Anda di halaman 1dari 30

Excellence, Not Mediocrity

July 10, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Alvi Radjagukguk

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 10 July 2016 – Service 3

Weekly verse:

~ Amsal 22:29 (TB) ~


Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia
akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

==================================================================
========

Satu hal yang dijunjung tinggi oleh JPCC adalah menjadi Excellence.

Ps. Jeffry Rachmat pada saat mendirikan JPCC bukan sekedar ingin menjadi gereja yang
biasa-biasa, namun menjadi sebagai Tubuh Kristus di dalam dunia yang dapat menjadi
jawaban bagi manusia dan generasi.

Lawan kata Excellence adalah Mediocre, Mediocre adalah suatu yang sedang-sedang, biasa
dan dibatas rata-rata, atau mungkin cenderung kurang baik.

Ada 3 hal yang menjadi perbedaan antara Excellence dan Mediocrity adalah:

1. Mediocrity is an Excuse, Excellence is a Choice.

Mediocrity adalah alasan untuk menjadi biasa-biasa saja, untuk menjadi Excellence adalah
sebuah pilihan.

Mediocrity, menggunakan alasan-alasan atau tergantung dengan sumber daya, fasilitas dan
situasi yang dimiliki untuk mencapai tingkat Excellence,

Excellence, tidak tergantung kepada sumber daya, fasilitas ataupun situasi kondisi yang
terbatas, namun menggunakan apa yang dimiliki untuk mengerjakan hal biasa menjadi luar
biasa.

Excellence is not being the best but being your best.


Kita tidak bisa membandingkan tingkat Excellence diri sendiri dengan orang lain, jika kita
membandingkan tingkat Excellence dengan orang lain, maka kita hanya akan bisa
menjadi The Second Best.

Apa jaminan jika kita diberi hal yang baru bisa menjadi Excellence?

~ Galatia 6:4  (BIMK) ~


Setiap orang harus memeriksa sendiri apakah kelakuannya baik atau tidak. Kalau baik, ia
boleh merasa bangga atas hal itu. Tetapi tidak usah ia membandingkannya dengan apa yang
dilakukan orang lain.

Yang perlu kita kalahkan bukan rekor orang lain melainkan rekor diri kita sendiri, jika kita
mengejar apa yang dilakukan orang lain, maka kita akan kehilangan Spirit of Excellence dari
dalam diri kita sendiri.

Excellence dimulai dengan sebuah keputusan dengan memberikan yang terbaik bukan
yang tersisa. 

Excellence is about giving the best not the left over.

~ Yohanes 3:16 (TB) ~


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.

The quality of a persons life is in direct proportion to their commitment to excellence,


regardless of their chosen field of endeavor.
~ Vince Lombardi ~

Yang membedakan Excellence dan Mediocrity adalah KOMITMEN. disaat kita memberikan
komitmen, tidak akan ada alasan-alasan untuk tidak menjadi Excellence.

Banyak kesaksian yang saya dengarkan dari banyak orang yang diberikan kesempatan untuk
melayani di JPCC, mereka memberikan pelayanan sesuai dengan nilai yang ditananmkan
oleh JPCC yaitu “selalu memberikan yang terbaik.” Dari situ mereka mulai belajar untuk
mencoba menanamkan hal tersebut kedalam pekerjaan dan businessnya sehingga pekerjaan
dan business mereka pun juga menjadi bertumbuh sedikit demi sedikit.

We will only excel, if we consistently give our best.


kita akan hanya menjadi unggul, jika kita secara konsisten memberikan sesuatu yang baik.

2. Mediocrity settles for what is, Excellence strives for what can be.

Mediocrity selalu berpikir “memang dari dulunya sudah begini apa adanya.”
Excellence selalu berpikir “Apakah ada yang bisa diperbuat lebih lagi?”

Excellence didn’t happened by accident, it happened with accumulation of the process.

4 Juli 1999, JPCC mengawali perjalanan menjadi sebuah Gereja. Pada saat itu tidak ada 3 big
screen seperti saat ini, hanya menggunakan layar OHP sebagai sarana media, mungkin hal itu
adalah hal terbaik yang dapat diberikan, namun apa yang Excellence pada saat itu, akan
menjadi suatu hal yang Mediocrity pada saat mendatang jika tidak dilakukan secara
konsisten.

Sesuatu yang biasa menjadi yang luar biasa perlu dibutuhkan persiapan, pemikiran dan
dicerna berulang kali.

Excellence is to do the common thing in an uncommon way.


~ Booker T. Washington ~

~ Efesus 3:20-21 (TB) ~


(20) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (21) bagi Dialah
kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-
lamanya. Amin.

Disaat kita meminta atau berdoa untuk menjadi Excellence, maka pada saat itu panca indra
kita akan mulai terbuka atas apa yang kita minta, dan kita juga harus mulai berani untuk
memikirkan. Disaat kita memikirkan, maka ide-ide bagus akan mulai bermunculan untuk
melakukan suatu hal yang Excellence.

If you dare to ask for it, than you dare to imagine it.

Mediocrity cenderung hanya melakukan job desk, Excellence akan melakukan suatu
pekerjaan lebih dari hanya job desk, malah memberikan extra milestone dalam pekerjaannya,
disaat itu promosi akan datang menghampiri dengan sendirinya tanpa perlu mempromosikan
diri sendiri. Excel beyond what you need to do.

Excellence tidak berpikir “How can I get bigger,” tapi “How can I get Better.” ketika kita
menjadi lebih baik, itu berarti kita telah menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Excellence is an accumulation of small betterments over times.

Mediocrity is natural,  Excellence is supernatural.

3. Mediocrity never attracts, Excellence Honors God.

Sesuatu hal yang biasa tidak akan menarik perhatian. Meminta kepada Tuhan hal yang
Excellent adalah suatu penghormatan kepada Tuhan. Sewaktu kita memilih menjadi
Excellence kita menghargai diri kita dan menghargai siapa yang adalah dalam diri kita
(Tuhan)

~ 1 Samuel 16:7 (TB) ~


Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan
yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

~ Mazmur 8:1 (BIMK) ~


Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang
mengatasi langit dinyanyikan
~ Psalms 8:1 ~
O Lord, our Lord, how magnificent is your reputation throughout the earth! You reveal your
majesty in the heavens above!

~ Matius 5:16 (TB) ~


Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihatperbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Excellence terjadi seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

~ Kolose 3:23-24 (BIS) ~


(23) Apapun juga yang kamu perbuat (pekerjaan dan pelayanan), perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah
kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan
kamu hamba-Nya.

MSG:
Don’t just do the minimum, do the Best. Work from the Heart, serve Christ and being a
follower of Christ doesn’t cover up bad work.

~ Kolose 3:17 ~
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah
semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah,
Bapa kita.

If it bears Gods name it deserves my best.

~ 1 petrus 2:9 (TB) ~


Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kita dipilih dan dikhususkan oleh Tuhan untuk melakukan hal-hal yang diberikan kepada kita
dengan Excellence karena kita melambangkan Tuhan dalam setiap tindakan yang kita
lakukan dalam kehidupan.

Posted in Sunday Service

Excellence – Think Big Start Small


July 3, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Jeffrey Rachmat

Venue:
JPCC Casablanca
Date & Time:
Sunday, 3 July 2016 – Service 3

Weekly verse:

~ Kolose 3:23 (TB) ~


Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.

==================================================================
========

Orang yang Excellent melakukan sesuatu dengan benar dan bagus diluar expectation dan
melebihi rata-rata pada biasanya.

Orang yang Excellent akan dikenal tanpa perlu mempromosikan diri sendiri karena orang lain
merasa mendapatkan sesuatu yang lebih dari expectation-nya. Jika kita masih repot-repot
mepromosikan diri sendiri berarti kita belum melakukan sesuatu dengan Excellent.

~ Efesus 3:20-21 (TB) ~


(20) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (21) bagi Dialah
kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-
lamanya. Amin.

