Anda di halaman 1dari 10

Available online at:

http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jpkm
JKPM: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio,
P-ISSN: 1411-1659; E-ISSN: 2502-9576
Volume 13, No 1, Januari 2021 (13-22)
DOI: https://doi.org/10.36928/jpkm.v13i1.700

KORELASI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECERDASAN


INTELEKTUAL PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 MATARAM

Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4


1,2,3,4Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Jalan Majapahit No. 62,
Selaparang-Kota Mataram-NTb, 83115. Indonesia.
E-mail: sawaludin@unram.ac.id1, fitriahartina@unram.ac.id2,
basyariah@unram.ac.id3 , tripayanaagus@unram.ac.id4

Abstrak
Penelitian ini berangkat dari asumsi peneliti bahwa di samping sarana dan sistem
pembelajaran yang efektif, ada faktor lain yang ikutserta memengaruhi peserta
didik SMAN 1 Mataram lebih unggul dari sekolah lain, yaitu pengaruh faktor
internal peserta didik itu sendiri, seperti motivasi belajar peserta didik.
Sehubungan dengan itu, peneliti menganggap perlu melakukakan penelitian
untuk meyakinkan bahwa prestasi atau kecerdasan intelektual peserta didik di
SMAN 1 Mataram terbangun dari dalam pribadi peserta didik. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan noneksperimen. Populasi
penelitian ini adalah peserta didik SMAN 1 Mataram, sampelnya diambil dengan
menggunakan random kelas. Analisis data menggunakan rumus statistik korelasi
product moment. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa hubungan variabel
antara motivasi belajar peserta didik (X) dengan kecerdasan intelektual peserta
didik (Y) adalah Fhitung sebesar 17,41 dengan Ftabel 3,34 pada taraf
kepercayaan 0,05, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan,
halmana Fhitung > Ftabel. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
(Ho) ditolak. Hal demikian dapat dijelaskan bahwa di samping fasilitas dan kondisi
lingkungan belajar yang memadai, peserta didik SMAN 1 Mataram memiliki
tingkat motivasi yang baik, sehingga dapat memengaruhi kecerdasan intelektual
peserta didik yang belajar di lingkungan tersebut.

Kata kunci: Motivasi; belajar; kecerdasan; intelektual; peserta didik

CORRELATION OF LEARNING MOTIVATION TO THE INTELLECTUAL


INTELLIGENCE OF STUDENTS IN SMA NEGERI 1 MATARAM

Abstract
This study begins with the researcher's assumption that besides facilities and
systems effective learning, there are other factors that participate in influencing
students of SMAN 1 Mataram to be favorite school to other schools, namely the
influence of the internal factors of the students themselves, such as learning
motivation of students. Therefore the researcher feels it is necessary to investigate
further, to ensure that the achievement or intellectual intelligence of students at
SMAN 1 Mataram is built from within the students' personal. This study uses
quantitative research with a non-experimental approach. The population was
students of SMAN 1 Mataram, the sample was taken using random class. Data
analysis uses the product moment correlation statistical formula. The results
obtained by the relation of variables between students' learning motivation (X) with
intellectual intelligence of students (Y) obtained by Fcount of 17.41 with Ftable of
3.34 at a confidence level of 0.05, it can be said that there is a significant relations

13 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, e-ISSN/p-ISSN: 25029576/14111659


Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4

where Fcount > Ftable. In other words the alternative hypothesis (Ha) is accepted
and (Ho) is rejected. This can be explained that in addition to facilities and adequate
learning environment conditions, students of SMAN 1 Mataram have a good level of
motivation, so that it can affect the intellectual intelligence of students who study in
the environment.
Keywords: Motivation; learning; intellectual; intelligence; students

