Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN, KEBOLEHAN

DAN BATASAN MANUSIA “KETERAMPILAN”

Oleh

NI PUTU FORTUNA MASAYUKI (17121001040)

Diserahkan kepada dosen : Antonius Tri Wahyudi, S.Pd., M.Erg

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari
Yang Maha Kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang
dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau mungkin tidak menyadari
keterampilan dalam dirinya sendiri. Definisi keterampilan adalah kemampuan
seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
makna. Menggunakan keterampilan bisa saja dengan pikiran, akal dan
kreatifitas jika keterampilan itu diasah, tidak menutup kemungkinan akan
menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Ergonomi adalah ilmu yang menekankan hubungan antara manusia dalam
sebuah lingkungan dan juga pekerjaan yang menerapkan teori, prinsip dan
metode lain guna memaksimalkan kesejahteraan manusia dalam lingkungan
tersebut. Maka ergonomi dapat diartikan sebagai upaya dalam menciptakan
kenyamanan bagi seseorang dalam melakukan kegiatannya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana keterampilan termasuk dalam faktor yang mempengaruhi
kemampuan, kebolehan dan batasan manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, dari ergo yang artinya kerja
dan nomos yang artinya hukum. Di dalam ilmu ergonomi terdapat pernyataan
Fitting The Task to The Person and Fitting The person to The Task, yang
artinya harus ada penyesuaian antar pekerja dan pekerjaan yang dia lakukan.
Hal ini dapat menandakan perusahaan harus memastikan bahwa para
pekerjanya bekerja dengan nyaman. Menurut Sulistiadi (2003), Ilmu ergonomi
mempelajari beberapa hal berikut :
1. Lingkungan kerja yang meliputi kebersihan, tata letak, suhu,
pencahayaan, sirkulasi udara, desain peralatan dan lainnya.
2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan
sebuah pekerjaan yang meliputi pendidikan, postur badan,
pengalaman kerja, umur dan lainnya.
3. Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan
kerja yang meliputi pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan
lainnya.
4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja yang meliputi
kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian
ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan
lainnya.
Selain itu juga, ergonomi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang
menyellaraskan fasilitas yang digunakan oleh manusia dalam melakukan
kegiatan ataupun tidak sesuai dengan kemampuannya yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik (Tarwaka, Bakri & Sudiajeng,
2004). Sedangkan menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
mengatakan bahwa arti dari kualitas hidup manusia, secara umum ialah :
1. Pekerjaan harus memperhatikan kehidupan dan kesehatan kerja.
2. Pekerjaan harus memberikan keleluasaan pada pekerja dengan waktu
luang untuk beristirahat dan bersantai.
3. Pekerjaan harus memungkinkan pekerja untuk melayani masyarakat
dan mencapai pemenuhan diri dengan mengembangkan kapasitas
pribadinya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
ergonomi adalah suatu ilmu yang didalamnya mempelajari keterkaitan antara
seorang pekerja dengan fasilitas pekerjaannya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan memberikan keamanan serta kenyamanan pekerja
dalam mengerjakan pekerjaannya.

