Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR CITARUM
Alamat : Jalan Inspeksi Cidurian Soekarno – Hatta STA 5600 Bandung 40292 Telp. (022) 7564073 Fax. (022) 7505760 .....

KERANGKA ACUAN KERJA


Penyusunan Sistem Pengendali Banjir Citarum Hulu

TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PENYUSUNAN SISTEM PENGENDALI BANJIR CITARUM HULU

A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum


Sebagai dasar hukum untuk pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Sistem Pengendali Banjir Citarum
Hulu

a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun


2017 tentang Jasa Konstruksi;
b. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 17
Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
c. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana telah dirubah
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 02 Tahun 2022;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor: 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Sumber Daya Air dan Bangunan
Pengairan;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan
Sumber Daya Air;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan
Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 10 Tahun 2015 tentang Rencana dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata
Pengairan

2. Gambaran Umum
Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa 25 % dari seluruh
bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah bencana
banjir. Gambar 1.1 menunjukkan tren kejadian bencana alam
di Indonesia 10 tahun terakhir. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa banjir merupakan salah satu bencana
yang sering terjadi setiap tahun. Adapun secara dampak,
banjir merupakan bencana alam yang paling berdampak
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.1. Sebanyak 800
ribuan jiwa dan ratusan ribu rumah terkena dampak banjir
selama tahun 2019. Jika dibandingkan dengan dampak
bencana alam yang lain, banjir berdampak lebih dari 95 %
dari dampak akibat keseluruhan bencana alam.

Saat ini Balai Besar Wilayah Sungai Citarum telah memiliki


fasilitas Flood Forcasting & Warning System (FFWS) yang
dibuat pada tahun 2016 oleh KOICA. Namun terdapat
beberapa kekurangan sehingga sistem ini belum bisa
optimal, antara lain :

A. Flood Forecasting atau perkiraan banjir saat ini belum


ada, direncanakan akan dilakukan berdasarkan data
hujan aktual di automatic rainfall recorder (ARR,
pencatat curah hujan otomatis) dan hanya memprediksi
tinggi muka air banjir di hilir tanpa peta perkiraan
sebaran banjir. Sistem tidak memiliki kemampuan
perkiraan curah hujan berdasarkan data awan (satelit)
dan tidak memiliki fasilitas prediksi sebaran banjir.

B. Peringatan banjir dikeluarkan ketika tinggi muka air di


lokasi kejadian (“warning system”) sudah melebihi
elevasi yang ditentukan. Sistem tidak memiliki fasilitas
peringatan dini (early warning system = EWS) dan
rencana mitigasi banjir (flood mitigation plan).

C. Tidak memiliki kapasitas untuk melakukan evaluasi


pasca banjir untuk menentukan tindakan pengendalian
banjir dalam jangka pendek melalui upaya pemeliharaan
rutin-berkala dan upaya dalam jangka panjang melalui
pembangunan prasarana pengendali banjir baru.

D. Data dari AWLR (automatic water level recorder atau


pencatat tinggi muka air otomatis) hanya berupa hasil
pencatatan tinggi muka air di titik lokasi AWLR, yang
saat ini belum diikatkan dengan referensi global atau
belum memiliki sistem ketinggian (elevasi) untuk satu
sungai.

E. DI lokasi penempatan AWLR belum memiliki kurva


elevasi muka air – debit (rating curve), sehingga tidak
diketahui debit yang melewati lokasi AWLR.

F. Data mentah (raw data) dan hasil olahan tinggi muka air
tidak bisa diakses dari server. Data yang bisa diakses
hanya hasil olahan yang ditampilkan di layar monitor.

G. Instrumen ARR dan AWLR yang ada saat ini sudah


berstatus “diskontinyu” (tidak diproduksi lagi) sehingga
akan mengalami kesulitan jika ada instrumen yang
mengalami kerusakan dan memerlukan
perbaikan/penggantian komponen.

H. Alih pengetahuan (pelatihan) pengoperasian dan


pemeliharaan sistem masih sangat terbatas.

I. Terdapat banyak fitur penting Sistem Pengendali Banjir


Citarum Hulu lainnya yang tidak dimiliki dan tidak
direncanakan dalam FFWS KOICA (2016)

Berdasarkan kondisi di atas, Penyusunan Sistem Pengendali


Banjir Citarum Hulu yang direncanakan ini diharapkan akan
memiliki kemampuan antara lain:
(1) prediksi tinggi dan sebaran banjir berdasarkan data awan
dari satelit BMKG, data ARR, dan AWLR di hulu,
(2) peringatan dini yang diperbarui sesuai dengan prediksi
tinggi dan sebaran banjir berdasarkan data awan dari
satelit, data ARR, dan AWLR di hulu,
(3) rencana mitigasi banjir yang selalu diperbarui
berdasarkan hasil prediksi ketinggian dan sebaran banjir
yang diperkirakan akan terjadi di suatu lokasi,
(4) pemantauan dan peringatan di lokasi banjir saat
terjadinya banjir,
(5) evaluasi atas banjir yang terjadi, dan
(6) rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk
mengendalikan banjir di masa mendatang melalui
kegiatan pemeliharaan (rutin-berkala) maupun
pembangunan sarana-prasarana banjir yang baru.

Selain memiliki kemampuan di atas, Sistem Pengendali


Banjir Citarum Hulu yang direncanakan harus memiliki
kondisi di bawah ini.
1. Menggunakan satu sistem koordinat dan elevasi global.
2. Mampu menerima dan mengolah data (ARR, AWLR,
CCTV, dan informasi lain) yang diperoleh dari
instrumen eksisting baik instrumen yang melakukan
pencatatan secara otomatis maupun manual.
3. Data hasil pembacaan muka air dari AWLR harus bisa
dikonversi menjadi besaran debit banjir dan faktor
konversi harus bisa diperbarui setiap saat sesuai dengan
kondisi pencatatan tinggi muka air dan kecepatan arus
air serta penampang sungai.
4. Instrumen ARR, AWLR, CCTV (close circuit
television) dan sistem peringatan harus mengutamakan
penggunaan komponen dalam negeri, memiliki jaminan
kemudahan dalam penggantian atau perbaikan
komponen yang mengalami kerusakan, dan telah
terbukti handal digunakan di tempat lain.
5. Menggunakan perangkat lunak model prediksi banjir
berbasis GIS yang umum digunakan dalam dunia
perencanaan sarpras SDA.
6. Bisa dengan mudah dioperasikan, dimodifikasi, alih
pengetahuan/teknologi, dan evaluasi sistem
pengendalian banjir yang ada oleh tenaga ahli dalam
negeri.
7. Memiliki kemampuan menyimpan berbagai data
dokumentasi berbasis GIS baik berupa foto, video,
maupun informasi deskripsi dari berbagai kegiatan
pemantauan kondisi sarana dan prasarana pengendalian
banjir eksisting.
8. Memiliki fasilitas untuk menerima langsung dari
lapangan data hasil kegiatan monitoring dan evaluasi
yang dilakukan oleh petugas.
9. Memiliki fasilitas atau kemampuan untuk
mengintegrasikan berbagai data dan informasi banjir
dari berbagai instrumen yang berasal dari
badan/lembaga/ intansi lain.