PENDAHULUAN mengembangkan potensi peserta didik


Pendidikan merupakan salah agar menjadi manusia yang beriman
satu bentuk usaha terencana untuk dan bertakwa kepada Tuhan Yang
menyadarkan peserta didik, sebagai Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
proses perubahan afektif dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
psikomotorik yang bermuara pada menjadi warga negara yang demokrasi
nilai (value) dan moral (morals) yang serta bertanggung jawab.
baik. Notoatmodjo (2003) menjelaskan Fungsi dan tujuan tersebut
bahwa secara umum pendidikan merupakan salah satu cita-cita
merupakan segala upaya yang bangsa Indonesia untuk
direncanakan untuk memengaruhi mengembangkan potensi serta bakat
orang lain, baik individu, kelompok, yang dimiliki oleh generasi bangsa
maupun masyarakat, sehingga mereka Indonesia, sehingga menjadi bangsa
melakukan apa yang diharapkan oleh yang bermartabat dan kuat di kancah
pelaku pendidikan. Selanjutnya, dunia, serta mampu bersaing di era
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang industri 4.0 ini. Pengembangan
Sistem Pendidikan Nasional potensi dan bakat peserta didik akan
dijelaskan, “Pendidikan merupakan lebih maksimal ketika diperkuat
suatu usaha sadar dan terencana dengan motivasi peserta didik. Oleh
untuk menciptakan suasana belajar karena itu, diperlukan perhatian
dan proses pembelajaran agar serius dari berbagai pihak terutama
peserta didik secara aktif guru dalam mewujudkan harapan
mengembangkan potensi dirinya untuk tersebut. Selain guru, pemerintah dan
memiliki kekuatan spiritual organisasi profesi memiliki peran
keagamaan, pengendalian diri signifikan untuk mempermudah
kepribadian, kecerdasan, akhlak capaian yang diharapkan. Program-
mulia, serta keterampilan yang program yang dibutuhkan adalah
diperlukan dirinya, masyarakat, kegiatan seminar dan lokakarya untuk
bangsa dan Negara.” Lebih spesifik guru, guna meningkatkan kompetensi
pendidikan diartikan sebagai proses serta wawasan guru dalam proses
pengubahan sikap dan tatalaku belajar-mengajar. Karena guru
seseorang atau kelompok orang dalam merupakam instrumenkunci, maka
usaha mendewasakan manusia sudah kewajiban bagi guru untuk
melalui upaya pengajaran dan memperhatikan peserta didik terkait
pelatihan, proses, cara, perbuatan motivasi serta kecerdasan
mendidik (Pusat Bahasa Departemen intelektualnya. Selain itu, guru juga
Pendidikan Nasional,2002). merupakan salah satu unsur
Pengertian pendidikan di atas terpenting dalam proses pencapaian
diselaraskan dengan fungsi dan tujuan pembelajaran. Baik buruknya
tujuannya secara nasional proses pembelajaran dan hasil belajar
sebagaimana disebutkan dalam UU banyak dipengaruhi oleh kemampuan
No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk guru dalam melaksanakan tugas
mengembangkan kemampuan dan profesinya.
membentuk watak serta peradaban SMA Negeri 1 Mataram
bangsa yang bermartabat dalam merupakan satuan pendidikan
rangka mencerdaskan kehidupan Rintisan Sekolah Bertaraf
bangsa, bertujuan untuk Internasional (RSBI) dan salah satu

14 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, e-ISSN/p-ISSN: 25029576/14111659


Korelasi Motivasi Belajar Terhadap…

sekolah unggulan yang ada di daerah dorongan yang timbul dari dalam diri
Nusa Tenggara Barat (NTB). Peserta peserta didik maka hasilnya pun tidak
didik SMAN 1 Mataram memiliki akan maksimal.
reputasi yang baik, sehingga hampir Seperti kita ketahui bahwa
setiap tahun peserta didik SMAN 1 dalam kegiatan belajar sangat
Mataram memperoleh angka diperlukan adanya
kelulusan sangat tinggi dibandingkan motivasi.Sukmadimata (2004)
dengan sekolah yang lain di daerah menyatakan bahwa “motivasi
NTB. Dalam proses seleksi masuk, mempunyai dua fungsi yaitu
SMA Negeri 1 Mataram menetapkan mengarahkan (directional function)
tiga 3 (tiga) jalur pendaftaran yakni 1) serta mengaktifkan dan
jalur prestasi dan Perpindahan tugas meningkatkan kegiatan (active and
orang tua/wali; 2) jalur afirmasi; 3) energizing function”. Motivasi belajar
jalur umum atau regular zonasi. Nilai merupakan salah satu faktor yang
dengan persyaratan nilai minimal turut menentukan keefektifan dalam
raport semester 1 s.d. 5 adalah 1.700 pembelajaran. Seorang peserta didik
pada mata pelajaan Matematika, akan belajar dengan sungguh-
Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, dan sungguh jika ia memiliki motivasi
IPA. Di samping itu, peserta didik belajar yang tinggi. Dalam pandangan
SMAN 1 Mataram bisa dikatakan Hamzah (2011), motivasi belajar
sekolah yang banyak mengukir adalah “dorongan internal dan
prestasi. Hal itu dapat dilihat pada eksternal pada siswa yang sedang
berbagai ajang kompetisi nasional dan belajar untuk mengadakan tingkah
internasional, seperti mengirimkan laku, pada umumnya dengan
wakil-wakilnya dalam Olimpiade Sains beberapa indikator atau unsur yang
Nasional (OSN), mewakili NTB dalam mendukung. Indikator tersebut antara
ajang National Schools Debating lain, adanya hasrat dan keinginan
Championship (NSDC/ISDC), menjadi untuk berhasil, dorongan dan
anggota delegasi Indonesia dalam kebutuhan dalam belajar, harapan
ajang World Schools Debating dan cita-cita masa depan,
Championship (WSDC) di Washington, penghargaan dalam belajar, dan
USA (2008) dan Athena, Yunani 2009, lingkungan belajar yang kondusif”.
dan masih banyak prestasi yang Atas dasar tersebut peneliti perlu
lainnya. merumuskan masalah penelitian ini,
Diterapkannya sistem yaitu “Apakah terdapat korelasi positif,
pembelajaran yang didesain dalam determinis dan signifikan antara
konsep taraf internasional, dengan motivasi terhadap kecerdasan
kondisi belajar yang efektif, serta intelektual peserta didik di SMAN 1
dilengkapi dengan sarana dan Mataram”.
prasarana yang memadai merupakan Sebelumnya, peneliti
suatu keunggulan bagi peserta didik memetakan kajian pustaka terkait
SMAN 1 Mataram. Ada kemungkinan, dengan variabele penelitian ini yakni,
semua hal itulah yang membuat kecerdasan intelektual (Q) dan
peserta didiknya lebih berprestasi jika motivasi. Kecerdasan intelektual
dibandingkan dengan sekolah-sekolah adalah ukuran kemampuan
lain yang ada di Nusa Tenggara Barat intelektual analisis logika dan rasio
(NTB), atau ada faktor lain yang ikut seseorang. IQ merupakan kecerdasan
serta memengaruhi peserta didik otak mengelola, menyimpan, informasi
SMAN 1 Mataram lebih unggul dari menjadi fakta (Azwar, 2010). Dalyono
sekolah lain, yaitu pengaruh dari (2007) mengemukakan bahwa
faktor internal peserta didik itu sendiri, kecerdasan intelektual adalah
seperti motivasi belajar. kemampuan menyesuaikan diri
Bagaimanapun, ketersediaan fasilitas dengan lingkungan atau belajar dari
serta kultur belajar yang diciptakan pengalaman.
oleh sekolah, jika tanpa motivasi atau

15 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4

Orang yang memiliki kecerdasan ditimbulkan oleh kejadian-kejadian


intelektual adalah orang yang memiliki yang datang dari dalam atau pun dari
kemampuan untuk menyatukan luar dirinya, sedangkan arah dari
pengalaman-pengalaman, perilaku tersebut ditentukan oleh
kemampuan untuk belajar dengan hubungan mekanisme dari S-R yang
lebih baik, kemampuan untuk bersangkutan.
menyelesaikan tugas-tugas yang sulit Motivasi siswa secara alami
dengan memperhatikan aspek harus terjadi karena hasratnya untuk
psikologis dan intelektual serta berpartisipasi dalam proses belajar.
kemampuan untuk berpikir abstrak. Akan tetapi ini juga berdasarkan
Menurut Surana (dalam alasan-alasan atau cita-cita yang
Pramiadiati, 2002), kecerdasan mendasarinya untuk berpartisipasi
intelektual adalah kemampuan untuk dalam proses akademik. Karena,
bertindak secara terarah, berpikir walaupun mungkin siswa dapat
secara rasional, dan menghadapi dimotivasi secara sama untuk
lingkungannya secara efektif. Secara melakukan suatu perbuatan, akan
garis besar kecerdasan intelektual tetapi sumber-sumber motivasinya
adalah kemampuan mental yang mungkin akan berbeda.
melibatkan proses berfikir secara Motivasi belajar adalah
rasional. Oleh karena itu, intelegensi keseluruhan daya penggerak dalam
tidak dapat diamati secara langsung, diri siswa yang menimbulkan kegiatan
melainkan harus disimpulkan dari belajar, yang menjamin kelangsungan
berbagai tindakan nyata yang dari kegiatan belajar dan memberikan
merupakan manifestasi dari proses arah pada kegiatan belajar, sehingga
berfikir rasional itu. Sunjaya (dalam tujuan yang dikehendaki oleh subyek
Pramidiati, 2002) menjelaskan bahwa belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
intelegensi terdiri dari tiga komponen, 1986). Motivasi merupakan faktor
yaitu (1) kemampuan untuk sangat penting yang perlu
mengarahkan pikiran dan tindakan, diperhatikan dalam proses terjadinya
(2) kemampuan untuk mengubah arah interaksi belajar di kelas, sehingga
tindakan setelah tindakan tersebut pendidik memperoleh pemahaman
dilaksanakan, dan (3) kemampuan awal untuk mengembangkan metode
untuk mengkritik diri sendiri atau maupun strategi yang digunakan pada
melakukan auto critism. saat mengajar, karena pada
Dari pengertian di atas, dapat prinsipnya guru yang pintar
disimpulkan bahwa kecerdasan mengembangkan strategi
intelektual adalah suatu kemampuan pembelajaran, belum tentu mampu
mental yang melibatkan proses berfikir memberikan hasil maksimal kepada
secara rasional dan kemampuan peserta didik, jika faktor motivasi tidak
untuk menggunakan daya pikir diperhatikan oleh pendidik, karena
tersebut dalam memahami situasi guru merupakan salah satu faktor
yang baru. Faktor-faktor yang yang mengembangkan motivasi belajar
mempengaruhi kecerdasan Intelektual siswa, maka sudah menjadi kewajiban
(IQ) seperti yang telah kita ketahui bagi pendidik untuk memberikan
bahwa setiap individu memilik itingkat motivasi, seperti yang dijelaskan
IQ yang berbeda-beda. Menurut Syaiful (2012) bahwa guru harus bisa
Dalyono (2007), ada beberapa faktor membangkitkan semangat belajar
yang memengaruhi kecerdasan siswa dengan memanfaatkan kedua
intelektual seseorang antara lain macam motivasi, yaitu motivasi
pembawaan, faktor lingkungan, faktor intrinsik dan ekstrinsik.
kematangan, minat dan pembawaan Ciri motivasi tersebut menjadi
yang khas serta kebebasan. acuan oleh guru sebelum melakukan
Teori stimulus respons (S-R) atau proses belajar mengajar, sehingga
teori rangsang reaksi dalam llmu jiwa guru mampu memperhatikan gejala–
menjelaskan bahwa perilaku seseorang gejala tersebut yang timbul dalam diri

16 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Korelasi Motivasi Belajar Terhadap…

peserta didik, sehingga interaksi dan arah dorongan-dorongan dan


belajar berjalan dengan sesuai tujuan kekuatan-kekuatan individu.
pembelajaran yang telah direncanakan Komponen lain dalam motivasi,
oleh guru. yaitu komponen dalam (inner
Dalam penelitian ini peneliti component), dan komponen luar (outer
mengembangkan teori Frandsen component). Komponen dalam ialah
dalam mengembangkan instrumen perubahan dalam diri seseorang,
pengukuran motivasi belajar siswa, keadaan merasa tidak puas, dan
antara lain jenis motivasi yang ketegangan psikologis. Komponen luar
disampaikan Frandsen (dalam ialah apa yang diinginkan seseorang,
Sardiman, 2014). 1), yakni ..Cognitive tujuan yang menjadi arah
motives (pengembangan intelektual), kelakuannya. Jadi komponen dalam
2).Self–expression (aktualisasi diri), 3). adalah kebutuhan-kebutuhan yang
Self-enhancement (pencapaian ingin dipuaskan, sedangkan
prestasi). komponen luar ialah tujuan yang
Motivasi dalam belajar sangat hendak dicapai.
penting artinya untuk mencapai Motivasi ini merupakan
tujuan proses belajar mengajar yang kecenderungan untuk memperhatikan
diharapkan, sehingga motivasi siswa dan berbuat sesuatu. Dapat diartikan
dalam belajar perlu dibangun. bahwa minat merupakan perangsang
Menurut Nasution (1982:77) motivasi yang ikut mempengaruhi bagaimana
memiliki tiga fungsi yaitu: peserta didik memperhatikan
pelajaran yang diperolehnya.
1. Mendorong manusia untuk Beberapa aspek motivasi yang
berbuat, jadi sebagai penggerak perlu dipehatikan menurut Hurlock
motor yang melepas energi. (1978), antara lain aspek kognitif dan
2. Menentukan arah perbuatan , aspek afekti. Disamping aspek
yakni kearah tujuan yang tersebut ada beberapa indikator, yang
hendak dicapai. dapat diperhatikan atau tolak ukur
3. Menyeleksi perbuatan yang guru merasakan bahwa siswa memiliki
harus dikerjakan yang serasi minat dalam proses belajar. Indikator,
guna mencapai tujuan, dengan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
menyisihkan perbuatan- didefinisikan sebagai alat pemantau
perbuatan yang tidak (sesuatu) yang dapat memberikan
bermanfaat bagi tujuan petunjuk atau keterangan, di
tersebut. antaranya ada beberapa indikator
Motivasi mengandung tiga minat belajar siswa yang tinggi yang
komponen pokok, yaitu dapat diperhatikan oleh guru menurut
menggerakkan, mengarahkan dan Safari (2005) antara lain,a) kesukaan,
menopang tingkah laku manusia. b) ketertarikan, c) perhatian, d)
Menggerakkan berarti menimbulkan keterlibatan.
kekuatan pada individu; memimpin
seseorang untuk bertindak dengan METODE
cara-cara tertentu. Misalnya kekuatan Jenis penelitian yang digunakan
dalam ingatan, respons-respons dalam penelitian adalah penelitian
efektif, dan kecenderungan mendapat kuantitatif dengan pendekatan
kesenangan. noneksperimen, yaitu peneliti
Motivasi juga mengarahkan atau menggunakan pendekatan korelasi.
menyalurkan tingkah laku. Dengan dalam penelitian ini termasuk model
demikian ia menyediakan suatu hubungan kausal yaitu adanya sebab
orientasi tujuan. Tingkah laku dan akibat.
individu diarahkan terhadap sesuatu. Sementara ciri dari penelitian
Untuk menjaga dan menopang tingkah korelasi, seperti yang dijelaskan Yatim
laku, lingkungan sekitar harus Riyanto (dalam Musfiqon: 2012), patut
menguatkan (reinforcement) intensitas diperhatikan, antara lain,

17 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4

menghubungan dua variabel atau Teknik pengumpulan data dalam


lebih, besarnya hubungan didasarkan penelitian ini yaitu peneliti
pada koefisien korelasi, dalam melihat menggunakan angket motivasi, minat
hubungan tidak dilakukan belajar siswa, dan kecerdasan
manipulasi, seperti penelitian intelektual serta data sekunder yakni
eksperimen, datanya bersifat hasil nilai raport semester ganjl.
kuantitatif, dianalisis menggunakan Sementara analisis data yang
statistik koefisien korelasi ganda. digunakan yaitu rumus statistik
Penelitian ini dilakukan di SMAN korelasi ganda.
1 Mataram. Peneliti memilih lokasi
tersebut karena peneliti berasumsi HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa minat serta motivasi belajar Hasil penelitian
siswa di SMAN1 Mataram sangat
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari Hasil validasi instrumen motivasi
tingkat kelulusan siswa di sekolah belajar peserta didik terdapat 16 item
tersebut yang (sangat) tinggi. yang gugur dari 29 item yang
Dalam penelitian kuantitatif diajukan, sehingga dalam pengujian
teknik penentuan informan memiliki implementasi intrumen peneliti
perbedaan dengan penelitian kualitatif melakukan revisi mengingat beberapa
ataupun yang lainnya, sehingga item pertanyaan yang tidak sesuai
penelitian kuantitatif hanya dikenal dengan kriteria indikator yang telah
dengan istilah sampel untuk ditentukan, yang kemudian dilakukan
menentukan responden yang akan perbaikan.
diteliti. Dalam penelitian ini peneliti Sementara untuk reliabilitasnya
menggunakan random sampling variabel motivasi belajar peserta didik
dengan jumlah populasi sebanyak 100 sebesar 0,91, instrumen tersebut
siswa jurusan IPA, dengan memiliki tingkat keajeg-kan dengan
menggunakan teknik ordinal sehingga kategori sangat tinggi. Data dari hasil
diperoleh 30 orang dari populasi penelitian motivasi dan kecerdasan
tersebut yang menjadi subjek intelektual peserta didik dapat dilihat
penelitian ini. pada tabel 1.

Tabel 1 Hasil Motivasi Belajar dan Kecerdasan Intelektual Peserta Didik

Sumber : Hasil penelitian tahun 2017

18 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Korelasi Motivasi Belajar Terhadap…

