Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi


Sistem Kerja Alam Tempat Kita Tinggal
Dosen Pengampu : Jimmy Hitipeuw, M.Pd.

Disusun oleh :

Abraham Immanuel Pattimura Pattiradjawane 2106705234


Annisa Trizky Farindarmawan 2106730412
Cecilia Grace Aveline Simamora 2106731756
Franklin Geri 2106709094
Irdina Rusyda Kamila Arsil 2106651566
Salsabila Pramesthi Yasmin 2106653325
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...………………………………………………………………….2


I. SISTEM KERJA BUMI …………………………………………………3
II. SISTEM KERJA ATMOSFER …………………...……………………...4
III. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK BUMI …………………………5
IV. EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ………………...7
V. BIOGEOGRAFI …………………………………………………………8
VI. SISTEM KESEIMBANGAN ALAM ………………………………….11
ANALISIS CONTOH MASALAH TERKAIT SISTEM KERJA ALAM …...13
Keterkaitan dengan Sistem Kerja Bumi ………………………………..13
Keterkaitan dengan Sistem Kerja Atmosfer ……………………………14
Keterkaitan dengan Struktur dan Karakteristik Bumi ………………….14
Keterkaitan dengan Ekosistem dan Keanekaragaman Bumi …………..14
Keterkaitan dengan Biogeografi ……………………………………….15
Keterkaitan dengan Sistem Keseimbangan Alam ……………………...15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………17

2
I. SISTEM KERJA BUMI

Sistem kerja bumi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu transfer energi panas dan atmosfer.
Transfer energi panas dapat berlangsung melalui dua cara yaitu dengan panas nyata
dan panas tersembunyi. Panas nyata merupakan panas yang dimiliki oleh suatu benda
yang dapat dirasakan dengan sentuhan. Transfer energi panas nyata dapat dilakukan
melalui konduksi dan konveksi yang mengalirkan energi dari permukaan bumi
menuju atmosfer. Panas tersembunyi merupakan panas yang terjadi apabila benda
melalui perubahan wujud dan transfernya terjadi melalui evaporasi. Atmosfer
memiliki peran penting dalam sistem kerja bumi karena atmosfer sendiri berfungsi
proteksi bumi terhadap gangguan eksternal dan sinar matahari.

Bumi tersusun oleh berbagai lapisan penyusun yang senantiasa berada dalam kondisi
bergerak. Hal ini berarti bumi memiliki sifat dinamis. Sifat bumi tersebut disebabkan
oleh adanya dua sistem yang bekerja di bumi, yaitu sistem hidrologi dan sistem
tektonik. Sistem hidrologi adalah siklus dari suatu sistem yang sangat kompleks,
dimana air bergerak/berpindah dari lautan ke atmosfer, melewati daratan dan kembali
lagi ke lautan. Sumber energi yang menggerakan sistem ini adalah energi panas yang
berasal dari matahari atau disebut juga radiasi matahari. Pada prosesnya, panas dari
matahari menyebabkan air mengalami penguapan (evaporasi). Sirkulasi atmosfer akan
membawa uap air tersebut menuju daratan yang kemudian mengalami presipitasi
menjadi hujan, embun, dan salju. Dalam sistem hidrologi, air berpindah sebagai aliran
air permukaan, air bawah tanah, gletser, dan gelombang.

Sistem hidrologi menghasilkan energi yang sangat besar dan dapat dilihat dari
subsistemnya, yaitu :
a. Sistem Atmosfer - Lautan
b. Sistem Sungai
c. Sistem Glasial

3
d. Sistem Air Bawah Tanah
e. Sistem Pantai
f. Sistem Eolian (Angin)

Sistem tektonik adalah sistem yang melibatkan pergeseran lempeng litosfer. Litosfer
sendiri merupakan lapisan yang membentuk kulit bumi. Sistem ini memiliki prinsip
dasar yaitu bahwa lempeng tektonik bergerak secara konstan. Pergeseran lempeng
tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antar lempeng yang berdampak
pada terjadinya gempa bumi, vulkanisme, pengapungan benua, dan lain sebagainya.
Secara internal, lempeng-lempeng tersebut bersifat kaku sehingga mudah
terdeformasi di sepanjang tepinya. Dalam sistem tektonik, berlaku siklus di mana
material mantel yang panas naik ke bagian dasar litosfer, yang kemudian
bergeser secara lateral sehingga suhunya turun menjadi dingin, dan akhirnya
menyusup dan kembali mengalami pemanasan. Sumber energi utama dalam sistem ini
yang menyebabkan terjadinya pergeseran lempeng adalah energi panas dalam bumi
yang disalurkan melalui konveksi. Ditinjau dari sifat bumi yang dinamis, batasan
lempeng adalah tempat di mana dinamika bumi berasal.