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Kegiatan


A. Inventarisasi Sistem Pengendalian Banjir
(Eksisting): lokasi dan data banjir – sarpras
pengendali banjir – penampang sungai –
petugas/operator.

B. Evaluasi Sistem Pengendalian Banjir (Eksisting):


penyusunan model banjir dan kalibrasi untuk
berbagai kala ulang banjir.

C. Analisis Kebutuhan Sistem Prediksi, Peringatan


Dini, Monitoring dan Evaluasi Banjir: data satelit –
prakiraan hujan – ARR – AWLR – EWS – CCTV –
sirine – announcer – monitoring center – perangkat
lunak – personil – fasilitas penunjang – kebutuhan
OP – dasar hukum.

2. Tujuan Kegiatan
Memberi kontribusi dalam upaya mencegah dan mengurangi
dampak bencana banjir sehingga dapat mengurangi potensi
kerugian yang akan terjadi, serta memberi alternatif
penanganan atau pengendalian banjir yang perlu dilakukan
dimasa mendatang

C. TARGET / SASARAN : Citarum Hulu diprioritaskan karena di bagian ini terdapat


Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) yang merupakan
pusat aktivitas ekonomi provinsi dan memiliki
permasalahan banjir yang sangat kompleks serta
merupakan area yang paling penting dalam pengelolaan
SDA di WS Citarum yang sangat mempengaruhi kondisi
SDA di bagian tengah dan hilir WS Citarum.

1. Output 1. Pengumpulan Data Sekunder


A. Pengumpulan data sekunder: peta, data hujan-
debit-kualitas air, sarpras banjir eksisting,
kejadian banjir, studi & perencanaan
pengendalian banjir, SDM, fasilitas penunjang,
kinerja pengendali banjir, dll.
B. Inventarisasi dan pemeriksaan (IP) kondisi
instrumen pemantauan banjir: ARR, AWLR,
sirine-announcer, pusat pemantauan, berikut
petugas dan fasilitas penunjang.
C. Data kondisi sarpras banjir: kondisi sungai,
bangunan pengendali banjir, berikut petugas dan
fasilitas penunjang.
2. Survei Lapangan
A. Pemeriksaan lokasi penempatan instrumen dan
prasarana pengendalian banjir eksisting.
B. Pengikatan koordinat dan elevasi instrumen
lapangan dengan sistem koordinat global yang
dimiliki oleh BBWS Citarum.
C. Pengukuran arus dan penampang sungai
minimal 10 kali di lokasi penempatan AWLR
untuk mendapatkan rating curve (tinggi muka
air vs debit).
D. Pengukuran topografi (kiri dan kanan sungai)
dan batimetri sungai dan anak-anak sungai di
Citarum Hulu yang diikatkan dengan sistem
koordinat dan elevasi global yang telah dimiliki
oleh BBWS Citarum. Pengukuran topografi
menggunakan alat Global Navigation Satelite
System Real Time Kinematic (GNSS RTK).
E. Pengukuran topografi penampang sungai
dilakukan maksimal dengan jarak 100 meter
untuk sungai lurus dan dengan jarak 25 m – 50
m untuk sungai yang berbelok.
F. Pemasangan BM STA setiap jarak 1 km, di
mana BM harus dilengkapi dengan QR Code
yang jika dilakukan scan pada QR Code tersebut
dapat langsung menyajikan posisi lokasi BM
pada peta dan informasi koordinat dan elevasi
global serta wilayah administrasi BM.
G. Melakukan analisa área genangan banjir di
Wilayah Sungai Citarum Hulu.
H. Semua ruas sungai harus dilakukan video drone,
di mana setiap file berisi video untuk panjang
sungai 1 km.
I. Untuk survey dan pengukuran setidaknya
mecakup sebagai berikut:

3. Pengolahan dan Analisis Data


A. Mendapatkan data kondisi banjir: basis data GIS
banjir yang minimal berisi informasi lokasi,
waktu (sejarah) banjir, luas, kedalaman rata-rata
dan maksimum, lama/durasi banjir, jumlah
kerugian (jumlah korban meninggal, mengungsi,
rumah/KK dan prasarana umum yang tergenang),
penanganan yang dilakukan, dan perkiraan
penyebab banjir.
B. Mengetahui kondisi sarpras banjir: fungsi dan
kinerja sungai (alami dan yang sudah ditangani)
dan bangunan pengendali banjir, kecukupan
petugas, fasilitas penunjang dokumen manual OP
dan SOP, rekomendasi terkait dengan sarpras
banjir eksisting, dan petugas serta fasilitas yang
perlu ditingkatkan.

C. Memperoleh data sistem pemantauan banjir:


potret kondisi instrumen banjir, evaluasi dan
rekomendasi upaya-upaya yang diperlukan untuk
peningkatan sistem ini.
D. Analisis data hidrologi.
E. Pengolahan peta hasil survei topografi dan
batimetri yang dilengkapi dengan penampang
melintang dan memanjang sungai, berikut
deskripsi BM.
F. Pengolahan peta sekunder maupun peta hasil
survei dan data spasial lainnya yang berupa
kegiatan: downscalling, quantile mapping bias
correction.

4. Penyusunan Model Hidrolika Banjir


A. Penyusunan model banjir berbasis GIS.
B. Data cross-section yang telah diperoleh (data
primer dan sekunder) dimasukkan ke dalam
model menggunakan cross section editor pada
software yang akan di aplikasikan, atau dari peta
topografi yang sudah ada langsung masukkan ke
software model banjir dengan proses tertentu.
C. Pemeriksaan kelayakan stasiun yang sudah ada
dan akan dihubungkan ke dalam sub-das pada
model menggunakan rainfall-runoff editor pada
software yang akan di aplikasikan
D. Penentuan rainfall – runoff – inland flow.
E. Penyusunan informasi skema tata air terbaru
terkait lokasi dan debit diintegrasikan ke dalam
model software yang akan diaplikasikan
F. Penyusunan skenario pemodelan
G. Hasil pemodelan berupa peta dan data banjir
H. Kalibrasi model banjir berdasarkan data banjir
(AWLR eksisting, luas, kedalaman, dan lama
banji, serta informasi lain).
I. Evaluasi kinerja sarpras banjir: dengan berbagai
kala ulang banjir sesuai dengan Permen PUPR
No. 28/PRT/M/2015, dimana untuk sungai yang
melintasi Ibu Kota Provinsi digunakan Q20 – Q50.
J. Asesmen awal kebutuhan sarpras banjir: sarpras
banjir apa saja yang masih diperlukan, di mana
dan dengan kapasitas berapa besar.

