ABSTRAK
Di Indonesia memiliki banyak sekali suku serta etnis yang beragam-
ragam macamnya. Dengan banyaknya etnis dan suku ini membuat
Indonesia kaya akan budayanya. Salah satu budaya yang terdapat di
Indonesia dan kini dapat dikatakan hampir punah adalah tradisi malam
abuk dari Betawi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar
belakang masyarakat Betawi di daerah Cinere-Gandul melakukan
Kata Kunci: tradisi malam abuk dan mengetahui nilai-nilai sosial budaya Islam
Nilai Budaya yang terkandung dalam tradisi malam abuk. Metode penelitian ini
Nilai Agama menggunakan kualitatif deskriptif yang mengambil informan dari
Nilai Sosial kalangan kyai, budayawan, dan tokoh masyarakat. Untuk teknik
Malam Abuk pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan observasi,
setelah data dikumpulkan dilakukannya sebuah analisis data berupa
analisis data kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian
ini adalah latar belakang dari tradisi malam abuk telah ada sejak sekitar
tahun 1800 berasal dari pengajaran Wali Songo dan masyarakat
muslim Betawi dahulu ingin mencari keberkahan di malam-malam
ganjil 10 malam terakhir bulan Ramadhan dengan sedekah kue abuk
dan nilai sosial berupa persaudaraan/ukhuwah dan empati serta peduli
terhadap sesama, nilai budaya berupa hidangan yang disajikan dan
pengajaran dari orang tua, dan nilai Islam berupa bersedekah, mencari
keberkahan di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, dan amar makruf
nahi mungkar.
Corresponding Author:
Indra Cahya Firdaus, M. Pd.
MAN 11 Jakarta,
Jakarta, Indonesia
Email: Indradaus991289@gmail.com
1. PENDAHULUAN
B. Kajian Teori
A. Tradisi
Menurut Soerjono Soekamto (1990) tradisi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat dengan secara berulang. Menurut Hasan Hanafi tradisi ialah segala
macam sesuatu yang diwariskan di masa lalu pada kita dan dipakai, digunakan dan masih
berlaku dimasa saat ini atau masa sekarang.
B. Tradisi Malam Abuk
Menurut Ustad Karsan (2022), tokoh masyarakat Kampung Betawi Setu Babakan tradisi
malam ketupat atau abuk atau likuran merupakan tradisi yang dilakukan dengan tujuan
sebagai penyambutan malam lailatul qadar dengan suka cita. Tradisi “Malam Abuk” adalah
tradisi yang berlangsung pada malam ganjil setelah 17 Ramadhan dan dilakukan secara
bergilir di musala atau masjid pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan. Tradisi ini
dinamakan malam abuk dikarenakan dulu masyarakat menghidangkan sebuah kue, yaitu kue
abuk.
C. Suku Betawi
Beberapa ahli menyebut bahwa Suku Betawi merupakan perkawinan antar suku di
Nusantara. Sebagian orang menyebutkan bahwa orang-orang suku betawi berasal dari
keturunan dari budak yang didatangkan oleh Belanda. Budak itu didatangkan di antaranya
dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan India. Menurut Sagiman MD etnis Betawi telah
D. Pembaharuan
• Membahas tentang nilai sosial budaya islam pada tradisi malam abuk.
• Lingkup penelitian di Gandul-Cinere.
2. METODE PENELITIAN
a. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode
deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara
trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2013:5)
menyatakan Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan bebagai
metode yang ada. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian berupa kualitatif deskriptif
dikarenakan peneliti ingin menggambarkan dan menjabarkan tentang hal yang terjadi di lapangan
mengenai nilai-nilai sosial budaya Islam dan latar belakang tradisi malam abuk di Cinere-Gandul
dengan yang menggunakan wawancara dengan observasi sebagai teknik pengumpulan datanya.
Menggunakan metode ini dapat mempermudah dalam menggali lebih dalam mengenai informasi
yang diperlukan.
b. Informan Penelitian
Menurut Djam'an Satori dan Aan Komariah (2017:94) informan adalah orang-dalam pada
latar penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Informan penelitian peneliti yaitu masyarakat di Cinere-Gandul. Peneliti akan memilih
informan dari kyai, tokoh masyarakat, dan budayawan
c. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Dalam upaya untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka diperlukannya
sebuah pengumpulan data. Pada penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang terdapat penanya dan penjawab dengan
tujuan tertentu. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan
yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya
jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik
tertentu. Wawancara dilakukan dengan secara langsung bertemu dengan informan di daerah
Cinere-Gandul. Wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan latar belakang dari terjadinya malam abuk dan nilai-nilai sosial budaya yang
terkandung di dalam malam abuk dengan terstruktur kepada informan. Hasil dari wawancara
dibutuhkan dalam menjawab mengenai malam abuk ini.
b. Observasi
Menurut Widoyoko (2014:46) observasi merupakan “pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian”.
Menurut Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi dilakukan dalam
pengamatan dari segi lokasi dan bagaimana bayangan dalam melakukan tradisi malam abuk.
d. Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian diadakan pengolahan data tersebut, maka selanjutnya
diadakan penganalisaan data dengan teknik analisi tertentu. Analisis data yang digunakan
yakni analisis data kualitatif. Menurut Moleong (2007:3) mengemukakan bahwa analisis
1. Persaudaraan
Sebuah nilai persaudaraan tercipta di dalam kegiatan tradisi malam abuk. Setelah
kita melakukan sholat tarawih tidak langsung pergi kembali ke rumah, melainkan melakukan
kegiatan berupa dzikiran, tahlil, membaca Al-Qur’an, dan membacakan Al-Fatihah untuk 10
orang yang telah wafat sembari menyantap bersama hidangan kue abuk dengan hidangan
lainnya. Ketika berkumpul inilah ikatan persaudaraan menjadi lebih kuat dan menyatu.
Dikarenakan tentu ketika berkumpul-kumpul seperti ini akan tercipta interaksi dengan sesama.
Dari yang sebelumnya tidak terlalu mengenal menjadi kenal dikarenakan tradisi ini. Dari yang
sebelumnya bermusuhan dan kemudian bertemu dalam kegiatan ini dan saling berbincang-
bincang satu sama lain sehingga menjadi teman dekat setelah melakukan kegiatan ini. Dengan
menyantap hidangan bersama-sama sehingga terwujud rasa kehangatan persaudaraan dan
hubungan emosional antar individu dengan individu lainnya ataupun masyarakat satu dengan
yang lainnya semakin harmonis dan terjaga dari yang namanya permusuhan dan kebencian.
Amar makruf nahi mungkar adalah perilaku seseorang yang mengajak atau
mengingatkan sesorang untuk berbuat sebuah amalan dan mencegah seseorang berbuat
maksiat. Dari wawancara tersebut disebutkan malam abuk dijadikan sebagai informasi bulan
Ramadhan akan berakhir. Dengan adanya tradisi malam abuk membuat seseorang menjadi
ingat jika bulan Ramadhan akan segera berakhir sehingga menjadikan seseorang lebih
memperbanyak ibadahnya dan menjauhkan diri dari hal-hal yang lalai.
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah
ia menyambung tali silaturahmi”. (HR. Bukhari & Muslim).
Dnalam tradisi malam abuk ini masyarakat Betawi muslim tidak hanya
memberikan kue abuk kepada masjid melainkan dapat mengirimkan pula kepada orang tua
serta kerabat yang lebih tua. Sehingga ketika seseorang mengirimkan kue abuk kepada orang
tuanya serta kerabat, hal ini dapat menyambung tali silaturahmi. Dan perbuatan ini sangat
bagus pula bagi mereka yang tinggal jauh dengan orang tua maupun kerabatnya.
e. Kesimpulan
1. Bapak Drs. H. Musahir, M.Pd. sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta Selatan atas
motivasi dan dukungannya serta memberikan izin untuk mengikuti lomba TBSPO 2022.
2. Bapak Indra Cahya Firdaus, M.Pd. sebagai Ketua Tim Riset Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta
Selatan atas segala arahan dan bimbingannya.
3. Keluarga yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama penyusunan laporan penelitian
ini.
4. Teman-teman satu bimbingan penelitian laporan peneltian yang telah berjuang bersama dalam
menyelesaikan laporan penelitian.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan
penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
Daftar Pustaka
[1] T. L. MPI, "5 Negara yang Memiliki Suku Terbanyak di Dunia, Indonesia Salah Satunya," MNC Portal, 14 April
2022. [Online]. Available: https://news.okezone.com/read/2022/04/13/18/2578538/5-negara-yang-memiliki-
suku-terbanyak-di-dunia-indonesia-salah-
satunya#:~:text=Berikut%20ini%20adalah%20negara%2Dnegara%20yang%20memiliki%20suku%20terbanya
k%20di%20dunia.&text=India%20memiliki%20luas%20s. [Accessed 3 Agustus 2022].
[2] Kristina, "5 Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli," detikEdu, 16 September 2022. [Online]. Available:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725690/5-pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli. [Accessed 18
Agustus 2022].
[3] A. Wahid, "ALI IMRON 110 TENTANG TRADISI ISLAM LOKAL," PMII, 1 Juli 2015. [Online]. Available:
http://www.pmiigusdur.com/2015/07/ali-imron-110-tentang-tradisi-islam.html. [Accessed 19 Agustus 2022].
[4] N. Aisyah, "Batik Sempat Diklaim Miss World Malaysia, Ini Sejarahnya yang Diakui UNESCO," detikEdu, 22
Oktober 2021. [Online]. Available: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5777895/batik-sempat-diklaim-
miss-world-malaysia-ini-sejarahnya-yang-diakui-unesco. [Accessed 3 Agustus 2022].
[5] F. Idris, "Belum Lebaran, Masyarakat Betawi Rayakan Tradisi Malam Ketupat," Seni & Budaya Betawi, 19 April
2022. [Online]. Available: https://www.senibudayabetawi.com/6276/belum-lebaran-masyarakat-betawi-
rayakan-tradisi-malam-ketupat.html. [Accessed 4 Agustus 2022].
[6] A. Fadhil, A. Hadiyanto, A. Hakam, A. and D. Anggraeni, "Revitalisasi dan Identifikasi Nilai-Nilai Multikultural
Pada Tradisi Lebaran Etnik Betawi di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung DKI Jakarta," PENAMAS,
vol. 32, no. 2, pp. 219 - 464, 2019.
[7] H. Maros and S. Juniar, "Perancangan sistem informasi akuntansi penjualan dan persediaan pada Koperasi
Mahasiswa UIN Maliki Malang," -, Vols. -, no. 1987, pp. 1-23, 2014.
[8] Fitri, Muhammad and H. Susanto, "NILAI SOSIAL RELIGI TRADISI MANOPENG PADA MASYARAKAT
BANYIUR," Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, vol. VII, no. 2, pp. 161-169, 2022.
[9] S. A. M. M. C. Dr. Meiryani, "MEMAHAMI PERBEDAAN ANALISIS KUALITATIF DAN ANALISIS
KUANTITATIF DALAM PENELITIAN ILMIAH," BINUS UNIVERSITY, 12 Agustus 2021. [Online].
Available: https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-perbedaan-analisis-kualitatif-dan-analisis-
kuantitatif-dalam-penelitian-ilmiah/. [Accessed 18 Agustus 2022].
[10G. Pendidikan, "Pengertian Nilai Sosial Menurut Para Ahli," SeputarIlmu, 3 November 2020. [Online]. Available:
https://seputarilmu.com/2020/11/nilai-sosial-menurut-para-ahli.html. [Accessed 18 Agustus 2022].
[11Krisnadi and A. Rizki, "Gastronomi Makanan Betawi Sebagai Salah Satu Identitas Budaya Daerah," National
Conference of Creative Industry, Vols. -, no. 9, pp. 5-6, 2018.
[12F. A. Putri, "Pengertian Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya dari Para Ahli," tirto.id, 19 September 2021.
[Online]. Available: https://tirto.id/pengertian-sosiologi-dan-teori-teori-dasarnya-dari-para-ahli-f8Ty. [Accessed
18 Agustus 2022].
[13DosenSosiologi, "Pengertian Nilai Budaya, Fungsi, Ciri, dan 12 Contohnya," dosensosiologi.com/, 3 Februari
2022. [Online]. Available: https://dosensosiologi.com/nilai-budaya/. [Accessed 18 Agustus 2022].
[14Egindo, "Sejarah Asal Usul Suku Betawi dan Kebudayaannya," EGINDO, 19 Maret 2021. [Online]. Available:
https://egindo.com/sejarah-asal-usul-suku-betawi-dan-kebudayaannya/. [Accessed 3 Agustus 2022].
[15S. S. Wilandra, "Islam dan Betawi dalam Lintasan Sejarah," Jejak Islam, 26 Juni 2019. [Online]. Available:
https://jejakislam.net/islam-dan-betawi-dalam-lintasan-sejarah/. [Accessed 3 Agustus 2022].
[16Republika, "Tradisi- ‘Malam Ketupat’ Menyambut Lailatul Qadar," Republika, 16 Juli 2014. [Online]. Available:
https://www.republika.co.id/berita/n8sx87/tradisi-malam-ketupat-menyambut-lailatul-qadar. [Accessed 18
Agustus 2022].
[17M. Martin, "Rindu Ramadan dan Kue Abuk Ramadan," Kompasiana, 16 April 2021. [Online]. Available:
https://www.kompasiana.com/mahirmartin/6078e1bc8ede486ffd75fc42/rindu-ramadan-dan-kue-abuk-ramadan.
[Accessed 3 Agustus 2022].
Raihan Firdaus Hadi Saputra kelas XI MIPA dari MAN 11 Jakarta. Alamat rumah di Jl. Pelita I
Gg. D No.6 RT 12 RW 08, Kebayoran Lama Utara. Lahir di Jakarta, 19 April 2006. Hobi Olahraga.
Nomor HP 0822-9828-2166
Qonita Kamila kelas XI MIPA dari MAN 11 Jakarta. Alamat rumah di Jl. Cempaka Putih Timur
XVII No. 25 Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, 10510. Lahir di Jakarta, 30 Desember 2005.
Hobi menonton film. Nomor HP 0878-7643-0509
SURAT KETERANGAN
Nomor : B-537/Ma.09.11/PP.00.30/09/2022
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah/Madrasah MAN 11 Jakarta Selatan
dengan ini menerangkan bahwa :
Nama Kelas
No.
1 Raihan Firdaus Hadi Saputra XI MIPA
2. Qonita Kamila XI MIPA
Adalah benar bahwa nama di atas merupakan peserta didik dari SMP/SMA/sederajat MAN
11 Jakarta Selatan Kelas XI Program IPA/IPS Tahun Pelajaran 2022/2023. Surat keterangan
ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk mengikuti Taruna Bakti Science Project
Olympiad (TBSPO) 2022.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.