anggota. Modal dari anggota bersumber
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Hal ini tercermin
bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan
kekuatan sendiri.
 Kesimpulan bab viii
Koperasi memiliki dasar pendirian dan tujuan atas kesamaan cita-cita dan tujuan
menjadi kesjahteraan bersama berdasarkan asas kekeluarga dan gptong royong dan
dasar pendirian dan tujuan badan usha lainnya hanya untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya.
Koperasi menurut undang-undang nomor 25 tahun 1992 ialah bidang Pengertian
usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi dengan lembaga
keuangan mempunyai fingsi yang sama yaitu memberikan kredit atau pinjaman
kepada par nasabah ataupun anggotanya untuk koperasi. Dalam masa yang modern
ini koperas sangat tertinggal jauh dengan lembaga keuangan dalam
perkembangannya.
Koperasi masih awam buat masyarakat, jangankan untuk kalangan muda
kalangan tua punbanyak yang masih awam dengan koperasi. Mereka hanya sekedar
tahu koperasi sebagai organisasi bersama tanpa tahu apa fungsi dan tugasnya.
Sedangkan lembaga keuangan (badan usaha lain) lebih mereka kenal, bahkan
mereka mengenalnya tanpa disosialisasikan dari pihak yang bersangkutan dalam
hal ini lembaga keuangan (badan usaha lain), tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga keuangan (badan usaha lain) lebih besar dibandingkan dengan
kepercayaan masyarakat dengan koperasi.
Adapun jenis-jenis perkumpulan di luar koperasi adalah gotong royong,
arisan, perusahaan perseorangan, firma, PT, CV, dan lain-lain. Bentuk badan
usaha tersebut terdapat perbedaan dalam banyak aspek.
 Kesimpulan bab ix
Peran pemerintah dalam gerakan korperasi dalam gerakan koperasi memberi
bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan penelitian bagi
koperasi serta bantuan konsultasi terhadap masalah koperasi,melakukan pengawas
termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupa penetapan kegiatan.
Lembaga Keuangan Bukan Bank, menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. KEP-38/MK/IV/1972, lembaga keuangan bukan bank
(LKBB) adalah semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang
keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara
mengeluarkan suratsurat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat
terutama untuk membiayai investasi Perusahaan-Perusahaan. Koperasi adalah
organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan utama badan USAha
yang dimiliki bersama tersebut yaitu memajukan kepentingan ekonomis para anggota
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai