TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan ilmu perpaduan antara ilmu geologi dengan ilmu
hidrolika. Gabungan dua kata antara hidro dan geologi menujukkan secara
implisit merupakan pengertian dari geologi dan air, atau merupakan suatu studi
tentang interaksi antara kerangka sistem batuan atau dengan air tanah. Dari sudut
pandang hidrolika maka istilah gerakan aliran dalam tanah dikenal dengan
hidrolika dalam media poros, karena air tanah mengalir di antara sela – sela
butiran tanah yang sekaligus sebagai media (Kodoatie, 1996).
Menurut Toth dalam Kodoatie (1996) peran tentang ilmu hidrogeologi
bermanfaat bagi manusia, karena memiliki 3 aspek kegunaannya yaitu aspek
sebagai salah satu sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan bagi umat manusia, sebagai aspek bagian dari hidrogeologi di dalam
tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus hidrologi global, dan aspek
sebagai anggota/agen dari geologi. Menurut Rajaratnam dalam Kodoatie bahwa
gerakan aliran dalam tanah hampir selalu mengikuti prinsip gerakan aliran
laminer.
2.3.1. Siklus Hidrologi
Air di lautan menguap sebagai akibat penyinaran surya dan awan uap air
bergerak melewati daratan. Pencurahan terjadi sebagai salju, butiran es, dan hujan
di atas daratan, dan air mulai mengalir kembali ke laut. Salju dan es di daratan
adalah air dalam simpanan sementara. Hujan yang tercurah di permukaan daratan
mungkin tercegat oleh tetumbuhan dan menguap kembali ke udara. Ada yang
meresap ke dalam tanah dan bergerak ke bawah atau menelus masuk ke dalam
jalur tanah di bawah yang jenuh, di bawah muka air tanah. Air dalam jalur
mengalir perlahan melalui akuifer atau lapisan pembawa air ke alur sungai atau
langsung ke laut. Air yang tertinggal di permukaan ada sebagian yang menguap
kembali menjadi uap, sebagian bergabung ke dalam anak air dan melimpas
sebagai larian atau limpasan ke permukaan alur sungai. Permukaan sungai dan
danau menguap, akhirnya air yang tersisa yang tidak menguap tiba kembali di laut
ewat alur sungai. Air tanah bergerak lebih perlahan, mungkin akan mncul kembali
ke dalam alur air atau sungai di dekat garis pantai dan merembas ke dalam laut
dan seluruh daur pun berulang lagi (Wilson, 1993).
Gambar 2.3. Siklus Hidrologi (Sumber: Wilson, 1993)
Gambar 2.4. Pembagian zona confined aquifer, aquiclude, dan unconfined aquifer
Tabel 2.1. Nilai resistivitas variasi material batuan (sumber: Santoso dalam Wuryantoro,
2007)
Bahan Resistivitas (Ωm)
Udara -
Pirit 3 x 10-1
Kuarsa 4 x 1010 s.d. 2 x 1014
Kalsit 1 x 1012 s.d. 1 x 1013
Batuan garam 30 s.d. 1 x 1013
Mika 9 x 1012 s.d. 1 x 1014
Garnit 102 s.d. 1x 106
Gabro 1 x 103 s.d. 1 x 106
Basalt 10 s.d. 1 x 107
Batuan gamping 50 s.d. 1 x 107
Batuan pasir 1 s.d. 1 x 108
Batuan serpih 20 s.d. 1 x 103
Dolomit 102 s.d. 104
Pasir 1 s.d. 103
Lempung 1 s.d. 102
Air tanah 0,5 s.d. 3 x 102
Air laut 0,2