Terdapat perbedaan jenis dan batas-batas lempeng dalam sistem tektonik yang disebut
juga sebagai subsistem, yaitu :
a. Batas lempeng divergen
b. Batas lempeng transform
c. Batas lempeng konvergen
d. Tektonik lempeng dan plume mantel

II. SISTEM KERJA ATMOSFER

Sistem kerja atmosfer membahas mengenai 3 topik. Yang pertama adalah perubahan iklim.
Sepanjang sejarah bumi, temperatur selalu berubah-ubah seiring periode yang sangat panjang.
Dalam beberapa dekade terakhir, suhu bumi telah meningkat secara konsisten. Tidak hanya

4
meningkat, suhu bumi meningkat dalam laju yang semakin cepat. Perubahan iklim sendiri
dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, variasi pancaran energi matahari. Penelitian
terhadap atom yang dipancarkan dari matahari yang mendarat pada gletser dan terpendam
dalam es menunjukkan bahwa matahari memancarkan energi dalam jumlah yang beragam
sepanjang sejarah. Berikutnya adalah siklus milankovitch. Ini merujuk pada siklus posisi
bumi terhadap matahari dan menghubungkannya dengan waktu musim panas dan dingin di
bumi. Hal ini dapat mempengaruhi besar sinar matahari yang mencapai bumi pada tiap-tiap
musim di masa tertentu. Erupsi dari gunung berapi juga dapat mempengaruhi iklim dengan
mendinginkannya. Debu yang dilepaskan memantulkan sinar matahari kembali ke luar
angkasa. Debu akibat aktivitas manusia berupa emisi aerosol pun telah mengurangi sinar
matahari yang mencapai bumi. Variasi arus laut juga dapat menyebabkan perubahan yang
cepat pada iklim bumi.
Topik berikutnya adalah gas rumah kaca. Matahari memancarkan gelombang elektromagnetik
dalam bentuk cahaya tampak dan inframerah. Permukaan bumi memantulkan kembali radiasi
ini, namun beberapa jenis gas mengirimkannya kembali, menjadikan bumi lebih hangat. Gas
rumah kaca adalah tipe gas yang baik dalam menyerap radiasi inframerah. Kandungan gas
rumah kaca di atmosfer meningkat sejak dimulainya revolusi industri, maka dapat dikatakan
peningkatan ini dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Gas-gas yang menyusun gas rumah kaca
antara lain karbon dioksida, metana, chlorofluorocarbon atau CFC, nitrous oxide atau N2O,
dan O3 atau ozon.
Bahasan terakhir adalah pemanasan global. Ini adalah fenomena yang memberikan dampak
besar terhadap kehidupan. Dampak-dampak ini dapat diramal dengan memperkirakan
perubahan yang terjadi pada iklim dan kondisi fisik daratan dan lautan, lalu kemudian
memperkirakan respons makhluk hidup dan ekosistemnya. Dengan menggunakan model
komputer, diperkirakan kenaikan suhu terbesar terjadi di daerah kutub, sehingga yang
menyebabkan melelehnya es di kutub utara. Ini berpengaruh pada kenaikan air laut yang
menyebabkan peningkatan kerusakan akibat badai dan erosi pantai, menjadikan daerah di
dekat pesisir lebih rentan. Pemanasan global juga mempengaruhi frekuensi dan intensitas
badai. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa intensitas angin berbanding lurus dengan
hangatnya air laut. Selain itu, pengaruh pemanasan global juga dirasakan di bidang agrikultur,
dimana suplai makanan dan ketersediaan air ikut terganggu. Pemanasan global telah
menyebabkan kekeringan yang mengganggu irigasi, padahal kebutuhannya diprediksi akan
semakin meningkat seiring meningkatnya populasi manusia. Dalam biologi dan ekologi,
pemanasan global menyebabkan kerusakan ekosistem, mulai dari terumbu karang,
burung-burung di udara, hingga daerah kutub.

5
III. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK BUMI

Bumi merupakan planet ke 3 dari matahari setelah Merkurius dan Venus. Karakteristik bumi
adalah sebagai berikut:
•Berbentuk seperti bola yang memepat di bagian kutub-kutubnya.
•Jari-jari bumi pada ekuator adalah 6.378 km dan pada kutub-kutubnya 6.356 km.
•Perbedaan jari-jari pada kutub dan ekuator adalah 22 km lebih panjang pada ekuator.
•Perbedaan keliling bumi pada kutub dan ekuator adalah 67,9 km. Keliling ekuator
40.076,5 km dan kelilling kutub 40.008,6 km
•Perbedaan diameter bumi pada kutub dan ekuator adalah 42,8o km. •Diameter ekuator
12.756,34 km dan kelilling kutub 12.713,54 kilometer.
•Luas permukaan 510.100.000 km2
•Volume 1.083.230.000.000 km3
•Berat Jenis rata-rata 5,52 (air =1)
•Massa diperkirakan 5,98 x 1021 metrik ton
•Temperatur tertinggi 58C di Al Aziziyah - Libya -Afrika
•Temperatur terendah - 89,6C di Stasiun Vostock - Antartika
•Temperatur rata-rata 14C

Bumi pun juga mempunyai struktur,struktur dalam Bumi dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu kerak bumi, mantel bumi dan inti bumi.

a. Kerak Bumi (crust)


Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi yang paling luar dan teksturnya keras. Kerak bumi
terdiri atas kerak samudra dan kerak benua. Masing-masing terdiri dari beberapa lempeng

6
bumi yang saling terhubung. Kerak benua mepunyai tebal sampai 60 km dan tersusun atas
batuan basalt dan gabro, sedangkan kerak samudra tebalnya hanya sekitar 10 km dan tersusun
atas batuan diorit dan granit. Lapisan kerak bumi mengandung silikat, alumunium, kalsium,
dan natrium. (Abbott, 2009:423)

b. Mantel Bumi (mantle)


Selimut Bumi merupakan lapisan bumi yang berada di bawah
kerak Bumi. Peralihan antara kerak bumi dan mantel bumi disebut sebagai Moho
(Foster,1983:264). Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Mantel Bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas dan mantel bagian bawah. Mantel atas
terbagi dalam 3lapisan yaitu 100 km paling atas termasuk sebagian kerak adalah litosfer, 100
km berikutnya adalah atenosfer, dan lapisan di bawahnya adalah mesosfer. Litosfer dan
atenosfer mempunyai sifat padat, sedangkan athenosfer terdiri atas batuan yang meleleh yang
cair pada beberapa titik, dan sebagian lain kental yang sering disebut plastis. (Marsh,
1987:202)

c. Inti Bumi (core)


Inti bumi merupakan lapisan paling dalam bumi. Inti bumi terdiri
atas 2 lapisan yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar berada pada kedalaman 2.900km
dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200C. Sedangkan inti dalam bumi berada
pada kedalaman 5.350 km dari permukaan bumi dan mempunyai suhu sekitar 5.000C. Inti
dalam bumi tersusun atas besi dan nikel yang bersifat padat meskipun suhunya sangat tinggi.
Coble, (1988:202) menyatakan, “Iron and nickel will usually melt at this temperature. But the
enermous pressure at this depth pushes the particles of the iron and nickel so tightly together
that they remain solid”.

IV. EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk keanekaragaman sumber


daya alam, meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies, maupun gen di suatu

7
tempat. Pada dasarnya keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam
terhadap suatu benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur
maupun jumlah.
Keanekaragaman hayati terjadi dengan tingkatan mulai dari organisme yang rendah hingga
tingkat organisme yang tinggi. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Gen, Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen
dalam suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat
keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan
memberi penampakan, baik anatomi maupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila
susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu sifat atau
bahkan secara keseluruhan.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen :
● Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan
lain-lain
● Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retriever, anjing bulldog, anjing
german shepherd, dan lain-lain
2. Tingkat Jenis, Keanekaragaman hayati tingkat jenis ini menunjukkan
keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk
hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut
terdapat perbedaan-perbedaan sifat.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis:
● Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis
(Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang
buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
● Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays), dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit
(Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).
3. Tingkat Ekosistem, Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis
yang menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah
hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian
banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan
bervariasi pula.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:
● Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan epifit.
Hewan yang hidup di dalamnya misalnya kera.
● Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam,
angin kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta didominasi oleh
kelompok tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya
adalah reptil dan mamalia kecil.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tempat yang dapat melestarikan keanekaragaman hayati
tersebut. Pelestarian keanekaragaman hayati itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Insitu, merupakan konservasi tempat atau konservasi sumber daya genetik dalam
populasi alami tumbuhan atau satwa, misalnya sumber daya genetik hutan dalam

8
populasi alami spesies pohon. Hal ini merupakan proses dalam melindungi spesies
tanaman atau hewan yang terancam punah di habitat aslinya, atau predator. Cara
konservasi In situ adalah dengan mendirikan cagar alam, taman nasional, dan suaka
marga satwa.
2. Eksitu, merupakan konservasi yang melindungi spesies tumbuhan dan hewan langka
dengan mengambil dari habitat yang tidak aman atau terancam dengan ditempatkan
ke perlindungan manusia. Cara konservasi Eksitu adalah dengan mendirikan taman
safari, kebun binatang, kebun raya, dan kebun koleksi.

V. BIOGEOGRAFI

Biogeografi merupakan kajian tentang pola distribusi dan keanekaragaman spesies,


serta keterkaitannya antar proses biologi-ekologi, evolusi, dan kejadian-kejadian
geologis yang saling mendukung dalam skala ruang dan waktu. Biogeografi dapat
diartikan juga sebagai cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu, serta penyebaran berbagai
organisme di muka bumi. Tujuan dari adanya ilmu biogeografi yaitu yang pertama
adalah untuk mengungkapkan hal-hal mengenai kehidupan suatu organisme dan apa
yang mempengaruhinya serta untuk mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan di
seluruh permukaan bumi. Terdapat tiga jenis biogeografi diantaranya:
1. Historis/sejarah
Ilmu yang mempelajari tentang biogeografi disebut paleobiogeografi dan
mempelajari distribusi spesies di masa lalu. Penjelasan ini melihat sejarah
evolusi mereka dan hal-hal seperti perubahan iklim masa lalu untuk
menentukan mengapa spesies tertentu mungkin berkembang di daerah
tertentu.
2. Ekologi

9
Biasanya menggunakan bidang penelitian berupa dari kesetaraan iklim,
produktivitas primer, dan heterogenitas habitat.
3. Biogeografi Konservatif
Mempelajari cara untuk mengembalikan kembali tatanan alam kehidupan
tumbuhan dan hewan di suatu wilayah, termasuk reintegrasi spesies ke dalam
wilayah yang dikategorikan untuk penggunaan komersial dan pemukiman
dengan membangun taman umum dan cagar alam di pinggiran kota

Terdapat juga dua cabang biogeografi yaitu fitogeografi dan zoogeografi. Fitogeografi
adalah cabang biogeografi yang mempelajari persebaran dan distribusi tumbuhan,
sengankan zoogeografi adalah cabang biogeografi yang mempelajari persebaran dan
distribusi hewan. Faktor yang mempengaruhi persebaran hewan dan tumbuhan
tersebut disebabkan oleh adanya migrasi yang dipengaruhi tekanan populasi dan
perubahan habitat. Sarana persebaran tersebut dapat melalui udara, air, tanah, dan
manusia. Namun, dalam proses persebaran tersebut terdapat beberapa hambatan
diantaranya hambatan geografis, hambatan tanah, hambatan biologis, dan hambatan
iklim.

Adanya biogeografi ini dapat dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, jenis tanah, dan
topografi. Selain itu dapat dipengaruhi juga oleh tumbuhan, hewan, manusia, jaringan
makanan, dan kemampuan beradaptasi. terdapat tiga jenis kemampuan beradaptasi
diantaranya:
1. Morfologi
Adaptasi melalui penyesuaian bentuk atau alat-alat tubuhnya dengan
lingkungan habitatnya
2. Fisiologi
Adaptasi melalui penyesuaian fungsi kerja alat-alat tubuhnya dengan
lingkungan habitatnya
3. Perilaku
Adaptasi melalui penyesuaian tingkah lakunya dengan lingkungan habitatnya
Daerah persebaran hewan dan tumbuhan di muka bumi yaitu
1. Kawasan biogeografi Neotropik meliputi seluruh zona tropis Amerika serta
zona iklim sedang Amerika Selatan. Wilayahnya terbentang mulai dari
Amerika Tengah yaitu jazirah Yucatan di Mexico hingga Tierra del Fuego di
Argentina. Contoh fauna: piranha, trenggiling, anaconda
2. Kawasan biogeografi Australasia meliputi Australia, Selandia Baru, Papua
Nugini, Papua, dan Indonesia bagian timur yang meliputi Sulawesi, Maluku,
Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor. Kawasan ini secara langsung
berbatasan dengan Indo-Malaya di Indonesia. Daerah perbatasan tersebut
memiliki zona peralihan yang dilambangkan dengan garis weber, wallace, dan
lydekker. Contoh fauna: kanguru, koala, platipus
3. Kawasan biogeografi Indomalaya meliputi sebagian besar wilayah Asia
Selatan dan Asia Tenggara. Kawasan ini terbentang dari Afghanistan hingga

10
ke China Selatan dan Bali di Indonesia. Wilayah ini kerap disebut kawasan
Oriental oleh ahli biogeografi. Contoh fauna: badak, harimau, gajah
4. Kawasan biogeografi Afrotropik meliputi Benua Afrika yang berada di
sebelah selatan dari Gurun Sahara, bagian Selatan dan Timur dari Jazirah
Arab, Pulau Madagascar, Iran Selatan, Pakistan Barat daya, dan kepulauan
yang ada di Samudra Hindia. Contoh fauna: gorila, simpanse, cheetah
5. Secara umum, wilayah paleartik mencakup Eropa, Asia bagian utara dari
Pegunungan Himalaya, Afrika Utara, dan bagian utara serta tengah dari jazirah
Arab (timur tengah). Contoh fauna: landak, rusa kutub, bison
6. Wilayah Neartik mencakup Benua Amerika bagian Utara, termasuk
Greenland, Florida, dan Meksiko. Bagian Amerika Utara yang bukan termasuk
Neartik adalah Florida Selatan, Meksiko Timur, Amerika Tengah, dan
Kepulauan Karibia yang masuk kedalam zona Neotropik. Contoh fauna: tupai
salamander, kalkun, karibu

VI. SISTEM KESEIMBANGAN ALAM

Alam dengan segala elemen-elemennya perlu mencapai sebuah keseimbangan agar


kehidupan di Bumi ini dapat berjalan dengan semestinya. Sistem keseimbangan alam terdiri
atas sumber daya alam, yaitu segala sesuatu yang disediakan oleh alam semesta yang dapat
dipergunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam (SDA)
ini berasal dari lingkungan dan menghasilkan bermacam energi. SDA terdiri atas SDA dapat
diperbaharui atau terbarukan (yaitu SDA yang keberadaannya selalu tersedia di alam dan

11
dapat dihasilkan kembali atau di daur ulang) dan SDA tak terbarukan (yaitu SDA yang
keberadaannya terbatas di alam dan tidak dapat di daur ulang). SDA ini menghasilkan
berbagai bentuk energi seperti energi mekanik, energi, nuklir, energi listrik, energi kimia, dan
lain-lain.Sistem keseimbangan alam memerlukan SDA tersebut yang berupa daya dukung
bumi agar keseimbangannya terjaga. Bumi memiliki 3 komponen yang mendukung
kehidupan di Bumi, yaitu Litosfer/Geosfer, Hidrosfer, dan Atmosfer. Litosfer/Geosfer
terbentuk dari mineral dan batuan, dan menjadi habitat semua tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
manusia. Semua hasil bumi yang akan dikonsumsi oleh manusia dan hewan berasal dari
lapisan ini. Hidrosfer merupakan lapisan planet yang basah. Sebagian besar wilayah Bumi
berupa perairan, yang menyebabkan hidrosfer menjadi salah satu komponen terpenting dalam
alam. Hidrosfer penting dalam kehidupan hayati, karena di dalam air terlarut dan
terangkutnya unsur hara yang berguna bagi wujud kehidupan mikroba, tumbuhan, hewan, dan
manusia. Air juga melarutkan dan mengencerkan berbagai zat serta berfungsi dalam
pengaturan iklim dan cuaca di Bumi. Atmosfer Bumi mengandung oksigen untuk bernafas,
dan cukup tebal untuk melindungi permukaan Bumi terhadap radiasi matahari dan hujan
meteor, tetapi cukup meneruskan cahaya kasatnya serta ultraviolet dan inframerah untuk
berlangsungnya kehidupan, termasuk kehidupan nabati (Pratomo). Ketiga komponen ini
secara garis besar menjadi komponen utama alam yang harus dijaga keseimbangannya.

