Anda di halaman 1dari 7

Sumber: Newsletter Tropenbos No 11 (1996) Gambar 1.

Kondisi stasiun Wanariset Samboja era 90-an,


tanda panah putih menunjukkan gedung Herbarium Wanariset

“Herbarium Wanariset”
Membangun Sejarah Flora Kalimantan
Tri Atmoko
[ Peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ]
e-mail: triad_164@yahoo.com

Pendahuluan keanekaragaman jenis flora Kalimantan. Lebih lanjut, kegiatan


pertambangan batubara dan pembangunan perkebunan
Pulau Borneo dikenal sebagai pusat kekayaan dan kelapa sawit yang semakin luas banyak menghilangkan areal
keanekaragaman jenis flora di kepulauan Sunda. Sebagian besar berhutan. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak jenis flora
wilayah pulau Borneo merupakanteritori Indonesia yang yang hilang dan mungkin punah.
termasuk ke dalam provinsi-provinsi Kalimantan Utara,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Hadirnya Herbarium Wanariset sejak 16 tahun yang lalu,
Kalimantan Timur. McKinnon et al., (2000) memperkirakan lebih adalah salah satu sarana untuk merekam jejak kekayaan jenis
dari 10.000 jenis tumbuhan berbunga dapat dijumpai di pulau flora khususnya di hutan Kalimantan. Sampai saat ini Herbarium
ini. Dari jumlah tersebut lebih dari 3.000 jenis adalah pohon dan Wanariset adalah satu-satunya herbarium terbaik di Kalimantan,
267 jenis diantaranya adalah suku Dipterocarpaceae. Selain itu, atau mungkin bahkan di Indonesia Timur. Dalam tulisan ini ingin
lebih dari 2.000 jenis anggrek, 1.000 jenis pakis ditemukan di menyajikan sejarah Herbarium Wanariset secara rinci, namun
Pulau Borneo dengan tingkat endemisitas yang tinggi. sayangnya informasi terkait hal tersebut sangat terbatas. Melalui
beberapa dokumen lama penulis berusaha untuk
Seiring berjalannya waktu, kegiatan eksploitasi hutan merangkainya. Beberapa foto lama pun dipelajari dan
secara berlebihan menyebabkan menurunnya digunakan untuk melengkapi tulisan ini.

08
Gambar 2. Gedung Herbarium Wanariset pada tahun 1991 Foto: WTM. Smits

Wanariset Samboja Jarak Wanariset Samboja dari kota Balikpapan hanya


sekitar 38 kilometer dan 77 km lagi menuju kota Samarinda.
Sejarah pembangunan Herbarium Wanariset tidak lepas Kilometer 38 menjadi suatu identitas tersendiri bagi Wanariset
dari keberadaan salah satu stasiun penelitian Departemen Samboja kala itu, bahkan sampai saat ini. Selain kemudahan
Kehutanan kala itu, Stasiun Penelitian Wanariset Samboja. aksesibilitas, lokasi Wanariset Samboja juga sangat dekat
Wanariset Samboja awalnya adalah salah satu stasiun penelitian dengan kawasan hutan penelitiannya.
dari Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Samarinda. Wanariset
Samboja mulai dikenal terutama saat adanya kerjasama dengan Proses Inisiasi
Tropenbos Internasional, sekitar tahun 80an.
Dalam proyek kerjasama Tropenbos terdapat beberapa
Meskipun lokasinya berada di pinggiran, namun lokasi bidang kegiatan kerjasama, salah satunya adalah bidang Botany.
Wanariset Samboja cukup strategis, yaitu diantara kota Pada saat itu ahli pengenalan jenis tumbuhan masih sangat
Balikpapan dan Kota Samarinda, ibukota provinsi Kalimantan jarang, dan belum ada satupun herbarium yang ada di
Timur. Sebelum ada bandar udara lain di Provinsi Kalimantan. Oleh karena itu dipandang penting untuk segera
KalimantanTimur, semua penerbangan terpusat di bandara membangun herbarium lokal di Kalimantan Timur.
Sepinggan Balikpapan. Itulah yang menyebabkan Balikpapan
menjadi pintu gerbang provinsi Kalimantan Timur. Bahkan Pada tahun 1988, Ir. Oldenkamp melalui proyek
sampai saat ini bandara Sepinggan yang sekarang berganti Tropenbos-Kalimantan melakukan diskusi dengan Badan
nama menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman- Litbang Kehutanan, terkait dengan training dan kegiatan
Sepinggan tetap menjadi bandara internasional paling padat di botani. Hasil diskusi tersebut ditindaklanjuti dengan pertemuan
Kalimantan Timur. beberapa staf Tropenbos dengan Direktur Rijksherbarium
Leiden, Prof. C. Kalkman, untuk menyiapkan usulan detail
kegiatan.
09
Pada November 1988, Dr. M.M.J. van Balgooy berkunjung ke
Indonesia dan bertemu dengan Sekretaris Badan Litbang
Kehutanan. Kunjungan tersebut bertujuan untuk: 1) Melakukan
identifikasi pelatihan taksonomi tumbuhan yang diperlukan,
termasuk pelatihan identifikasi jenis pohon berdasarkan
karakteristik vegetasinya, 2) Melakukan identifikasi kebutuhan
asisten teknis dalam identifikasi dan deskripsi jenis tumbuhan,
dan 3) Identifikasi kebutuhan terkait pembangunan herbarium
lokal dan arboretum.

