PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
MUTIARA ISTIQOMAH
NIM. 2019. 01.194
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
2023
PERAN GURU PAI DALAM PENGUATAN MOTIVASI
SISWI MUSLIMAH DALAM BERHIJAB
DI SMP NEGERI 1 INDRALAYA
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam sebagai suatu proses ikhtiyariyah mengandung ciri
dan watak khusus, yaitu proses penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-
nilai keimanan yang menjadi fundamen mentalspritual manusia dimana sikap dan
keimanan seseorang adalah keseluruhan pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang
terpikul di pundak orang tua. Di ruang lingkup sekolah, guru memiliki peran yang
sangat penting bagi peserta didik, selain mampu dalam mengajarkan ilmu yang
dikuasai, sosok guru memiliki beban moral yang sangat tinggi, terutama dalam
memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar dan memberi contoh
perilaku yang baik dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Apalagi sebagai guru PAI,
teknologi canggih, maka sebagai guru PAI wajib mengarahkan, membimbing dan
1
Elihami, “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter
Pribadi Yang Islami”, Edusmaspul : Jurnal Pendidikan, (Vol 2 No 1, 2018), hlm. 79.
2
mengembangkan kecerdasan emosional maupun spiritual peseta didiknya agar lebih
akan tetapi perlu dibarengi dengan etika, moral, dan akhlakul karimah. Karena
pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dan urgen dalam kehidupan
manusia kerena berupaya melatih segala potensi yang dimiliki manusia, seperti
potensi fisik, akal dan sikap. Maka diperlukan pembentukan karakter yang taat akan
berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri
muslimah.
kerudung baru dikenal masyarakat pada kisaran tahun 1980-an, barulah istilah hijab
di kenal di Indonesia pada kisaran tahun 2011. Istilah ini menjadi tidak asing lagi di
2
Much Solehudin, “Peran Guru PAI Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional (Eq)
Dan Kecerdasan Spiritual (SD) Siswa Smk Komputama Majenang”, Jurnal Tawadhu, (Vol 1 No 3,
2018), hlm 305.
3
Op.Cit, Elihami hlm. 80
3
telinga kalangan masyarakat Indonesia dengan munculnya komunitas-komunitas
berubah menjadi hijab. Sejak saat itulah masyarakat di Indonesia mengenal istilah
hijab. Pemakaian hijab sendiri pada dasarnya dianggap sebagai perilaku yang religius,
akan tetapi pada kenyataannya dikarenakan oleh arus perkembangan zaman yang
sangat maju ini maka memakai hijab itu menjadi trend atau sebagai popularisasi serta
Hijab bukan hanya sebagai penutup aurat saja, tetapi juga sebagai simbol
sudah menjadi bagian dari sebuah busana. Hijab menjadi sebuah tanda yang
sebuah fashion atau ciri khas individu tersebut. Hal ini tentu menjadi menarik dengan
adanya penggunaan hijab tersebut tentu akan menjadi tren dengan pemakaian hijab
yang bervariasi. Fenomena hijab ini tentu bias dikaitkan dengan adanya
perkembangan globalisasi akan menjadi tren pada kalangan anak muda yang
4
Selvie Astria Augustine, Ahmad Muslich, Nurul Abidin, “Pengaruh Penggunaan Hijab
Terhadap Religiusitas Peserta Didik SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo”, Jurnal Mahasiswa
TARBAWI, (Vol 3 No 2, 2019), hlm. 120.
4
Ayat Al-Qur‟an yang dianggap mewajibkan pemakaian jilbab yaitu surat Al-
jilbab, memakai jilbab agar menjadi identitas untuk mudah dikenali dan
menghindarkan kaum wanita dari godaan laki-laki. Ayat ini juga menekankan wanita
jilbab saja.5
pendidikan rohaniyah yang membentuk dalam dirinya suatu kesadaran beragama atau
memiliki arti dorongan, alasan, atau tujuan tindakan. Pemakaian jilbab pada
berjilbab mereka dituntut untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran yang
5
Dewi Sumarni, Ishak Abd Aziz, Arfan, “Motivasi Remaja Menggunakan Hijab: Studi pada
Remaja Desa Kebon IX Sungai Gelam, Muaro Jambi”, Journal of Islamic Guidance and Counseling,
(Vol 5 No 1, 2021), hlm 58-59.
5
mereka anut seperti rajin shalat, mengaji atau berpuasa. Sesungguhnya Islam telah
mereka dari lembah kehinaan dan sumber keburukan pada masa jahiliyah.6
Fenomena hijab tersebut juga sudah mulai masuk di kalangan dalam dunia
pendidikan, seperti sekolah-sekolah umum seperti dari jenjang SD, SMP hingga
jenjang SMA. Pemakaian hijab pada peserta didik di lembaga pendidikan tersebut
memang ada beberapa yang lepas pakai atau tidak konsisten. Akan tetapi para peserta
didik yang tidak konsisten ini cenderung memakai hijab hanya dalam kondisi
yang berbau pesantren atau madrasah, atau sekolah di bawah naungan lembaga
seperti Muhammadiyah atau Nahdatul Ulama dan sebagainya, maka ia memakai hijab
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya guru yang profesional
yang bisa memotivasi siswi untuk terbentuklah manusia yang bertaqwa, cerdas,
terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No. 74 tentang guru. Mujtajid mengemukakan
6
Djamaludin Ancok & Fuat Nashori, “Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-Problem
Psikologi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 76-79.
6
bahwa guru berperan sebagai perancang, penggerak, evaluator dan motivator.7 Dalam
hal ini guru juga dianggap bertanggung jawab kepada siswanya, tidak saja ketika
dalam proses pembelajaran tetapi seorang guru dapat memberi motivasi para
siswanya salah satunya, masih kurangnya siswa termotivasi untuk memakai hijab
diluar sekolah, dalam kehidupan sehari-hari pun masih jarang siswi menggunakan
Indralaya adalah suatu bentuk upaya sekolah dalam pembentukan karakter siswa yang
bertakwa dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan visi dan misi sekolah. SMP Negeri
Muliya, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Sumatra Selatan (30622). SMP
bagi siswi yang beragama Islam. Kebijakan ini diterapkan sejak tahun 2011 dan
berjalan hingga sekarang. Kebijakan berpakaian wajib berhijab bagi siswi yang
beragama Islam merupakan suatu bentuk upaya sekolah dalam pembentukan karakter
siswa yang bertakwa dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan visi dan misi sekolah.
visi dan misi sekolah, juga dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan yaitu dalam hal
7
Sudarwan Danim dan Khairil, “Profesi Kependidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 44
7
Berdasarkan observasi awal, diketahui di SMP Negeri 1 Indralaya, sudah ada
peraturan yang mewajibkan memakai hijab disekolah bagi siswi beragama Islam.
Namun masih kurangnya siswi memakai hijab diluar sekolah dikarenakan siswi
masih menganggap hijab sebagian dari seragam sekolah, hal ini terlihat ketika mereka
berada diluar sekolah, masih banyak siswi memakai hijab hanya sebatas disekolah
saja karena takut mendapatkan sanksi. Siswi sering kali pulang sekolah untuk
melepaskan hijabnya ketika berada diluar itu karena alasan panas gerah dan dari
seragam sekolah, masih belum maksimalnya motivasi siswi. Oleh karena itu guru
PAI berperan penting untuk memberikan penguatan motivasi bukan hanya di dalam
sekolah tetapi diluar sekolah juga agar siswi dapat menjalankan kewajiban sebagai
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Peranan
8
B. Identifikasi Masalah
1. Kesadaran berhijab
mewajibkan siswi beragama Islam untuk berhijab ketika di sekolah. Dengan adanya
peraturan tersebut membuat para siswi tidak menggunakan hijab atas kesadaran dari
diri sendiri melainkan karena adanya sebuah kewajiban dari sekolah, sehingga masih
banyak siswi yang melepas hijabnya ketika berada di luar sekolah karena kesadaran
Dalam hal ini guru PAI juga bertanggungjawab terhadap siswinya, dengan
adanya peraturan wajib berhijab di SMP Negeri 1 Indralaya, selain siswi wajib
berhijab di dalam sekolah, guru PAI juga berperan penting untuk memberikan
motivasi kepada siswinya bahwa kita sebagai wanita muslimah bukan hanya wajib
berhijab di dalam sekolah saja, tetapi di luar sekolah juga wajib berhijab.
C. Batasan Masalah
ini yaitu Peran guru PAI dalam penguatan motivasi siswi muslimah dalam berhijab di
9
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat mengambil
1. Bagaimana peran guru PAI dalam memberi motivasi siswi muslimah untuk
Indralaya?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran guru PAI dalam memberi motivasi siswi muslimah
Indralaya.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulis berharap penelitian dapat
1) Manfaat Teoritis
10
2) Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
dalam berhijab.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan
luar sekolah.
d. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi terhadap
G. Kerangka Teori
1. Tugas dan Peranan Guru PAI
mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karya siswa sebagai implementasi konsep
ideal mendidik. Dalam literatur kependidika Islam, pengertian guru mengacu kata
berasal dari kata rabba yurabbi yang berarti membimbing, mengurus, mengasuh dan
11
mendidik. Sementara mu‟allim merupakan bentuk isim fa‟il dari „allama-yu‟allimu
disini diterjemahkan dengan mengajar. Istilah mu‟addib berasal dari kata addaba-
yuaddibu yang artiya mendidik. Pendidikan agama Islam yaitu upaya sadar dan
penggunaan pengalaman.9
Secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang,
baik keluarga, masyarakat dan sekolah. Hal ini disebabkan karena bermacam-
macamnya figur seorang guru seperti guru mengaji, guru silat, guru mata pelajaran,
guru vak dan sebagainya. Masyarakat melihat figur guru sebagai manusia yang serba
bisa tanpa ada cela dan nista. Kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian,
8
Zida Haniyyah, “Peran Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter Islami Siswa Di SMPN 03
Jombang”, IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan, (Vol 1 No 1, 2021), hlm. 78.
9
Ibid, Zida Haniyyah, hlm. 78
12
sikap, dan perilaku kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sedikit cela dan nista dari
pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci makinya habis-habisan dan hilanglah
memberikan dorongan mental dan moral kepada anak didik agar kedepannya,
tugas seperti mengisi buku presensi siswa, buku daftar nilai, buku rapor,
dan program tahunan, dan yang paling penting adalah menyampaikan rapor atau
dengan cara memberikan soal, bentuk soal, jumlah soal, cara pemberian nilai dan
10
Ibid, Much Solehudin hlm 306.
11
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Cet. IV (Jakarta: Kalam Mulia, 2005),
54-57. dalam Mujiburrahman, “Kontribusi Guru Pai Dalam Pembinaan Etika Berpakaian Islami
Siswa Sman Kota Sabang”, Jurnal Ilmiah Islam Futura, (Vol 14 No 2 2015), hlm. 266-267.
13
nilai rata-rata yang digunakan mengikuti siswa, dengan guru sebagai evaluator
perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar peserta didik dalam kurun waktu
pembelajaran. 12
Selain itu guru agama juga mempunyai peranan yang cukup berat, yakni turut
sengaja oleh guru agama dalam pembinaan terhadap anak didik, sifat dan kepribadian
seorang guru agama juga merupakan hal yang sangat penting. Dengan demikian,
peranan guru agama sangat penting dilakukan oleh seseorang yang tugasnya
2. Pengertian Motivasi
Secara etimologis, motivasi berasal dari kata “motiv”, dalam bahasa Inggris
motive berasal dari kata motion, yang diartikan gerakan atau sesuatu yang bergerak.
Istilah motif berkaitan erat dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan atau dapat
juga disebut perilaku manusia. Motivasi merupakan unsur penting dalam aktivitas
12
Jentoro, Ngadri Yusro, Eka Yanuarti, Asri Karolina, Deriwanto, “Peran Guru Pai Dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Islam Wasatiyah Siswa”, Journal of Education and Instruction, (Vol 3 No 1,
2020), hlm. 54-55.
14
kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam
wujud niat, harapan,14 keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Motivasi di dalam
13
Nur Rois, “Konsep Motivasi, Perilaku, Dan Pengalaman Puncak Spiritual Manusia Dalam
Psikologi Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, (Vol 7 No 2, 2019), hlm
185-186.
14
Ibid, hlm 186.
15
Muh Idris, “Konsep Motivasi Dalam Pendidikan Agama Islam”, Ta‟dibi : Jurnal Prodi
Manajemen Pendidikan Islam, (Vol 7 No 2, 2018), hlm 24.
15
merupakan pendorong utama manusia untuk berbuat atau beramal Sementara, „ibadah
adalah tujuan manusia berbuat atau beramal.16
Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa motivasi adalah proses yang
suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. motivasi
diartikan sebagai keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, baik itu yang berasal dari dalam diri individu
atau dari luar diri individu. Termasuk dengan keyakinan, rangsangan, lingkungan
situasi, dan keadaan atau kejadian bikinan orang lain yang mendorong pada
macam, yaitu ;
fungsi motivasi dalam hal menumbuhkan kesadaran siswa untuk memakai jilbab
dalam aktivitas di sekolah, dalam diamati dari penjelasan yaitu motivasi mendorong
manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan. Motivasi untuk beribadah dalam mencari ridha Allah dalam aktivitas
keduniaan.
16
Baharuddin, Paradigma psikologi Islami. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) dalam Budi
Lenggonoa dan Yuzarion, “Motivasi berprestasi pada siswa SMA dalam perspektif Islam”, Jurnal
Psikologi Terapan dan Pendidikan, ( Vol 2 No 1, 2020), hlm 37.
16
2. Motivasi Nafsiyah (Psikologi)
islam untuk melakukan aktivitas keduniaan yang bermakna, yaitu aktivitas yang
jalan ibadah kepada Allah yang merupakan tujuan dalam hidup mereka. 17
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dan tepat untuk mencapai tujuan.
Dengan motivasi untuk memakai jilbab, akan mengalahkan yang lainnya untuk
berlaku sesuai dengan tujuan yang diterapkan dan tidak akan melakukan hal-hal
menyimpang dari pihak kegiatan tersebut bahkan akan terhindar dari perbuatan yang
17
Ahmad Janan Asifudin dalam Dewi Sumarni, Ishak Abd Aziz, Arfan, “Motivasi Remaja
Menggunakan Hijab: Studi pada Remaja Desa Kebon IX Sungai Gelam, Muaro Jambi”, Journal of
Islamic Guidance and Counseling, (Vol 5 No 1, 2021), hlm 64.
18
Ita Lailasari, “Tanggapan Siswi Memakai Busana Jilbab Di Sekolah Hubungannya Dengan
Motivasi Mereka Memakai Jilbab Sehari-Hari”, Matriks: Jurnal Sosial dan Sains, (Vol 1 No 1, 2019)
hlm 9.
17
3. Konsep Hijab
Pengertian hijab dalam Islam (bahasa Arab: ) ح جابadalah kata dalam bahasa
Arab yang berarti penghalang. Tetapi kata ini lebih sering mengarah pada kata
"jilbab". Tetapi dalam ilmu Islam hijab tidak terbatas pada jilbab saja, juga pada
penampilan dan perihal setiap harinya. Hijab berarti tirai atau pemisah (saatir atau
faasil).Alqur‟an menyatakan. Hijab berasal dari akar kata h h-j-b; bentuk verbalnya
Al-Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al adalah
mendefinisikan al-Hijab adalah setiap yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti
bahasa berarti man‟u yaitu mencegah, contohnya: Mencegah diri kita dari penglihatan
orang lain.19
19
Yahya Nikmad Nobisa, “Penggunaan Hijbab Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Keagamaan Siswi Man Kupang”, Jurnal Ilmu Pendidikan, (Vol 6 No 2 , 2021), hlm. 40.
20
M Quraish Shihab, Pakaian Wanita Muslimah Pandangan Ulama Masa Lalu dan
Cendekiawan Kontemporer, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), hal.60
18
Menurut Ibnu Hazm, “jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh badan,
atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup). Menurut
Syaikh bin Baz jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas
kain (dalaman)”. 21
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jilbab adalah kain yang
dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain
untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab,
kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman). Beliau juga mengatakan
bahwa jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan
badannya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian
yang biasa (dipakai di rumah). Jilbab berfungsi untuk menutupi aurat perempuan
muslimah.
Bagi siswa, motivasi untuk memakai jilbab akan mendorong siswa untuk
senantasa menjalankan ajaran agama dan tuntutan agama islam dalam aktivitas
sehari-hari, baik di sekolah atau di rumah. Itu semua sebagai bukti keberhasilan
proses pendidikan dalam segi pendidikan agama islam, yang pada akhirnya
21
Nurhasan, “Studi Motivasi dan Trend Berpakaian Wanita Muslimah dalam Mengenakan
Hijab pada Mahasiswi di Universitas Sriwijaya”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, (Vol 4 No 5,
2022), hlm 1233.
19
arah perbuatanke arah tujuan yang akan dicapai. Telah dijelaskan di atas bahwa
beriman dan bertakwa. Dengan demikian motivasi untuk memakai jilbab berkaitan
erat dengan pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa dan menjalankan
ajaran agama merupakan bukti ketakwaan. Dari sinilah diperlukan peran guru PAI
sebagai motivator untuk memberikan motivasi pada siswi dalam menggunakan hijab
H. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan
penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun
yang berjudul “Motivasi Pemakaian Jilbab (studi pada siswi kelas XI SMK
Negeri 1 Salatiga ” yang ditulis oleh Astri Rahmawati pada Tahun 2015, skripsi
menunjukkan bahwa dari beberapa siswi yang sudah memakai hijab ditemukan
beberapa motivasi yaitu karena sadar akan kewajiban menutup aurat, karena
ingin mengikuti tren mode dan menutupi rambut yang tidak disukai itu bisa
berbalik menjadi salah satu problem karena bisa jadi di kemudian hari di akan
meninggalkan hijabnya karena motivasi yang belum kuat. Masalah yang nyata
ditemukan antara lain pengetahuan agama yang minim, keimanan siswi yang
20
belum mantap, pergaulan yang tidak mendukung dan ekonomi orang tua yang
rendah. Serta belum adanya kebijakan tertulis yang mewajibkan siswi yang
dalam berhijab.
skripsinya yang berjudul “ Peran Guru Agama Islam dalam Memotivasi Siswi
yang ditulis oleh Ramadhani pada Tahun 2018, skripsi ini membahas tentang
Peran guru dalam memotivasi siswi dalam memakai hijab diluar sekolah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi siswi dalam berhijab diluar sekolah
berada pada kategori sedang 38 orang siswi (76%) dari 50 orang siswi yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, dari 50 orang siswi ini dikategorikan
tinggi sebanyak 5 orang siswi (10%) yang tergolong sedang sebanyak 38 orang
siswi (76%), dan yang tergolong rendah 7 sebanyak orang siswa (14%).23
12
Rahmawati, “Motivasi Pemakaian Hijab”, Skripsi, (Salatiga: Institut Agama Islam Negeri
Salatiga,2015), hlm.105
23
Ramadhani, “Peran Guru Agama Islam dalam Memotivasi Siswi untuk Memakai Hijab di
luar Sekolah”, Skripsi, (Palembang: UIN Raden Fatah,2018), hlm.25
21
3. Skripsi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dalam skripsinya
Ponorogo)” yang ditulis oleh Susanto pada Tahun 2017, skripsi ini membahas
tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam memotivasi siswi beragam
pendidikan akhlak dan moral untuk membentengi siswa siswi dari hal-hal
negative yang terjadi pada kehidupan pelajar saat ini, sedangkan upaya yang
dan arahan untuk tiap kelas maupun individu, 4) Hukuman yaitu memberikan
sanksi pada siswi yang tidak menggunakan hijab pada saat pelajaran
Pendidikan Agama Islam, 5) Strategi antisipasi pada peserta didik baru dengan
menyediakan bahan atau seragam yang berukuran lebih lebar yang bisa
24
Susanto, “Upaya Guru PAI dalam Memotivasi Siswi Beragama Islam untuk Berhijab”,
Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo,2017), hlm.78
22
I. Metode Penelitian
penelitian lapangan (field research) karena data yang dihasilkan berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari obyek dan perilaku yang dapat diamati. deskriptif kualitatif
a. Waktu Penelitian
b. Lokasi Penelitian
a. Observasi
untuk memperoleh data yang nyata sesuai dengan keadaan lapangan.26 Dalam
25
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2017), hlm. 12.
26
Muhammad Rizal Pahleviannur dkk, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pradina
Pustaka, 2022), hlm 130.
23
observasi ini peneliti berusaha menggali secara mendalam data tentang penguatan
b. Wawancara
dilakukan melalui komunikasi tanya jawab antara peneliti dengan narasumber secara
sampling. Teknik ini adalah teknik mengambil informan atau narasumber dengan
tujuan sesuai tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi
pembuka jalan penelitian dan kepala sekolah dapat memberikan informasi dan
rekomendasi.
Islam, diharapkan bisa memberikan data secara detail, akurat, dan lengkap
bagi peneliti.
c. Siswa: Siswa adalah orang yang dapat penulis jadikan sumber penelitian,
Agama Islam.
27
Bambang Sugeng, Fundamental Metodologi Penelitian kuantitatif (Eksplaratif),
(Yogyakarta : Deepublish, 2022), hlm. 305.
24
c. Dokumentasi
melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Seperti gambar, atau tulisan
dari seseorang. Oleh sebab itu, untuk memperoleh data secara optimal, maka peneliti
memilih metode dokumentasi ini bertujuan untuk menggali data mengenai profil
sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, dan hasil penelitian. Selain itu, dokumentasi
juga bertujuan untuk menggali data mengenai penguatan motivasi siswi dalam
berhijab.
Triangulasi dalam suatu riset bertujuan untuk menguji validasi suatu data
apakah dapat dipercaya atau tidak, yang berarti data telah diperiksa dan dicek dari
berbagai sumber data dengan cara yang beragam, dan waktu yang berbeda
observasi lapangan atau pengamatan dan wawancara atau dengan penggunaan metode
yang sama, seperti beberapa informan diwawancarai dalam kurun waktu tertentu.29
untuk mengecek kebenaran data dari beberapa sumber seperti dokumen dan beberapa
28
Djali, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2020), hlm. 65.
29
Andarusni Alfansyur, Mariyani, Seni Mengelola Data: Penerapan Triangulasi Teknik,
Sumber Dan Waktu Pada Penelitian Pendidikan Sosial, Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan
Pendidikan Sejarah, Vol 5 No 2 (2020), hlm 148-149.
25
1. Triangulasi Sumber
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan
dokumen tertulis, arsip, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau
foto.30
2. Triangulasi Teknik
ovservasi dan survey. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan
gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu.31 Data yang diperoleh dari kepala
sekolah dan guru dengan wawancara kemudian di cek dengan melakukan observasi,
dokumentasi atau kuisioner. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-
benar valid.
3. Triangulasi Waktu
dengan cara melakukan pengecekan data dengan wawancara, observasi, atau teknik
30
Ibid, hlm 148
31
Ibid, hlm 148
32
Ibid, hlm 149
26
5. Teknik Analisis Data
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu teknik analisis data kualitatif. Bentuk
membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data sehingga mendapatkan
kesimpulan akhir.33
b. Penyajian Data
penyajian data kualitattif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks,
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah hasil dari analisi data yang dapat digunakan
sebagai tindakan.35
J. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini terbagi menjadi lima pokok pembahasan yang
masing-masing termuat dalam bab-bab yang berbeda- beda. Secara lebih rinci,
33
Azkari Zakariah, Vivi Afriani, dan Zakariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
Action Research, Research and Development (RnD), (Kolaka: Yayasan Pondok Pesantren Al
Mawaddah Warrahmah Kolaka, 2020), hlm 56.
34
Ibid, hlm 57.
35
Ibid, hlm 57.
27
Bab I Pendahuluan.
- Identifikasi Masalah
- Batas Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Tinjauan Pustaka
- Sistematika Pembahasan.
- Pengertian Motivasi
- Jenis Penelitian
28
Bab V Penutup.
- Kesimpulan
- Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. dan Nashori, F. 2004. Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-
Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 76-79.
Asifudin, A. J. dalam Sumarni, D., Ishak Abd Aziz, Arfan. 2021. Motivasi Remaja
Menggunakan Hijab: Studi pada Remaja Desa Kebon IX Sungai Gelam,
Muaro Jambi. Journal of Islamic Guidance and Counseling. Vol 5 No 1. hlm
64.
Djali. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Sinar Grafika Offset. hlm. 65.
Haniyyah, Z. 2021. Peran Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter Islami Siswa Di
SMPN 03 Jombang. IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan. Vol 1 No 1.
hlm. 78.
Idris, M. 2018. Konsep Motivasi Dalam Pendidikan Agama Islam. Ta‟dibi : Jurnal
Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Vol 7 No 2. hlm 24.
Lenggonoa, B. dan Yuzarion. Motivasi berprestasi pada siswa SMA dalam perspektif
Islam. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan. Vol 2 No 1. hlm 37.
30
Nobisa, Y. N. 2021. Penggunaan Hijbab Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Keagamaan Siswi Man Kupang. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 6 No 2. hlm. 40.
Nurhasan. 2022. Studi Motivasi dan Trend Berpakaian Wanita Muslimah dalam
Mengenakan Hijab pada Mahasiswi di Universitas Sriwijaya. Jurnal
Pendidikan dan Konseling. Vol 4 No 5. hlm 1233.
Ramadhani. 2018. Peran Guru Agama Islam dalam Memotivasi Siswi untuk
Memakai Hijab di luar Sekolah. Skripsi. Palembang: UIN Raden Fatah.
hlm.25
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Cet. IV. Hlm 54-57. dalam
Mujiburrahman. 2015. Kontribusi Guru Pai Dalam Pembinaan Etika
Berpakaian Islami Siswa Sman Kota Sabang. Jurnal Ilmiah Islam Futura. Vol
14 No 2. hlm. 266-267.
Sumarni, D., Aziz, I. A. dan Arfan. 2021. Motivasi Remaja Menggunakan Hijab:
Studi pada Remaja Desa Kebon IX Sungai Gelam, Muaro Jambi. Journal of
Islamic Guidance and Counseling. Vol 5 No 1. hlm 58-59.
31
Susanto. 2017. Upaya Guru PAI dalam Memotivasi Siswi Beragama Islam untuk
Berhijab. Skripsi. Ponorogo: IAIN Ponorogo. hlm.78
Yusro, J. N.,Yanuarti, E., Karolina, A. dan Deriwanto. 2020. Peran Guru Pai Dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Islam Wasatiyah Siswa. Journal of Education and
Instruction. Vol 3 No 1. hlm. 54-55.
32
LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
Islam?
33
motivasi berhijab bagi perempuan Muslimah?
4. Sejauh Mana Kamu Mendapatkan Arahan Dari Guru PAI Mengenai Hijab?
34
2. Pedoman Observasi
No Observasi
Perempuan Muslimah
3. Pedoman Dokumentasi
No Dokumentasi
35