0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan1 halaman
Tragedi di Stadion Kanjuruhan menewaskan lebih dari 100 pendukung Arema FC setelah tim kesayangannya kalah. Kerusuhan terjadi ketika pendukung Arema turun ke lapangan dan keadaan menjadi kacau. Upaya polisi menggunakan gas air mata memperburuk situasi dan menyebabkan desakan di pintu keluar yang menginjak-injak dan sesak nafas banyak korban. Presiden memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas perist
Tragedi di Stadion Kanjuruhan menewaskan lebih dari 100 pendukung Arema FC setelah tim kesayangannya kalah. Kerusuhan terjadi ketika pendukung Arema turun ke lapangan dan keadaan menjadi kacau. Upaya polisi menggunakan gas air mata memperburuk situasi dan menyebabkan desakan di pintu keluar yang menginjak-injak dan sesak nafas banyak korban. Presiden memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas perist
Tragedi di Stadion Kanjuruhan menewaskan lebih dari 100 pendukung Arema FC setelah tim kesayangannya kalah. Kerusuhan terjadi ketika pendukung Arema turun ke lapangan dan keadaan menjadi kacau. Upaya polisi menggunakan gas air mata memperburuk situasi dan menyebabkan desakan di pintu keluar yang menginjak-injak dan sesak nafas banyak korban. Presiden memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas perist
Sejumlah kalangan di Indonesia meyakini gas air mata sebagai pemicu lebih dari 100 pendukung Arema FC tewas setelah kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pada 1 Oktober 2022 lalu. Insiden tersebut masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Sementara PSSI dan PT Liga Indonesia Baru segera menangguhkan Liga 1 dan melarang Arema FC bermain di kandangnya hingga akhir musim 2022-2023. Semula pihak kepolisian memberi rekomendasi agar laga Arema vs Persebaya digelar sore pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan. Namun dalam surat tertulis PT LIB menolak rekomendasi polisi dan tetap menggelar pertandingan malam pukul 20.00 WIB setelah konsultasi dengan pihak PSSI dan Host Broadcaster. Sampai pada pukul 20.00 WIB pertandingan Arema vs Persebaya dimulai. Menurut Kapolda Jawa Timur, keadaan stadion saat pertandingan berlangsung terlihat kondusif, bahkan para supporter pun tertib hingga akhir pertandingan. Hingga pertandingan selesai dengan skor akhir 2-3 antara Arema dan Persebaya. Pendukung Arema FC tidak terima dan kecewa atas hasil dari tim kesayangannya itu yang kalah di kandang sendiri, lalu beberapa pendukung dari Arema FC turun dari kursi tribun menuju ke lapang sebagai aksi tidak terima atas kekalahan Arema. Selang beberapa menit dari waktu pertandingan selesai, terlihat keadaan stadion mulai ricuh, para supporter berhamburan turun ke lapang dan membuat keadaan di Stadion Kanjuruhan pada malam itu menjadi sangat kacau. Untuk meredakan kondisi pada saat itu, aparat kepolisian berupaya mengalihkan supporter agar tidak berlarian mengejar para pemain dengan cara menyemprotkan gas air mata lantara para supporter mulai anarkis. Hal ini membuat para supporter yang terkena gas air mata mencoba untuk melarikan diri ke satu titik pintu keluar hingga terjadi saling dorong dan desak-desakan. Kejadian disinilah banyak orang yang jatuh terinjak-injak, pingsan, dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Tim medis kemudian berusaha melakukan pertolongan dan evakuasi, hingga tim medis kewalahan karna banyak nya korban yang harus di evakuasi, sampai akhirnya memutuskan para korban yang pingsan dibawa ke beberapa rumah sakit terdekat. Kapasitas Stadion Kanjuruhan “hanya” 36.222 orang, sedangkan pada malam itu Stadion Kanjuruhan kelebihan kapasitas penonton mencapai +- 42.588 orang. Hingga menyebabkan lebih dari 700 orang menjadi korban tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Diantaranya 174 orang meninggal dunia, luka ringan sedang 596 orang, dan 56 orang luka berat. Presiden Joko Widodo memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas peristiwa yang menelan banyak korban, termasuk anak-anak dan remaja, pada awal bulan Oktober lalu.