Awal Pembangunan

Gedung Herbarium Wanariset mulai dibangun tahun 1989


dan selesai pada tahun 1990. Pembangunan Herbarium Wanariset
didanai oleh Tropenbos, IBN-DLO dan dari masyarakat kota
Rotterdam. Gedung dibangun di areal stasiun Wanariset Samboja
seluas 12 m x 7 m. Ruangan untuk menyimpan specimen
herbarium berada di lantai dua. Lantai satu selain digunakan
sebagai ruang penyimpanan spesimen juga digunakan untuk
berbagai kegiatan, sedangkan lantai tiga terdiri dari lima ruangan
untuk para peneliti dan staff pendukung lainnya.

Beberapa fasilitas gedung berasal dari sumbangan Apkindo


(Asosiasi Pengusaha Kehutanan Indonesia) dan Perum Perhutani.
Sumbangan dari Apkindo berupa satu unit AC (Air Conditioner)
sedangkan sumbangan dari Perum Perhutani berupa pelapis
lantai (parquet floor) dari kayu jati.

Meskipun gedung Herbarium Wanariset telah selesai


dibangun pada tahun 1990, namun peresmian baru dilakukan
dua tahun kemudian, tapatnya tanggal 9 November 1992.
Peresmian dilakukan oleh Bapak Hasjrul Harahap, yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Kehutanan.

Pada tahun 1994, Herbarium Wanariset secara resmi


terdaftar dalam Index Herbariorum dengan akronim WAN. Selain
itu Herbarium Wanariset juga terdaftar dalam index Herbariorum
Indonesianum.

Tim Pioneer dan Pengembangan SDM

Tim awal yang terlibat dalam kegiatan Herbarium Wanariset


pada project Tropenbos tahun 1991 meliputi tim ahli, counterpart
dan teknisi. Tim ahli terdiri atas ahli dari Rijksherbarium Leiden,
yaitu Dr. P. Kessler dan Ir. J. Valkenberg. Counterpart adalah Ir. Kade
Sidiyasa, dan dibantu dua teknisi, yaitu Ambriansyah dan Zainal
Arifin.

Dalam project kerjasama Tropenbos, beberapa staff


diberangkatkan ke Belanda untuk meningkatkan kapasitas dalam
pengelolaan herbarium. Pada Desember1989, tiga orang staf,
yaitu Ir. Kade Sidiyasa, Uhaedi Sutisna dan Amiril Saridan (dibawah
koordinator Dr. Max van Balgooy) mengikuti training selama dua
bulan di Rijksherbarium, Leiden terkait pengelolaan herbarium.
Pada tahun 1991, Ir. Kade Sidiyasa berangkat ke Belanda lagi
dalam rangka mendukung pengembangan kegiatan herbarium.
Pada bulan April 1991, Priyono diberangkatkan ke Belanda untuk
mengikuti pelatihan botanical drawing di Rijksherbarium Leiden Gambar 3. Kegiatan koleksi herbarium di PT. ITCI sekitar tahun 90-an
selama 2,5 bulan.

10
Koleksi Spesimen jenis tumbuhan. Koleksi semakin bertambah dari tahun ke
tahun dengan adanya kegiatan eksplorasi flora di berbagai
Pawa masa awal, kegiatan eksplorasi dilakukan untuk daerah dan kiriman spesimen koleksi dari luar.
mendukung kegiatan proyek kerjasama antara Proyek
Internasional Departemen Kehutanan Republik Indonesia Pada tahun 1999, Herbarium Wanariset mendapatkan
dengan Tropenbos-Kalimantan, sehingga koleksi awal banyak kiriman koleksi dari Rijksherbarium, Leiden (L) yang merupakan
dilakukan di areal kerjasama. Lokasi koleksi meliputi: 1) hutan koleksi yang berasal dari Brunei, Sabah, Sarawak (540 koleksi)
Wanariset Samboja, 2) arealkonsesi PT. ITCI, terutama di 12 petak dan Barito Ulu (603 koleksi). Selain itu koleksi yang dilakukan
pengamatan “growth & yield” dan “soil & site” proyek Tropenbos- oleh peneliti T.G. Laman yang berasal dari kegiatan
Kalimantan, 3) Taman Hutan Raya Bukit Suharto, 4) Hutan penelitiannya di TN. Gunung Palung. Grafik penambahan koleksi
Lindung Sungai Wain, 5) Samarinda dan Sekitarnya, Samboja spesimen herbarium sejak didirikan sampai tahun 2014
Kuala, Handil II dan sekitarnya. disajikan pada Gambar 4.

Hasil kegiatan tersebut selanjutnya didokumentasikan Pengelolaan data base koleksi dilakukan menggunakan
dalam bentuk buku berjudul Trees of the Balikpapan-Samarinda program BRAHM (Botanical Research and Herbarium
Area, East Kalimantan, Indonesia, A manual to 280 selected Management System). Sampai dengan bulan Desember 2014
species.Buku tersebut disusun oleh Dr. Paul J.A. Kessler dan Dr. koleksi spesimen Herbarium Wanariset mencapai 19.403 nomor
Kade Sidiyasa. Selanjutnya buku tersebut diterjemahkan ke koleksi dan jumlah jenis terdeterminasi sebanyak 3.675 jenis.
dalam bahasa Indonesia dengan judul Pohon-pohon Hutan
Sayang sekali akhir-akhir ini terdapat masalah dengan
Kalimantan Timur, pedoman mengenal 280 jenis pohon pilihan
program database herbarium, sehingga update checklist koleksi
di daerah Balikpapan-Samarinda.
terhambat beberapa tahun terakhir. Untuk mengatasi
Berdasarkan data dari checklist Herbarium Wanariset, pada permasalahan tersebut, dua orang teknisi dari Herbarium
awal berdirinya, yaitu 1989/1990, Herbarium Wanariset telah Wanariset telah dijadwalkan akan mengikuti pelatihan database
memiliki koleksi sebanyak 1.735 koleksi yang terdiri atas 649 herbarium di FRIM Malaysia. Sebaran Koleksi

Gambar 4. Penambahan koleksi spesimen di HerbariumWanariset

11
Sebagian besar koleksi herbarium berasal dari Kalimantan, sedangkan koleksi dari luar Kalimantan diantaranya dari Sumatera,
Jawa, Sulawesi, Irian Jaya, Maluku Utara, dan juga dari Selangor dan Serawak Malaysia. Informasi daerah sebaran asal koleksi
tumbuhan yang tersimpan di Herbarium Wanariset disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran asal koleksi tumbuhan di Herbarium Wanariset

Pulau Provinsi Daerah


Kalimantan Kalimantan Barat Baga Gunung Setutup Sanggau
Baning Gunung Sunujuh Serawai
Bukit Baka Harongan Serimbu
Buduai Sanggau Jepala Menjulung
Betung Kerihun Ketapang Mentibat
Bagetan Muara Ilay Gunung Berui
Bukit Kelam Mentibang Sintang
Gunung Palung Sambas Tegua Tibun
Nang Pari PT. Halisa Sungai Harongan
Napon Sungai Landak Sungai Habang
Putussibau Sungai Sebangan Sungai Mentibat
Sungai Belujung Sungai Rongun Sungai Mendalam

Kalimantan Selatan PT. Alam Unda Jorong Rantau


Gunung Galuk Gunung Salak PT. AYI
Asam-asam Kandangan Salinau Sembamban
Banjarbaru Kerang Semblimbingan
Banjarmasin Loksado Sengayam
Batu Babi Lumpangi Sengkoh
Batu Kumpai Madiangin Stagen
Batu Licin Magalau Sungai Betung
Batu Pagat Muara Uja Sungai Labuhan
Batu Tanggal Pagatan Suangai Mangkupum
Bengkokan Paringan Sungai Sembega
Binuang Sungai Nyahan Suangai Papon
Sungai Sinango Sungai Tutui Spas
Sungai Pegum Pengaron Tanjung
Birayang Pulau Laut Ujang Baru
Gunung Meratus Pulai Suwangi Gunung Arming
Gunung Sarempake Kintap Pulau Sebuku
Misim Aya Yayang
Kalimantan Tengah Arboretum Mahub PT. Meranti Sampit
Arboretum Nyaru Mustika Sangai
Menteng Palangkaraya Sungai Busang
Barito Ulu PT. Pamenang Sungai Joloi
BTC Pangkalan Bun Sungai Mahub
Bukit Belawan Pattimura Sungai Matangai
Bukit Tengkiling Rantau Ruang Tumbang Batu
Danau Limut Sabilit Tumbang Tanggo
Danau Begantung Samba Tuanan
Karanen Baru TN. Sebangau Timpah
Lungkuh Layang lawang Kamah Mangkutup
Mentangai Muara Teweh Sungai Mentaya
Sungai Gohong PT. Kayu Mas Sungai Rungun
Batampang Pulau Kaja

12
Pulau Provinsi Daerah
Kalimantan Kalimantan Timur Arboretum Fahutan Jemang Damai Sebongkok
Arboretum PT. ITCI Jemang Danau Sebongkok Utara
Arboretum Tangap Camp Kabo Segiri
Balikpapan karaitan Semoi
Baloi Karang Asam Senduru
Banjar Bulan Kayan Mentarang Sepaku
PT. Barito Pasific Kelai Sepasu
Barong Tongkok PT. KEM Sotek
Batu Ampar Kenangan Sidodadi
Batu Bulan Kuala Samboja Sungai Bahau
Batu Kajang Kuari Sungai Beruang
Batuah Kutai Sungai Hitam
Bengalon Labanan Sungai Kayan
Benung lawi-lawi Sungai Kelai
Berau Lempake Sungai Kelian
Bingun Baru Linggau Sungai Ketawan
Camp Birawa Loa Janan Sungai Kuaro
Bontang Long Ampung Sungai Kunjang
Bukit Bangkirai Long Bawan Sungai Lulutuai
Bukit Suharto Long Nah Sungai Lutong
Damai Lonbg Pujungan Sungai Mahakam
Danau Jempang Long Sungai Barang Sungai Merdeka
Dilang Putih Longiram Sungai Merwali
Eheng Lubuk Tutung Sungai Musang Lali
Camp Kelian Makajang Sungai Nakan
Gunung Batu Merah Margomulyo Sungai Nurai
Gunung Hatari Muruwai sungai Pedang
Gunung Kedamuk Melawan Sungai Pesing
Gunung Kubur Mencimai Sungai Pua
Gunung Lamin Mentiwir Sungai Sakakanan
Gunung Lampu Mentoko Sungai Segah
Gunung Lumut Muara kaman Sungai Seluang
Gunung Malang Muara Lemba Sungai Wain
Gunung Mencah Muara Wahau Tanah Merah
Gunung Masarang Padang Tanjung Bara
Gunung Nakan Penajam Tanjung Harapan
Gunung Namuk Pengaron Tanjung Redeb
Gunung Pagang Rantau palung Tenggarong
Gunung Pasir Rempaya Tepian Buah
Gunung Rambutan Samarinda Tepian Langsat
Gunung Runcing Samboja Ulu Mahakam
Gunung Sekerat Samboja Koala Waduk Samboja
Handil Sangatta Wonotirto
PT. ITCI Sangkulirang Gunung Lunjut
Jambuk Gunung Tumpa Camp Sidatim
Gunung Beratus Paser Nunukan
Melak Malinau
Semenanjung Malaysia Selangor Arboretum Kepong
Malaysia (Borneo) Sarawak Sarawak Andalu Sungai Tinjar
Gunung Kinabalu Seria Long palau
Kuching Kuala Belait Lobok Pasar
Bukit Subis Bukit Lambir Marudi
Bukit Pesu Bukit Peso Sungai Mesilau
Brunei (Borneo) Pulau Gayoh Melunchur Sungai Tinjar
Merimbun Kuala Belait Sungai Mesilau
Bukit Subis Pulau Labi-labi Bukit Tangan
Sumatera Sumatera Utara Gunung Leuser Batang Toru
Jawa Jawa Barat Jasinga

