Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profesionalisme Kerja

1. Pengertian Profesionalisme Kerja

Profesionalisme berasal dari bahasa Anglosaxon yang mengandung

pengertian kecakapan, keahlian dan disiplin.Profesionalisme juga

mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau

sumber penghidupan. Kamus Webster Amerika menegaskan bahwa

profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian

kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya. Profesionalisme sangat

mencerminkan sikap seorang terhadap pekerjaan maupun jenis pekerjaan

atau profesinya. Menurut Abeng (dalam Moeljono, 2003) pengertian

profesionalisme terdiri atas tiga unsur, yaitu pengetahuan, keterampilan

dan integritas. Ketiga unsur tersebut harus dilandasi dengan iman yang

teguh, pandai beryukur, serta kesediaan untuk belajar terus menerus.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) profesionalisme kerja

diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya. Profesionalisme yaitu serangkaian keahlian yang

dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara

efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk

mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.

Menurut Siagian (dalam Kurniawan, 2005), profesionalisme kerja

adalah keahlian dalam melaksanakan tugasnya, sehingga akan terlaksana

10

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
11

dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur

yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat.

Profesionalisme kerja adalah sikap seseorang tentang pelayanan

profesionalisme yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

berdasarkan ilmu keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis,

sosiologis spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu,

keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Kusminarti, 2013).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme

kerja merupakan sebuah sikap kerja profesional yang tiada lain adalah

perilaku karyawan yang mengacu pada kecakapan, keahlian dan disiplin

dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi yang mendasari

tindakan karyawan yang merupakan sikap dalam menekuni pekerjaan

sesuai dengan bidang keahliannya yang dikuasai dengan melaksanakan

aturan-aturan kode etik profesi yang berlaku dalam hubungannya dengan

masyarakat untuk menghasilkan kerja yang terbaik.

2. Aspek-Aspek Profesionalisme Kerja

Menurut Hamalik(2000) profesionalisme kerja memiliki aspek-

aspek, diantaranya sebagai berikut :

a. Aspek potensial, bahwa setiap tenaga kerja memiliki potensi-potensi

herediter yang bersifat dinamis yang terus berkembang dan dapat

dikembangkan. Potensi-potensi itu antara lain : daya mengingat, daya

berfikir, bakat dan minat, motivasi, dan potensi-potensi lainnya.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
12

b. Aspek vokasional, bahwa setiap tenaga kerja memiliki kemampuan dan

keterampilan kerja atau kejujuran dalam bidang tertentu dengan

kemampuan dan keterampilan itu dia dapat mengabdikan dirinya dalam

lapangan kerja tertentu dan menciptakan hasil yang baik secara optimal.

c. Aspek fungsional, bahwa setiap tenaga kerja melaksanakan

pekerjaannya secara tepat guna, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas

dan fungsinya dalam bidang yang sesuai pula. Misalnya tenaga kerja

yang memiliki keterampilan dalam bidang elektronik seharusnya

bekerja dalam bidang pekerjaan elektronik bukan bekerja sebagai

tukang kayu untuk bangunan.

d. Aspek operasional, bahwa setiap tenaga kerja dapat mendayagunakan

kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur

pelaksanaan kegiatan kerja yang sedang ditekuninya.

e. Aspek personal, bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki sifat-sifat

kepribadian yang menunjang pekerjaannya, misalnya sikap mandiri dan

tangguh, bertanggung jawab, tekun dan rajin, mencintai pekerjaannya,

berdisiplin dan berdedikasi yang tinggi.

f. Aspek produktifitas, bahwa setiap tenaga kerja harus memiliki motif

berprestasi, berupaya agar berhasil, dan memberikan hasil dari

pekerjaanya baik kuantitas maupun kualitas.

Dari penjabaran aspek-aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek

yang mempengaruhi profesionalisme kerjaadalahpotensial, vokasional,

fungsional, operasional, personal dan produktifitas.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
13

3. Faktor-Faktor Profesionalisme Kerja

Faktor-faktor yang mendukung profesionalisme kerja menurut

Andriyani (2015) antara lain :

a. Performance

Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan

kerja atau penampilan kerja. Menurut Gibson, performance atau

kehandalan prestasi kerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku,

prestasi dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu.

Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :

1) Kuantitas kerja

2) Kualitas kerja

3) Pengetahuan tentang pekerjaan

4) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa performance adalah penghargaan

yang diperoleh dari hasil pengetahuan yang dimiliki dalam

menghasilkan suatu kinerja pada suatu kurun waktu tertentu.

b. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan suatu kebijakan strategis, hal ini harus

dapat di implementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan

tugas dan kinerja pegawai. Dengan demikian akuntabilitas merupakan

pertanggung jawaban kinerja dari seorang atau sekelompok, kepada

pihak-pihak yang memiliki wewenang sesuai dengan aturan yang ada.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
14

c. Loyalitas

Loyalitas pegawai yang berkaitan dengan karakteristik sosok

profesionalisme kerja menurut islami dalam Royen (2007) adalah

kesetiaan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan

kerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkain satu sama lain dan tidak

ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan

tertentu dengan mengabaikan yang lainnya. Dengan demikian, maka

para perawat diharapkan supaya mampu menunjukan loyalitas yang

tinggi dalam seluruh aspek pekerjaannya. Loyalitas tidak memandang

tingkatan, artinya tidak membeda-bedakan pemberian pelayanan kepada

setiap orang.

d. Kemampuan

Profesionalisme kerja sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan

perawat yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Istilah tersebut

mengacu kepada potensi perawat dalam mengerjakan tugas dan

bagiannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

dari profesionalisme kerja antara lain performance, akuntabilitas perawat,

loyalitas perawat dan kemampuan perawat.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
15

B. Kelelahan Kerja

1. Pengertian Kelelahan Kerja

Kata lelah menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang

berbeda, semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan

berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2009).

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh

terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah

istirahat.Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf

pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat

parasimpatis). Istilah kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda- beda

dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi

dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004).

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh

terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah

isirahat. Istilah kelelahan menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari

setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisensi dan

penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan kerja ditandai

oleh penurunan kesiagaan dan perasaan lelah yang merupakan gejala

subyektif. Laporan survei di negara maju diketahui bahwa 10-50%

penduduk mengalami kelelahan akibat kerja.Hal tersebut dapat

ditunjukkan dengan adanya prevalensi kelelahan sekitar 20% pasien yang

membutuhkan perawatan (Tarwaka dalam Susetyo, 2012).

Kelelahan kerja adalah suatu pola yang timbul pada suatu keadaan

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
16

yang secara umum terjadi pada pekerja, dimana pekerja tidak sanggup lagi

untuk melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan

produktivitas kerja akibat faktor pekerjaan (Riyadina, 1996). Sedangkan

pendapat lain menyebutkan bahwa kelelahan kerja merupakan proses

menurunnya efisiensi, performance kerja, dan berkurangnya

kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang

harus dilakukan (Suma’mur, 1996).

Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang sering ditemukan di

kalangan pekerja. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya

efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik

tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan

kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja.

Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya

kecelakaan kerja (Adi, 2013).

Tingkat kelelahan dapat memiliki konsekuensi serius dalam

lingkungan kerja. Misalnya, kelelahan pada perawat telah terlibat dalam

kesalahan pengobatan, penurunan produktivitas, gangguan kognitif dan

peningkatan resiko cidera yang berhubungan dengan pekerjaan (Querstret

& Cropley, 2010) Semakin besar kelelahan setelah bekerja, semakin kecil

kemungkinan bahwa pemulihan akan cukup. Jika pemulihan dari kelelahan

yang berhubungan dengan pekerjaan berulang kali tidak mencukupi,

masalah kesehatan kronis dapat timbul (Gross, et al., 2011)

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja

adalah suatu bentuk ketegangan atau tekanan psikis yang berhubungan

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
17

dengan stress kronik yang dialami seseorang dari hari ke hari yang

ditandai dengan kelelahan fisik, mental, dan emosional. Dalam hal ini

permasalahan akan muncul bilamana stress terjadi dalam jangka waktu

lama dengan intensitas yang cukup tinggi. Keadaan ini berupa kelelahan

fisik, mental, dan emosional yang terjadi karena stress yang diderita dalam

jangka waktu yang cukup lama, pada situasi yang menuntut keterlibatan

emosional yang cukup tinggi.

