Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PESERTA

DIDIK
Identitas Mapel
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi : Teks Novel Sejarah
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Identitas Peserta Didik


Nama Lengkap : Gusti Ketut Ardhi Wiranata
Kelas : XII TKJ 3
Nomor Absen : 09

Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah
4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Menganalisis kebahasan teks cerita sejarah (novel)
3.4.2 Menjelaskan makna kias yang terdapat pada teks cerita sejarah (novel)

4.4.1 Menyusun kerangka novel berdasarkan peristiwa sejarah.


4.4.2 Mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah

Tujuan Pembelajaran

Melalui penerapan model pembelajaran discovery learning, peserta didik diharapkan mampu:
menganalisis kaidah kebahasaan dan menjelaskan makna kias yang terdapat dalam teks cerita
sejarah (novel) secara mandiri, dengan kritis,bertanggung jawab, kreatif, dan komunikatif selama
proses kegiatan pembelajaran

Petunjuk Belajar
Bacalah buku-buku Bahasa Indonesia kelas XII dan sumber-sumber lain yang relevan dan berkaitan
dengan materi teks novel sejarah untuk memperkuat konsep dan pemahaman kalian
Diskusikan dengan teman teman secara virtual tentang soal-soal yang ada pada LKPD
Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKPD sesuai dengan petunjuknya
Bertanyalah kepada guru pembimbing apabila kalian menemukan kesulitan dalam menjawab soal-
soal
dalam LKPD
Kegiatan
Bacalah cuplikan novel sejarah Pangeran Diponegoro berikut ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
yang menyertainya!
Latihan
Soal
1. Analisislah kaidah-kaidah kebahasaan yang terdapat pada cuplikan novel Pangeran Diponegoro!
Kerjakanlah sesuai tabel berikut ini!

Tabel Analisis Unsur Kebahasaan Dalam Novel Sejarah

No Kaidah Bahasa Kutipan Teks

Takkan dilupakan oleh Ratu Ageng


, bahwa menjelang azan magrib ,
1. Kalimat Bermakna Lampau ketika suaminya itu sedang duduk
berselonjor di prabayasa ,
terdengar tangis bayi Ontowiryo di
buaian bundanya , R
A.Mangkarawati .
2. Penggunaan Konjungsi Yang Menyatakan Urutan Kini , Di usia Ontowiryo yang
Waktu sepuluh tahun , Ratu Ageng
melihat perkembangan yang
menarik .

Cucunya ini bukan saja hanya


pandai melihat yang terlihat dan
menerangkannya , tapi juga pandai
3. Penggunaan Kata Kerja Material memainkan fantasi atau bilanglah
lebih konkret : imaginasi melihat
yang terlihat sebagai satu wujud
kasat mata dengan dua makna
penafsiran .

Ratu Ageng berpikir , Ontowiryo


4. Penggunaan Kalimat Tidak langsung harus juga belajar secara khusus di
sebuah lembaga pendidikan .

Ratu Ageng sadar , janjinya kepada


5. Penggunaan Kata Kerja Mental raja , suaminya , adalah sumpah
setia seorang istri

"Ya , Suamiku raja ," kata Ratu


Ageng seraya menyerahkan bayi
itu kepada suaminya.

Kata Ratu Ajeng kepada Kyai


Taptajani , penerus Kyai Nuriman ,
Menyerahkan Ontowiryo Kata
Ratu Ageng kepada Kyai Taptajani
, "Didiklah cucu buyutku ini
6. Penggunaan Dialog menjadi pemimpin yang berguna
bagi bangsa , Tanah Air , Dan
agama."

"Tentu ," katanya . "Bagaimanapun


perdikan Mlangi adalah bagian dari
perjuangan Sultan Hamengku
Buwono I."

"Suamiku berharap Ontowiryo


menjadi pemimpin yang lebih
besar darinya," kata Ratu Ageng
yang Permaisuri Sultan Hamengku
Buwono I itu .
Sultan sendiri terkesima melihat
7. Penggunaan Kata Sifat cicitnya yang sulung dari cucunya
Hamengku Buwono III yang asma
dalem timurnya Raden Mas Suroyo
.

2. Tentukanlah nilai nilai yang terkandung dalam cuplikan novel sejarah Pangeran Diponegoro dan
kerjakanlah sesuai dengan tabel berikut ini!

Nilai – Nilai yang


Nomor terkandung dalam Kutipan Teks Penjelasan
Novel Sejarah

Sementara itu Danurejo Ketika kekhawatiran


1. Nilai Moral II merasa didorong akal datang ke manusia , itu
untuk menguji hanya menjadi
pikirannya sendiri . penghambat untuk
Katanya , "Apakah Tuan mencapai mimpinya ,
tidak curiga melihat karena takut untuk
keadaan itu?" melangkah mencapai
mimpinya
"Curiga?"

"Sebagai bahaya , Tuan


Van Rijnst."
Semata didorong naluri
Jan Willem van Rijnst
menjawab , "Bahaya
tidak selalu harus
dianggap
mengkhawatirkan .
Kekhawatiran yang
berlebihan malah
membuat manusia
tertawan dalam mimpi -
mimpinya sendiri."
"Tuan," kata Danurejo II Bangsa Jawa sangat
2. Nilai Budaya , menundukkan kepala peka dengan suara
untuk menunjukkan hatinya.
sikap rendah hati , tapi
dengan meninggikan
rasa percaya diri dalam
niat hati untuk
mengasut . "Barangkali
Tuan akan menganggap
enteng perkara ini . Tapi
, sebaiknya Tuan
ketahui sebab maaf ,
Tuan masih baru di sini
bahwa kami , bangsa
Jawa , Sangat peka
terhadap suara hati ,
yaitu perasaan dalam
tubuh insani yang
sekaligus menjadi
wisesa ruhani".

Ketika Danurejo II Tampak pada sikap


3. Nilai Sosial datang kepadanya , dia Danurejo II yang tetap
menyambut dengan menghormatinya dan
bahasa Melayu yang bersikap ramah dan
fasih , sementara sopan kepada van Rijsnt
pejabat keraton mesiki merupakan
Yogyakarta yang musuh dari Sultan
merupakan musuh Hamengku Buwono II .
dalam selimut dari Begitu pula dengan van
Sutan Hamengku Rijnst yang sangat
Buwono II ini lebih suka peduli dengan tata
bercakap bahasa Jawa krama dalam
menyambut tamunya .
"Sugeng", Kata
Danurejo II ,
menundukkan kepala
dengan badan yang
nyaris bengkok seperti
udang rebus .

kanannya , memberi
isyarat kepada Danurejo
untuk masuk dan duduk
. Agaknya untuk
penampilan yang
berhubungan dengan
bahasa Belanda
beschaafdeid yang lebih
kurang bermakna 'tata
krama santun sesuai
peradaban', Alih - alih
Jan Williem van Rijnst
sangat peduli , dan hal
itu merupakan sisi
menarik darinya yang
jail di antara sisi - sisi
lain yang menyebalkan .

Terlebih dulu mestilah Seseorang yang tidak


4. Nilai Ketuhanan (Religi) dibilang , bahwa Jan taat beragama .
Willem van Rijsnt
adalah seorang
oportunis bedegong .
Asalnya dari Belanda
tenggara . Lahir di
Heerlen , daerah
limburg yang seluruh
penduduknya Katolik .
Tapi masya Allah , demi
mencari muka pada
pemegang kekuasaan di
Hindia Belanda , sesuai
dengan agama yang
dianut oleh keluarga
kerajaan Belanda di
Amsterdam sana yang
Protestan bergaris kaku
Kalvinisme , maka dia
pun lantas gandrung
bermain - main menjadi
bunglon , membiarkan
hatinya terus bergerak -
gerak sebagaimana air
di daun talas .

3. Relevansi dengan kehidupan saat ini


Revensi novel Pangeran Diponegoro menegasakan Ratu Adil menghamparkan eksotisme
perjalanan hidup Pangeran Diponegoro mulai dari masa kanan-kanak hingga remaja dalam bingkai
karya sastra.
Oleh kecerdasan anak didiknya lah mereka berharap kelak muncul ratu adil. Yang mampu
melepaskan rakyat dari belenggu penjajahan. Yang mampu menunjukkan kewibawaan suatu
bangsa dengan memiliki rasa kepercayaan diri dan tak merasa dirinya lebih rendah dari bangsa lain.

4. Pehatikanlah cuplikan berikut ini! Identifikasikanlah makna ungkapan yang kalian temukan dalam
cuplikan tersebut!

Ungkapan Makna Ungkapan

Mencari muka mencari muka adalah berbuat sesuatu dengan

maksud supaya mendapat pujian atau sanjungan


(dari atasan atau orang lain). Mencari muka

berasal dari kata dasar mencari.

Bermain-main menjadi bunglon Maka dia pun terus tergila-gila berpura-pura

menjadi munafik/penghianat.

Air di daun talas AIR DI DAUN TALAS adalah seseorang yang

tidak tetap pendiriannya atau seseorang yang

pendiriannya selalu saja berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai