Anda di halaman 1dari 4

“BEKERJA UNTUK TUHAN” (Kolose 3:22-25)

Saat menyusun Khotbah Minggu ini, satu jam yang lalu saya
membaca sebuah status di media sosial yang menuliskan “Percuma
kamu sudah lulus Akbid tidak bisa bantu orang yang
membutuhkan”. Mungkin yang menulis status tersebut sangat
membutuhkan dan sekaligus kecewa terhadap yang bersangkutan
karena ilmu yang telah didapatkannya tidak dapat dibagikan dalam
sebuah kenyataan hidup.

Rasul Paulus mengajak untuk senantiasa hidup dalam persekutuan


yang indah yang dibangun dengan praktek hidup dengan kebersamaan
yang diikat dalam kasih.

Ia telah memulai Persekutuan itu dinyatakan dalam wujud cinta kasih


dalam kebersamaan dalam keluarga yang hamornis (kolose 3:18-21).
Sekarang persekutuan yang indah itu dinyatakan ‘keluar’ dalam
kebersamaan berbagi dan menjadi berkat sesuai dengan karunia,
talenta yang dianugerahkan Tuhan kepada masing-masing yang telah
menerima Dia.

Iklan
Jika kita mampu berbuat yang terbaik di dalam keluarga, di luar
keluarga pun (tempat kita bekerja) terlebih lagih, kita dapat
mempratekkannya.

Kali ini persekutuan yang indah dapat dinyatakan dengan:

1. Kerendahan hati.
“Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala
hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan”.
Demikian Firman Tuhan mengajarkan.

Paulus berbicara hubungan yang serasi/harmonis antara pekerja


dengan majikan (tuan).
Melakukan sesuatu dengan kerendahan hati ciri kehidupan seseorang
yang takut akan Tuhan. Dan hal itu menjadi dasar bagi seseorang
untuk bekerja dengan tulus yang mendatangkan sukacita dan bahagia.
Ketaatannya kepada tuannya, diperlihatkan dalam sikap hormat dan
mengasihi tuannya (pemimpinmpinnya) dalam sebuah lingkungan
pekerjaan. Sikap taat, adalah perbuatan mulia yang dilakukan oleh
seorang hamba, yang jauh lebih tinggi dari sebuah kepintaran atau
gelar yang telah diperolehnya, misalnya dari bangku pendidikan.
Sikap seperti itu didapatkannya dari pengenalannya akan Kristus
Yesus yang telah mengubah hidupnya (karena takut akan Tuhan).

Firman Tuhan sangat merindukan, setiap orang yang merasa dirinya


hamba (dihadapan Tuhan) ia akan berlaku taat kepada tuannya siapa
pun dia. Untuk apa? Sebenarnya Paulus mengingankan agar jemaat
Kolose memperlihatkan, bkan kehebatan dalam bekerja, tetapi
mempelihatkan buah iman mereka melalui pekerjaan mereka. Dengan
demikian apa yang dikatakan Yesus dalam Matius 5:16 “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di
sorga.”

2. Bekerja dengan segenap hati.

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Pekerja yang baik, pekerja yang mengerjakan pekerjaannya dengan


hati. Ia memberi nilai tertinggi pada pekerjaan yang dilakukannya.
Dalam setiap pekerjaan yang dikerjakannya, ia mencintai pekerjaan
tersebut dan memberi perhatian dengan pengorbanan untuk pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya.

Ada banyak orang bekerja dengan otot dan otak. Hal itu penting.
Tetapi ada yang jauh lebih lebih penting lagi yaitu bekerja dengan
hati.

Dalam melakukan pekerjaannya, ia bekerja tidak untuk


menyenangkan hati tuannya, tetapi ia bekerja menyenangkan hati
Tuhannya yang empunya pekerjaan dan yang berkuasa atas hidup
tuannya. Ia bekerja dengan penuh pengharapan, bahwa Tuhan yang
telah mempercayakan pekerjaan tersebut akan terus memberkati dan
membimbingnya sampai selesai.

Orang yang bekrja dengan hati, ia setia dan menghargai setiap hal
kecil yang dipercayakan kepadanya. Baginya lebih mengutamakan
kualitas daripada kuantitas.

Jika kita bekerja dengan hati, seperti untuk Tuhan, maka pekerjaan
terasa ringan, menyenangkan, ada damai, menjadi berkat bagi orang
lain

Yohane Calvin, tokoh Reformator Gereja. Dalam bukunya


Institutio Pengajaran Agama Kristen, menuliskan:
Tuhan menetapkan tugas-tugas bagi setiap orang menurut jalan
hidupnya masing-masing. Dan masing-masing jalan hidup itu
dinamakannya “panggilan.”

Tidak ada pekerjaan apa pun, betapapun kecil dan hinanya yang tidak
akan bersinar-sinar dan dinilai berharga di mata Tuhan … dan Tuhan
menempatkan kita pada suatu tanggung jawab tertentu. Artinya, kita
harus setia, berakar dan bertumbuh dalam pekerjaan itu.

Calvin melanjutkan: Tanpa gerutu … masing-masing menanggung


yang kurang enak, yang susah, yang sedih, yang membosankan, jika
setiap orang diberi beban oleh Allah.

Kemudian Calvin menghibur, bahwa jika kita mengaku pekerjaan kita


sebagai panggilan dan penugasan dari Tuhan, maka dari Tuhan juga
kita bisa mengharapkan pimpinan dan kekuatan untuk pekerjaan itu.

Bagi setiap orang kesusahan, kesulitan dan beban-beban berat lainnya


akan lebih ringan bila diketahui bahwa Allah jadi pembimbing dalam
semuanya itu. Ia menegaskan bahwa apa pun pekerjaan seseorang,
pekerjaan itu adalah panggilan Tuhan. Itu berarti bahwa bila kita
menjadi montir, kita terpanggil untuk menjadi montir yang
bertanggung jawab, bersungguh-sungguh, berdedikasi, bermutu, jujur
dan setia, sebab kita mengaku bahwa dari Tuhan sendirilah berasal
penugasan ini.

Yang diperlukan dunia dan Tuhan bukanlah terutama orang-orang


yang melakukan pekerjaan yang luar biasa, melainkan orang yang
bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dengan luar biasa.

Ada 3 (tiga) tipe manusia dalam bekerja:

1. MANUSIA BOLA BILIAR,


Pasif, tidak punya kemauan, tidak ada inisiatif. Didorong baru maju,
ditarik baru ikut.

 MANUSIA KAPAL LAYAR/ PERAHU LAYAR,


Lumayan aktif, namun tergantung pada angin yang membawanya. Ia
bekerja tergantung mut. Kalau tuannya ada disampinnya ia bekerja
sungguh-sungguh. Jika tidak ada tuannya ia bekerja sembarangan.

 MANUSIA JAM,
Orang yang mempunyai visi/ motivasi. Ia melangkah dengan pasti. Ia
tahu mengapa ia melangkah, dan ke mana ia melangkah. Ia sungguh
tahu apa tujuan hidupnya. Ia memberi arti/ makna/ nilai dalam
hidupnya dan sesamanya.

Pekerjaan adalah neraka kalau kita bekerja sambil cemberut, tetapi


pekerjaan adalah sorga kalau kita bisa menyukai pekerjaan itu. Karena
ia bekerja dengan hati yang gembira.

Tuhan Memberkati.

Anda mungkin juga menyukai