2. Aspek-Aspek Kelelahan Kerja

Adapun aspek-aspek kelelahan kerja adalah sebagai berikut Schuler

dan Jackson (Irawan, Festa, & Panca, 1982) :

a. Kelelahan emosional

Seorang pekerja yang yang lelah secara emosional apabila

diminta menjelaskan apa yang dirasakan akan berkata ia merasa

kehabisan tenaga, dan lelah secara fisik. Bangun pagi mungkin disertai

oleh suatu perasaan ketakutan bahwa dia akan melewati suatu hari yang

berat di dalam pekerjaan.

b. Sikap depersonalisasi

Pekerja yang telah mencapai tahap paling ekstrem pada kontinum

sikap depersonalisasi ini merasa bahwa pekerja menjadi tidak

berperasaan dan mulai menjadi sinis terhadap orang-orang yang

dilayaninya.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
18

c. Perasaan tidak mampu

Banyak profesional di bidang pekerjaan pelayanan manusia

memulai karier pekerja dengan harapan-harapan yang besar bahwa

pekerja akan mampu meningkatkan kondisi-kondisi manusia melalui

pekerjaan mereka. Setelah satu atau dua tahun bekerja, mereka mulai

menyadari mereka tidak dapat berbuat sesuai dengan harapan-harapan

tersebut.

Sedangkan menurut (Rosyid, 1996). Kelelahan kerja mempunyai

lima aspek utama, yaitu:

a. Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah

tidur, kurangnya nafsu makan, dan individu merasakan adanya anggota

badan yang sakit.

b. Kelelahan emosional, ditandai dengan depresi, merasa terperangkap di

dalam pekerjaannya, mudah marah, dan cepat tersinggung.

c. Kelelahan mental, ditandai dengan bersikap sinis terhadap orang lain,

bersikap negatif, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, maupun

organisasi.

d. Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan individu tidak

pernah merasa puas dengan hasil kerja sendiri, dan merasa tidak pernah

melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain

e. Depersonalisasi, ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan

sosial, apatis, dan tidak peduli dengan lingkungan dan orang-orang

disekitarnya.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
19

Berdasarkan penjelasan di atas, aspek-aspek dalam kelelahan kerja

antara lain kelelahan fisik, emosional, mental, penghargaan terhadap diri

dan depersonalisasi.

3. Faktor-faktor Kelelahan Kerja

Faktor-faktor kelelahan kerja menurut (Notoatmojo, 1997) antara

lain :

a. Beban kerja, setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban

tersebut merupakan beban fisik, mental maupun sosial dengan

pekerjaan. Secara umun seseorang hanya mampu memikul beban dalam

batas tertentu.

b. Beban tambahan, merupakan tambahan kepada beban kerja yang

langsung akibat pekerjaan yang sebenarnya. Suatu pekerjaan biasanya

dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang berakibat dengan

beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Beban tambahan

yang merupakan faktor penyebab penyakit akibat kerja antara lain :

1) Intensitas suara, kondisi suara atau kebisingan yang berlebihan akan

mengakibatkan rasa malas untuk istirahat, yang mana akan

mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi.

2) Intensitas cahaya, adalah sumber cahaya yang menerangi benda-

benda di tempat kerja. Kurangnya perhatian terhadap aspek

kesehatan penerangan maka terjadilah ketidaklestarian fungsi mata

yang berakibat kelelahan dan kecelakaan.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
20

3) Kelembaban ruangan, seperti kondisi panas sekeliling yang

berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi

kestabilan dan meningkatnya jumlah angka kesalahan kerja.

4) Psikologis, peran psikologis memainkan peranan dalam

menimbulkan kelelahan. Seringkali pekerja tidak mengerjakan

apapun tetapi merasa lelah, penyebabnya adalah konflik mental.

Konflik mental ini berupa hubungan diantara pekerja atau dengan

pimpinan dan permasalahan rumah tangga.

5) Kemampuan kerja, kemampuan seseorang dalam melakukan

pekerjaan berbeda dengan orang lain, meskipun pendidikan dan

pengalaman sama. Kemampuan seseorang dalam melakukan

pekerjaan dipengaruhi beberapa faktor antara lain, pengaruh

pendidikan, pengalaman, status kesehatan, status gizi, jenis kelamin

dan usia.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor kelelahan kerja antara lain intensitas suara, intensitas cahaya,

kelembaban ruangan, psikologis dan kemampuan kerja.