Jika keseimbangan ini terganggu, dapat berdampak terhadap kehidupan di Bumi. Contohnya,
pada Atmosfer, terdapat suatu lapisan yang disebut lapisan Ozon. Sederhananya, lapisan ini
merupakan lapisan yang menjaga agar bumi tidak mendapatkan cahaya berlebihan pada siang
hari dan menjaga bumi tetap hangat pada malam hari. Beberapa tahun belakangan, pada
peneliti dan ilmuwan menyampaikan bahwa lapisan ozon mulai rusak dan semakin parah
setiap tahunnya. Kerusakan ini disebabkan salah satunya oleh aktivitas manusia yang
menghasilkan zat CFC, yang mana zat ini mengakibatkan sebuah reaksi yang merusak
lapisan ozon. Lapisan ini membuat matahari yang masuk ke bumi tidak dapat dipantulkan
seluruhnya ke luar Bumi, melainkan dipantulkan kembali ke dalam Bumi. Akibatnya, Bumi
mengalami suatu efek yang disebut sebagai efek rumah kaca dan membuat panas bumi terus
meningkat. Panas Bumi yang terus meningkat berpengaruh pada Hidrosfer dan
Litosfer/Geosfer. Panas Bumi ini mengakibatkan Gletser mencair dan sehingga ketinggian
permukaan air meningkat. Permukaan air yang terus meningkat berpotensi mengakibatkan
daratan atau bagian Litosfer tertutupi seluruhnya oleh permukaan air. Dapat disimpulkan,
bahwa aktivitas-aktivitas manusia baik di daratan (Litosfer/Geosfer) maupun perairan
(Hidrosfer) berpengaruh terhadap (Atmosfer) dan begitu pula sebaliknya yang mampu
mengakibatkan efek samping dari ketidak seimbangan ini.

Berbagai ketidakseimbangan dapat terjadi yang memungkin dampak buruk dan membuat
Bumi membutuhkan waktu untuk pulih dan beradaptasi. Bentuk restorasi ini disebut juga
dengan Suksesi. Suksesi merupakan proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu
menuju ke arah lingkungian yang lebih teratur dan stabil. Suksesi dibagi menjadi 2, yaitu
suksesi primer (yakni proses perubahan ekosistem menuju keseimbangan karena ekosistem
awal mengalami kehancuran secara total) dan sekunder (yakni proses perubahan ekosistem

12
menuju keseimbangan karena ekosistem awal mengalami kehancuran namun tidak total atau
masih tersisa).

Sebagai penghuni Bumi, sudah sepantasnya keseimbangan alam ini kita jaga, melalui
langkah-langkah sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, limbah pabrik
tidak dibuang langsung ke sungai, memperbanyak berjalan kaki atau menggunakan
kendaraan yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan barang-barang yang mampu
menghasilkan CFC, dan lain-lain. Sebagai manusia yang lahir, hidup, tumbuh, dan
berkembang di Bumi, sudah selayaknya kita menjaga keseimbangan alam ini.

Analisis Contoh Masalah Terkait Sistem Kerja Alam

Meletusnya Gunung Toba dan Tambora

Keterkaitan dengan Sistem Kerja Bumi

Musim dingin berkepanjangan disebabkan oleh permukaan bumi yang tertutup dengan abu
vulkanik yang mengakibatkan bumi kurang terpapar radiasi matahari dan kekurangan energi
utama. Penyebaran abu vulkanik ini terjadi akibat pengaruh angin dan kecepatan angin.

13
Dengan demikian, didapatkan data bahwa penyebaran abu vulkanik pada saat itu mencapai
jarak sejauh 9000 km. Selain itu, meletusnya gunung yang menyebarkan abu vulkanik
menyebabkan bumi kekurangan paparan sinar matahari, yang dalam hal ini disebut sebagai
radiasi matahari. Hal ini berkaitan dengan salah satu sistem kerja bumi yaitu sistem hidrologi
yang memiliki sumber energi utama radiasi matahari. Seperti yang telah diulas sebelumnya,
sistem hidrologi adalah sistem yang terdiri atas siklus kompleks dari pergerakan air yang
berpindah dari lautan ke atmosfer melewati daratan dan kembali lagi ke lautan. Sumber
energi radiasi matahari berperan sebagai pemicu terjadinya evaporasi yang menjadi bagian
dalam siklus pergerakan air dalam sistem hidrologi. Kurangnya radiasi matahari akan
berdampak pada terganggunya siklus tersebut sehingga mempengaruhi konsentrasi ozon,
temperatur, dan kelembaban udara.

Penelitian yang ada menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara temperatur udara
dengan intensitas radiasi matahari. Hubungan keduanya adalah berbanding lurus yaitu
semakin tinggi intensitas radiasi matahari maka semakin tinggi temperatur atau suhu di
permukaan bumi. Dengan terhalangnya sinar matahari masuk ke bumi, secara otomatis terjaid
penurunan suhu sehingga menyebabkan musim dingin berkepanjangan. Selain itu, di antara
ketiga faktor yang terpengaruh oleh penurunan intensitas radiasi matahari, ketiganya
memiliki hubungannya masing-masing. Konsentrasi ozon memiliki hubungan yang juga
berbanding lurus dengan intensitas radiasi matahari sedangkan kelembaban udara memiliki
hubungan yang berbanding terbalik. Kelembaban udara juga berpengaruh pada penguapan air
yang kembali lagi diulas dalam sistem hidrologi. Penguapan air ini tentu berhubungan erat
dengan curah hujan.

Keterkaitan dengan Sistem Kerja Atmosfer

Sistem kerja atmosfer dalam masalah ini berkaitan dengan erupsi gunung berapi itu
sendiri. Dimana erupsi gunung berapi memuntahkan partikel vulkanik dan aerosol ke lapisan
stratosfer, yang merupakan salah satu lapisan atmosfer. Aerosol sendiri merupakan partikel
padat yang tersuspensi dalam medium gas. Aerosol disini berupa sulfur oksida. Sulfur oksida
bergabung dengan uap jenuh untuk membentuk asam sulfurik dan partikel sulfat. Partikel
sulfat terus mengambang di lapisan stratosfer dan berinteraksi dengan radiasi matahari,
menyebabkan penyerapan, penghamburan, dan pemantulan dari radiasi tersebut. Interaksi ini
menyebabkan penurunan suhu bumi sehingga dapat berkontribusi dalam penghambatan
pemanasan global. Penelitian menunjukkan adanya hubungan linear antara kuat erupsi, sulfur
dioksida yang dikeluarkan, dengan pendinginan iklim

Keterkaitan dengan Struktur dan Karakteristik Bumi

Struktur dan Karakteristik Bumi dalam hal ini berkaitan dengan yang terjadi pada struktur
dan lapisan yang ada di dalamnya,yaitu Lapisan Tektonik.Lempeng Tektonik berada di
Litosfer,Lempeng memiliki batasan-batasan antara lain,konvergen,divergen,dan
transform.Menurut Teori Tektonik Lempeng menyatakan bahwa Kerak Bumi dan Mantel
Bumi terpecah yang disebabkan oleh alur konveksi.Hal ini dapat memicu gempa di daratan
dan lautan (tsunami).

14
Keterkaitan dengan Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati

Ekosistem alam ibarat karet gelang. Karet gelang jika ditarik akan melar. Jika tarikan
tersebut dilepaskan, karet akan kembali ke posisi awal asalkan tarikan masih dalam batas
normal atau tidak melampaui elastisitasnya. Jika melampaui tingkat elastisitasnya, maka karet
akan putus. Demikian juga sebuah ekosistem alam. Tarikan dalam konteks ekosistem adalah
sebuah gangguan (misalnya erupsi gunung api). Ekosistem alam memiliki kemampuan untuk
memperbaiki sendiri (self-repair) setelah mengalami gangguan, yaitu melalui proses yang
dinamakan suksesi.

Erupsi gunung berapi umumnya berdampak terhadap ekosistem dan vegetasi di


sekitarnya. Beberapa aktivitas vulkanik yang dapat berdampak terhadap vegetasi di antaranya
lahar dan gas pyroclastic flows, gas panas (beberapa menyebutnya sebagai awan panas) yang
dapat mencapai suhu 700 derajat Celcius yang meluncur dengan kecepatan tinggi. Lahar
panas yang dihasilkan oleh meletusnya Gunung Toba dan Tambora dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran hutan. Dampak yang dihasilkan dari kebakaran hutan itu sendiri adalah
kerusakan biosistem hutan yang dampak terburuknya adalah Tumbuhan dan hewan akan
terancam punah. Oleh karena itu nantinya akan dibutuhkan suatu tempat untuk dapat
melestarikan Tumbuhan dan Hewan yang mungkin akan punah tersebut, baik insitu maupun
eksitu.