5. Penyusunan Sistem Pengendali Banjir Citarum Hulu


A. Penyusunan kriteria Sistem Pengendali Banjir
Citarum Hulu yang berisikan sekurang-kurangnya
fitur atau kemampuan yang diinginkan.
B. Desain Sistem Pengendali Banjir Citarum Hulu
yang berisikan sekurang-kurangnya penyusunan
tipologi, layout instrumen lapangan dan pusat
pemantauan dan pengolahan data.
C. Analisis kebutuhan instrumen di lapangan,
penentuan dan pemeriksaan calon lokasi di
lapangan, serta desain penempatan alat.
D. Analisis kebutuhan pusat pemantauan,
pengolahan, pelaporan, dan evaluasi banjir serta
perangkat lunak yang diperlukan.
E. Analisis kebutuhan instrumen EWS dan WS,
penentuan dan pemeriksaan calon lokasi di
lapangan, serta desain penempatan instrumen.
F. penyusunan dan penyempurnaan SOP DAN
manual OP untuk infrastruktur pengendali banjir
yang “terintegrasi” dengan sistem “Citarum
Hulu”
G. Desain proses penerimaan, penyimpanan,
pencadangan, pengolahan, penyajian (dashboard,
pelaporan teknis-eksekutif-publik), dan
pengamanan data banjir.
H. Analisis kebutuhan personil dan fasilitas
penunjang pusat pemantaun, pengolahan dan
Sistem Pengendali Banjir Citarum Hulu.
I. Asesmen dan rekomendasi pembentukan unit
pengendali banjir berikut kantor kerja, dasar
hukum dan tupoksinya.
J. Analisis kebutuhan personil lapangan dan pusat
monitoring banjir berikut tupoksinya.
K. Kebutuhan biaya pembangunan Sistem
Pengendali Banjir Citarum Hulu dan biaya OP
tahunan.
L. Rekomendasi kegiatan pemasangan ARR-
AWLR-CCTV, Peilschal banjir dan CCTV di
lokasi sungai citarum dan infrastruktur
pengendali banjir citarum hulu terbangun yang
dapat meningkatkan optimalisasi sistem
pengendali banjir citarum hulu FFEWFES.
M. Kegiatan running miniatur Sistem Pengendali
Banjir Citarum Hulu yang berisikan sekurang-
kurangnya : pengiriman, penerimaan, pengolahan
dan analisis data instrumen eksisting dan yang
sudah dipasang secara terbatas.
N. Analisis – rekomendasi potensi kerjasama
pemanfaatan data instrumen pemantauan instansi
lain (Bina Teknik SDA, PJT- II, Dinas PUPR
Provinsi Jabar, CCTV Dishub, AWLR Dinas
PUTR Kabupaten Bandung, ARR BMKG,
BPBD, Dinas Pertanian, dll).

D. NAMA Nama Organisasi yang melaksanakan pengadaan pekerjaan kontraktual


ORGANISASI : 1. Nama K/L Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PENGADAAN 2. Unit Ess I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BARANG/ JASA
3. Unit Ess II Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
4. Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum
5. PPK O & P SDA II

E. SUMBER DANA : Total biaya yang diperlukan Rp. 4.999.932.000,- (empat milyar sembilan ratus
DAN sembilan puluh Sembilan juta Sembilan ratus tiga puluh dua ribu rupiah)
PERKIRAAN
BIAYA

F. RUANG : Lingkup Kegiatan


LINGKUP, Garis besar lingkup kegiatan jasa Konsultansi ini, terdiri dari :
LOKASI 1. Pengumpulan Data
PEKERJAAN, a. Pengumpulan Data Dasar
FASILITAS
Penyedia Jasa berkewajiban mengumpulkan dan menganalisa data yang
PENUNJANG
diperlukan untuk masing-masing pekerjaan. Penyedia Jasa harus memeriksa
ketelitian data yang dipakai dan bertanggung jawab terhadap mutu data yang
dipakai.
A. Pengumpulan data sekunder: peta, data hujan-debit-kualitas air, sarpras
banjir eksisting, kejadian banjir, studi & perencanaan pengendalian
banjir, SDM, fasilitas penunjang, kinerja pengendali banjir, dll.
B. Inventarisasi dan pemeriksaan (IP) kondisi instrumen pemantauan banjir
minimal : ARR, AWLR, sirine-announcer, pusat pemantauan, berikut
petugas dan fasilitas penunjang.
C. Data kondisi sarpras banjir minimal : kondisi sungai, bangunan
pengendali banjir, kecukupan petugas dan fasilitas penunjang serta
kondisi dokumen manual OP dan SOP.
b. Survei Lapangan
A. Pemeriksaan lokasi penempatan instrumen dan prasarana pengendalian
banjir eksisting.
B. Pengikatan koordinat dan elevasi instrumen lapangan dan prasarana
pengendalian banjir eksisting dengan sistem koordinat global yang
dimiliki oleh BBWS Citarum.
C. Pengukuran arus dan penampang sungai minimal 10 kali di lokasi
penempatan AWLR untuk mendapatkan rating curve (tinggi muka air
vs debit).
D. Pengukuran topografi (kiri dan kanan sungai) dan batimetri sungai pada
anak-anak sungai di Citarum Hulu yang diikatkan dengan sistem
koordinat dan elevasi global yang telah dimiliki oleh BBWS Citarum.
Pengukuran topografi menggunakan alat Global Navigation Satelite
System Real Time Kinematic (GNSS RTK).
E. Pengukuran topografi penampang sungai dilakukan maksimal dengan
jarak 100 meter untuk sungai lurus dan dengan jarak 25 m – 50 m untuk
sungai yang berbelok.
F. Pemasangan BM STA setiap jarak 1 km, di mana BM harus dilengkapi
dengan QR Code yang jika dilakukan scan pada QR Code tersebut dapat
langsung menyajikan posisi lokasi BM pada peta dan informasi
koordinat dan elevasi global serta wilayah administrasi BM.
G. Menganalisa área genangan banjir di Wilayah Sungai Citarum Hulu.
H. Semua ruas sungai harus didokumentasikan dengan video drone, di
mana setiap file berisi video untuk panjang sungai 1 km

2. Pengolahan dan Analisis Data


A. Data Mendapatkan data kondisi banjir minimal dari : basis data GIS banjir
yang minimal berisi informasi lokasi, waktu (sejarah) banjir, luas,
kedalaman rata-rata dan maksimum, lama/durasi banjir, jumlah kerugian
(jumlah korban meninggal, mengungsi, rumah/KK dan prasarana umum
yang tergenang), penanganan yang dilakukan, dan perkiraan penyebab
banjir.
B. Mengetahui kondisi sarana prasarana banjir mminimal : fungsi dan
kinerja sungai (alami dan yang sudah ditangani) dan bangunan
pengendali banjir, kecukupan petugas, fasilitas penunjang dokumen
manual OP dan SOP, rekomendasi terkait dengan sarpras banjir eksisting,
dan petugas serta fasilitas yang perlu ditingkatkan.
C. Memperoleh data sistem pemantauan banjir minimal : potret kondisi
instrumen banjir, evaluasi dan rekomendasi upaya-upaya yang diperlukan
untuk peningkatan sistem ini.
D. Analisis data hidrologi.
E. Pengolahan peta hasil survei topografi dan batimetri yang dilengkapi
dengan penampang melintang dan memanjang sungai, berikut deskripsi
BM.
F. Pengolahan peta sekunder maupun peta hasil survei dan data spasial
lainnya yang berupa kegiatan: downscalling, quantile mapping bias
correction.
3. Penyusunan Model Hidrolika Banjir
A. Penyusunan model banjir berbasis GIS.
B. Data cross-section yang telah diperoleh (data sekunder) dimasukkan ke
dalam model menggunakan cross section editor pada software yang
akan di aplikasikan
C. Kelayakan stasiun yang sudah ada dan akan dihubungkan ke dalam sub-
das pada model menggunakan rainfall-runoff editor pada software yang
akan di aplikasikan
D. Penentuan rainfall – runoff – inland flow.
E. Informasi skema tata air terbaru terkait lokasi dan debit diintegrasikan
ke dalam model software yang akan di aplikasikan
F. Penyusunan skenario pemodelan
G. Hasil pemodelan: peta dan data banjir
H. Kalibrasi model banjir berdasarkan data banjir (AWLR eksisting – luas,
kedalaman, dan lama banjir – informasi lain).
I. Evaluasi kinerja sarpras banjir: dengan berbagai kala ulang banjir sesuai
dengan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015, dimana untuk sungai yang
melintasi Ibu Kota Provinsi digunakan Q20 – Q50.
J. Asesmen awal kebutuhan sarpras banjir: sarpras banjir apa saja yang
masih diperlukan, di mana dan dengan kapasitas berapa besar.

4. Penyusunan Sistem FFEWFES


a. Penyusunan kriteria FFEWFES berupa fitur atau kemampuan yang
diinginkan.
b. Desain FFEWFES berupa penyusunan tipologi, layout instrumen lapangan
dan pusat pemantauan dan pengolahan data.
c. Analisis kebutuhan instrumen di lapangan, penentuan dan pemeriksaan
calon lokasi di lapangan, serta desain penempatan alat.
d. Analisis kebutuhan pusat pemantauan, pengolahan, pelaporan, dan
evaluasi banjir serta perangkat lunak yang diperlukan.
e. Analisis kebutuhan instrumen EWS dan WS, penentuan dan pemeriksaan
calon lokasi di lapangan, serta desain penempatan instrumen.
f. Penyusunan dan penyempurnaan SOP dan manual OP untuk infrastruktur
pengendali banjir eksisting yang terintegrasi dengan sistem pengendali
banjir Citarum Hulu.
g. Desain proses penerimaan, penyimpanan, pencadangan, pengolahan,
penyajian (dashboard, pelaporan teknis-eksekutif-publik), dan
pengamanan data banjir.
h. Analisis kebutuhan personil dan fasilitas penunjang pusat pemantaun,
pengolahan dan FFEWFES.
i. Asesmen dan rekomendasi pembentukan unit pengendali banjir berikut
kantor kerja, dasar hukum dan tupoksinya.
j. Analisis kebutuhan personil lapangan dan pusat monitoring banjir berikut
tupoksinya.
k. Kebutuhan biaya pembangunan FFEWFES dan biaya OP tahunan.
l. Kegiatan running miniatur FFEWFES: pengiriman, penerimaan,
pengolahan dan analisis data instrumen eksisting dan yang sudah dipasang
secara terbatas.
m. Analisis – rekomendasi potensi kerjasama pemanfaatan data instrumen
pemantauan instansi lain (Bina Teknik SDA, PJT- II, Dinas PUPR
Provinsi Jabar, CCTV Dishub, AWLR Dinas PUTR Kabupaten Bandung,
ARR BMKG, BPBD, Dinas Pertanian, dll).
Lokasi pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Sistem Pengendali Banjir Citarum Hulu / FFEWFES (Flood
Forecasting, Early Warning, and Flood Evaluation System) Citarum Hulu

Data penunjang
Merupakan data yang disediakan berupa :
1. Data Dasar
a. Data telemetri Stasiun Tinggi Muka Air existing.
b. Data telemetri Stasiun curah hujan existing.
c. Data pengukuran cross-sections dengan referensi datum TTG
Bakosurtanal pada lokasi stasiun tinggi muka air existing.
d. Data pengamatan manual stasiun tinggi muka air dan curah hujan.

2. Studi Terdahulu
a. Kegiatan Monitoring Evaluasi Banjir
b. SOP Pedoman Banjir
c. Study Review Rasionalisasi Pos Hidrologi Tahun 2020
d. Dan Study lainnya

G. JANGKA : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 8 (delapan) bulan.


WAKTU
PELAKSANAAN Bulan
No. Uraian
I II III IV V VI VII VIII

1. Laporan Pendahuluan

2. Laporan Interim
3. Laporan Analisis IT/
Database GIS
4. Laporan Akhir
H. KELUARAN / : 1) Laporan Pendahuluan
PRODUK YANG Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya terdiri dari :
DIHASILKAN a. Program Mutu
Program Mutu merupakan kewajiban Penyedia Jasa yang harus
disusun dan disiapkan oleh Penyedia Jasa disusun mengikuti lampiran
F Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK.
Program Mutu harus disampaikan selambat-lambatnya 15 hari
kalender sejak SPMK ditandatangani sebanyak 5 (lima) buku dan
dipakai untuk mengawal seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan.
b. Laporan Bulan 1 dan 2
Laporan Bulanan sekurang-kurangnya memuat: daftar pekerjaan yang
telah dilaksanakan, ringkasan progress pekerjaan bulan berjalan,
persoalan/permasalah yang muncul dan solusi penyelesaiannya,
kemajuan/keterlambatan pekerjaan dari rencana awal pekerjaan,
program serta rencana kerja untuk bulan mendatang.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 10 bulan
berjalan, masing-masing sebanyak 5 (lima) buku laporan.
c. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya memuat:
1. Tanggapan terhadap KAK;
2. Pengumpulan data sekunder, antara lain:
3. studi yang telah dilaksanakan
4. data hidrologi dan data pendukung lain nya
5. Rencana pengumpulan data primer:
6. Pengukuran arus dan penampang sungai di lokasi AWLR
7. Pengukuran topografi dan batimetri Sungai Citarum Hulu dan
anak-anak sungai di Citarum Hulu yang diikatkan dengan sistem
koordinat dan elevasi global yang telah dimiliki oleh BBWS
Citarum. Pengukuran topografi menggunakan alat Global
Navigation Satellite System Real Time Kinematic (GNSS RTK).
8. Kajian sementara dari hasil pengumpulan data;
9. Konsep awal FFEWFES: kriteria dan gambaran awal FFEWFES.
10. Rencana kerja berikutnya (s/d Laporan Antara);
11. Laporan segala temuan potensi permasalahan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari
kerja/bulan sejak SPMK, diterbitkan sebanyak (5) buku laporan.

2. Laporan Interim
Laporan Interim sekrang-kurangnya terdiri dari :
a. Laporan Bulan 3 dan 4
Laporan Bulanan sekurang – kurangnya memuat : daftar pekerjaan
yang telah dilaksanakan, ringkasan progress pekerjaan bulan berjalan,
persoalan/permasalah yang muncul dan solusi penyelesaiannya,
kemajuan/keterlambatan pekerjaan dari rencana awal pekerjaan,
program serta rencana kerja untuk bulan mendatang.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 10 bulan
berjalan, masing-masing sebanyak 5 (lima) buku laporan.
b. Laporan Interim
Laporan interim sekurang-kurangnya memuat hasil sementara
pelaksanaan kegiatan:
1. Pengumpulan & analisa data
2. Data hidrologi
3. Hasil survei topografi (sungai)
4. Hasil kajian terhadap sistem monitoring banjir eksisting
5. Hasil awal pemodelan hidrolika banjir berbasis GIS berikut
kalibrasinya, kinerja fungsi sarana pengendalian banjir (sungai)
utama, asesmen awal kebutuhan sarpras pengendalian banjir.
6. Konsep FFEWFES:
a. Kriteria final FFEWFES
b. Draft desain FFEWFES: tipologi, kebutuhan dan layout
instrumen di lapangan dan di kantor pusat monitoring dan
evaluasi banjir
c. Hasil pemasangan ARR-AWLR-CCTV di lokasi-lokasi yang
dianggap penting.
d. Draft kebutuhan unit pusat monitoring dan evaluasi banjir,
mencakup kebutuhan personil berikut kualifikasi dan tugas
pokok dan fungsinya (tupoksi), serta kebutuhan kantor dan
fasilitas penunjang.
e. Draft atau konsep rekomendasi kerjasama dengan instansi
lain.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus
delapan puluh) hari kerja sejak SPMK, diterbitkan sebanyak (5)
buku laporan.

3. Laporan Analisis IT/Database GIS


Laporan Analis IT/ Database GIS sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Laporan Bulan 5 dan 6
Laporan Bulanan sekurang – kurangnya memuat : daftar pekerjaan
yang telah dilaksanakan, ringkasan progress pekerjaan bulan berjalan,
persoalan/permasalah yang muncul dan solusi penyelesaiannya,
kemajuan/keterlambatan pekerjaan dari rencana awal pekerjaan,
program serta rencana kerja untuk bulan mendatang.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 10 bulan
berjalan, masing-masing sebanyak 5 (lima) buku laporan
b. Laporan Analisis IT / Database GIS
Laporan Analisis IT / Database GIS sekurang-kurangnya memuat
Desain proses penerimaan, penyimpanan, pencadangan, pengolahan,
penyajian (dashboard, pelaporan teknis-eksekutif-publik), dan
pengamanan data banjir. Serta berisi informasi mengenai running
miniatur FFEWFES: pengiriman, penerimaan, pengolahan dan analisis
data instrumen eksisting dan yang sudah dipasang.

4. Laporan Akhir
Laporan Akhir sekurang – kurangya terdiri dari :
a. Laporan Bulan 7 dan 8
Laporan Bulanan sekurang – kurangnya memuat : daftar pekerjaan
yang telah dilaksanakan, ringkasan progress pekerjaan bulan berjalan,
persoalan/permasalah yang muncul dan solusi penyelesaiannya,
kemajuan/keterlambatan pekerjaan dari rencana awal pekerjaan,
program serta rencana kerja untuk bulan mendatang.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 10 bulan
berjalan, masing-masing sebanyak 5 (lima) buku laporan
b. Laporan Akhir
Laporan Akhir sekurang-kurangnya memuat:
a. Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary Report) dibuat
10 (sepuluh) buku laporan;
b. Laporan Utama (Main Report) dibuat 10 (sepuluh) buku laporan;
c. Laporan penunjang (Supporting Report) masing-masing dibuat
sebanyak 5 (lima) buku laporan terdiri dari :
1) Laporan Analisis Hidrologi
Berisi antara lain tentang perhitungan banjir desain berdasarkan
data hidrologi terkini dan lain-lain.
2) Laporan Analisis Hidrolika Pemodelan Banjir
Berisi antara lain tentang pemodelan banjir yang akan terjadi
dengan mengunakan software pemodelan banjir yang
digunakan.
3) Laporan Manual OP, Dokumen SOP dan Kelembagaan
Berisi antara lain pedoman pengoperasian peralatan pompa
kolom retensi dan cara pemeliharaannya.
4) Laporan Analisis Hidromekanikal
Berisi Antara lain berisi hidromekanikal yang digunakan dalam
perencanaan.
5) Laporan Analisis Estimasi Biaya
Berisi Antara lain perkiraan kebutuhan biaya penyiapan
pengoperasian Sistem pengendalian banjir
6) Laporan K3
Laporan ini paling sedikit memuat lingkup tanggung jawab
pengkajian dan/atau perencanaan; informasi awal terhadap
kelaikan yang meliputi lokasi, lingkungan, sosial ekonomi,
dan/atau dampak lingkungan dan rekomendasi teknis
7) Laporan Pengukuran Topografi (Sungai Citarum Hulu dan
Anak Sungainya)
Berisi antara lain tentang kegiatan pengukuran topografi serta
hasil pemetaan topografi.
8) Album Gambar Pengukuran Topografi
9) Laporan Instrumentasi (Manual Pengoperasian Sistem
Pengendali Banjir Citarum Hulu)
Berisi semua petunjuk pengoperasian Sistem Pengendali Banjir
Citarum Hulu berikut pemecahan permasalahan yang mungkin
atau diperkirakan dapat terjadi.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir masa kontrak


perjanjian jasa Penyedia Jasa dalam bentuk buku laporan dan cakram
padat (compact disc) dibuat 5 (lima) rangkap dan 1 buah media
penyimpanan digital (solid state drive (SSD) 2 Terra) yang berisi softcopy
semua Laporan, softcopy semua hasil pengukuran dan Presentasi Laporan
termasuk semua Gambar dan Peta.

1 Keluaran Kegiatan ini disesuaikan dengan lingkup kegiatan


diantaranya adalah
1) Seluruh lokasi stasiun (tinggi muka air dan curah hujan) existing
dapat terintegrasikan ke dalam miniatur Sistem Pengendali Banjir
Citarum Hulu WS Citarum.
2) Mampu memberikan prediksi banjir untuk beberapa waktu ke depan.
3) Mampu memberikan peringatan dini melalui SMS, surel maupun
media sosial lainnya ketika tinggi muka air melebihi batas
“Warning” dan “Danger”.

