DI PUSKESMAS LENEK
Oleh : S A N U S I
NIM : 21282072
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan kajian yang ada menunjukan bahwa timbulan limbah dari kegiatan
Rumah Sakit mencapai sekitar 0,14 kg/bad/hari (WHO dan P2MPL tahun 2002),
sedangkan limbah dari Puskema s sebesar 7,50 gr/pasien/hari (PATH,tahun 2004) yang
didominasi limbah immunisasi (65%). Limbah sarana kesehatan tidak semuanya
tergolong berbahaya, hanya sekitar 20% saja yang tergolong B3, sedangkan sekitar 80%
limbah non B3. Namun demikian, potensi limbah B3 akan menjadi besar bila
pengelolaan limbah tidak benar, dimana ada kemungkinan tercampurnya limbah-
limbah tersebut.. (Modul Pelatihan Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit dan
Puskesmas Provinsi NAD: 2009).
Salah satu program yang digalakkan dalam upaya penekanan jumlah sampah
dan penanganan sampah di Puskesmas adalah program Zero waste dan eco Office.
Eco office atau Kantor Berbudaya Lingkungan (KBL) menjadi suatu solusi
pada kasus pemanasan global skala mikro dalam cakupan gedung/perkantoran.Mau tidak
mau ternyata gedung/perkantoran melahirkan berbagai sebab yang juga turut andil dalam
peningkatan pemanasan global.Meskipun lingkupnya mikro, namun perkantoran
dengan segala aktivitasnya menjadikannya sebuah greedy giant atau raksasa yang sangat
rakus.Sebutan raksasa yang rakus pada gedung atau perkantoran ini dikarenakan
gedung/perkantoran dalam setiap harinya banyak menghabiskan kertas, listrik, air,dan
menimbulkan sampah-sampah.
Dengan penerapan zero waste dan eco office di harapkan akan terjadi
pegelolaan sampah dengan benar dan penggunaan sumber daya alam ramah lingkungan ,
efektif dan efisien di Puskesmas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Puskesmas Lenek sudah mulai melaksanakan program zero waste dan eco
office?
2. Sampai sejauh mana kegiatan zero waste dan eco office dijalankan di tiap
unitpelayanan di Puskesmas Lenek?
3. Apa Bentuk Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan demi keberlangsungan
program Zero Waste dan Eco Office
C. Tujuan
Adapun tujuan dari Papper ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Apakah Puskesmas Lenek sudah mulai melaksanakan
program zero waste dan eco office.,
2. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan zero waste dan eco office dijalankan di
tiap unit pelayanan di Puskesmas Lenek.,
3. Untuk mengetahui rencana tindak lanjut yang akan dilakukan demi
keberlangsungan program Zero Waste dan Eco Office.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Zero Waste
1. Pengertian Zero Waste
Menurut Song (2015), Tidak ada jalan menuju solusi untuk masalah sampah saat ini
disuatu sisi, konsumsi sumber daya telah meningkat dari waktu ke waktu dan karenanya
generasi limbah juga telah meningkat. (bagian 2) Disisi lain, kota, perusahaan dan organisasi
lain ingin mewujudkan tujuan tanpa limbah meskipun terus meningkat per kapita pembuatan
limbah. Oleh karena itu, tanpa peta jalan yang konferhensif dan strategis, tujuan limbah nol
tidak tercapai dalam waktu yang diinginkan. Disini, kami merangkum penelitian zero waste
untuk mengedepankan empat persyaratan strategi limbah: roadmap limbah nol, prinsip dan
index zero waste, stategi kunci zero waste, dan limbah yang mewujudkan hirarki manajemen
nol.
Menurut Zaman (2015), Zero waste adalah pendekatan holistik yang
mempertimbangkan keseluruhan kehidupan siklus produk dari ekstraksi sumber daya ke final
pembuangan. Sumber daya alam seperti gas, batu bara, minyak, dan mineral ditambang
dalam fase ekstraksi. Produk dirancang dan diproduksi kemudian didistribusikan melalui
pengencer ke konsumen. Setelah konsumsi dan pemanfaatan produk, limbahnya dihasilkan,
sebagian kecil pasta diperoleh kembali dengan menggunakan kembali dan teknik daur ulang
dan teknologi pengolahan limbah, dan sebagian besar limbah dibuang ketempat pembuangan
akhir. Pendekatan zero waste mendorong zero landfill dan pemulihan sumberdaya 100 % dari
sampah.
Menurut Zero Waste Internasional Alliance (dalam Zaman, 2015) zero waste
didefinisikan sebagai “ tujuan yang etis, ekonomis, efisiensi dan visioner, untuk
membimbing orang dalam mengubah gaya hidup dan praktik mereka untuk meniru siklus
alam yang berkelanjutan, dimana semua bahan yang dibuang dirancang dan mengelola
produk dan proses secara sistematis menghindari dan menghilangkan volume dan toksisitas
limbah dan bahan, melestarikan dan memulihkan semua sumberdaya, dan tidak membakar
atau mengubur mereka”.
2. Zero Waste Index
Menurut Toronto (dalam Zaman, 2013) Zero Waste Index adalah alat mengukur
potensi bahan emisi diimbangi dengan nol sistem pengelolaan limbah. Tujuan terpenting dari
konsep zero waste adalah nol penipisan sumber daya alam. Karena itu,ukur kinerjanya dari
kota zero waste akhirnya akan mengukur sumber daya yang diekstraksi, dikonsumsi, terbuang,
didaur ulang dipulihkan dan akhirnya di ganti bahanemisi dan diimbangi sumber ekstraksi
oleh sistem pengelolaan limbah.
Namun, tingkat pengalihan limbah tidak menunjukan energinya efesiensi
penggantian material dari sistem penggelolaan limbah, yang sangat penting dalam
konverensi sumber daya alam global. Dengan demikian, zero waste indeks adalah alat terbaru
untuk mengukur emisi substitusi material dengan sistem pengelolaan sampah. Dengan
memperkenalkan zero waste indeks secara global, kita bisa mengukur bahan emisi
mengimbangi potensi dan potensi penipisan sumber daya alam. Zero waste indeks dengan
demikian merupakan pertunjukan indikator untuk menilai keseluruhan kinerja pengelolaan
sistem sampah. Seperti, daur ulang sama dengan limbah yang digunakan kembali, didaur
ulang, dikomposkan atau cerna dan sampah limbah sama dengan limbah yang ditimbun atau
diinsinerasikan.
Indeks zero waste didasarkan pada nilai material yang bisa berpotensi
menggantikan input bahan emisi. Subsitusi dari emisi energi, air dan gas rumah kaca juga
membertimbangkan dengan subsitusi material. Nilai subsitusi untuk material, emisi energi,
air dan gas rumah kaca telah diekstraksi dari kehidupan siklus database alat penilaian siklus
hidup yang berbeda dan database sumber. Jumlah bahan dan sumber daya yang tergabung
adalah berhubungan positif dengan kemajuan teknologi yang digunakan diproses pemulihan
material. Oleh karena itu, nilai substitusi bervariasi untuk bahan yang berbeda dan sistem
pengelolaan limbah yang berbeda. Salah satu komponen dalam konsep dalam konsep zero
waste yaitu pengukurankuantitatif limbah (Zaman, 2013).
B. Eco – Office
1. Definisi Eco-Office
Istilah dalam bahasa inggrisnya Eco berasaldari penyingkatan kata Ecology dan
Office tidak lain bermakna kantor atau perkantoran. Jadi Eco-Office adalah kantor peduli
lingkungan yangtelah mewujudkan penerapan sistem manajemen lingkungan dalam
kegiatan perkantoran. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan kantor yang bersih,
indah, nyaman sertamenyehatkan.
2. Konsep Eco-Office
World Wildlife Fund (WWF) dalam Ratnaningsih (tt, h.5-6) mengeluarkan kriteria
green office yang diisyaratkan bagi sistem pengelolaan lingkungan di suatu lingkungan
perkantoran dengan minimum kriteria berikut:
a. Program lingkungan
b. Pengembangan secara terus menerus.
c. Koordinator pelaksana.
d. Menumbuhkan kesadaran personel.
Untuk menentukan apakah perkantoran itu dapat dikatakan sebagai Eco-Office,
dalam Fachrial (2010, h.9-12) Green Building Council Indonesia (GBCI) menentukan
kriteria menurut sudut pandang yang berbeda-beda antara lain:
C. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan dua fungsi utama
yaitu upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama.
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
meliputi :
1) pelayanan promosi kesehatan;
2) pelayanan kesehatan lingkungan;
3) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4) pelayanan gizi; dan
5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
6) Upaya kesehatan perseorangan (UKP)
b. UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. tingkat
pertama meliputi :
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Pelayanan satu hari (one day care)
4) Home care
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Lenek
Puskesmas Lenek merupakan salah satu dari 32 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Lombok timur, yang letaknya kurang lebih 10 KM sebelah utara kota
Selong dan berada di jalur lintas nasional.
Adapun unit layanan dalam gedung yang terdapat di Puskesmas Lenek antara lain :
1. Ruang Pendaftaran
2. Unit Gawat Darurat
3. Poli Gigi
4. Ruang Farmasi
5. Poli Lansia
6. Poli Umum
7. Ruang Konseling remaja
8. Poli Anak
9. Ruang Pemeriksaan Umum
10. Ruang Kesehatan ibu dan KB
11. Ruang TB
12. Ruang Konseling HIV/AIDS
13. Ruang Laboratorium
14. Ruang Gizi dan Dapur
15. Ruang Sanitarian
16. Ruang Rawat Inap
17. Ruang Tata Usaha
Selain Pelayanan Dalam Gedung, Puskesmas Lenek juga melaksanakan kegiatan
pelayanan luar Gedung antara lain :
1. Pelayanan Posyandu Keluarga
2. Pemeriksaan Kesehatan Anak Sekolah
3. Imunisasi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Lenek secara umum
belumCsepenuhnya melaksanakan prinsip Eco Office .
1. zero waste atau bebas sampah adalah sebuah langkah yang bertujuan untuk
menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan
dampak buruk dari sampah. Tujuannya adalah agar sampah tidak berakhir di TPA,
menjaga sumber daya dan melestarikan alam.
2. Istilah Eco-Office adalah kantor peduli lingkungan yang telah mewujudkan penerapan
sistem manajemen lingkungan dalam kegiatan perkantoran. Tujuannya adalah
menciptakan lingkungan kantor yang bersih, indah, nyaman serta menyehatkan
3. Metode zero waste adalah 5R,
yaitu Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), Recycle (mendaur ulang) dan Rot (membusukkan sampah). 5R ini
menjadi pegangan untuk membentuk gaya hidup tanpa sampah dan menggunakan
sumber daya alam secara bijaksana.
4. Puskesmas Lenek belum melaksanakan prinsip Zero Waste dan Eco Office secara
maksimal sehingga perlu dilakukan upaya upaya lebih lanjut.
Daftar Pustaka