Anda di halaman 1dari 4

Batu Belah Batu Bertangkup

Cerita rakyat dari provinsi Aceh

Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yg sangat miskin. Suami istri itu memiliki 2 anak laki laki
dan perempuan yg masih kecil. Kehidupan keluarga itu sangat prihatin.

Setiap hari sang suami bekerja di ladang. Jika hasil ladang tidak begitu baik, si suami akan berburu di
hutan. Apabila beruntung, si suami akan mendapatkan seekor rusa yg gemuk. Namun, seringkali rusa
sulit didapatkan. Jika demikian, maka hanya belalang yg bisa ditangkapnya. Belalang belalang yg
ditangkap, disimpan di lumbung agar tidak beterbangan keluar. Pagi itu...

Suami : “Hari ini aku akan berburu rusa. Tunggulah sampai siang, kita akan makan daging rusa
sepuasnya. Oh iya, kalau masuk ke lumbung jangan lupa menutup pintunya agar belalang belalang
itu tidak kabur.”

Si suami segera berjalan ke hutan dengan harapan mendapatkan seekor rusa yg gemuk. Istri dan
anak anaknya tentu akan bahagia jika makan daging rusa yg lezat. Sementara itu, matahari semakin
tinggi. Ketika hari semakin siang, si sulung dan si bungsu mulai merasa lapar.

Si sulung : “Bu, aku lapar sekali.”

Si bungsu : “Iya bu, aku juga lapar bu.”

Si istri : “Sabarlah nak, sebentar lagi ayahmu akan pulang membawakan rusa yg gemuk.”

Si sulung dan si bungsu : “Baiklah bu.”

Dan matahari pun semakin condong ke barat..

Si bungsu : “Bu, aku benar benar lapar.”

Si istri : “Apa tidak bisa menunggu sebentar lagi.”


Si sulung : “Bu, apakah kita tidak bisa menggoreng beberapa ekor belalang? Beberapa ekor saja.
Tidak usah terlalu banyak.”

Si istri : “Baiklah, ibu akan menggoreng beberapa ekor belalang. Kalian berdua ambilah beberapa
ekor belalang di lumbung. Jangan lupa tutup pintu lumbung nya agar belalangnya tidak kabur.”

Si sulung dan si bungsu pun masuk ke lumbung. Tetapi, mereka berdua lupa menutup pintu
lumbung. Mereka berdua tidak menemukan seekor belalang pun.

Mereka tidak mengetahui kalau semua belalang sudah terbang keluar dari lumbung melalui pintu yg
terbuka. Karena tidak menemukan seekor belalang pun, mereka segera memberitahu ibunya.

Si sulung : “Bu, tidak ada seekor belalang pun dalam lumbung.”

Si istri : “ Apakah kalian lupa menutup pintu lumbung?”

Si bungsu : “Aduhh, kami benar benar lupa bu.”

Si istri : “Ya sudahlah, jika tidak ada lauk. Kalian makan nasi tanpa lau saja yaa.”

Si sulung dan si bungsu : “Baiklah bu.”

Si sulung dan si bungsu terpaksa memakan nasi tanpa lauk.

Disisi lain, si ayah ternyata tidak menemukan seekor buruan satupun bahkan tidak ada seekor
belalang yg dapat ia tangkap. Karena kelelahan si suami pulang ke rumah..

Suami : “Bu, hari ini tidak ada seekor buruan satupun. Bahkan tidak ada satupun belalang yg bisa
ditangkap. Gorenglah beberapa belalang di lumbung untuk lauk.”

Si istri : “Ah, tapi..”

Suami : “Tapi kenapa?”


Si istri : “Aku tadi masuk ke lumbung, tetapi aku lupa menutup pintunya.”

Suami : “Apa?! Sudah berapa kali aku bilang agar jangan lupa menutup pintu lumbung nya. Aku
capek capek mencari makanan untuk kita dan kamu tidak bisa menjaga apa yg sudah aku cari. Cepat
pergi dari rumah ini!!”

Si istri : “Tapi..”

Suami : “Tidak ada tapi tapian, cepat pergi dari rumah ini!!”

Sang istri tidak punya pilihan lain selain pergi dari rumah. Dia dengan sengaja menutupi kesalahan
anak anaknya.

Si sulung : “Ibu, jangan pergi!! Ibu sengaja berbohong untuk melindungi kami..”

Si istri : “Sudahlah, baik baiklah kalian di rumah. Jagalah adik mu sebaik mungkin.”

Si sulung dan si bungsu : “IBU!!!!!!!”

Sang ibu pergi tidak tentu arah hingga akhirnya dia beristirahat sambil bersandar di sebuah batu
besar. Batu besar tersebut dikenal dengan nama Batu Belah Batu Bertangkup. Dan akan menelan
siapa saja yg bersedih didekatnya. Hingga kemudian, bumi bergoncang. Batu besar itu terbelah dan
menelan sang istri yg sedang bersedih.

Sementara itu, si sulung dan si bungsu sangat terkejut melihat ibu mereka ditelan batu besar.
Mereka berjalan mendekat dengan heboh.

Si sulung : “Maafkan aku ibu yg telah menyusahkan ibu. Aku berjanji akan menjaga adik dan
membesarkannya dengan penuh kasih sayang.”

Tiba tiba, beberapa helai rambut keluar dari batu itu, si sulung segera mengambil helai rambut itu
dan menyimpannya.
Si bungsu : “Selamat tinggal ibu..”

Si sulung : “Kami tidak akan melupakan ibu.”

Anda mungkin juga menyukai