Tuhan senang menjawab doa kita lebih dari yg kita doakan dan pikirkan, Dia selalu bekerja
lebih dari expectation kita. Kita dapat membedakan pekerjaan Tuhan dengan langsung
apabila kita merasakan sesuatu yang luar biasa terjadi terhadap kita diluar pikiran dan
kemampuan kita.

 Excellent tidak sama dengan Perfection,


 Excellent membutuhkan Iman dan determinasi;
 Excellent bukan suatu hal yang mewah;
 Excellent adalah memaksimalkan suatu yang kita miliki.

Jangan khawatir dan kecil hati jika kita saat ini masih berada ditingkat rata-rata dan melihat
orang lain yang berada pada level diatas rata-rata, karena diawal orang yang saat ini sudah
diatas rata2 juga pernah berada di level rata-rata, namun mereka terus melakukan hal yang
lebih dari rata-rata secara terus menerus.

~ Amsal 12:27 (TB) ~


Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta
yang berharga.

Orang malas sulit untuk menjadi orang diatas rata-rata. Orang Rajin akan mendapatkan hal
yang luar biasa.

BURUAN yang dimaksud adalah IMPIAN


Contoh:
Suatu bisnis yang mempunyai harga, kualitas yang sama, namun salah satu dari perusahaan
mempunyai perbedaan kecil yang membuatnya menjadi booming, hal itu karena perusahaan
tsb mempedulikan hal kecil dan detil yanh membuat nilai tambah.

The difference between something good and something bad is attention to details
~ Charles Swindoll ~

Contoh:
Saya (PS. Jeffrey Rachmat) menilai suatu restaurant dari hal kecil seperti pelayanan. Suatu
restaurant yang bagus melatih pelayannya untuk memperhatikan hal-hal kecil seperti dapat
mengingat posisi tempat duduk orang yang memesan menu tsb sehingga dia tidak perlu
bertanya lagi siapa yang memesan menu tsb sehingga mungkin akan mengganggu sang
kostumer.

~ Markus 6:34-44 (TB)  ~


(34) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-
Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai
gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. (35) Pada waktu hari
sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi
dan hari sudah mulai malam. (36) Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli
makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini. (37) “Tetapi jawab-Nya:
“Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami
membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (38) Tetapi Ia berkata
kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah
memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.” (39) Lalu Ia menyuruh orang-orang
itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.(40) Maka duduklah
mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.(41) Dan
setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya,
supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-
Nya kepada semua mereka.(42) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.(43)
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari
pada sisa-sisa ikan.(44) Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Yesus Memberikan tantangan pada muridnya untuk melakukan sesuatu yang lebih besar
daripada sesuatu yang sudah sering mereka lakukan biasanya.
Kebiasaan/kecenderungan manusia saat menghadapi tantangan yang besar untuk
memenangkan-nya kita akan butuh modal yang besar juga.

Untuk membuka pintu yang Besar hanya memerlukan kunci yang Kecil.

Murid-murid Yesus berpikir bahwa untuk memberi makan 500 orang memerlukan modal
yang besar namun Yesus mengajarkan untuk membagi perkara yang besar menjadi bagian-
bagian kecil sehingga kita dapat me-manage masalah tersebut dengan lebih mudah, namun
bukan untuk menyepelekan/meremehkan hal tsb.

Mereka membagi 5,000 orang kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 50 – 100 orang per
kelompok sehingga mereka tidak lagi melihat masalah itu sebagai masalah besar dengan me-
manage 5,000 orang langsung, namun mereka dapat mulai mengatur dari 75-100 kelompok
kecil tsb.

Masalah yang sama tapi dengan cara pandang yang berbeda.

~ 1 Samuel 17:48-50 (TB) ~


(48) Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud
berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; (49) lalu Daud memasukkan
tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka
kenalah dahi orang Filistin itu, (50) sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan
terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.

Raja saul dan prajuritnya bertemu Goliath yang tinggi 6 hasta, Saul berpikir bahwa dia harus
mencari orang yang sama besar untuk mengalahkan Goliath.

Jangan meremehkan hal kecil yang ada ditangan kita, karena hal itulah awal Tuhan untuk
membuka hal yang besar.

Demikian pula dengan Daud yang mengalahkan Goliath dengan batu kecil, bukan
menggunakan pedang di tangan.

Semua yang Besar dimulai dari Kecil, kunci kecil bukan hanya bisa membuka pintu,
namun kunci juga bisa untuk menutup pintu.

Contoh:
Banyak pasangan yang datang kepada saya untuk konseling tentang masalah hubungan
mereka, dan rata2 masalah hubungan timbul dimulai dari hal kecil yang menjadi besar.

~ Lukas 16:10-12 (TB) ~


(10) “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara
besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar. (11) Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur,
siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? (12) Dan jikalau
kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu?

Jika Tuhan belum mempercayai kita dengan hal-hal besar berarti kita belum cukup setia
dalam mengerjakan perkara kecil.

Tuhan kita adalah Tuhan Alfa Omega, Dia dapat melihat dari awal hingga akhir, dan akhir
dari awal karena Dia menciptakan semua yang ada di dunia ini dengan semua bagian
detilnya.

Sering kita meremehkan dan tidak bertanggungjawab atas apa yang telah Tuhan berikan
kepada kita, padahal hal kecil itu adalah hal yang akan jauh lebih besar dari hal yang pernah
kita inginkan.

Benih yang diberikan oleh Tuhan bukan hanya untuk dikonsumsi, namun untuk kita tanam
diatas tanah yang subur sehingga benih tsb menjadi pohon yang besar kelaknya.
Benih itu murah, namun tanah itu mahal.

Tanah yang subur akan menumbuhkan benih menjadi pohon yang besar dan luar biasa.

Setialah kepada hal kecil dalam hidup kita, suatu yang Excellent akan didapatkan apabila kita
memperhatikan hal kecil dan mengerjakannya dengan luar biasa.

Posted in Sunday Service

STRENGTH IS FOR SERVICE – HARTA


TERPENDAM #2
June 12, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Jeffry Rachmat

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 12 June 2016 – Service 3

Weekly verse:

~ Yohanes 12:26 (TB) ~


Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun
pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

==================================================================
========

Principle Verse:
~ 2 Korintus 4:7 (TB) ~
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Kita telah mengetahui bahwa manusia mengejar kekuasaan, jabatan dan harta dengan
menggunakan segala cara tanpa memperhatikan kompetensinya. Namun Tuhan Yesus
mengajarkan kita untuk mengetahui kekuatan kita dan menggunakan kekuatan tsb untuk
melayani.

Dalam setiap manusia, Tuhan sudah memberikan harta (potensi) yang terpendam dalam
dirinya, namun banyak yang tidak pernah tahu atau tidak pernah mencoba untuk
mengeluarkan harta terpendam dalam dirinya.

Potensi = Potent (Power)


Semua yang dibutuhkan untuk masa depan kita, sebenarnya sudah ada di dalam diri kita
sendiri. Seperti sebuah benih, semua benih yang diperlukan untuk masa depannya tersimpan
dalam benih itu sendiri, untuk bertumbuh menjadi pohon & berbuah, yang menjadi
pertanyaan adalah dimana benih tersebut tertanam.

~ Mazmur 92:13-15 (TB) ~


(13) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. (14) Pada
masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, (15) untuk memberitakan,
bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Proses Pertumbuhan:
1. Ditanam (Benih/Potensi)
2. Bertunas (Peduli/Kekuatan)
3. Berbuah (Buah Roh/Suskes)

Gereja bukanlah sebuah tempat rutinitas atau kewajiban bagi orang Kristen untuk
menjalankan ibadah setiap minggu, Gereja seharusnya menjadi sebuah komunitas dimana
kita bisa berkomitmen dan tertanam didalamnya.

Orang yang tertanam dalam gereja berbeda dengan Orang berkunjung. Orang yang tertanam
sekalipun dia mempunyai gesekan/konflik dengan sesama jemaat, pelayan, dan atau pastor di
dalam gereja, hal itu tidak akan membuatnya menghindar pergi, sebaliknya dia akan berusaha
menyelesaikan konflik/masalah didalamnya.