2.2 Keterampilan
Keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya (Arisandy, 2015). Setiap para
ahli memiliki pandangannya sendiri mengenai definisi keterampilan, berikut
pengertian keterampilan menurut para ahli (Lumbantoruan, 2009); menurut
Gordon, keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoperasikan
pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi keterampilan menurut
gordon ini cenderung mengarah pada aktivitas psikomotor. Menurut Dunette,
keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui
training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas. Menurut
Iverson, keterampilan tidak hanya membutuhkan training saja, tetapi
kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu
menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan lebih cepat. Menurut Robbins,
keterampilan dibagi menjadi 4 kategori diantaranya
 Basic literacy skill (keahlian dasar)
Merupakan keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap
orang.
 Technical skill (keahlian secara teknis)
Merupakan keahlian secara teknis yang didapan melalui pembelajaran
dalam bidang teknik.
 Interpersonal skill (keahlian secara perseorangan)
Merupakan keahlian setia orang dalam melakukan komunikasi satu sama
lain.
 Problem solving (pemecah masalah)
Merupakan keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan
menggunakan logikanya.
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan setiap orang harus diasah melalui program training atau
bimbingan lain. Training dan sebagainya pun di dukung oleh kemampuan
dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar
digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
2.2.1 Keterampilan Kerja
Produktivitas kerja dapat dicapai apabila tenaga kerja mempunyai
keterampilan kerja yang dapat diterapkan dalam melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Menurut Wahyudi (2002) keterampilan kerja adalah kecakapan
atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan hanya diperoleh dalam
praktek. Sehingga keterampilan kerja merupakan hal yang bersifat individual
setiap individu akan memiliki tingkat keterampilan yang berbeda tergantung
pada kemampuan dan pengalamannya. Keterampilan kerja memiliki manfaat
yang besar bagi individu, perusahaan dan masyarakat. Bagi individu
keterampialn kerja dapat meningkatkan prestasinya sehingga memperoleh
balas jasa yang sesuai dengan prestasinya. Dalam hal ini dapat dikatakan
jika sebuah perusahaan merasa puas dengan kinerja karyawan sebaiknya
perusahaan tersebut memberikan reward terhadap karyawan mereka guna
meningkatkan keterampilan kerja dan mendukung meningkatnya
produktivitas sehingga dengan reward tersebut karyawan akan merasa puas
dan termotifasi untuk meningkatkan kinerja mereka (Syahdan, 2017).
Membahas mengenai produktivitas kerja karyawan tidak akan lepas
pembahasan mengenai keterampilan kerja. Produktivitas kerja dan
keterampilan kerja merupakan dua hal yang saling berhubungan. Menurut
Rank dan Frese (2014) keterampilan kerja karyawan dalam melaksanakan
tugas pada sebuah organisasi sangatlah penting peranannya. Seorang
karyawan yang memiliki keterampilan kerja lebih baik tentu akan lebih
mengerti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah
yang muncul. Selain itu karyawan tersebut akan lebih cepat dalam bekerja
dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang dijalankan karena sudah
memiliki keterampilan. Sehingga perusahaan akan lebih mudah mencapai
tujuannya karena didukung oleh para karyawan yang sudah punya
keterampilan dan berpengalaman dibidangnya masing-masing.
Dengan memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam
pekerjaannya maka pekerja pun akan lebih produktif dalam bekerja, tetapi
jika pekerja tersebut belum memiliki keterampilan dalam pekerjaan yang
ditekuninya maka akan menjadi batasannya dalam melakukan pekerjaan.
Karena itulah mengapa keterampilan termasuk dalam faktor yang
mempengaruhi kemampuan, kebolehan dan batasan manusia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ergonomi adalah ilmu yang menekankan hubungan antara manusia dalam
sebuah lingkungan dan juga pekerjaan yang menerapkan teori, prinsip dan
metode lain guna memaksimalkan kesejahteraan manusia dalam lingkungan
tersebut. Maka ergonomi dapat diartikan sebagai upaya dalam menciptakan
kenyamanan bagi seseorang dalam melakukan kegiatannya.
Keterampilan setiap orang harus diasah melalui program training atau
bimbingan lain. Training dan sebagainya pun di dukung oleh kemampuan
dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar
digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
Dengan memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam pekerjaannya
maka pekerja pun akan lebih produktif dalam bekerja, tetapi jika pekerja
tersebut belum memiliki keterampilan dalam pekerjaan yang ditekuninya maka
akan menjadi batasannya dalam melakukan pekerjaan.

3.2 Saran
Bila pekerja telah mengetahui mengenai keterampilannya terlebih dahulu
dan bisa mengasahnya maka pekerjaan dapat dilakukan lebih produktif.
Daftar Pustaka

Arisandy, M. R. (2015). Pengaruh Keterampilan dan Pengalaman Kerja Terhadap


Pengembangan Karir Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala.
e-Jurnal Katalogis , Vol.3. No.8. Hlm.149-156.

Lumbantoruan, A. The Importance of Implementing an Eronomic Office in


Company.

Rank, J. & Frese, M. 2014. The Impact of Emotion, Moods and Other Affect
Related Variables on Creativity, Innovation and Initiative in Organizations.
Research Companionto Emotion in Organizations. Vol: 4, Hal.54-84.

Syahdan, F. (2017). Hubungan antara keterampilan kerja dengan produktivitas


kerja. Psikoborneo, 5(1), 1-10.

Tarwaka, Solichul HA, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Produktivitas. Surakarta : Uniba Press

Wahyudi, B. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sulita

Anda mungkin juga menyukai