C. Perawat

Perawat merupakan profesi yang seringkali memunculkan stres. Tiap

perawat baik pria maupun wanita dituntut untuk mampu mengatasi stres yang

perawat alami karena menurut Handoko dalam (Lestarianita & M, 1997) tiap

orang mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai situasi

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
21

stres.Banyak orang yang mudah sedih karena peristiwa ringan. Di lain pihak,

banyak orang lain yang dingin dan tenang (calm) terutama karena mereka

mempunyai kepercayaan diri atas kemampuannya untuk menghadapi stres.

Menurut Indriyani (2009) perawat merupakan tenaga profesional yang

perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan rumah

sakit. Peran ini disebabkan karena tugas perawat mengharuskan kontak paling

lama dengan pasien. Perawat merupakan profesi pekerjaan yang

mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan

kepada pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi, tergantung pada

karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya.

Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas (yang membutuhkan

kecepatan, kesiagaan serta kerja shift), karakteristik organisasi, serta

karakteristik lingkungan kerja, baik lingkungan kerja fisik maupun sosial.

Perawat dalam menjalankan tugasnya selalu berhubungan dan berinteraksi

dengan orang lain, karena sistem kerjanya melakukan pembagian shift pagi,

siang ataupun malam, maka perawat dituntut dalam kondisi dan stamina fisik

maupun psikologis yang prima, karena perawat selalu siap bekerja pada pagi

siang ataupun malam.

D. Kerangka Berfikir

Kelelahan kerja yaitu sindrom psikologis sejenis stres yang terdiri atas

kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian prestasi diri

(reduced personal accomplishment), yang dialami oleh individu yang bekerja

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
22

memberikan pelayanan bagi orang lain. Kelelahan kerja merupakan gejala

yang lebih banyak ditemukan pada bidang pekerjaan sosial dibandingkan

pada bidang pekerjaan lainnya, hal ini disebabkan karena pekerja harus

berinteraksi langsung dengan pasien atau klien, menangani klien yang tidak

kooperatif, berhubungan dengan penderitaan pasien, dan lain-lain.

Bila stres menyerang individu terus menerus dalam waktu yang cukup

lamadan individu itu tidak dapat mengatasinya maka akan timbul gejala

melemahnya fisik dan psikis. Menurut teori yang dikembangkan oleh Hans

Selye (1997) tubuh manusia tidak dapat secara cepat membangun

kemampuan untuk mengatasi stres, akibatnya individu mengalami kelelahan

fisik dan psikis dalam usahanya melawan stres. Kondisi seperti ini disebut

kelelahan dalam bekerja yaitu kelelahan emosi yang berlebihan, merasa

terpisah dari pekerjaan, dan merasa tidak mampu mencapai tujuan.

Profesionalisme kerja menyangkut kecocokan antara kemampuan

yang dimiliki dengan kebutuhan tugas. Terpenuhinya kecocokan antara

kemampuan dengan kebutuhan tugas merupakan salah satu syarat

terbentuknya perawat yang profesional.

Dalam penelitian ini subjeknya yaitu perawat sedangkan variabelnya

kelelahan kerja dan profesionalisme kerja, dalam variabel kelelahan kerja

terdapat beberapa aspek, diantaranya ada kelelahan fisik, kelelahan

emosional, kelelahan mental, rendahnya penghargaan terhadap diri dan

depersonalisasi, sedangkan pada variabel profesionalisme kerja juga memiliki

aspek-aspek diantaranya yaitu aspek potensial, vokasional, fungsional,

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
23

operasional, personal dan produktifitas. Perawat merasa mengantuk ketika

sedang bekerja, fikiran terasa kacau ketika bekerja, merasa tertekan ketika

bekerja, kaki merasa pegal ketika bekerja, keterbatasan perawat dan adanya

konflik sesama rekan kerja berpengaruh pada kelelahan kerja maupun

profesionalisme. Ketik kelelahan kerjanya tinggi maka profesionalisme

kerjanya akan rendah, sedangkan ketika kelelahan kerja itu rendah maka

profesionalismenya akan tinggi. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Perawat

Kelelahan Kerja Profesionalisme Kerja


Aspek-aspek: Aspek-aspek:
a. Kelelahan fisik a. Potensial
b. Kelelahan emosional b. Vokasional
c. Kelelahan mental c. Fungsional
d. Rendahnya d. Operasional
penghargaan e. Personal
terhadap diri f. Produktifitas
e. Depersonalisasi

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019
24

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ada hubungan antara kelelahan

kerja dengan profesionalisme kerja pada perawat RSUD Brebes.

Hubungan Antara Kelelahan…, Setia Asih Prihatini, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai