Anda di halaman 1dari 2

Light in the Darkness - Talk 2 : When Life is not Good

(3) Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesen-
gsaraan itu menimbulkan ketekunan (4) dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan penghara-
pan. (5) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh
Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)

Minggu lalu, kita belajar listen-write-wait seperti yang dilakukan oleh nabi Habakuk. Namun ketika kita
sedang menantikan Tuhan, bukan berarti kita pasif atau tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, Tuhan mem -
inta agar kita tetap menjalani hidup dalam kebenaran karena “Sesungguhnya, orang yang membusungkan
dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya” (Habakuk 2:4).

Ada tiga hal yang perlu kita lakukan saat menjalani hidup dalam kebenaranNya :
1. Persevere - Tetap bertekun (Roma 5:3)
• Pergumulan atau masalah itu dapat menghancurkan atau justru membuat kita semakin kuat. Rasul Paulus
mengingatkan jemaat di Roma untuk tidak putus asa dan melihat masalah sebagai batu pengasah, yang
menjadikan kita semakin bertekun dalam melakukan firman Tuhan.
• Bertekun ini tidak mudah untuk dilakukan karena memerlukan konsistensi, sedangkan kita cenderung se -
mangat saat di awal saja lalu semakin surut dengan berjalannya waktu. Bahkan kita sering sekali tergoda
untuk mengambil jalan pintas, sekalipun kita tahu itu salah (dosa).

Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan
sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka!
(Habakuk 2:9 TB)

• Tujuan yang baik tidak membenarkan cara yang salah. Contoh :


Seorang anak ingin meraih prestasi yang baik di sekolah agar dapat menyenangkan hati orang tua, hingga
berbuat curang / mencontek demi mendapatkan nilai itu.
Seorang staff ingin mendapatkan promosi jabatan, sehingga dia mengakui hasil kerja rekannya sebagai
hasil kerjanya agar dipandang baik oleh atasannya, dst.
• God is event and process oriented. Dia berorientasi setiap momen yang kita lalui bersamaNya dan meng-
hargai proses kita untuk dapat bertekun dalam kebenaranNya.

2. Character - Tahan uji (Roma 5:4)


• Hidup ini dapat ibarat sebuah perlombaan triathlon, yang menguji daya tahan (endurance) pesertanya
dalam menyelesaikan lomba itu hingga akhir. Daya tahan (endurance) membutuhkan kekuatan yang hanya
dapat terbentuk bila seseorang tekun berlatih.
• Dalam terjemahan bahasa inggris, kata tahan uji diartikan sebagai Character (karakter). Ketika kita tekun
melakukan firman Tuhan, maka kita akan terlatih untuk terus berjalan di dalam kebenaranNya. Hal inilah
yang kemudian akan menetap dan menjadi karakter kita.

Celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadilan.
(Habakuk 2:12 TB)

• “Jika ingin menguji karakter seseorang berikan dia sebuah kekuasaan”. Kita tidak kebal terhadap godaan
atau keinginan untuk berbuat dosa. Seruan nabi Habakuk kepada bangsa Kasdim - yang menyalahgunakan
kekuasaan dan menindas bangsa Yehuda - mengingatkan kita akan pentingnya karakter tahan uji.
• Rasul Paulus menggambarkan kata tahan uji, seperti logam yang dibakar – didinginkan – ditempa beru-
lang-ulang kali sehingga menjadi koin uang yang berharga. Tempaan Tuhan melalui proses jatuh bangun
ini memang tidak enak dan terkadang sulit untuk kita lalui.
• Tetapi ketika jatuh, kita selalu dapat kembali datang kepadaNya melalui ratapan (lament) dan Dia akan
memberi kita kekuatan baru untuk bangkit lebih cepat dan back on track. Melalui proses itulah, karakter
kita akan semakin dimurnikan dan teruji di dalam kebenaranNya.

3. Hope - Berpengharapan (Roma 5:5)


• Ketika kita bertekun dalam firmanNya dan memiliki karakter tahan uji, maka semua motivasi hati kita
akan dimurnikan, sehingga kita dapat menaruh pengharapan kita hanya kepada Tuhan.

Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: “Terjagalah!” dan kepada sebuah batu bisu: “Ban-
gunlah!” Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama
sekali di dalamnya. (Habakuk 2:19 TB)

• Kita tidak lagi bertekun dengan harapan bahwa Tuhan akan mengabulkan permintaan kita atau segera men-
geluarkan kita dari semua kesulitan hidup. Tetapi sebaliknya, kita jadi semakin menyadari bahwa Kasih
Tuhan dan penyertaan Roh Kudus dalam hidup kita ini lebih dari cukup.
• Pengharapan kita semakin matang karena kita sadar bahwa Tuhan adalah Allah yang berdaulat. Semua
yang terjadi dalam kendaliNya dan apapun yang Dia berikan, pasti selalu yang terbaik.
• Dengan demikian, apapun jawaban Tuhan dan berkat yang kita terima, tidak akan menjadi berhala yang
menjauhkan kita dari Tuhan. Sebaliknya, kita dapat menggunakan berkat itu untuk memuliakan Tuhan
melalui kehidupan kita.

Sharing Question :
Ceritakan apa yang menjadi tantangan atau kendala untuk bertekun di dalam kebenaran Tuhan dan apa usa-
hamu selanjutnya untuk dapat menjadi lebih tekun.

Anda mungkin juga menyukai