Tertanam adalah berkomitmen untuk tinggal didalamnya dan bertumbuh. Tertanam di tempat
yang benar (Gereja/Bait Allah) dapat membantu mengeluarkan potensi yang dimilikinya
kemudian bertunas dan berbuah.

Tugas bagi gereja adalah untuk mengeluarkan potensi dalam setiap jemaatnya untuk
melayani umat lainnya bukan untuk melayani diri sendiri.

~ Amsal 27:17 (TB) ~


Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Di semua komunitas pasti akan terjadi keributan, di kelompok paling kecil pun pasti ada
ribut, namun jika kita lihat dari gambaran yang lebih besar, masalah itu adalah cara Tuhan
untuk menajamkan kita.

Pisau yang diasah akan menjadi tajam, pisau yang tajam tidak perlu menggunakan tenaga
yang banyak untuk memotong. Pisau yang tumpul membutuhkan tenaga yang lebih besar
untuk memotong dan disaat itulah pisau tersebut butuh diasah agar dapat digunakan dengan
maksimal.

Untuk menciptakan sebuah keharmonian maka perlu untuk mengatur tegangan yang berbeda
beda.

Problem to solve and Tension to be manage.


~ Paul Scanlon ~
~ Markus 12:29-30 (TB) ~
(29) Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah
kita, Tuhan itu esa. (30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

~ Roma 15:1-2 (TB) ~


(1) Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita
mencari kesenangan kita sendiri. (2) Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan
sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.

Untuk menang dalam kehidupan ini perlu lebih dari sekedar kekuatan fisik atau
otot. Kekuatan seseorang yang sesungguhnya baru dapat diukur pada saat dia dalam keadaan
tertekan.

~ Amsal 24:10 (TB) ~


Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

~ 1 Timotius 4:7-9 (TB) ~


(7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (8)
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (9) Perkataan
ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

Orang yang kuat adalah orang yg mampu berdiri lagi pada dia jatuh. Orang bodoh adalah
orang yang jatuh terus ditempat yang sama.

~ Amsal 24:16 (TB) ~


Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh
dalam bencana.

~ Matius 5:5 (TB) ~


Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Lemah lembut = Meekness

 Kekuatan dalam kelembutan (Power of gentleness)


 Menunjukan kekuatan tanpa menggunakan kekerasan (Demonstrating Power without
Hardness)

Orang yang kuat adalah:

 Orang rendah hati, minta pertolongan saat lemah;


 Tidak takut mengakui kesalahan dan tidak menutupi kekurangannya;
 Mampu untuk mengalah dan mendahulukan orang lain;
 Berani bertanya disaat tidak mengerti;
 Mendahulukan orang lain yang lebih lemah;
 Orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai diri sendiri.

Dengan mendahulukan orang lain tidak akan menghilangkan status kita.


~ Amsal 16:32 (TB) ~
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang
yang merebut kota.

~ Galatia 5:22-26 (TB) ~


(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu. (24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah
hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling
menantang dan saling mendengki.

Buah Roh adalah hasil dari keintiman kita dengan Roh Kudus yang dapat membentuk
karakter kita.

~ Ulangan 8:18 (TB) ~


Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian
yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Berbuah bukan sekedar menjadi sukses dengan potensi yang tertanam didalam dirinya,
namun juag menghasilkan buah Roh yang dapat membentuk karakternya, menggunakan
kekuatannya untuk menolong orang lain dan melayani org lain dengan segenap akal budi dan
jiwanya, dan dalam keberhasilan dia rendah hati dan tidak semen-mena. Itulah janji Tuhan
kepada orang yang tertanam dalam Bait Allah.

Sebab untuk jadi sombong atas keberhasilan kita adalah hal yang biasa dilakukan orang di
dunia ini, namun Tuhan meminta kita tidak menjadi seperti itu, namun untuk menjadi orang
yang tertanam dalam gereja dan menggunakan kekuatannya untuk bertumbuh berbuah dan
menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk melayani yang lain.

Tertanam adalah suatu komitmen. Tertanam dalam satu tempat pasti akan muncul
gesekan/konflik, dibutuhkan kelemahlembutan untuk dapat manage tegangan yang ada.

Posted in Sunday Service

MATURITY
May 29, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
PS. A.R. Bernard

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 29 May 2016 – Service 3
Weekly verse:

~ 1 Korintus 12:7 (TB) ~


Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

==================================================================
========

Opening with Introduction of new book by PS. A.R . Bernard “4 Things Women Want From
Men.”

Kami (PS. A.R. Bernard) tahun ini tengah memasukin 44 tahun pernikahan kami. Kami
memiliki 7 anak dan segera akan memiliki cucu ke-21, dan saya bersyukur dapat diberi
kesempatan melayani selama 38 tahun.
Saya belajar bahwa penting sekali untuk kita mengerti bahwa kita mempunyai Topi (peran)
yang berbeda-beda dalam kehidupan kita, ada Topi untuk menundukkan diri, dan ada juga
Topi Otoritas. Setiap Gembala memerlukan seorang Gembala; Setiap Mentor memerlukan
seorang Mentor sebagai panutan, begitu juga dengan saya memerlukan orang-orang yang
dapat menegur saya, sehingga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan
bertanggungjawab.
Setiap Pria yang memerlukan keberadaan seorang Istri yang mampu menjadi melaporkan
keberadaan Suaminya, hal ini disebut sebagai Accountability.
Pada April 2014 lalu, saya pernah membawakan 3 hal yang dibutuhkan seorang wanita dari
pria, yaitu : Strength, Consistency & Decisiveness, dan sekarang bertambah menjadi 4 hal.
Setelah merenungkan kembali 3 hal yang pernah saya sampaikan, saya menyadari bahwa
adanya elemen ke-4 yang terpenting sebagai dasar ke-3 elemen tersebut, yaitu adalah
MATURITY (Kedewasaan).
Saya banyak melakukan wawancara tentang buku ini, satu ketika seorang penyiar bertanya
“Hak apa yang saya miliki sebagai laki-laki untuk bertanya kepada seorang wanita megenai
hal ini?” saya menjawab bahwa salah satu komplain seorang wanita kepada pria adalah “Pria
tidak bisa mendengarkan.”
Ketika buku ini selesai, Istri saya berkata kepada saya “kamu telah berhasil mendengarkan
saya dengan baik”
Dalam Alkitab memerintahkan suami untuk hidup dengan Istri dalam Pengetahuan. Kata
Pengetahuan dalam bahasa asli-nya memakai kata Genosis = Belajar, dengan demikian
maka suami mempunyai tanggungjawan untuk mempelajari istrinya.
Wanita melakukan berdasarkan Intuition (intuisi) secara otomatis, lain halnya dengan Pria.
Disaat seoarang suami mempelajari istrinya, dia akan menemukan hanyak hal tentang
dirinya, hal ini adalah suatu dinamika yang dirancang oleh Tuhan diantara Pria dan Wanita.
Pria dan Wanita berbeda,
Pria berhadapan dengan situasi berdasarkan Logika dan Performa; sementara
Wanita berhadapa dengan situasi berdasarkan Intuisi dan Nalar.
Pria dan Wanita berbicara kata yang sama namun dengan penafsiran yang berbeda,
Pria berorientasi kepada hasil akhir; sementara
Wanita berorientasi kepada sosial dan komunitas.
Pria berpikir secara otonomi; sementara
Wanita berpikir secara kebersamaan (kolaborasi).
Pria melihat diri-nya sebagai Problem Solver (memecahkan masalah); sedangkan
Wanita sebagai Pembagi Masalah.
Kegagalan dalam pengertian akan hal itu sering menyebabkan masalah dalam komunikasi.
Pada saat wanita sharing masalahnya, maka seorang laki laki akan mulai muncul solusi solusi
dalam pikirannya, dan memberikan solusi terbaik untuk wanita, namun sebenarnya seorang
wanita sebenarnya hanya ingin sharing saja.
Sehubungan dengan tema yang akan saya bawakan hari ini, Maturity (Kedewasaan), saya
bertanya kepada berbagai wanita dari latar belakang berbeda-beda, dan mereka setuju atas ke-
4 hal ini.
Integrity (Integritas) adalah batu penjuru dari karakter seseorang, dan kejujuran adalah inti
dari integritas yang dimiliki seseorang.
All relationship are build on trust. Semua hubungan dibangun diatas rasa percaya.
Integritas adalah tingkat tertinggi dalam suatu hubungan, kedewasaan tidak datang dengan
bertambahnya usia, namun dengan Penerimaan dan Tanggungjawab.
Banyak wanita sering berkata tentang Pria: “I Wish He can Grow Up!” seandainya dia bisa
menjadi dewasa. Arti Grow Up yang dimaksud oleh wanita adalah, Responsibility &
Decorum.

1. Responsibility
Mempunyai Tanggungjawab atas setiap perkataanya, Pikiran, Tingkah Laku dan
Sikapnya.
2. Decorum (Tata Krama)
Tahu bagaimana dan kapan harus bersikap dalam keadaan tertentu yang diperlukan
dalam pertumbuhan dan pengembangan sosial, Moral dan Intelektual.

Dalam salah satu wawancara, saya bertanya mengapa wanita tidak bisa mengungkapkan apa
yang dia inginkan kepada seorang pria? Salah satu Profesor mengatakan bahwa wanita
memang tidak mempunyai bahasa itu untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan, wanita
lebih menggunakan intuisinya, dengan demikian kita harus belajar bahasa tersebut dan untuk
mengungkapkan maksud yang diberikan.

Change is the only constant in life, change is the essence of maturation. Change is not an
event, its a process. You wil never mature in life unless you are willing to change. 
Perubahan adalah sesuatu yg terus menerus ada dan perubahan adalah esensi daripada sebuah
kedewasaan. Perubahan bukan sebuah kejadian saja namun adalah proses yang sedang
berlangsung. Kita tidak akan pernah bisa dewasa kecuali kita bersedia untuk berubah. Dan
hanya kebenaran yang dapat membawa kita untuk mengalami perubahan dalam hidup.

Semua kebenaran bersifat confrontional, anda tidak akan bisa berubah kecuali anda bersedia
dikonfrontasi akan keadaan dan sikap hidup anda. Seorang yang keras kepala tidak bisa
diajari, perubahan membutuhkan pengajaran akan informasi yang baru.
Di generasi sekarang ini, 60% dalam peranan di collage di Amerika adalah wanita, sedangkan
pria adalah 40%, dan 20% dari pemerintahan Amerika diduduki oleh wanita, dan mungkin
untuk pertama kalinya wanita akan menjadi Presiden Amerika.
Saat ini sudan ada sekelompok wanita dengan kekuasaan tinggi dimana Pria belum siap untuk
menghadapinya. Jika wanita mempunyai penghasilan atau kekuasaan lebih besar daripada
pria, maka dia akan menantang rasa keamanaan seorang pria untuk menjadi pasangannya, dan
apabila hal ini tidak disikapi dengan baik, maka bisa menimbulkan pelecehan secara
intelektual sehingga menjadikan rasa tidak puas yang mengakibatkan tekanan dan perceraian.

Pemikiran yang salah muncul di saat pria dan wanita berpikiran Equal Right = Equal Row,
persamaan hak pria dan wanita juga berlangsung dengan mempunyai peran yang sama. Itu
sebabnya keberadaan gereja semakin penting untuk masyarakat, karena kita sebagai garam
dan terang yang akan membuat perubahan dalam dunia ini.

We are the Salt and Light of the world.


Garam tidak mengubahkan daging, namun garam mempertahankan integritas, moral dan
kesegaran dari daging.
Ditengah masyarakat bingung atas peran dirinya, kita harus belajar untuk menyesuaikan diri
dengan realita yang berlaku tanpa mempertaruhkan integritas diri kita.
Contoh:
Saya (PS. A.R. Bernard) saya pergi ke Starbucks dekat rumah saya dan melihat wanita cantik
datang melayani saya dan berkata “Can I help you?” (dengan suara bass seorang laki-laki),
saya kaget karena tidak menyangka dia adalah seorang Transgender, tetapi seketika itu saya
dengan respon langsung mengalihkan keadaan dengan melihat-lihat cake yang berada
didepan counter untuk mencoba tidak terlihat terkejut terhadap dirinya.

Melayani dibutuhkan suatu hubungan terlebih dahulu, kita harus belajar membangun
suatu hubungan dengan seorang yang berbeda dengan diri kita.

Kita melihat kedewasaan dibutuhkan dalam sebuah kepemimpinan, hubungan pemimpin


dengan yang dipimpin membutuhkan kerendahan hati (Humility).

Maturity required humility, humility is the willingness to share the credits to others.
Maturity membutuhkan kerendahan hati, kerendahan hati bicara tentang kesediaan seorang
pemimpin untuk berbagi kredit dengan orang yang dipimpinnya.

~ Markus 10:17-21 (TB) ~


(17) Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang
berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang
baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (18) Jawab Yesus:
“Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. (19)
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan
mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu
dan ibumu!” (20) Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak
masa mudaku. (21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata
kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Maturity is a choice (Kedewasaan adalah sebuah pilihan).


Hal ini tidak datang dengan bertambah-nya usia, tetapi kedewasaan dimulai ketika seseorang
mengambil keputusan untuk menjadi dewasa

Kebaikan Yesus tersembunyi dibalik pilihannya untuk hidup benar, hal ini dapat kita lihat
dari cara Yesus menjawab pertanyaan anak kecil “Mengapa kaukatakan Aku baik?” dengan
berkata “hanya ada satu saja yang baik, dan itu adalah Tuhan Allah.”

Mengapa kita sering bertanya apabila Tuhan baik mengapa harus ada hal buruk terjadi dalam
hidup orang baik? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang salah karena kita hanya menafsikan
dengan ukuran kita sebagai manusia. Seharusnya pertanyaan yang benar adalah “Why do
good thing happen at all?” mengapa di tengah-tengah kejatuhan manusia di dalam dosa,
masih bisa didapat perkara-perkara yang baik? dan di dalam sisi ini, kita bisa melihat bahwa
God is Good!

Kita bisa memilih benar atau menolak benar atau taat hukum atau menolak hukum. Mereka
bisa menghargai. Semua kejahatan dimuka bumi ini adalah karena kebebasan manusia untuk
melakukan pilihan.

Tuhan memberikan kebebasan memilih kepada manusia. Seorang pemimpin harus dewasa
Untuk membiarkan yang dipimpinnya membuat pilihan. Jika seorang pemimpin tidak
dewasa, maka dia akan merasa tersinggung pada saat orang yang dipimpinya menolak hal
baik atau saran yang diberikannya.

Kasih tidak berakar dalam emosi kita, tetapi Kasih berakar dalam pikiran bebas kita. Kasih
adalah komitmen yang kita buat berdasarkan pilihan bebas yang kita miliki. Kedewasaan
adalah mengijinkan seseorang untuk membuat pilihan mereka sendiri dan tetap
mengasihi mereka. 

Saya sebagai orang tua dan kakek seringkali kwatir dengan pilihan yang dipilih oleh anak dan
cucu saya, namun saya harus cukup dewasa untuk menerima pilihan mereka dan tetap untuk
mengasihi mereka walaupun mereka tidak menerima saran yang saya berikan.

Menjadi seorang Kristen adalah pilihan bagi kita, jika kita melihat seorang yang keras kepala
terhadap kita, seharusnya kita tidak tersinggung atau sakit hati, sebaliknya kita harus tetap
mencintai mereka dan mendoakan mereka.

Posted in Sunday Service

STRENGTH IS FOR SERVICE –


HARTA TERPENDAM
May 22, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Jeffry Rachmat

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 22 May 2016 – Service 3

Opening verse:
~ Roma 15:1 (TB)  ~
(1) Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita
mencari kesenangan kita sendiri.

Principle Verse:
~ 2 Korintus 4:7 (TB)  ~
(7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Beberapa minggu lalu kita telah belajar dan mengetahui dimana dunia ini mengajarkan orang
untuk mengejar kekuasaan, jabatan dan harta dengan menggunakan segala cara tanpa
memperhatikan kompetensinya. Namun Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengetahui
kekuatan kita dan menggunakan kekuatan tsb untuk melayani.

Kita tidak menyadari bahwa kekuasaan kekuatan yang besar bukan berasal dari luar,
melainkan kekuatan itu berada dari dalam diri kita. Tragedi yang terbesar pada manusia
adalah dimana manusia tersebut tidak mengetahui kekuatan dalam dirinya.

Bejana Tanah Liat dalam ayat diatas melambangkan Tubuh Kita yang pada akhirnya akan
kembali menjadi tanah, dalam Bejana Tanah Liat (Tubuh Manusia) terpendam suatu Harta.
Harta yang dimaksud bukan hanya berbentuk Iman, namun juga Karakter serta Potensi dalam
setiap manusia.

Sebenarnya, tempat yang paling berharga di bumi bukanlah Emas dan Minyak yang
terpendam didalam bumi, namun adalah “Kuburan Manusia” yang didalamnya masih
terpendam beraneka ragam Harta (Potensi/Kekuatan) dalam setiap manusia yang dikuburkan
namun belum dapat dikeluarkan atau disadari oleh manusia itu, seperti, Ide-ide Gagasan
Bisnis, Design, Formula, Buku yang belum dibaca, Resep2 dan masih banyak lagi.

~ 1 Samuel 16:7 (TB) ~


(7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau
perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang
dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

Manusia memandang Bejana Tanah Liat sebagai benda yang jelek dan tidak bernilai, namun
Tuhan melihat Bejana Tanah Liat dari dalam dan harta yang terpendam didalam Bejana tsb.

Tahukah kita bahwa beberapa Kitab dalam Perjanjian Baru yang sering kita baca ditulis oleh
seorang yang dulunya penjahat, pembunuh, perampas, orang bengis, penganiaya dan yang
ditakuti oleh orang-orang. Tuhan justru melihat ada Harta terpendam yang belum dikeluarkan
dari dalam mereka dan membuatnya menjadi kekuatan untuk melayani.

Kesalahan seseorang tidak akan membatalkan harta terpendam dalam orang tsb.

5 Kitab dalam Perjanjian lama ditulis oleh Musa, musa sendiri adalah seorang yang
membunuh bangsanya sendiri, gagap dan ditakuti orang-orang, namun Tuhan memakai Musa
dengan luar biasa.

Siapa yang menyangka bahwa dalam kandang (palungan) lahir seorang raja segala raja.

Maka Tuhan berkata: “Jangan hakimi seseorang, karena engkau tidak tahu harta yang
terpendam dalam orang tersebut.”

Contoh-1:
Beberapa tahun yang lalu saya (Ps. Jeffrey Rachmat) menulis satu buku berjudul “Permainan
Cantik” dan memberikan kepada orang tua saya. Mama saya yang melahirkan saya dan
memberi nama saya baru menyadari dan tidak pernah menyangka bahwa saya, anaknya,
dapat menulis buku sebagus ini.

Sering kali orang tua terlalu sibuk mencari bisnis dan kekayaan sehingga tidak bisa
mengambil quality time untuk memfasilitasi perkembangan talenta yang terpendam dalam
anak-anaknya.

Contoh-2:
Saya (Ps. Jeffrey Rachmat) waktu itu sebagai anak berumur 25 tahun dengan berat badan 55
kg yang drop out dari study di Belanda, siapa yang dapat menyangka bahwa anak itu (Ps.
Jeffrey Rachmat) sekarang dapat menghasilkan buku “Permainan Cantik” dan mendirikan 
JPCC.

Manusia memandang suatu benih kecil tidak mempunyai harga dan mengabaikan, namun
apabila benih kecil tersebut jatuh pada tempat yang benar, maka benih tersebut akan menjadi
pohon dan menghasilkan banyak buah, terlebihnya lagi bisa menjadi ladang kebun yang
dapat dinikmati orang lain.

Yang seharusnya dipersoalkan bukanlah Benih itu, namun adalah dimana benih itu
ditempatkan.

~ Matius 13:31-32 (TB)  ~


Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh,
sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-
burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.”

Show me your friends and i will show you your future.

Tunjukan teman-teman yang mengelilingimu dan dimana kamu berada, maka disitulah kamu
dapat melihat masa depanmu.

Jika kita bingung tujuan hidup kita, maka kita seharusnya melihat kedalam diri kita sendiri,
karena potensi/kekuatan dalam diri kita berhubungan dengan kebahagian kita.

Contoh-3:
Seorang pemain sepak bola profesional dibayar jutaan dolar setiap minggu marah dengsan
pelatih karena dia tidak dimainkan, hal ini sangat lucu karena walaupun dia tidak main dia
tetap dibayar, kalau dipikir, seharusnya kan enak dibayar tanpa harus lari sana sini dan
terkena resiko cidera, hanya duduk saja sudah dibayar, sebaliknya dia justru marah besar
dengan sang pelatih apabila dia masih tidak dimaikan maka dia akan lebih memilih pindah
club lain yang mau memainkan dia walaupun dengan gaji yang lebih kecil.

Kekuatan yang sebenarnya adalah kekuatan yang dapat dinikmati orang lain dan
membuat seseorang tsb bahagia.

Biasanya kebanyakan orang benci hari senin, jarang saya mendengar orang berkata “I Love
Monday”. Jika pekerjaan kita tidak sesuai dengan kekuatan maka  kita akan merasa capai dan
tidak bahagia.
Seorang pemain bola berkata “I’m looking forward for the next game” karena dia merasa
bahagia menggunakan kekuatannya ditempat yang benar.

~ Pengkhotbah 3:1 (TB) ~


(1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

Kita diberi waktu/generasi untuk mengeluarkan Harta yang terpendam dalam diri kita, bukan
sekedar membuat kita sendiri bahagia namun membuat generasi lainnya merasakannya.

~ Kisah Para Rasul 13:36 (TB)  ~


(36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan
dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.

Kita seharusnya mengeluarkan semua harta yang terpendam dalam diri kita sebelum kita
meninggalkan dunia ini, itulah alasan kita diberikan waktu untuk hidup didunia ini.

Bagaimana cara membuat harta dalam diri kita keluar adalah dengan menempatkan diri kita
ditempat yang benar. Bait Allah adalah tanah yang subur untuk bertumbuh.

~ Mazmur 92:13 (TB) ~


(13) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

~ Ulangan 8:18 (TB) ~


(18) Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian
yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Potensi berasal dari kata Potent = Power, Powerful.

Harta tidak bisa disebut berharga jika tidak ada nilai ekonomi, dan harta tersebut yang
nantinya dapat mendatangkan kekayaan bagi seseorang.

~ Yohanes 15:4-5 (TB) ~


(4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (5) Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Tetapi ingatlah kekuatan dan kekuasaan yang berlimpah limpahan tsb adalah dari Tuhan,
bukan dari dirimu sendiri.

Dalam setiap bejana tanah liat ada harta terpendam, dalam setiap manusia terbungkus
kekuatan/potensi yang dapat memberikan kekayaan.

Saking kepinginnya Tuhan agar kita bisa mendapatkan harta yg terpendam dalam diri kita,
Dia memberi kita mimpi dan visi. Mimpi dan visi yang kita lihat tidak berhubungan langsung
dengan org lain, sekalipun kita cerita kepada orang lain, mereka tidak akan mengerti arti
mimpi tsb karena mimpi tsb tidak berhubungan langsung dengan orang lain melainkan datang
dalam diri kita sendiri.
Ingatlah bahwa semua kekayaan dan kekuasaan yang besar datangnya dari Tuhan, bukan
karena diri kita sendiri.

Posted in Sunday Service

CENTURION FACTOR – FAKTOR SANG PERWIRA


May 15, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Paul Scanlon

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 15 May 2016 – Service 3

Opening verse:

~ 1 Petrus 4:10 (TB) ~


Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang
sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Principle Verse:
~ Lukas 7:1-10 (TB) ~
(1) Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.
(2) Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya.
Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. (3) Ketika perwira itu mendengar tentang
Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia
datang dan menyembuhkan hambanya. (4) Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat
mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau tolong, (5) sebab ia mengasihi
bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.”
(6) Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah
perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan,
janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;
(7) sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi
katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. (8) Sebab aku sendiri seorang
bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit
itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” (9) Setelah Yesus mendengar
perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti
Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai,
sekalipun di antara orang Israel!” (10) Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke
rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.

Dalam Ayat diatas terdapat Perwira Romawi dan seorang hambanya yang Sakit, inti dari
dalam kisah ini bukan menceritakan tentang hamba yang sakit, melainkan menceritakan
tentang sang Perwira yang menggunakan cara yang luar biasa meminta kepada Yesus demi
kesembuhan hambanya yang sakit sehingga perbuatan tsb mengambil perhatian yang lebih
dari Yesus.

Kita sudah banyak mengetahui mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus, namun
kisah ini adalah satu tambahan lain yang belum pernah lakukan Yesus sebelumnya.

Fokus utama dalam kotbah ini bukan pada hamba yang sakit, melainkan tertuju kepada sang
Perwira dengan tindakannya yang luar biasa sehingga membuat Yesus melakukan sesuatu
yang orang tidak pernah terbayang oleh orang-orang dan belum pernah Dia lakukan
sebelumnya.

Sang Perwira walaupun mempunyai kekuasaan sebagai Perwira Tinggi Romawi yang dapat
mempermudah dirinya untuk melakukan hal-hal besar, namun ada satu hal yang dia tidak
mampu lakukan dengan kekuasaan yang dia miliki, yaitu menyembuhkan hamba di
rumahnya. Perwira tersebut tidak kenal Yesus secara pribadi namun dia mengenal Yesus dari
orang lain, dia melalui petua-petua signosa untuk meminta tolong kepada Yesus untuk
menyembuhkan Hambanya.

Namun pada saat Yesus hendak berjalan ke rumahnya, Perwira tersebut mengutus sahabat-
sahabatnya untuk mengirimkan pesan kepada Yesus dan berkata “Tuan, janganlah
bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu
aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan
saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Dengan latar belakang seorang Perwira Romawi, Perintah yang diberikan oleh atasan kepada
bawahan baik secara verbal atau dituliskan dalam surat dan diberi stempel diatasnya, maka
perintah tersebut sudah memiliki otoritas penuh atas pesan yang disampaikan tanpa
diperlukan kehadiran sang pemberi perintah.

Saat itu murid-murid Yesus berpikir Perwira tersebut tidak mengetahui apa-apa bagaimana
cara Yesus menyembuhkan, mana mungkin Yesus menyembuhkan seseorang tanpa
kehadiranNya untuk menjamah orang tersebut seperti selama ini yang Dia lakukan. Yesus
seketika berpaling menghadap murid-muridNya dan berkata “Aku berkata kepadamu, iman
sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” dan pada saat itu
untuk pertama kalinya Yesus menyembuhkan orang lain tanpa hadir dan hanya mengirimkan
sabdanya saja dan kesembuhan terjadi atas hamba yang sakit.

Ide-ide seperti ini biasanya tidak datang dari orang gereja (orang waras) namun datang dari
orang-orang yang telah mengalami keputusasaan (orang gila). Faktor yang dimiliki seorang
perwira tersebut membuat hal itu terjadi. Iman  kita yang menyebabkan Tuhan melakukan
banyak hal yang Tuhan masih bisa lakukan lebih, namun tidak pernah Dia katakan kepada
kita jika kita tidak meminta kepadaNya. It’s a Game Changing Faith.

Pernahkah kita mengenal seseorang yang kita ketahui dan pada satu kali orang tersebut
melakukan sesuatu yang anda tidak pernah tahu dia dapat melakukannya?

Contoh-1:
Pada saat itu saya (Paul Scanlon) dengan teman bernama Bill di Coffee shop melihat
sekelompok orang China yang datang dan duduk berbicara dengan bahasa Mandarin, dan
pada saat itu Bill mendatangi dan berbicara dengan mereka menggunakan bahasa Mandarin
dengan fasih. Saya mengenal Bill untuk sekian tahun lamanya dan boleh dikatakan cukup
mengenal dia, Bill sama sekali tidak mempunyai muka keturunan China, tidak suka makanan
China dan apapun yang berbau China, namun saya terkejut hingga shock sewaktu mendengar
dia berbicara Bahasa Mandarin. Saya bertanya kepada Bill, kenapa kamu tidak
memberitahukan kepada saya kalau kamu bisa Bahasa Mandarin? Bill berkata, mengapa saya
harus memberitahukan kepadamu sedangkan kamu tidak pernah bertanya kepada saya
tentang hal ini.

Dari contoh diatas, kita dapat belajar bahwa jika seorang Bill yang saya kenal bisa melakukan
hal yang saya tidak tahu, apalagi dengan Tuhan yang maha bisa?!

Contoh-2:
Setiap tahun gereja saya menyelenggarakan festival di gereja kami, dan istri saya sebagai
panitia penyelenggara, seperti biasanya kita akan menggelar panggung untuk ajang
pertunjukan, dan sebelumnya melakukan Audisi untuk mencari pemeran dalam pertunjukan
dan pada acara tsb. Awalnya kita tidak tahu keahlian masing masing jemaat dan teman-teman
Gereja kitaaudisi2 dilakukan, namun pada saat Audisi berjalan, kita menyadari banyak orang
yang bisa melakukan hal2 yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya, bukan hanya bisa, tapi
juga sangat mahir!

Contoh-3:
Supporting Verse: Yoshua 10:13 (TB)
Joshua pada saat pertempuran membutuhkan bantuan terang cahaya lebih lama lagi untuk
mengambil kemenangan, dan seketika itu dia berteriak kepada Matahari “Sun Stay Still” dan
seketika itu berhentilah Matahari. Tindakan yang dilakukan Joshua bukan berasal dari ide
Tuhan, melainkan dari Joshua sendiri yang menjadikan mukjizat tsb terjadi.

Siapa yang pernah menyangka orang sakit bisa sembuh hanya dengan terkena bayangan
Yesus, pemikiran ini bukan ide dari Tuhan ataupun ide Petrus, namun ide dari orang sakit
yang sudah putus asa dan mencoba semua cara untuk mendapatkan kesembuhan.

Dalam keadaan desperate, orang-orang akan mulai melakukan dan mencari hal-hal lain untuk
mendapatkan jalan keluar, dan rata-rata dari tindakan atau pikiran tersebut tidak masuk akal
bagi orang yang masih berpikir waras. Pada saat kita tidak putus asa, mungkin kita bisa
mendapatkan jawaban/jalan keluar dari ide orang tidak waras untuk melakukan hal-hal yang
tidak dapat dipikirkan oleh orang waras.

Contoh-4:
Supporting Verse: Markus 2:1-5 (TB)
Empat orang yang menggotong orang lumpuh yang tidak bisa membawanya kedepan Yesus,
lalu membuka atap atap rumah dan menurunkan tilam tempat orang lumpuh itu terbaring
untuk meminta kesembuhan dari Yesus, namun Yesus tidak meminta mereka kembali untuk
mengantri melainkan seketika itu juga Yesus mengatakan kepada orang lumpuh tersebut
“Hai anak-Kui, dosamu sudah diampuni.”

Contoh-5:
Supporting Verse: Kisah Para Rasul 19:12 (TB)
Bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan
meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-
roh jahat. Hal ini bukan ide Paulus ataupun Tuhan, namun karena ide orang2 yang sudah
desperate dan berserah dengan iman membuat dirinya mendapatkan kesembuhan.

Tuhan berjalan diatas air karena dia mau menunjukan/showoff kepada kita umat-umatNya
sebagai pesan yang diberikan kepada kita agar meminta hal2 yang luar biasa yang belum
pernah dilakukan oleh Tuhan sebelumnya.