Keterkaitan dengan Biogeografi

Proses Biogeografi dengan wacana mengenai gunung toba dan gunung tambora
meletus mengakibatkan musim dingin berkepanjangan yang dimana dapat diketahui bahwa
Indonesia terletak di antara 6o LU-11o LS dan 95o BT-141o BT, yang mana terkait pada
sejarah biogeografi bahwa terdapat garis Wallace di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi
dan juga di antara Pulau Bali dan Lombok. Di Indonesia sendiri, flora dan fauna dibagi
menjadi tiga jenis jika ditinjau berdasarkan biogeografi, yaitu diantaranya indonesia barat,
indonesia tengah, dan indonesia timur. Untuk wilayah indonesia barat sendiri terdapat
beberapa contoh flora dan fauna yaitu jika kita melihat di pulau sumatera terdapat gajah,
harimau tapir, pinus, kamper, dan meranti. Lalu di pulau jawa terdapat kambing, rusa,
monyet, mahoni, beringin dan pinang serta di pulau kalimantan terdapat kijang, pelanduk,
buaya, ramin, bakau dan rotan. Selanjutnya di wilayah indonesia tengah, di pulau sulawesi
terdapat rusa, anoa, monyet, eboni, kayu hitam, dan kayu besi. pada wilayah pulau maluku
terdapat kuskus, burung nuri, burung cendrawasih, sagu, gotasa, dan kayu putih. Di pulau
nusa tenggara ada komodo, burung kakak tua, jalak, jati, akasia dan cendana. Dan yang
terakhir pada wilayah indonesia timur terdapat kasuari, parkit, kanguru, agatis alba dan obi.

Keterkaitan dengan Sistem Keseimbangan Alam

Menurut KBBI, suksesi merupakan proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu
tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Dalam masalah yang
diambil, yaitu meletusnya Gunung Toba dan Gunung Tambora, terjadi suksesi akibat musim
dingin yang berkepanjangan. Gunung Toba adalah gunung api raksasa yaitu gunung aktif

15
dalam kategori sangat besar yang diperkirakan Meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Gunung Toba memiliki kawah yang diperkirakan memiliki Panjang 100 kilometer dan lebar
30 kilometer. Letusan gunung ini sangat dahsyat yang letusannya mengakibatkan
kemunduran iklim di dunia dan menyebabkan musim dingin vulkanik, hampir seluruh
populasi manusia dan makhluk hidup lainnya punah, dan abu vulkanik menyelimuti sepertiga
dunia hingga hampir memasuki batas atmosfer.

Gunung Tambora merupakan gunung berapi di Pulau Sumbawa yang mengalami


letusan dahsyat pada 10 April 1815. Letusan yang terjadi mengakibatkan tsunami mengikuti
peristiwa ini. Sekitar 800.000 orang tewas akibat penyakit dan kelaparan karena tanaman
tidak bisa tumbuh. Bagian barat Eropa dan timur Amerika Utara mengalami cuaca dingin
yang ekstrem hingga mengakibatkan gagal panen dan kelaparan di wilayah tersebut. Kedua
kejadian ini mengakibatkan Bumi mengalami suksesi, yakni perubahan ekosistem secara
keseluruhan untuk menuju kestabilan. Suksesi yang dialami adalah suksesi primer, yakni
proses perubahan ekosistem menuju keseimbangan karena ekosistem awal mengalami
kehancuran secara total. Suksesi ini mengalami proses bertahap sehingga komunitas awal
yang terganggu dan punah mampu membentuk komunitas baru.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ernst, G. Marti, J. 2005. Volcanoes and the Environment. New York: Cambridge
University Press

Mairisdawenti, dkk. 2014. Analisis Pengaruh Intensitas Radiasi Matahari,


Temperatur, dan Kelembaban Udara Terhadap Fluktuasi Konsentrasi Ozon Permukaan di
Bukit Kototabang Tahun 2005-2010. Bogor: Universitas Andalas.

Noor, Djauhari. 2018. Geologi Dinamis. Bogor: Universitas Pakuan.

Shabirah, Afifah, dkk. 2016. Proses Suksesi Pada Danau Toba. Jatinangor: Univeritas
Padjajaran.

Pratomo, Suko. 2009. Keseimbangan Lingkungan. Jakarta: Universitas Indraprasta


PGRI

I.Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 Pasal (1) Ayat (1).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses pada 29 April 2022. Diakses dari,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/suksesi

Zid, Muhammad. Hadi, Ode Sofyan. 2018. Biogeografi. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Briggs, John C. 1995. Global Biogeography. Amsterdam: Elsevier

Levin, Harold L. The Earth through time. 5th ed, Saunders.

Zharkov, V. N. & Zasurskii, I. Ia. (1981). "Distribution of the shearing stresses in the
silicate mantle of Venus". Astronomicheskii Vestnik. 15: 11-16.

17

Anda mungkin juga menyukai