Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 : Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita ( Novel ) Sejarah

1. Bacalah kembali kutipan novel Pangeran Diponegor: Menggagas Ratu Adil


2. Analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi table berikut!

No Kaidah Bahasa Kutipan Teks Dikerjakan Oleh :


1. Kalimat Bermakna Lampau Takkan dilupakan oleh Ratu
Ageng, bahwa menjelang azan
magrib, ketika suaminya itu
sedang duduk berselonjor di
prabayasa, terdengar tangis bayi
Ontowiryo di buaian bundanya,
RA. Mangkarawati. ( Novel
Pangeran Diponegoro:
Menggagas Ratu Adil, Remy
Sylado )

Kala itu tahun 1309, Segenap


rakyat berkumpul di alun-alun.
Semua berdo’a, apa pun warna
agamanya, apakah Siwa, Buddha,
maupun Hindu. Semua arah
perhatian ditujukan dalam satu
pandang ke Purawaktra yang tidak
dijaga terlampau ketat.
(Gajah Mada: Bergelut dalam
Kemelut Takhta dan Angkara,
Langit Kresna Hariadi)

Bangunan ini pertama kali


dibangun sekitar tahun 850
Masehi oleh Rakai Pikatan dan
secara berkelanjutan
disempurnakan dan diperluas oleh
Raja Lokapala dan Raja Balitung
Maha Sambu. (Candi
Prambanan)

Berawal pada suatu ketika di


zaman kerajaan dahulu kala
dibumi Nusantara ini. Tersebutlah
dua kerajaan Hindu yang cukup
besar di Pulau Jawa. Yakni
Kerajaan Pengging dengan
rajanya yaitu Prabu Damar Moyo,
kerajaan yang satunya adalah
kerajaan Boko dengan rajanya
Prabu Boko. (Kisah Roro
Jonggrang)
2 Penggunaan konjungsi yang Kini, di usia Ontowiryo yang
menyatakan urutan waktu. sepuluh tahun, Ratu Ageng
melihat perkembangan yang
menarik. (Novel Pangeran
Diponegoro: Menggagas Ratu
Adil, Remy Sylado)

Demikian besar cintanya kepada


Sang Prabu, cinta yang tumbuh
sedikit demi sedikit lalu menjadi
bergumpal – gumpal, Atri
Tinuhweng Pura merasa amat
pantas menemani Sang Prabu
kembali menghadap Sang Maha
Pencipta andaikata sakit yang
dideritanya berujung kematian.
(Gajah Mada: Bergelut dalam
Kemelut Takhta dan Angkara,
Langit Kresna Hariadi)

Setelah sebelumnya Sailendra


cenderung lebih mendukung
Budha aliran Mahayana.
(Candi Prambanan)

Kemudian tentu dapat diduga,


sebuah pertempuran sengit pun
terjadi.
(Kisah Roro Jonggrang)

3 Penggunaan kata kerja Cucunya ini bukan saja hanya


material pandai melihat yang terlihat dan
menerangkannya, tapi juga pandai
memainkan fantasi – atau
bilanglah lebih konkret: imaginasi
– melihat yang terlihat sebagai
satu wujud kasat mata dengan dua
makna penafsiran.
(Novel Pangeran Diponegoro:
Menggagas Ratu Adil, Remy
Sylado)
Kalagemet yang ketika itu masih
bocah, berdiri bersandar tiang
saka dan terlihat pucat, sementara
kegelisahan terbaca jelas dari
wajah para ibundanya.
(Gajah Mada: Bergelut dalam
Kemelut Takhta dan Angkara,
Langit Kresna Hariadi)

Saat pembangunan Candi


Siwagrha tengah berlangsung,
dilakukan juga pekerjaan umum
perubahan tata air untuk
memindahkan aliran sungai di
dekat candi ini.
(Candi Prambanan)

Melihat para jin yang tiba-tiba


berhenti bekerja karena dikira
telah pagi, Bandung Bondowoso
pun terkejut dan curiga dengan
yang terjadi.
(Kisah Roro Jonggrang)
4 Penggunaan kalimat tak Ratu Ageng berpikir, Ontowiryo
langsung harus juga belajar secara khusus
di sebuah lembaga pendidikan.
(Novel Pangeran Diponegoro:
Menggagas Ratu Adil, Remy
Sylado)

Ibu Ratu Gayatri sangat sadar


bahwa pada dasarnya kematian
merupakan pintu gerbang menuju
nirvana yang kedatangannya tidak
perlu ditangisi.
(Gajah Mada: Bergelut dalam
Kemelut Takhta dan Angkara,
Langit Kresna Hariadi)

Anda mungkin juga menyukai