Yesus telah melakukan banyak mujizat yang dicatat oleh Yohanes muridNya, masih banyak
Mujizat lain yang dapat dilakukan oleh Tuhan Yesus, namun Yesus meminta Yohanes untuk
merahasiakan hal tsb, inilah yang dapat disebut “Undiscovered Jesus.”

Yesus melakukan banyak Mujizat ajaib yang Dia tidak pernah katakan, namun dia
memberikan tanda2 kepada kita agar kita dapat meminta KepadaNya.

Posted in Sunday Service

STRENGTH FOR SERVICE – PELAYAN & HAMBA


(Part II)
May 8, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Jeffry Rachmat

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:


Sunday, 08 May 2016 – Service 3

Tidak semua orang mengerti kekuasaan dan tanggung jawab yang datang bersamaan dengan
kekuasaan tsb. Memang, kekuasaan adalah tempat yang menarik sehingga membuat orang
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan posisi tsb tanpa melihat kompetensi yang
dimiliki.

Seharusnya sejak kecil anak harus dididik untuk menggunakan kekuasaan atau kekuatan yang
dimiliki dengan benar. Anak-anak pada jaman sekarang sering menggunakan kekuasaannya
untuk menindas yang lemah, contoh, para senior di sekolah sering menindas junior di sekolah
dengan status dan kekuatan yang mereka miliki karena mereka tidak tahu bagaimana cara
menggunakan kekuasaan dengan benar.

Demikian juga dengan 2 murid yesus Yohanes dan Yakobus yang memperebutkan tempat
untuk duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus dengan berharap mendapatkan kedudukan yang
lebih dari murid yang lain, hal ini membuat 10 murid yang lain menjadi iri hari oleh mereka.

Dunia ini mendefinisikan dengan menggunakan kekuatan, kekuasaan, harta dan posisi,
merasa hebat apabila dirinya dilayani oleh banyak orang, namun setelah mendapatkannya
banyak dari mereka yang tidak mampu mengendalikannya oleh sebab mereka tidak
mempunyai kematangan karakter.
~ Markus 10:43-45 (TB) ~
(43) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu, (44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di
antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (45) Karena Anak Manusia juga
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Yesus tidak melarang kita menjadi besar, namun Dia memberitahu kita bagaimana cara
menjadi besar, yaitu dengan melayani. Jika sejak kecil kita tahu cara melayani dengan benar,
maka kita pasti akan menjadi bertumbuh besar.

Di dunia ini banyak orang yang menuliskan buku tentang kepemimpinan, namun, tidak
banyak buku yang menuliskan tentang melayani.

Leadership is about Servanthood;


Leadership is about Adding Value to Others.

Menjadi seorang boss tidak perlu diajari, anak kecil pun bisa menjadi seorang boss. Namun,
untuk menjadi seorang pemimpin adalah suatu hal yang tidak mudah.

John 13:3 (ESV)  Jesus, knowing that the Father had given all things into his hands, and that
he had come from God and was going back to God,

Yohanes 13:3-7 (TB)


(3) Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa
Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan
jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
(5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-
murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.(6) Maka
sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak
membasuh kakiku?” (7) Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak
tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”

Identitas diri adalah lensa untuk melihat diri kita sendiri, sehingga kita tahu arah tujuan kita
dan menjadi dampak buat banyak orang.

penjelasan dari ayat (7) diatas :


Banyak dari kita bertanya-tanya mengapa walaupun kita sudah taat melayani dan mencoba
melakukan se-excellent mungkin namun kita tidak mendapatkan apa-apa, malah, sering kali
kita bertanya kenapa hidup kita sulit dan tidak ada kemajuan?

Percayalah, mungkin sekarang kita tidak tahu atas apa yang Tuhan perbuat kepada kita,
namun kita akan mengerti kelak.

Banyak orang menginginkan kuasanya namun tidak sanggup atau tidak siap dengan tanggung
jawabnya.

Tuhan duduk membasuh kaki muridnya, muridNya tidak mengerti apa yang Yesus lakukan,
namun dengan membasuh kaki muridnya Yesus tidak menghilangkan status dirinya sebagai
Anak Allah, karena Yesus mengerti bahwa Power is for Service.
Serving with High Capacity and Power will Produce More Impact.

Melayani bukanlah sebuah program yang harus dilakukan sebagai rutinitas sehari-hari,
namun sebagai Lifestyle yang perlu dijalankan dalam hidup.

Kepuasan dari orang yang melayani adalah pada saat orang dilayani menjadi bahagia dan
puas, bukan karena dia menerima upah/dibayar, karena melayani sudah menjadi gaya hidup
(Lifestyle) dalam hidup orang tersebut.

~ Filipi 2:1-11 (TB) ~


(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada
kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak
mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi
kepentingan orang lain juga. (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah
mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Orang yang mempunyai sikap hati yang melayani akan mementingkan kesatuan, satu
hati sepikir karena memang tujuannya bukan untuk mencari kepentingan dirinya
sendiri.

Jika kita fokus untuk melayani, maka dengan demikian orang yang dilayani akan dengan
sendirinya menghormati/meninggikan orang yang melayaninya.

Terutama pelayanan di Rumah Tuhan, seharusnya melayani bukan untuk mencari popularitas
atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, namun sebaliknya, untuk melepaskan apa yang
dipunyai/hak pribadi untuk membantu dan melayani yang lain. Jika kita terus
membandingkan dengan apa yang telah kita keluarkan dan apa yang didapatkan, maka kita
akan berakhir menderita dan tidak akan memberi dampak bagi yang kita layani.

Melayani bukan untuk mendapatkan, Namun untuk melepas apa yang dimiliki.

Bagi seorang yang ingin melayani di JPCC, walaupun orang tersebut telah banyak
melayani/berkotbah di gereja lain, kita (JPCC) tetap akan meminta dia untuk mengikuti
program kelas yang telah menjadi persayratan dalam JPCC, hal ini karena untuk
menyamakan visi dan budaya dari JPCC (karakter).

Saya (Ps. Jeffry) dulunya sewaktu bekerja di Bank, suatu saat membeli Program
“Excellence“, dan pada satu saat diadakan Training Camp untuk mempelajari program baru
tsb. Dalam camp selama 2 hari, saya berada bersama direktur perusahaan yang pada saat itu
memang diharuskan bagi semua direktur untuk melayani bahwahanya, saat itu saya merasa
heran, namun kita semua tahu walaupun direktur tsb melayani kita bawahannya, dia tetaplah
seorang Direktur dimata kita. Program ini akhirnya membawa Bank saya melejit significant
oleh karena pelayanan yang dipelajari dan diterapkan oleh kami.

~ Yohanes 13:13-17 (TB) ~


(13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan. (14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan
suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu. (16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi
dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. (17) Jikalau
kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

~ Amsal 11:25 (TB) ~


Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan
diberi minum.

~ Proverb 11:25 (ESV) ~


Whoever brings blessing will be enriched, and one who waters will himself be watered.

Semua orang bisa melayani, yang dibutuhkan dalam melayani adalah Karakter, tidak perlu IQ
yang tinggi untuk melayani, tidak perlu IQ yang tinggi untuk memaafkan orang, justru orang
yang pintar susah untuk memaafkan. Dunia ini penuh dengan orang yang mementingkan diri
sendiri.

Mari kita lakukan Revolusi Service, if we want to be great, learn to service.

Excellence – Spirit of Excellence


July 17, 2016 Johan JuwonoLeave a comment

Speaker:
Ps. Jeffrey Rachmat

Venue:
JPCC Casablanca

Date & Time:

Sun, 17 July 2016 – Service 3

Weekly Verse:

~ Mazmur 78:72 (TB) ~


Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan
kecakapan tangannya.
==================================================================
========

Beberapa minggu lalu kita telah membahas tentang Excelllence dimulai dari Think Big Start
Small. 

Different between something good and something great is attention to detail.

By Charles Swindoll

Saat ini persaingan di dunia sangat keras, utamanya dalam dunia bisnis, pekerjaan dan study
yang semakin keras membuat kita selalu berdoa untuk meminta sesuatu yang lebih besar dari
yang kita miliki saat ini, manusia hanya selalu meminta namun sering tidak memperhatikan
hal-hal kecil yang dimilikinya, padahal hal-hal kecil yang dimiliknya itu yang akan
membawanya menuju hal-hal yang besar.

Suatu perusahaan yang memperhatikan hal kecil akan membuat suatu perbedaan yang luar
biasa sehingga dapat memberikan kesan yang excellence yang tidak akan dilupakan oleh
costumer-nya.

~ Matius 13:31-32 (TB) ~


(31) Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
(32) Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh,
sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-
burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.”

Salah satu pelayanan Yesus datang di dunia adalah untuk menjelaskan kepada manusia
bagaimana cara Tuhan dan Kerajaan Surga bekerja, mengerti bagaimana cara mendekati
Tuhan dan cara kerja Tuhan kepada manusaia sehingga kita sebagai pengikut Tuhan dapat
mengenali/mengetahui arah jalan-Nya.

Tuhan adalah KEKAL, tidak dibatasi Ruang dan Waktu.

Kekal = Tidak mengenal waktu.

Bagaimana cara kita bisa mengenal Tuhan yang tidak dibatasi ruang dan waktu?

~ Wahyu 22:13 (TB) ~


Aku adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terkemudian, yang awal dan yang akhir.

Tuhan memakai waktu untuk memperkenalkan dirinya kepada kita bahwa dia adalah Alfa
(awal/sekarang) dan Omega (akhir/masa depan).

Tuhan melihat pohon besar, dibungkus sedemikian rupa menjadi sebuah Benih kecil. Pada
saat Dia melihat benih kecil, Dia melihatnya sebagai Pohon Besar, pada saat Dia melihat
Pohon Besar dia juga melihat Benih Kecil.

Benih Kecil = Sekarang. 


Pohon Besar = Masa depan.

Tuhan memberikan benih kecil kepada kita untuk kita tanam dan diperlakukan dengan baik
sehingga dikemudian hari bertumbuh menjadi Pohon Besar kedepannya.

Manusia selalu mempunyai mimpi yang besar, namun sering meremehkan atayl tidak
mempedulikan hal kecil yang telah Tuhan berikan kepadanya.

~ Lukas 16:10 (TB) ~

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-
perkara besar.

Untuk bisa sampai dititik tujuan itu maka diperlukan Proses, kita tidak tahu sampai kapan
proses itu akan membawa kita sampai ke titik yang kita tuju, namun dalam proses ini kita
perlu memastikan diri kita untuk:
1. Bertekun
2. Setia/Produktif
3. Bersukur
4. Tahan uji

Process adalah sebuah Journey (Perjalanan). Dalam proses, karakter kita dibentuk untuk
mempersiapkan kita untuk menginjak panggung yang lebih besar.

Life is about destination and journey.

Jika manusia hanya berjalan saja tanpa ada tujuan tidak, maka yang dilakukannya  itu adalah
sekedar jalan jalan sore tanpa arah.

Know the destination then enjoy the process.

Mungkin pekerjaan kita saat ini adalah pekerjaan kecil, namun jika dalam proses tsb kita
dapat terus memberikan yang terbaik yang kita miliki, maka kita akan dipercayakan untuk
melakukan perkara-perkara yang lebih besar.

Jika kita terlalu besar untuk perkara yang Kecil, maka kita terlalu Kecil untuk perkara
yang Besar.

Jika kita melakukan hal kecil dengan baik dan bersungguh-sungguh  (Mastering the small
thing), disaat pintu menuju panggung yang lebih besar terbuka untuk kita, maka kita sudah
siap sepenuhnya untuk melangkah masuk tanpa harus menunggu untuj bersiap-siap lagi. 

~ Amsal 22:29 (TB) ~

Pernahkah engkau melihat orang yang CAKAP dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia
akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. 

Cakap = Mastering everything that we does.


Apa yang Excellence sekarang belum tentu Excellence. Orang yang mempunyai prinsip nilai-
nilai hidup untuk menjadi Excellence yaitu:

How can I be better ? – Tidak berkompetisi dengan orang lain, namun mengunakan dirinya
sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

How can I do this better ? – Dimana saja  ditempatkan, tidak terpengaruh dengan keadaan
disekitarnya untuk melakukan sesuatu lebih baik.

~ Daniel 1:8-9 (TB) ~

(8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan
anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya
ia tak usah menajiskan dirinya. (9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan
sayang dari pemimpin pegawai istana itu; 

Daniel memiliki nilai Excellence sebagai prinsip hidup. Dia dibuang ke babel pada saat masih
kecil, disuruh belajar bahasa orang babel, disuruh menjadi pelayan raja. Menjadi pelayan raja
dia makan apa yang dimakan oleh raja, dengan status dia saat itu Daniel tetap teguh dengan
prinsip hidupnya. Walaupun dia orang buangan dan sebagai minorotas, dia tetap
mempertahankan nilai-nilai kehidupnya sehingga Tuhan membawanya lebih besar.

~ Daniel 1:17 (TB) ~


Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan PENGETAHUAN dan KEPANDAIAN
tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang
berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.

Bukti Tuhan bukan sekadar interested pada hati kita tapi Tuhan juga tertarik memakai otak
kita dengan memberikan pengetahuan/kecerdasan.

~ Daniel 1:20 (TB) ~


Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja
kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang
berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

~ Daniel 2:46-49 (TB) ~


(46) Lalu SUJUDLAH RAJA Nebukadnezar serta MENYEMBAH DANIEL; juga
dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. (47) Berkatalah raja
kepada Daniel: “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang
berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah
dapat menyingkapkan rahasia itu.” (48) Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah
dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh
wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel.(49) Atas permintaan
Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.

~ Daniel 5:11-14 (TB) ~


(11) sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus!
Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang
seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi
kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum, (12) karena
pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat
menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan,
yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan
ia akan memberitahukan maknanya!” (13) Lalu dibawalah Daniel menghadap raja.
Bertanyalah raja kepada Daniel: “Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah
diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda? (14) Telah kudengar tentang engkau, bahwa
engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan
hikmat yang luar biasa.

Dalam ayat diatas diketahui bahwa Daniel tidak mempromosikan dirinya, namun orang lain
yang sibuk promosi tentag Daniel.

Sebagai Tidak menghalangi dia menjadi orang yang pernah hikmat

~ Daniel 6:1-5 (TB) ~

(1) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas
kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; (2) membawahi mereka diangkat
pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah
para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. (3)
Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai
roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. (4)
Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel
dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan,
sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. (5)
Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap
Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!”

Orang iri kepada Daniel dan mencari celah untuk menjatuhkan Daniel, namun mereka tidak
pernah mendapatkan celah untuk mendakwa Daniel karena dia selalu taat dan setia kepada
prinsip hidupnya. 

Orang-orang iri dengan Daniel mengetahui bahwa daniel selalu menaikan permohonan
kepada Tuhan, mereka pun memikirkan cara untuk menjatuhkan  Daniel dengan meminta
Raja Darius membuat peraturan bahwa semua orang hanya boleh meminta kepada raja Darius
bukan yang lain, peraturan ini akhirnya membuat raja Darius dengan berat hati menjatuhkan
Daniel dalam Goa Singa.

~ Daniel 6:25-28 (TB) ~


(25) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku
bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya
kesejahteraanmu! (26) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang
kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang
hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan
kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. (27) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan
tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman
singa-singa.” (28) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan
Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Daniel selama 3 generasi kerjaan mempunyai jabatan tinggi dan mendapatkan kepercayaan
raja-raja pada saat itu, namun Daniel tidak sekalipun goyah dari prinsip hidupnya dan tetap
melakukanya dengan Excellence walaupun ditengah kesibukannya.

Pada Generasi ini kita butuh Spirit of Excellence untuk membuatkan kita tetap beriman dan
melakukan hal-hal dengan Excellence seperti apa yang dilakukan oleh Daniel.

Being Excellence, Think Big Start Small, Start everything with one step at the time.

Posted in Sunday Service

Anda mungkin juga menyukai