13
Pulau Provinsi Daerah
Sulawesi Sulawesi Selatan Toraja Mangkutana Soroako
Malili Taripa Wotu
Sulawesi Tengah Gunung Roroka Pendolo Tambarana
Timbu Poso Tentena
Palu Sungai Poboya Toboli
Paringi
Sulawesi Tenggara Sampara Buton Kendari
Tangkeno Maros SM. Tanjung Peropa
Sulawesi Utara Gunung Empung Manado Danowudu
Sungai Ilanga Tangkoko Gunung Tumpa
Sungai Papayato Tasikoki Gunung Mahawu
Gunung Masarang
Sulawesi Barat Mamuju
Maluku Maluku Utara Halmahera
Irian Irian Jaya Biaru Sewan Wamena
Manokwari Gunung Meja

Gambar 5.
Koleksi spesimen tumbuhan
di Herbarium Wanariset

Pengelolaan pengenalan jenis tumbuhan terus didorong dan ditingkatkan.


Baik melalui pendidikan formal, pelatihan, maupun kegiatan
Setelah diresmikan pada tahun 1992, Herbarium pengenalan jenis tumbuhan langsung di lapangan.
Wanariset selanjutnya diserahkan kepada Badan Litbang
Kehutanan dan Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Samarinda Merintis dan membangunan Herbarium Wanariset adalah
yang ditunjuk sebagai pengelolanya.Pada tahun 2002, stasiun pekerjaan yang cukup berat, namun mempertahankan dan
Wanariset Samboja ditingkatkan statusnya menjadi Unit menjadikannya tetap eksis adalah pekerjaan yang tak kalah
Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Kementerian Kehutanan beratnya.
setingkat eselon IV menjadi Loka Litbang Satwa Primata
(LP2SP). Sehingga tanggung jawab pengelolaan Herbarium Sumber Informasi:
Wanariset dilimpahkan ke LP2SP. Dalam perkembangannya Kalkman, C. 1989. Program for the contribution of the Rijksherbarium Leiden to the
LP2SP mengalami reorganisasi menjadi Balai Penelitian Tropenbos-Kalimantan Project.
Teknologi Perbenihan (BPTP) Samboja dan yang terakhir
Annual Report No 4, 1994 Project Activities and Report Tropenbos-Kalimantan
menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Project.
Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA).
Van Balgooy, MMJ. and WTM. Smits. 1988. Report on a Tropenbos-mission
Penutup concerning botanical aspect of the Tropenbos-programme, 30 November s/d 21
December 1988.
Keberadaan Herbarium Wanariset memiliki posisi yang McKinnon, K., G. Hatta, H. Halim, & Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan. Seri
cukup strategis sebagai sumber informasi dan koleksi flora Ekologi Indonesia.Prenhallindo, Jakarta.
khususnya di wilayah Kalimantan. Pembenahan dan perbaikan Newsletter Tropenbos no 11, March 1996.
pengelolaan terus dilakukan secara bertahap. Permasalahan
utama yang saat ini dihadapi adalah ketiadaan ahli taksonomi Sidiyasa, K., Arbainsyah, & P. Kessler. 1999. List of collections stored at the
Wanariset Herbarium East Kalimantan, Indonesia. The International MOFEC-
tumbuhan di Herbarium Wanariset. Oleh karena itu upaya
Tropenbos Kalimantan Project. Samboja, Indonesia
pengkaderan peneliti dan teknisi untuk menekuni bidang

14

Anda mungkin juga menyukai