Berdasarkan data yang motivasi belajar peserta didik


terkumpul dengan jumlah responden diperoleh chi-kuadrat hitung 9,636
30 orang maka diperoleh skor untuk dan chi-kuadrat tabel dengan db = 11
varibel motivasi belajar peserta didik, - 3 =8, diperoleh harga chi-kuadrat
skor terendah 105, sedangkan tabel pada taraf kepercayaan 95 % =
tertinggi 197, sehingga diperoleh skor 15,5 dan 99% = 20,1. Sehingga dapat
rata-rata 163,3 dengan median 165,3 dikatakan bahwa chi-kuadrat hitung
sementara modus pada data motivasi lebih kecil dari chi-kuadrat tabel
belajar tersebut 155,9 dengan (9,636 < 15,5) dan data berdistrubusi
simpangan bakunya sebesar 21,08, normal.
sementara skor terendah kecerdasan Sementara hasil perhitungan chi-
intelektual peserta didik 82 dan kuadrat variabel kecerdasan
tertinggi 95 dengan rata-rata 86,47 intelektual peserta didik diperoleh
dengan median 86, sementara modus hasil perhitungan chi-kuadrat hitung
pada data tersebut 86 dan simpangan 5,96 dan chi-kuadrat tabel dengan db
baku sebesar 3,0708. = 5 - 3 =2, diperoleh harga chi-kuadrat
Selanjutnya, data tersebut tabel pada taraf kepercayaan 95 % =
dilakukan uji normalitas untuk dapat 5,99 dan 99% = 9,21. Sehingga dapat
melanjutkan analisis dengan statistik dikatakan bahwa chi-kuadrat hitung
non parametrik koefisien korelasi lebih kecil dari chi-kuadrat tabel (5,96
product moment, dari hasil analisis < 5,99) dan data berdistrubusi normal,
dengan menggunakan rumus chi- gambaran diagram dapat dilihat pada
kuadrat data tersebut berdistribusi gambar 1 dibawah ini.
normal, dimana untuk variabel

Gambar 1 : Diagram pencar yang menunjukkan korelasi variabel Motivasi


Belajar dan Kecerdasan Intlektual

Sumber : Hasil Penelitian Peneliti tahun 2017

Uji Hipotesis dipengaruhi oleh faktor lain,


Berdasarkan hasil uji perhitungan selengkapnya dapat
implementasi angka korelasi variabel dilihat lampiran 04.
motivasi (X) dengan kecerdasan Uji signifikansi terhadap
intelektual (Y) sebesar 0.619 dengan hubungan variabel antara motivasi
kategori kuat. Koefisien determinasi belajar peserta didik (X) dengan
diperoleh kontribusi yang kecerdasan intelektual peserta didik
disumbangkan oleh motivasi belajar (Y) diperoleh Fhitung sebesar 17,41
(X) terhadap kecerdasan intelektual dengan Ftabel 3,34 pada taraf
peserta didik (Y) adalah x 100 % kepercayaan 0,05, dapat dikatakan
= 38,3 % dan sisanya sebesar 61,7 % terdapat hubungan yang signifikan

19 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4

dimana Fhitung > Ftabel. Dengan kata lain psikologis yang dapat mempengaruhi
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan kuantitas dan kualitas seseorang
(Ho) ditolak. dalam memperoleh pembelajaran.
Adanya motivasi yang baik dalam
Pembahasan belajar akan menunjukan hasil yang
Data yang diperoleh baik. Dengan kata lain, adanya usaha
menunjukkan bahwa terdapat yang tekun dan terutama didasari
hubungan yang positif atau hubungan adanya motivasi, maka seseorang yang
langsung antara motivasi belajar belajar itu akan dapat melahirkan
terhadap kecerdasan intelektual prestasi yang baik. Dalam kegiatan
peserta didik dengan korelasi sebesar belajar, maka motivasi dapat
0,619, artinya semikin tinggi motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya
belajar maka kecerdasan intelektual penggerak di dalam diri sisiwa yang
peserta didik akan semakin menimbulkan kegiatan belajar, yang
meningkat, hubungan kedua variabel menjamin kelangsungan dari kegiatan
tersebut merupakan hubungan yang belajar dan member arah pada
kuat. Kekuatan hubungan kedua kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
variabel tersebut dapat dilihat hasil uji dikehendaki oleh subjek belajar itu
signifikansi dengan hasil diperoleh dapat tercapai (Yasni, 2019).
Fhitung sebesar 17,41 dan Ftabel 3,34, Motivasi belajar menjadi salah
artinya hubungan kedua viariabel satu faktor pendorong kecerdasan
tersebut memang terjadi secara intelektual peserta didik. Menurut
interaktif, dimana peserta didik Robbins dan Judge (2008), motivasi
memiliki motivasi belajar yang tinggi sebagai proses menjelaskan intensitas,
akan mempengaruhi kecerdasan arah dan ketekunan seorang individu
intelektualnya, sebaliknya kecerdasan untuk mencapai tujuannya. Motivasi
intelektual membangkitkan motivasi merupakan faktor psikologis yang
belajar peserta didik tersebut. menunjukkan minat individu terhadap
Terjadinya hubungan yang kuat pekerjaan, rasa puas, dan ikut
antara motivasi belajar dengan bertanggung jawab terhadap aktivitas
kecerdasan intelektual peserta didik yang dilakukan. Perilaku seseorang
SMAN 01 Mataram sesuai dengan yang pada umumnya dimotivasi oleh
disampaikan Dalyono (2007) bahwa keinginan untuk memperoleh tujuan
kecerdasan intelektual merupakan tertentu. Motivasi merupakan hal yang
kemampuan menyesuaikan diri penting untuk diperhatikan, karena
dengan lingkungan atau disebut juga dengan motivasi perilaku seseorang
belajar dari pengalaman, penjelasan pada umumnya akan dapat memiliki
tersebut selaras dengan definisi semangat yang tinggi dalam
motivasi yang diutarakan oleh Yamin melaksanakan tugasnya.
(2003) bahwa motivasi merupakan Tidak dapat dipungkiri
daya pengerak psikis dari dalam diri bahwa motivasi belajar merupakan
seseorang untuk dapat melakukan salah satu aspek yang berperan
kegiatan belajar dan menambahkan signifikan dalam proses tercapainya
keterampilan. Sementara menurut tujuan pembelajaran dan motivasi
McClelland dalam Robbins (2006) belajar juga akan mempegaruhi dan
dalam diri manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif
terdapat motivasi yang didasarkan dan psikomotor peserta
pada tiga jenis kebutuhan yaitu salah didik. Motivasi belajar mempengaruhi
satunya adalah kebutuhan berprestasi aspek kognitif, afektif dan psikomotor
(need for achievement). Dengan dan motivasi belajar juga dipengaruhi
demikian, motivasi belajar dapat oleh aspek kognitif, afektif dan
mendorong seseorang untuk berusaha psikomotor jadi dapat dikatakan
dalam memperoleh prestasi yang antara aspek-aspek tesebut memiliki
diinginkan. Kecerdasan intelektual korelasi. motivasi belajar berperan
(intelegensi) merupakan aspek

20 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Korelasi Motivasi Belajar Terhadap…

sebagai stimulus untuk merangsang kemammpuan kita untuk belajar.


minat dan gairah belajar peserta didik. Hasil penelitian yang didapatkan
Menurut Puspitasari (2012), Prasetyo (2007) bahwa banyak hal
motivasi belajar inilah sebagai usaha yang dapat mempengaruhi kecerdasan
di dalam diri seperta didik yang intelektual seperti suasana atau
menimbulkan kegiatan belajar dan kondisi yang harus tenang dan
menjamin kelangsungan dari kegiatan nyaman sehingga sehingga siswa
belajar sehingga tujuan yang dapat berkonsentrasi mengerjakan
dikehendaki tercapai, motivasi belajar tes, serta tingkat pengalaman.
inilah merupakan faktor psikis yang
SIMPULAN
bersifat non intelektual dan berperan
dalam menumbuhkan semangat Berdasarkan paparan hasil dan
belajar untuk individu. hal tersebut pembahasan , hasil uji koefisien
juga disepakati oleh Clayton (2011) korelasi ganda menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa mottivasi belajar terdapat hubungan positif dan
adalah kecenderungan sisiwa dalam signifikan serta kontribusi variabel
melakukan segala kegiatan belajar motivasi belajar siswa dan minat
yang didorong oleh hasrat untuk belajar siswa terhadap kecerdasan
mencapai prestasi atau hasil belajar intelektual siswa di SMAN 1 Mataram;
yang sebaik mungkin. sebaliknya kedua variabel bebas
Sementara secara determinasi motivasi belajar siswa dan minat
atau kontribusi yang disumbangkan belajar siswa SMAN 1 Mataram
oleh variabel motivasi belajar terhadap memiliki hubungan sangat interaktif,
kecerdasan intelektual peserta didik hal mana semakin tinggi motivasi
sebesar 38,3 % dan 61,7% dipengaruhi belajar siswa maka semakin tinggi
oleh faktor lain, hal tersebut minat belajar siswa, sebaliknya
menunjukan bahwa motivasi belajar demikian.
bukan salah satu variabel yang Berdasarkan pembahasan hasil
memempengaruhi kecerdasan penelitian dan kesimpulan, maka
intelektual peserta didik SMA Negeri 1 dalam penelitian ini dapat diberikan
Mataram secara mutlak, tapi terdapat saran kepada sekolah, guru, orang tua
variabel lain yang ikut berkontribusi, dan siswa SMAN 1 Mataram, sebagai
hal ini menurut Ngalim Purwanto, bahan masukan untuk ditindak
(1996) ada beberapa faktor yang lanjuti sebagaimana berikut.
mempengaruhi kecerdasan intelektual 1. Disarankan kepada orang tua
yakni : 1) pembawaan; 2) kematangan; untuk memberikan dan
3) pembentukan; 4) minat dan membina anak di rumah
pembawaan yang khas; dan 5) sehingga motivasi atau minat
kebebasan. Sementara menurut belajar peserta didik untuk
Carter (2009) kecerdasan intelektual belajar terus meningkat,
merupakan kemampuan berfikir sehingga akan menjadikan
rasional dengan mengoptimalkan anak semakin cerdas secara
kinerja otak sebagai kompetensi dasar intelektual.
seseorang, yakni terdapat dua faktor 2. Disarankan kepada guru, agar
yang menentukan kecerdasan mempertahankan kondisi
seseorang yaitu fakor lingkungan dan lingkungan belajar atau bahkan
keturunan. meningkatkan kondisi yang
Menurut Bernard (2012) sudah ada, sehingga peserta
Intelegensi bukanlah pengukur jumlah didik semakin termotivasi dan
pengetahuan yang kita miliki atau memiliki minat belajar yang
seberapa banyak yang kita simpan tinggi untuk mengasa
dalam otak, tetapi intelegensia adalah kecerdasan inteltual siswa
kapasitas yang kita miliki untuk tersebut.
diketahui dengan kata lain bukan apa 3. Disarankan kepada sekolah agar
yang telah kita pelajari tapi terus memperhatikan motivasi

21 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021


Sawaludin*, Fitriah Artina2, Basariah3, I Nengah Agus Triapayana4

dan minat belajar siswa sebagai Kompetensi, Jakarta APSI Pusat.


langkah untuk mengambil
kebijakan dalam lingkungan Sardiman, A.M. (2014). Interaksi dan
sekolah karena berpengaruh Motivasi Belajar Mengajar.
terhadap kecerdasan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
intelektual siswa di samping
faktor lain. ________________.(1990). Interaksi dan
4. Disarankan kepada siswa, untuk Motivasi Belajar Mengajar.
selalu meningkatkan motivasi Jakarta: Rajawali.
dan minat belajar untuk
memperoleh kecerdasan Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004).
intelektual yang tinggi. Landasan psikologi prses
pendidikan. Bandung: Rosda
DAFTAR PUSTAKA Karya
Azwar. (2010). Psikologi Intelegence.
Jakarta:Rineka Cipta. Soekidjo Notoatmodjo. (2003).
Pendidikan dan Perilaku
Carter, Philip. (2009). Tes IQ dan Tes Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Kepribadian. Jakarta :PT Indeks. Cipta.

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Sriyanti, Lilik. (2009). Psikologi


Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamzah, B, Uno, M. (2010). Teori
motivasi dan pengukurannya. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi
Jakarta: PT Bumi Aksara. pendidikan dengan pendekatan
baru. Bandung: Remaja
Hurnpck, Elizabeth H. (1987). Rosdakarya.
Perkembangan anak jilid 1.
Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. (2002). Kamus Besar
Kartawidjaja, Eddy S. (2006). Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pengukuran dan hasil evaluasi Pustaka.
belajar. Bandung: Sinar Baru.
Prasetyo, D.S. (2007). Bank Soal TPA
Musfiqon. (2012). Pengembangan Terkini. Yogyakarta: DIVA Press.
media dan sumber pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustaka Undang-undang Republik Indonesia
Publisher. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Nasution. (1982). Teknologi
Pendidikan. Bandung: Bumi WS. Winkel. (1983) Psikologi
Aksara Pendidikan dan Evaluasi Belajar.
Jakarta: Gramedia.
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku
organisasi. Yogyakarta: Sekolah Yamin, M. (2003). Strategi
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta : GP Press.
Robbins, Stephen P & Timothy A.
Judge. (2008). Perilaku organisasi Yasni, Hilma. (2019). Hubungan
organizational Behavior. Jakarta: motivasi belajar dan kecerdasan
Salemba EMpat. intelektual dengan prestasi belajar
mahasiswa prodi D-III
Safari. (2005). Penulisan Butir Soal Keperawaan Tapaktuan. MaKMA,
Berdasarkan Penilaian Berbasis Vol 2(2), hal 12-19.

22 | Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Vol 13, No 1 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai