0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
455 tayangan3 halaman
Tugas 1 meminta siswa untuk:
1. Membaca kembali kutipan novel sejarah
2. Menganalisis kaidah bahasa novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel yang mencakup nomor, kaidah bahasa, kutipan teks, dan nama siswa. Kaidah bahasa yang dianalisis meliputi kalimat bermakna lampau, penggunaan konjungsi urutan waktu, kata kerja material, dan kalimat tak langsung.
Tugas 1 meminta siswa untuk:
1. Membaca kembali kutipan novel sejarah
2. Menganalisis kaidah bahasa novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel yang mencakup nomor, kaidah bahasa, kutipan teks, dan nama siswa. Kaidah bahasa yang dianalisis meliputi kalimat bermakna lampau, penggunaan konjungsi urutan waktu, kata kerja material, dan kalimat tak langsung.
Tugas 1 meminta siswa untuk:
1. Membaca kembali kutipan novel sejarah
2. Menganalisis kaidah bahasa novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel yang mencakup nomor, kaidah bahasa, kutipan teks, dan nama siswa. Kaidah bahasa yang dianalisis meliputi kalimat bermakna lampau, penggunaan konjungsi urutan waktu, kata kerja material, dan kalimat tak langsung.
Tugas 1 : Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita ( Novel ) Sejarah
1. Bacalah kembali kutipan novel Pangeran Diponegor: Menggagas Ratu Adil
2. Analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi table berikut!
No Kaidah Bahasa Kutipan Teks Dikerjakan Oleh :
1. Kalimat Bermakna Lampau Takkan dilupakan oleh Ratu Ageng, bahwa menjelang azan magrib, ketika suaminya itu sedang duduk berselonjor di prabayasa, terdengar tangis bayi Ontowiryo di buaian bundanya, RA. Mangkarawati. ( Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, Remy Sylado )
Kala itu tahun 1309, Segenap
rakyat berkumpul di alun-alun. Semua berdo’a, apa pun warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi)
Bangunan ini pertama kali
dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. (Candi Prambanan)
Berawal pada suatu ketika di
zaman kerajaan dahulu kala dibumi Nusantara ini. Tersebutlah dua kerajaan Hindu yang cukup besar di Pulau Jawa. Yakni Kerajaan Pengging dengan rajanya yaitu Prabu Damar Moyo, kerajaan yang satunya adalah kerajaan Boko dengan rajanya Prabu Boko. (Kisah Roro Jonggrang) 2 Penggunaan konjungsi yang Kini, di usia Ontowiryo yang menyatakan urutan waktu. sepuluh tahun, Ratu Ageng melihat perkembangan yang menarik. (Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, Remy Sylado)
Demikian besar cintanya kepada
Sang Prabu, cinta yang tumbuh sedikit demi sedikit lalu menjadi bergumpal – gumpal, Atri Tinuhweng Pura merasa amat pantas menemani Sang Prabu kembali menghadap Sang Maha Pencipta andaikata sakit yang dideritanya berujung kematian. (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi)
Setelah sebelumnya Sailendra
cenderung lebih mendukung Budha aliran Mahayana. (Candi Prambanan)
Kemudian tentu dapat diduga,
sebuah pertempuran sengit pun terjadi. (Kisah Roro Jonggrang)
3 Penggunaan kata kerja Cucunya ini bukan saja hanya
material pandai melihat yang terlihat dan menerangkannya, tapi juga pandai memainkan fantasi – atau bilanglah lebih konkret: imaginasi – melihat yang terlihat sebagai satu wujud kasat mata dengan dua makna penafsiran. (Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, Remy Sylado) Kalagemet yang ketika itu masih bocah, berdiri bersandar tiang saka dan terlihat pucat, sementara kegelisahan terbaca jelas dari wajah para ibundanya. (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi)
Saat pembangunan Candi
Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. (Candi Prambanan)
Melihat para jin yang tiba-tiba
berhenti bekerja karena dikira telah pagi, Bandung Bondowoso pun terkejut dan curiga dengan yang terjadi. (Kisah Roro Jonggrang) 4 Penggunaan kalimat tak Ratu Ageng berpikir, Ontowiryo langsung harus juga belajar secara khusus di sebuah lembaga pendidikan. (Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, Remy Sylado)
Ibu Ratu Gayatri sangat sadar
bahwa pada dasarnya kematian merupakan pintu gerbang menuju nirvana yang kedatangannya tidak perlu ditangisi. (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi)