Anda di halaman 1dari 6

16

Perubahan struktur ekonomi menyebabkan ketatnya persaingan sehingga

para pegawai dituntut lebih kreatif dan inovatif.

d. Pemerintahan.

Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lapangan

kerja, seperti undang-undang kepegawaian, sistem penggajian dll.

2. Aspek dari dalam organisasi

a. Sistem pengelolaan SDM yang meliputi : rekrutmen, system penilaian

Performance, system karier, pendidikan dan latihan, system imbalan, system

reward and punishment dan Pemberhentian Pegawai.

b. Budaya organisasi

Keadaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan

konflik didalam organisasi, walaupun konflik didalam organisasi tidak dapat

dihindari, tetapi bagaimana organisasi mengelolanya agar konflik tersebut

menjadi minimum

c. Ketersediaan sistem Informasi .

Sistem informasi yang dibutuhkan haruslah dapat diakses oleh semua

anggota organisasi agar dapat cepat menyatukan persepsi dalam mengambil

kebijakan organisasi dan mengimlementasikan dalam bentuk kegiatan kerja

organisasi.

2.3. Kemampuan

Pentingnya kemampuan karena kemampuan adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung kinerja karyawan, supaya mau bekerja giat dan
17

antusias mencapai hasil yang optimal. Kemampuan semakin penting karena

manajer memberikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik

dan terintegrasi kepada tujuam yang diinginkan.

Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan

terampil, tetapi yang terpenting mereka dapat bekerja dengan hasil yang

maksimal, motivasi dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan

jika mereka tidak memiliki kemampuan dalam bekerja.

Untuk memberikan kemampuan pada masing-masing karyawan, manajer

harus mengetahui motif dan kemampuan yang diinginkan karyawan. Orang mau

bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari

(conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (uncocious needs),

berbentuk materi atau non materi, baik kebutuhan jasmani maupun rohani.

Kemampuan yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat

pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk

memperkaya diri dan untuk mencapai perkembangan kebudayaan maupun

pendidikan yang lebih tinggi. Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan

berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu,

dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).

Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia

lakukan. Sedangkan Slameto (2010:56) mengemukakan bahwa “Kemampuan

adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi

dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
18

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui

relasi dan mempelajarinya dengan cepat”.

Soelaiman (2007:112) kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau

dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan

pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi,

meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tdak semua memiliki kemampuan untuk

bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan utama

dalam perilaku dan kinerja individu. Keterampilan adalah kecakapan yang

berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada

waktu yang tepat.

Sedangkan menurut Mc Shane dan Glinow dalam Buyung (2007:37) ability

the natural aptitudes and learned capabilities required to successfully complete a

task (kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari

yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas). Kecerdasan adalah bakat

alami yang membantu para karyawan mempelajari tugas-tugas tertentu lebih cepat

dan mengerjakannya lebih baik.

Menurut Greenberg dan Baron dalam Buyung (2007:38) mendefinisikan

abilities mental and physical capacities to perform various task (kemampuan-

kemampuan adalah kapabilitas mental dan phisik untuk mengerjakan berbagai

tugas-tugas). Kemampuan kemampuan terdiri dari dua kelompok utama yang

paling relevan dengan perilaku dalam bekerja adaah kemampuan intelektual yang

mencakup kapasitas untuk mengerjakan berbagai tugas-tugas kognitif dan


19

kemampuan phisik yang mengacu pada kapasitas untuk mengerjakan tindakan-

tindakan phisik.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan

bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk

mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Setiap individu

memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.

Kemampuan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut.

Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Sthepen P. Robbins dan

Timonthy A. Judge (2009:57) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan

seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu:

1. Kemampuan intelektual (Intellectual Ability), merupakan kemampuan yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan

memecahkan masalah).

2. Kemampuan fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan

tugas–tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan dan karakteristik

serupa.

2.4. Teori Lingkungan Kerja

2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk

diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses


20

produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh

langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.

Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan

kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan

kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Suatu kondisi

lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja

dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi

lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang

lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang

efisien.

Beberapa ahli mendefinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut :

Menurut Nitisemito (2009), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada

disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang diembankan. Menurut Sedarmayati (2009), Lingkungan kerja

adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya

di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik

yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat

mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja.


21

2.4.2. Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis

lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b)

lingkungan kerja non fisik.

1. Lingkungan kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2009), Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan

berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi

karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan

kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : lingkungan yang langsung

berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan

sebagainya). Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur,

kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau

tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,

maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik

dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai

dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2009), Lingkungan kerja non fisik adalah semua

keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan

dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan

Anda mungkin juga menyukai