Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
tentang Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
kami masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi Penulisan maupun tata
bahasa. Namun, kami tetap berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan.
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................4
2. Rumusan Masalah.................................................................................6
3. Tujuan...................................................................................................7
4. Manfaat.................................................................................................7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Senam Yoga
1. Pengertian Senam Yoga..................................................................8
2. Manfaat Senam Yoga.....................................................................9
B. Lanjut Usia
1. Pengertian Lanjut Usia...................................................................10
2. Batasan Umur Lansia......................................................................10
3. Perubahan Pada Lansia...................................................................11
C. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi......................................................................11
2. Klasifikasi Hipertensi.....................................................................14
3. Etiologi Hipertensi..........................................................................14
4. Faktor-faktor Resiko Hipertensi.....................................................15
5. Patofisologi Hipertensi...................................................................16
6. Tanda dan Gejala Hipertensi..........................................................17
7. Penatalaksanaan Hipertensi............................................................19
BAB III. PEMBAHASAN
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................30
B. Saran.....................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi atau penyakit darah tinggi nerupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/ 80 mmHg.
Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik sama
atau lebih besar dari 140mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar
dari 90 mmHg, serta hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih
besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah 90 mmHg bila tekanan
darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi batas tersebut untuk
penderita hipertensi dalah stress, lansia yang mengalami stress dan kurang
melakukan aktivitas fisik bisa berdampak pada sistem pembuluh darah pada
hipertensi yang terjadi dalam kurung waktu lama yang akan berbahaya bagi
penderita terutama pada lansia. Jika hipertensi di abaikan maka akan memberikan
dampak yang menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung,
pembuluh darah, arteri, serta ginjal. Pada mata berupa pendarahan retina yang
pada lansia penderita hipertensi membuat kualitas hidup lansia menjadi rendah
diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2020 (Nuraini 2015). Menurut WHO,
dikawasan asia tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa.
Pada tahun 2000 jumlah lansia terdapat sekitar 5.300.00 (7,4%) populasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24.00.000 (9.77%) populasi, dan tahun
Dampak yang terjadi pada lansia penderita hipertensi membuat kualitas hidup
buruk pada seperti stroke, serangan jantung dan gagal jantung, merupakan
farmakoli menjadi alternatif yang dapat dilakukan salah satu dengan menjalani
makanan rendah garam dan memperbanyak asupan sayuran dan buah – buahan,
dikarekanan, senam yoga merupakan salah satu olahraga yang berfungsi untuk
pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya ( Triyanto, 2014). Senam
yoga merupakan obat penenang alami yang di produksi otak yang melahirkan
rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorpin dalam tubuh untuk mengurangi
tekanan darah . Gerakan senam yoga untuk meringankan gejala dan mengatasi
supaya gejala hipertensi tidak timbul lagi. Gerakan senam yoga yang dilakukan
secara rutin juga dapat membuat peredaran darah menjadi lancar dan hasilnya
B. Rumusan Masalah
yang ditimbulkannya?
lanjut?
C. Tujuan
yang ditimbulkannya
D. Manfaat
obat – obatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Senam yoga
pikiran. Awal mula yoga berasal dari india sejak 5000 tahun yang lalu, di
indonesia yoga berkembang sejak tahun 1990-an. Gerakan senam yoga ini
dapat di lakukan oleh semua umur baik pria maupun wanita. Mulai dari anak-
anak, remaja, dewasa, senior ( usia 50 tahun ke atas). Bahkan ada senam yoga
yang dapat di lakukan untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini terjadi karena
dalam tubuh yaitu endorphin (Sena dkk.,2019). Teknik asana adalah suatu
gerakan penting dalam yoga. Asana merupakan bagian dari 3 tangga disiplin
duduk pada suatu posisi dalam keadaan tenang dan stabil (Yuliani dan Shanty,
menjadi salah satu teknik penting dalam yoga karena nafas adalah kekuatan.
perasaan ringan dan bersih, serta kejernihan dalam berpikir ( Yuliani dan
Shanty, 2015).
a. Menurunkan hipertensi
d. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur dan
kuat.
1. Definisi Lansia
biologis, lansia mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai
terjadi secara degeneratif yang akan berdampak perubahan fisik pada sistem
b. Katup jantung pada lansia akan menjadi lebih tebal dan lebih
C. Konsep hipertensi
1. Definisi Hipertensi
darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring (Baradero M, dkk,
2008). Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini
WJ, 2011).
adalah peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari satu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
2. Klasifikasi Hipertensi
pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan tekanan dengan tingginya pada
tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar (Garnadi, Y.
pada anak- anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila
diastolik. Tekanan darah diastolit berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung
yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik seperti makan yang tidak
sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang akibat dari seseorang yang
mengalami penyakit seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem
terjadinya hipertensi:
transpor Na.
sering muncul pada etnik Afrika Amerika dewasa dari pada Kaukasia
5. Patofisiologi
terletak di pusat vasomotor pada medula otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan ketika
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
nitrogen urea darah dan kreatinin). Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai
kelainan apa pun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema dan diskus
optikus).
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan
a) Sakit kepala
e) Telinga berdenging
7. Penatalaksanaan
bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol
faktor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau
1. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet pola hidup sehat
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari. 2)
pada dinding vaskuler. 3) Diet kaya buah dan sayur. 4) Diet rendah
dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
aritmia.
3. Olahraga
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
menurunkan TPR.
PEMBAHASAN
Hipertensi yang berhubungan pada orang tua yang sudah lamjut usia yang di
tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD), tekanan darah
ini dapat meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. TDS (tekanan darah sistolik)
meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD (tekanan
darah diastolik) meningkat sapai umur 50-60 tahun, yang kemudian biasanya
pembuluh darah dan penurunan kelenturan pada arteri yang kemudian mengakibatkan
peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur yang dapat meningkatkan resiko
mekanisme dalam terjadinya peningkatan hipertensi pada lanjut usia belum sepenuh
nya jelas. Tetapi yang di percayai karena efek utama dari kekakuan normal terhadap
sistem kardiovaskular (jantung) yang meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah
sistemik.
Penebalan ynag terjadi pada dinding aorta dan pembuluh darah besar
meningkat dan elastisitas sehingga pembuluh darah menurun sesuai umur. Perubahan
inilah yang menyebabkan penurunan kelenturan aorta dan pembuluh darah besar dan
terlihat pada pemantauan terus menerus. 6-7 penurunan sensivitas baroreseptor juga
Resistensi Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga berperan dalam
terjadinya hipertensi.
Adapun bahaya hipertensi pada lansia, yang tidak di tangani/ dibiarkan adalah:
a. Stroke
Hipertensi pada orang tua merupakan faktor resiko utama untuk stroke iskemik.
Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan resiko lansia terkena stroke
sebanyak 4X lipat.
b. Kerusakan ginjal
Hipertensi dan penuaan bisa berdampak pada fungsi ginjal. Lansia yang
mengidap tekanan darah tinggi lebih beresiko mengalami gagal ginjal kronis
c. Penyakit jantung
Lansia dengan hipertensi memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami serangan
d. Kebutaan
Resiko terjadinya lesi retina bisa meningkat seiring tekanan darah sistolik yang
meningkat, tapi tidak harus dengan peningkatan tekanan darah diastolik. Penuaan
b. Demensia
penyakit alzheimer. Hal itu karena kontrol tekanan darah yang buruk di kaitkan
paling banyak pada umur 60 tahun sebanyak 5 orang (31,2%), umur 63 tahun
sebanyak 3 orang (18,8%), umur 65 tahun sebanyak 2 orang (12,5%), umur 68 tahun
sebanyak 3 orang (12,5%), umur 70 tahun sebanyak 2 orang (12,5%) dan pada umur
72 tahun sebanyak 1 orang (6,2%). Hal ini terjadi karena kebanyakan responden
dalam penelitian ini sudah memasuki usia lanjut. Proses penuaan tubuh akan
menurun, oleh karena itu arteri menjadi kaku dan mengalami penurunan darah.
Semakin bertambah usia maka keelastisan pembuluh darah menurun dan hal ini
peningkatan tekanan darah. Faktor usia yang berhubungan dengan hipertensi yaitu
pada usia lansia yang mengalami hipertensi terjadi penurunan elastisitas pembuluh
darah arteri perifer sehingga mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal ini di
karenakan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormone
sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi ( Susanto, 2008).
4 orang (13,3%), menurut ( Marliani, 2007) dan ( Sartika, 2017), hipertensi banyak
terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak terjadi pada Wanita setelah
berusia 55 tahun. Hal ini sering di kaitkan dengan perubahan hormone setelah
menopause. Menurut Ridwan (2009) bahwa hipertensi akan meningkat saat terjadi
menopause,hal ini Karena pada saat menopause terjadi penurunan estrogen yang
berfungsi untuk melindungi dan membuat pembuluh darah koroner lebih lebar dan
HDL, meningkatkan kadar LDL dan kolesterol dalam darah. Seiring dengan
peningkatan kolesterol dalam darah maka sangat rentan terjadi aterosklerosis yang
Hipertensi sering terjadi pada lanjut usia karena pada orang lanjut usia terjadi
kerusakan stuktural dan fungsional pada aorta atau arteri besar yang membawa darah
(Kowalski, 2010). Lanjut usia yang mengalami tekanan darah tinggi dalam jangka
waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan pada beberapa organ tubuh sehingga
lainnya.
Yoga terbukti dapat menurunkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali di
tenang. Endorphin di hasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormone
ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang di produksi otak yang
endorphin akan keluar dan di tangkap oleh reseptor di dalam hiphotalamus dan
terbukti berhubungan erat dengan tekanan darah dan pernafasan( Sindhu, 2006).
76,9% adalah kalangan perempuan, dan sebagian kecil adalah kalangan laki-laki
sebesar 23,1%.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa tekanan darah tinggi
lebih sering terjadi pada perempuan dibandingnkan dengan laki-laki (Palmer &
(38,4%), sedangkan SMA dan SD merupakan jumlah paling sedikit yaitu masing-
Hipertensi Sebelum Dan Setelah Terapi Senam Yoga rata-rata tekanan darah sebelum
dan setelah diberikan latihan yoga menunjukkan bahwa hasil pengukuran tekanan
diastole setelah perlakuan mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami
peningkatan tekanan darah diastolik. tetapi setelah latihan yoga diberikan tekanan
darahnya mengalami penurunan Pengaruh terapi senam yoga terhadap tekanan darah
lansia hasil uji menggunakan Paired t-test yang dilakukan antara tekanan darah
sistolik sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p-value 0,000 < α (0,05).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima pada tekanan sistolik
atau ada pengaruh latihan yoga terhadap perubahan tekanan darah responden.
Hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa latihan yoga berpengaruh terhadap
penurunan tekanan darah sistolik penderita hipertensi. Selain itu menurut jurnal yang
Hal ini sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh Cramer., et al., (2014)
dengan judul “ Yoga For Hypertension” bahwa pemberian yoga yang dilakukan
secara rutin dapat berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Dalam penelitian ini olahraga yang dilakukan yaitu yoga
dengan mencakup gerakan duduk dalam postur duduk yoga untuk berlatih pernafasan
memperlancar peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga membantu
kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga sangat bermanfaat bagi penderita
hipertensi. Yoga ini terbukti dapat meningkatkan kadar b-endhorpin empat sampai
lima kali didalam darah. Ketika seseorang melakukan latihan, maka b-endorphin akan
keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam hiphothalamus dan sistem limbik yang
Penurunan pada tekanan darah disebabkan karena relaksasi pada yoga prinsipnya
relaksasi dan pada akhirnya akan mengalami kondisi keseimbangan, dengan demikian
relaksasi pada yoga berintikan pada pernafasan yang akan meningkatkan sirkulasi
Hasil uji statistik yang sudah menunjukkan adanya pengaruh senam yoga
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi. Penelitian
ini di lakukan setelah para lansia menerapkan senam yoga selama 2 minggu, dan
setelah 2 minggu di dapatkan hasil tekanan darah sistolik, yang di mana sebelum
senam yoga, ekanan sistolik nya sebesar 155 mmHg dan setelah senam yoga di
terapkan, tekanan darah sistolik nya menjadi 122 mmHg. Pada pengukuran tekanan
darah diastolik sebelum senam yoga di dapatkan hasil sebesar 96,25 mmHg dan
Hasil rata-rata penurunan tekanan darah sistolik yaitu 33 mmHg dan rata-rata
penurunan tekanan darah diastolik sebesar 15 mmHg. Hasil ini menujukan hahwa
pemberian senam yoga dapat menurunkan tenakan dara sitolik dan diastolik
berdasarkan hasil uji statistik wilcoxor untuk mengetau pengaru senam yoga terhadap
tekakan dara pada penderita hipertinse didaptakan nilai signifikasi tekaknanan dara
neuropeptide yang dihasil kan tubu yang padasaat relaks atu tenang. Endophin di
hasilkan ole otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon endorphin dapat
melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar indorpin dalam tubuh untuk
mengurangi telkanan dara tubuh olaraga yang berupa senam juga yang dapat
melakukan senam maka akan tinggi kadar b- endorphin yang dihasilkan ketika
sesorang melakukan senam, maka b- endorhin akan keluar dan ditangkap oleh
resektor didalam hipothalamus dan sistem limbit, yang dimana sistem limbit ini
fdengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,
Dapat diperoleh bahwa melakukan senam yoga secara teratur dapat menurunkan
tekanan darah yang masuk dalam kategori hipertensi hasil ini juga sejalan penelitian
woff et.al., (2017) tentang dampak tekanan darah dan ualtis hidup hipertensi penelitia
yang sama juga dilakukan kinasih (2010) tentang pengaruh latihan yoga terhadapa
peningkatan kualitas hidup. Hasil penelitian ini menujukan bahwa senam yoga sangat
berpengaruh terhadap fisik, sikis dan spiritual.Hal yang sama juga diungkapkan oleh
hagins ety al., (2013) dalam penelitian andarwulan (2021) dengan judul Hubungan
Dimana teori ini menyatakan bahwa menuru Marchanda dan Madan pada tahun
(2015) yoga secara teratur dapat menurun hormone setres atau didala dunia media
dapat mengurai ‘vasopresin’ hormone setres lain yang disekresikan oleh kelenjer
darah.Senam yoga dianjurkan pada penderita hipertensi karna yoga memiliki efek
mengalami rata-rata penurunaan oleh karna itu pemberiaan senam yoga efektif dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari karya tulis di atas dapat disimpulkan bahwa data menunjukkan adanya
pengaruh senam yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang
minggu, dan setelah 2 minggu di dapatkan hasil tekanan darah sistolik, yang di
mana sebelum senam yoga, tekanan sistolik nya sebesar 155 mmHg dan setelah
senam yoga diterapkan, tekanan darah sistolik nya menjadi 122 mmHg.
karna itu pemberiaan senam yoga efektif dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Dilihat dari perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan latihan yoga terhadap perubahan pada tekanan darah lansia terhadap
nilai yang signifikan. Perubahan tekanan darah itu ditandai dengan adanya
B. Saran
Dalam senam ini juga bisa membantu dan meningkatkan kesehatan secara fisk
dan mental, orang yang lanjut usia akitf umumnya memiliki resiko yang lebih
kecil dari penyakit dan berbagai gangguan pada lansia yang kerap terjadi.Dan
secara umum senam lansia adalah serangkaian gerak atau latihan fisk yang
dilakukan orang lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya.Jenis
dengan berbagai perubahan tubuh pada lansia.Hal ini dilakukan untuk membawa
suasana yang ceria, sehingga menjadi saran untuk melepas penat dan kelelahan
mental,sebagaimana olaraga pada umunya, senam ini juga dapat membantu mood
pada lansia karna sangan bermanfaat untuk memompa darah sementara kapasitas