Sebelum masing-masing Laporan diserahkan, penyedia jasa wajib melakukan


diskusi dengan pengguna jasa dan instansi terkait.
J. SPESIFIKASI : Personil:
TENAGA Jumlah
KERJA Posisi Kualifikasi Orang Tugas Tenaga
Bulan Ahli
(OB)/Orang
Hari (OH)
Tenaga Ahli
1. Ketua a. Berpendidikan 8 OB 1. Memimpin dan
Tim/Ahli Pascasarjana (S2) bertanggungjawab
Sumber Daya Teknik atas jalannya
Air Sipil/Pengairan; pelaksanaan
(1 orang) b. Berpengalaman keseluruhan
dalam pekerjaan pekerjaan.
sumber daya air 2. Menyusun dan
bidang pengendalian merumuskan garis
banjir dengan besar rencana
pengalaman minimal pelaksanaan
3 (tiga) tahun pekerjaan sesuai
dilengkapi referensi dengan lingkup dan
kerja dari pengguna hasil yang ingin
jasa/Pejabat Pembuat dicapai dalam
Komitmen; pekerjaan.
c. Diutamakan 3. Menyusun tugas-
mempunyai tugas berikut jadwal
pengalaman sebagai yang harus
ketua tim minimal 2 dilaksanakan dan
(dua) kali dalam hasil yang harus
pekerjaan yang dicapai oleh
terkait dengan OP masing-masing
Sungai atau tenaga ahli.
Pengendalian Banjir; 4. Mengarahkan,
d. Mempunyai Sertifikat memimpin
Keahlian (SKA) penyusunan dan
dengan klasifikasi memeriksa semua
Ahli Utama Teknik laporan-laporan
Sumber Daya Air yang harus
yang diterbitkan oleh diserahkan kepada
Asosiasi Profesi yang Pemilik Pekerjaan.
telah terakreditasi 5. Memimpin tim
oleh Lembaga yang dalam
berwenang. melaksanakan
kegiatan asistensi
dan diskusi dengan
Pemilik Pekerjaan.
2. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 8 OB 1. Bertanggungjawab
Hidrolika minimal Sarjana atas pelaksanaan
(1 orang) (S1) Teknik Sipil/ pekerjaan dalam
Pengairan; aspek hidrolika.
b. Berpengalaman 2. Mengumpulkan
dalam bidang data-data yang
hidrolika atau diperlukan, baik
pemodelan data primer dan
numerik jaringan sekunder, dalam
tata air untuk melaksanakan
sumber daya air pemodelan
dengan hidrolika.
pengalaman 3. Bersama dengan
minimal 2 (dua) Ahli Hidrologi,
tahun dilengkapi membantu Ketua
dengan referensi Tim dalam
kerja dari menyusun
Pengguna kebutuhan
Jasa/Pejabat instrumen hidrologi
Pembuat berikut
Komitmen; penempatannya,
c. Mempunyai serta menyusun
Sertifikat Keahlian model hidrolika
(SKA) dengan berbasis GIS
klasifikasi Ahli berikut kalibrasi
Madya Teknik yang diperlukan.
Sumber Daya Air 4. Menyusun berbagai
yang diterbitkan skenario pemodelan
oleh Asosiasi hidrolika, terkait
Profesi yang telah dengan kondisi
terakreditasi oleh eksisting sarpras
Lembaga yang banjir dan kondisi
berwenang rencana yang
diinginkan, berikut
perkiraan sebaran
banjir di berbagai
lokasi yang
dikaji/dianalisis.
5. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek hidrolika.
3. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 6 OB 1. Bertanggungjawab
Hidrologi minimal Sarjana atas pelaksanaan
(1 orang) (S1) Teknik pekerjaan dalam
Sipil/Pengairan; aspek hidrologi.
b. Berpengalaman 2. Mengumpulkan
dalam bidang data-data hidrologi
hidrologi untuk yang diperlukan
sumber daya air untuk keperluan
dengan pemodelan
pengalaman hidrolika.
minimal 2 (dua) 3. Membantu Ketua
tahun dilengkapi Tim dalam
dengan referensi menyusun
kerja dari kebutuhan
Pengguna instrumen hidrologi
Jasa/Pejabat berikut
Pembuat penempatannya,
Komitmen; serta membantu
c. Mempunyai menyusun model
Sertifikat Keahlian hidrolika berbasis
(SKA) dengan GIS berikut
klasifikasi Ahli kalibrasi yang
Madya Teknik diperlukan.
Sumber Daya Air 4. Turut membantu
yang diterbitkan menyusun berbagai
oleh Asosiasi skenario pemodelan
Profesi yang telah hidrolika, terkait
terakreditasi oleh dengan kondisi
Lembaga yang eksisting sarpras
berwenang banjir dan kondisi
rencana yang
diinginkan, berikut
perkiraan sebaran
banjir di berbagai
lokasi yang
dikaji/dianalisis.
5. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek hidrologi.
4. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 4 OB 1. Bertanggungjawab
OP dan minimal Sarjana atas pelaksanaan
Kelembagaan (S1) Teknik pekerjaan dalam
(1 orang) Sipil/Pengairan; aspek OP dan
b. Berpengalaman Kelembagaan.
dalam bidang OP 2. Mengumpulkan
untuk sumber daya data-data yang
air dengan diperlukan terkait
pengalaman dengan kegiatan OP
minimal 2 (dua) eksisting.
tahun dilengkapi 3. Melakukan
dengan referensi penilaian kinerja
kerja dari terhadap semua
Pengguna prasarana
Jasa/Pejabat pengendalian banjir
Pembuat eksisting yang
Komitmen; berupa polder,
c. Mempunyai kolam retensi, dan
Sertifikat Keahlian pintu-pintu banjir,
(SKA) dengan memberikan usulan
klasifikasi Ahli perbaikan atau
Madya Teknik peningkatan
Sumber Daya Air kinerja, serta
yang diterbitkan melakukan
oleh Asosiasi perbaikan dokumen
Profesi yang telah manual OP dan
terakreditasi oleh dokumen SOP yang
Lembaga yang diperlukan.
berwenang 4. Menyusun
kebutuhan OP
FFEWFES untuk
kondisi ideal yang
diperlukan,
termasuk kebutuhan
personil, fasilitas
penunjang, struktur
organisasi dan
tupoksi masing-
masing personil OP
yang diperlukan.
5. Menyusun berbagai
skenario kerjasama
dengan lembaga
atau instansi lain
guna
mengoptimalkan
sistem yang sedang
dibangun.
6. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek OP dan
Kelembagaan.

5. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 5 OB 1. Bertanggungjawab


Geodesi minimal Sarjana atas pelaksanaan
(1 orang) (S1) Teknik pekerjaan
Geodesi/ pengukuran
Geomatika; topografi.
b. Berpengalaman 2. Menyusun rencana
dalam bidang kerja survei
pengukuran dan pemetaan, berikut
pemetaan rencana pengikatan
prasarana keairan dengan sistem
dengan koordinat global
pengalaman yang dimiliki oleh
minimal 2 (dua) Pemilik Pekerjaan.
tahun dilengkapi 3. Memimpin
dengan referensi pelaksanaan
kerja dari pekerjaan
Pengguna pengukuran
Jasa/Pejabat topografi berikut
Pembuat rencana pengikatan
Komitmen; dengan sistem
c. Mempunyai koordinat global
Sertifikat Keahlian milik Pemberi
(SKA) dengan Pekerjaan.
klasifikasi ahli 4. Membuat peta hasil
Madya Teknik pengukuran
Geodesi yang topografi.
diterbitkan oleh 5. Menyusun laporan
Asosiasi Profesi dan membuat
yang telah materi diskusi yang
terakreditasi oleh terkait dengan
Lembaga yang aspek pemetaan.
berwenang.
6. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 5 OB 1. Bertanggungjawab
Hidromekanik minimal Sarjana (S1) atas pemeriksaan
al Teknik Mesin; komponen
(1 orang) b. Berpengalaman hidromekanikal
dalam pekerjaan pada prasarana
bidang pengendali banjir
hidromekanikal eksisting.
bangunan air seperti 2. Melakukan evaluasi
pintu banjir dan atas komponen
pompa banjir atau hidromekanikal
sejenisnya dengan pada prasarana
pengalaman minimal pengendali banjir
4 (empat) tahun yang eksisting dan
dilengkapi dengan menyusun
referensi kerja dari rekomendasi
Pengguna perbaikan maupun
Jasa/Pejabat Pembuat peningkatannya.
Komitmen; 3. Membantu Ketua
Tim dalam
menyusun sistem
pengoperasian
prasarana
pengendali banjir
yang terintegrasi,
terkait dengan
simulasi-simulasi
banjir yang
dilakukan oleh
tenaga ahli yang
lain.
4. Menyusun buku
petunjuk
pengoperasian dan
perbaikan
hidromekanikal.
6. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek
hidromekanikal.
7. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 5 OB 1. Bertanggungjawab
Instrumentasi minimal S1 / D-IV atas perencanaan
(1 orang) Teknik Elektronika instrumen yang
atau Instrumentasi; diperlukan oleh
b. Berpengalaman sistem yang sedang
dalam bidang dikerjakan.
instrumentasi 2. Membantu Ketua
hidrologi/sungai atau Tim dalam
sejenisnya dengan menyusun sistem
pengalaman minimal yang direncanakan,
4 (empat) tahun yang mulai dari peralatan
dilengkapi dengan di lapangan maupun
referensi kerja dari di kantor Pemilik
Pengguna Pekerjaan.
Jasa/Pejabat Pembuat 3. Membuat rencana
Komitmen; pemasangan
instrumen sesuai
dengan jumlah yang
diperlukan dan
lokasi yang telah
ditentukan.
4. Melakukan
pemeriksaan dan
pengujian
instrumen yang
sudah terpasang dan
memastikan
instrumen tersebut
dapat terhubung
dengan sistem yang
sedang
direncanakan.
5. Menyusun buku
petunjuk
pengoperasian dan
perbaikan
instrumen.
6. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek instrumen.
8. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 7 OB 1. Bertanggungjawab
IT/Data Base minimal Sarjana (S1) atas perencanaan
(1 orang) Teknik Informatika; sistem prediksi,
b. Berpengalaman peringatan, dan
dalam bidang evaluasi banjir yang
informatika atau Data sedang dikerjakan.
base atau sejenisnya 2. Membantu Ketua
dengan pengalaman Tim dalam
minimal 4 (empat) menyusun sistem
tahun dilengkapi yang direncanakan,
dengan referensi terkait dengan
kerja dari Pengguna Pemrograman
Jasa/Pejabat Pembuat DBase GIS untuk
Komitmen; berbagai kebutuhan
yang telah
ditetapkan oleh
Ketua Tim dan
Pemilik Pekerjaan.
3. Melaksanakan
pemrograman
sesuai dengan
petunjuk dari Ketua
Tim dan Pemilik
Pekerjaan.
4. Membantu Ahli
Instrumen dalam
mengintegrasikan
semua instrumen
lapangan dan
instrumen di kantor
Pemilik Pekerjaan.
5. Bersama dengan
semua anggota tim
melakukan
pengujian sistem
guna memastikan
sistem yang sedang
direncanakan dan
dibangun dapat
berfungsi sesuai
dengan yang
direncanakan.
6. Menyusun buku
petunjuk instalasi,
pengoperasian dan
modifikasi
perangkat lunak
sistem.
7. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek
pemrograman.
9. Tenaga Ahli a. Berpendidikan 3 OB 1. Bertanggungjawab
Estimasi minimal Sarjana (S1) atas penyusunan
Biaya Teknik kebutuhan biaya
(1 orang) Sipil/Pengairan; untuk pembangunan
b. Berpengalaman sistem dalam skala
dalam melakukan penuh.
analisa biaya untuk 2. Membantu Ketua
sumber daya air Tim dalam
dengan pengalaman menyusun
minimal 4 (empat) kebutuhan biaya
tahun dilengkapi sistem yang
dengan referensi direncanakan.
kerja dari Pengguna 3. Menyusun laporan
Jasa/Pejabat Pembuat dan membuat
Komitmen; materi diskusi yang
c. Mempunyai terkait dengan
Sertifikat Keahlian aspek perhitungan
(SKA) dengan kebutuhan biaya
klasifikasi Ahli pembangunan
Muda Teknik sistem dalam skala
Sumber Daya Air penuh, berikut
yang diterbitkan oleh perkiraan
Asosiasi Profesi yang kebutuhan biaya
telah terakreditasi operasional rutin
oleh Lembaga yang maupun perbaikan
berwenang berkala.
10. Tenaga a. Berpendidikan 2 OB 1. Bertanggungjawab
Ahli K3 minimal Sarjana (S1) atas penyusunan
(2 orang) Teknik dokumen K3 yang
Sipil/Pengairan; akan digunakan
b. Berpengalaman dalam pelaksanaan
penyusunan pekerjaan ini
dokumen K3 untuk sehingga pekerjaan
kegiatan bidang ini dapat
sumber daya air dilaksanakan
dengan pengalaman dengan aman dan
minimal 2 (dua) baik.
tahun dilengkapi 2. Memahami rencana
dengan referensi pelaksanaan
kerja dari Pengguna pekerjaan,
Jasa/Pejabat Pembuat melakukan kajian
Komitmen; atas potensi
c. Mempunyai masalah dalam
Sertifikat Keahlian setiap tahapan
(SKA) dengan pekerjaan, serta
klasifikasi Ahli menyusun langkah-
Muda K3 Konstruksi langkah yang harus
yang diterbitkan oleh dilakukan jika
Asosiasi Profesi yang terjadi masalah
telah terakreditasi dengan keselamatan
oleh Lembaga yang dan kesehatan
berwenang pelaksanaan
pekerjaan.
3. Menyusun laporan
dan membuat
materi diskusi yang
terkait dengan
aspek K3.

