Anda di halaman 1dari 1

PENGEMBANGAN KONSEP BALAI ETNOEKOLOGI

(ETHNOECOLOGY HALL) SEBAGAI SARANA PENINGKATAN


MULTIPLE INTELLIGENS SISWA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Zakaria Wildan Fachrezzy, Iwan Mardana, Alfi Ardiyanti
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
zfachrezzy1@gmail.com

ABSTRAK
Lingkungan dan budaya merupakan unsur yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan sehari-hari, karena keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dan
menyeluruh. Dalam era revolusi masyarakat dituntut mampu memecahkan
masalah dengan berpikir kritis, inovatif dan kompleks yang berkaitan dengan
lingkungan. Di sisi lain pandemi covid-19 memiliki dampak besar pada
lingkungan di Indonesia, dikutip dari rilis Centre for Research on Energy and
Clean Air (CREA) tercatat bahwa terjadi penurunan gas polutan NO2 sekitar 40%
dibandingkan tahun 2019. Tidak hanya itu dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh European Space Agency (ESA), bahwa terdapat penurunan nitrogen dioksida
(gas polutan udara) di beberapa kota besar di berbagai negara seperti Paris,
Madrid, dan Roma pada tanggal 14-25 Maret 2020 dibandingkan dengan data
pada tahun 2019. Hasil studi tersebut mengungkapkan bahwa Covid-19 memiliki
dampak besar bagi lingkungan. Konsep Balai Etnoekologi (Ethnoecology Hall)
didefinisikan sebagai ruang yang menyediakan cara-cara khusus dalam suatu
ruang lingkup kelompok budaya atau masyarakat tertentu mengenai aspek-aspek
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem kerja dari Balai Etnoekologi
adalah berbagai hasil aktivitas pengelolaan lingkungan hidup yang dimiliki atau
berkembang di masyarakat, meliputi konsep daur ulang sampah, reboisasi, sistem
irigasi atau drainase, penghematan penggunaan listrik, air, dan BBM.
Kata Kunci: Budaya, Lingkungan, Masyarakat, Multiple Intelligens

Anda mungkin juga menyukai