Tenaga Sub Profesional:


1. Asisten Hidrolika a.
a. Berpendidikan
Berpendidikan minimal
minimal S1 Teknik 86 OB
(1 orang)
(1 orang) Sipil/Pengairan.
Sipil/Pengairan.
b.
b. Memiliki
Memiliki pengalaman
pengalaman kerja dalam
bidang
bidang Sumberdaya
Sumber dayaAir
Airminimal
minimal2
(dua) tahun.
2 (dua) tahun.
2. Asisten Hidrologi a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 6 OB
(1 orang) Sipil/Pengairan.
b. Memiliki pengalaman kerja dalam
bidang Sumber daya Air minimal 2
(dua) tahun.
3. Asisten OP dan a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 4 OB
Kelembagaan Sipil/Pengairan.
(1 orang) b. Memiliki pengalaman kerja dalam
bidang Sumber daya Air minimal 2
(dua) tahun.
4. Asisten Instrumentasi a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 5 OB
(1 orang) Elektro.
b. Memiliki pengalaman kerja dalam
merencanakan atau memasang
instrumen pengukuran minimal 2
(dua) tahun
5. Asisten Geodesi a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 5 OB
(1 orang) Geodesi.
b. Memiliki pengalaman kerja dalam
merencanakan atau memasang
instrumen pengukuran minimal 2
(dua) tahun

6. Asisten a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 5 OB


Hidromekanikal Mesin.
(1 orang) b. Memiliki pengalaman kerja dalam
merencanakan atau memasang
instrumen pengukuran minimal 2
(dua) tahun
7. Asisten IT/DBase GIS a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 7 OB
(1 orang) Informatika.
b. Memiliki pengalaman kerja dalam
menyusun program database GIS
minimal 2 (dua) tahun
8. Asisten Estimasi a. Berpendidikan minimal S1 Teknik 3 OB
Biaya Sipil.
(1 orang) b. Memiliki pengalaman kerja dalam
menyusun estimasi biaya
pelaksanaan konstruksi minimal 2
(dua) tahun

9. Surveyor a. Berpendidikan minimal D1 Teknik 52 OB


(13 orang) Geodesi sederajat;
b. Berpengalaman dalam
melaksanakan survei pengukuran
topografi minimal 2 (dua) tahun.

10. Administrasi a. Berpendidikan minimal Sekolah 8 OB


(1 Orang) Lanjutan Tingkat Atas/ SMK.
b. Berpengalaman minimal 2 (dua)
tahun

11. Operator a. Berpendidikan minimal Sekolah 16 OB


Komputer (2 Orang) Lanjutan Tingkat
Atas/SMEA/SMK
b. Berpengalaman minimal 2 (dua)
tahun

12. Auto Cad a. Berpendidikan minimal STM/SMK 15 OB


Operator (3 Orang) jurusan bangunan/sipil atau yang
sederajat
b. Berpengalaman minimal 2 (dua)
tahun

13. Pengemudi sesuai kebutuhan 16 OB


(2 Orang)

14. Tenaga Lokal sesuai kebutuhan 104 OB


(26 orang)

K. KETENTUAN : 1. Ketentuan Perhitungan Prestasi Pekerjaan


PELAPORAN Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan grafik kurva
DAN S. Dari grafik kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana
DOKUMENTASI dan realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan berada di atas garis rencana maka
terdapat deviasi positif sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan
dapat lebih cepat, sedangkan bila berada di bawah garis rencana atau deviasi
negatif maka perlu diambil beberapa tindakan antisipasi.
Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya apakah
keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan
lainnya atau hal yang wajar dan dapat dinaikan prestasinya pada minggu
selanjutnya.
2. Ketentuan Pembuatan Laporan Dan Dokumentasi
a. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat seluruh proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan,
minimal berisi kegiatan dan hasil pengumpulan data, pengolahan data,
penyusunan model hidrolika, dan desain Sistem Pengendali Banjir Citarum
Hulu.
b. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap berikut
keterangan lokasi dan penjelasan foto.

c. Keluaran Kegiatan ini disesuaikan dengan lingkup kegiatan diantaranya


adalah
A. Inventarisasi Sistem Pengendalian Banjir (Eksisting): lokasi dan data
banjir – sarpras pengendali banjir – penampang sungai – petugas/operator.

B. Evaluasi Sistem Pengendalian Banjir (Eksisting): penyusunan model


banjir dan kalibrasi untuk berbagai kala ulang banjir:

C. Analisis Kebutuhan Sistem Prediksi, Peringatan Dini, Monitoring dan


Evaluasi Banjir: data satelit – prakiraan hujan – ARR – AWLR – EWS –
CCTV – sirine – announcer – monitoring center – perangkat lunak –
personil – fasilitas penunjang – kebutuhan OP – dasar hukum penyusunan
unit kerja baru di lingkungan BBWS Citarum.

L. METODE : A. Metode Seleksi Umum dengan Prakualifikasi menggunakan Kontrak


PENGADAAN Lumsump
DAN 1. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk
PENYERAPAN pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultasi yang
DANA
memenuhi syarat memiliki Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
dengan Kualifikasi Usaha Besar serta disyaratkan subklasifikasi Jasa
Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air (RE 103) KBLI 2017
atau Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil Sumber Daya Air (RK 002)
KBLI 2020.
2. Kontrak Lumpsum adalah Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian
harga;
b. Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output base);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan kegiatan Detail Desain Sungai / Detail
Desain Infrastruktur Pengendalian Banjir.

B. Penyerapan Dana
1. Penyerapan dana/biaya terdiri dari 3 macam antara lain:
a. Biaya langsung personil
- Tenaga Ahli;
- Asisten Tenaga Ahli;
- Tenaga Pendukung

b. Biaya Non Personil


- Biaya Penugasan Luar Kota
- Biaya Operasional Kantor
- Biaya Transportasi
- Biaya Sewa Peralatan
- Biaya Diskusi
- Biaya Pembuatan Laporan
- Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

c. Biaya Bahan dan Peralatan Survey


- Bahan Pengukuran dan lain-lain
- Sewa Perlengkapan Survey

2. Cara penyerapan dana/biaya terdiri dari:


a. Penyerapan dilakukan dengan cara termin.
b. Penyerapan berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Uang muka untuk mobilisasi personil, peralatan dan pengeluaran
bulan pertama, setinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen);
2) Termin II, progress mencapai 65% (enam puluh lima persen)
selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan atau setelah Laporan Interim disetujui;
3) Termin III, progress mencapai 85% (delapan puluh lima persen)
selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan atau setelah Laporan Analisis IT/
Database GIS disetujui;
4) Termin IV, progress mencapai 100% (seratus persen) selambat-
lambatnya 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan atau setelah Laporan Akhir disetujui.

Bandung, 19 Januari 2023


Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA II Citarum

L eni S ukma Pri ha nda ni, ST ., MPS D A.


N I P : 1 98 30 60 72 01 01 22 00 3

Anda mungkin juga menyukai